Karena sadar akan percuma meminta pertanggung jawaban kepada Jingga, akhirnya Langit berusaha mengalah dan meng-ikhlaskan kaca spion nya daripada kesehatan nya terganggu karena mulut ajaib Jingga. Ia pun segera kembali ke kantor karena sudah hampir seharian dirinya bolos bekerja.
“Gak sekalian aja kamu libur Lang,” sindir Maxim ketika melihat kedatangan Langit.
Sebenarnya Maxim bisa menempati di posisi lain, namun Langit menolak dan tidak ingin berpisah dari nya. Bukan romantis, namun Langit berfikir bahwa yang tahu segala nya Maxim, jadi sewaktu waktu dirinya tidak bisa mengerjakan sesuatu bisa langsung di tangani oleh Maxim. Namun, meskipun Maxim hanya sebagai asisten pribadi Langit, namun gaji nya sama saja dari sebelumnya, tidak ada Langit.
“Jangan menambah beban pikiran ku Max,” kata Langit menatap datar Maxim sekilas, lalu ia segera masuk ke ruangan nya.
“Kenapa sih? Katanya dari sekolah, udah cukup kangen kangenan nya? Kenapa masih begitu?” tanya Maxim yang ternyata mengikuti di belakang Langit.
“Lang, udahlah ini udah lama banget loh. Kenapa gak bisa ikhlas juga sih, kamu gak kasihan sama dia? Kalau kamu begini terus, gak Cuma Biru yang susah di sana Lang, tapi kamu juga susah karena gak maju maju,” kata Maxim menghela nafas nya berat.
Rasanya, ia sudah cukup lelah memberikan nasehat untuk sahabat nya, agar bisa melupakan sosok sang mantan. Tuju belas tahun bukanlah waktu yang singkat, bahkan kini dirinya sudah memiliki dua anak, sementara Gerry sudah memiliki satu anak.Dan Langit? Dia masih terjebak dengan masa lalu nya.
“Susah Max, aku masih belum bisa melupakan dia,” keluh Langit dengan lirih, kini tatapan nya kosong menatap sebuah pigura foto yang selalu terpajang di meja kerja nya.
Karena kesal, akhirnya Maxim merebut pigura itu dan menyembunyikan nya di belakang tubuh nya, “Max, jangan macem macem!” sentak Langit marah dan tak terima.
“Kalau kamu masih kaya gini, kamu gak akan bisa keluar dari lingkaran masa lalu kamu Lang. Aku tahu Biru orang baik dan paling kamu sayangi, tapi dia udah meninggal. Dia udah tenang dan bahagia di sana, plis Lang, jangan begini. Masa depan mu masih panjang, jangan—“
“Jangan ikut campur Max, lebih baik kau fokus bekerja agar anak dan istri mu tak kelaparan,” saut Langit dengan cepat.
“Ckckck, Selalu begini pengalihan kamu.” Maxim lagi lagi menghela nafas nya dengan kasar, “Ingat Lang, aku yakin jodoh kamu sedang menunggu mu. Buka mata Lang, buka hati, kalau begini terus gak Cuma kamu yang tersiksa tapi keluarga mu juga. Mungkin kamu bisa bilang gak akan mau menikah atau apa, tapi bagaimana dengan orang tua mu? Ingat Lang, kamu anak satu satu nya, mereka butuh—“
“Ada kamu, anak anak kamu bisa jadi pewaris perusahaan orang tua ku kalau aku mati nanti,” balas Langit dengan cepat.
“Gila!” seru Maxim tak percaya, “Aku akan membawa foto ini, sampai kamu bisa ikhlas menerima takdir mu. Kalau kamu masih terus menyimpan foto Biru, kamu gak akan bisa lupain dia. Mulai sekarang kamu harus bisa belajar move on dan belajar membuka hati!” Setelah mengatakan itu, Maxim keluar dari ruangan Langit dengan membawa foto Biru agar Langit tak lagi terus mengingat akan sosok itu.
Mungkin Maxim terlihat begitu jahat dan kejam, namun ia juga tidak ingin melihat Langit terus terpuruk, ia ingin Langit bahagia dan menemukan pasangan hidup nya seperti dirinya dan Gerry.
‘Semoga Tuhan segera bantu bukain mata dan hati kamu Lang,’ gumam Maxim dalam hati sambil menatap foto Langit dan Biru, “Maafin aku Bi, aku harus memisahkan kalian. Kamu sudah tenang dan bahagia di sana, jadi biarkan Langit juga bahagia disini.’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Ita rahmawati
17 thn lbih lama dr novel yg pernh kubca,,disana ak malah hujat yg dh mati nya 🤣🤣🤣
2023-02-06
3
Surtinah Tina
siapa itu istri mereka apakah para dayang nya biru
2023-01-26
0
Ririe Handay
kau betul max
2023-01-14
0