“Sayang, kamu bawa mobil sendiri?” tanya Ayah Faris ketika melihat Jingga yang sedang memainkan kunci mobil nya.
“Iya Yah,” jawab Jingga tersenyum.
“Bagas kemana? Ayah lihat beberapa hari ini dia gak jemput kamu?”
“Bagas lagi sedikit sibuk Yah. Ayah kan tahu dia itu panitia osis, dan sebentar lagi akan ada acara di sekolah, makanya dia cukup sibuk.” Kata Jingga langsung merangkul lengan Ayah nya, “Ayah .... “ panggil nya lirih.
“Ada apa Sayang?” tanya Ayah Faris dengan lembut, “Tumben banget anak Ayah manja begini, ada apa hem?”
“Hehehe, gapapa. Lagi pengen manja aja sama Ayah, oh ya dimana Bunda, Yah?” tanya nya yang sejak tadi tidak melihat sang Bunda.
“Bunda masih tidur, semalaman bunda gak tidur.”
“Mikirin Biru lagi.” Kata Jingga dengan wajah datar dan seketika ia melepaskan rangkulan tangan nya.
“Sayang, dia kakak kamu. Kak Biru gak salah apapun, kamu gak boleh begitu,” ucap ayah Faris mencoba memberi pengertian kepada Jingga.
“Dia anak kesayangan bunda Yah. “
“Jingga ... “
“Jingga berangkat dulu Yah, assalammualaikum,” Jingga mencium tangan Ayah nya lalu segera berangkat ke sekolah dengan mobil kesayangan nya.
Faris hanya mampu menghela nafas nya dengan cukup berat. Ia tahu bahwa Jingga tak sepenuhnya membenci kakak nya. Jingga hanya kecewa dengan keadaan, dan Faris juga akin bahwa suatu saat Jingga akan menerima Biru sebagai kakak nya dan istrinya bisa menerima Jingga sebagai putrinya.
‘Ya Tuhan, sembuhkan lah istriku. Dan buat dia sadar dan ikhlas, bahwa putri pertama kami sudah bahagia bersama- Mu.’ Gumam Faris dalam hati sambil menghela nafas nya berat.
Jingga mengendarai mobil nya dnegan kecepatan cukup tinggi, hingga sengaja dirinya menyerempet sebuah mobil mewah yang sedang berhenti di lampu merah.
‘Mampus!’ umpat Jingga dalam hati, beruntung karena begitu dirinya sampai di lampu merah, hanya dalam hitungan beberapa detik, lampu sudah berubah hijau. Tanpa turun dan meminta maaf, Jingga segera meluncur pergi begitu saja menuju sekolah nya.
Jingga tidak memperdulikan bagaimana marah nya sang pemilik mobil yang ia serempet, yang ada di pikiran nya ia segera sampai di sekolah. Dan benar saja, beruntung mobil itu tidak mengejar nya, ia pun segera masuk ke dalam kelas dengan tenang dan seolah tidak terjadi apapun.
“Jingga!” panggil Raihan yang ternyata juga baru saja sampai di parkiran.
“Kak Jingga!” ralat Jingga berdecak kesal,”Kebiasaan!” imbuh nya lalu menyentil kening Raihan.
“Sakit tau!” seru Raihan dan langsung mengusap kening nya.
“Heran deh, semua adik kelas ku pada memanggil kakak kepadaku. Kenapa kamu begitu kurang ajar, ckckck!”
“Gapapa, aku ikhlas kok. Paling pacar kamu yang gak ikhlas,” kata Raihan dengan santai.
“Hehhh!” seru Jingga tak terima, namun Raihan malah tergelak dan berlari kencang meninggalkan Jingga.
Jingga hendak mengejar Raihan, namun tiba tiba langkah nya terhenti ketika melewati sebuah lorong yang menuju kelas lain. Ia kembali memundurkan langkah nya ke belakang dan memastikan bahwa apa yang ia lihat tidak lah nyata.
Deg!
Bila boleh memilih, mungkin Jingga akan memilih meneruskan langkah nya untuk mengejar Raihan, daripada harus menyaksikan kebenaran yang akan membuat hatinya begitu sakit dan sesak.
“Kalian ngapain?” tanya Jingga dengan mengepalkan tangan nya kuat. Ia berusaha untuk bersikap biasa dan menahan tangis nya. Sungguh, ia sangat membenci kebenaran seperti itu, sejak kemarin, ia selalu berusaha menepis perasaan nya. Ia berharap bahwa dirinya hanya salah paham, namun hari ini ia di perlihatkan dengan sebuah fakta yang sangat mengejutkan, seolah fakta itu menjawab semua keresahan hatinya sejak kemarin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Yus Nita
dasar teman luaknat
musuh dalam selumut kata Aq mah
2024-08-27
0
Nami chan
sabar y papa faris..
berat tanggungjawabmu
2024-05-04
1
Mebang Huyang M
penghianatan lagi kasian yg dihianati. yg sbr ya jingga.
2024-03-25
0