Sore itu, Langit baru saja selesai meeting dengan klien di salah satu restauran. Ketika dirinya hendak masuk ek dalam mobil, tanpa sengaja matanya menangkap sosok gadis yang sudah ia cari dalam beberapa hari terakhir ini sedang berjalan seorang diri sambil menendang nendang kaleng di pinggir jalan masih mengenakan seragam sekolah putih abu abu.
‘Oh,bocah SMA. Ku pikir bocah SMP.’ Langit bergumam sambil terus mengamati bagaimana gadis itu terus berceloteh seolah sedang kesal dengan seseorang.
Tak tahan karena mengingat bagaimana perlakuan gadis itu kepada adik kecil nya ketika di makam, Langit pun akhirnya memutuskan untuk memberikan nya pelajaran.
Ia segera menaiki mobil nya dan dengan sengaja menyalakan klakson mobil nya cukup keras hingga membuat gadis itu memekik kaget.
“Woy! Bisa bawa mobil gak sih!” bentak gadis itu begitu marah dan langsung mengetuk kasar kaca mobil Langit.
“Ternyata bocah SMA, ku pikir bocah SMP. Lain kali kalau jalan lihat kanan kiri. Ckck dasar bocah labil,” cibir Langit berdecak dengan senyum sinis.
“Whatt! Bocah?” seru gadis itu dengan mulut menganga, “Dasar om om mata keranjang, inget umur om, itu mulut nya di jaga jangan pedes pedes, inget itu uban di kepala udah penuh! Besok besok bawa supir ya Om biar tidak membahayakan pengguna jalan lain!” balas gadis iu tak kalah pedas.
“Kurang ajar, kamu pikir aku sudah tua! Mana ada uban hah!” seru Langit tak terima.
“Ih gak sadar diri, gak sadar umur berapa? Coba deh ngaca, itu di depan, ya Allah uban nya lagi pada upacara,” kata gadis itu dengan menahan tawa nya.
Sontak Langit langsung meraih kaca spion nya dan melihat apakah benar ada uban. Gadis itu pun langsung tertawa terbahak bahak ketika merasa berhasil sudah mengerjai laki laki yang sudah membuat nya kesal karena hampir menabrak nya.
“Hahahaha, benar kan uban nya lagi pada upacara, jangan lupa suruh istirahat selesai upacara Om, bila perlu kasih minum tuh yang banyak, ada es kepal atau es—"
“Bocah sialan!” Langit segera turun dan mengejar gadis itu, beruntung gadis itu memiliki kepekaan kuat jadi ia bisa berlari dengan kencang ketika merasa bahaya akan datang.
“Damtt!” umpat Langit ketika sudah kehilangan jejak gadis tadi, karena sudah tidak mampu mengejar dan entah kemana larinya. Langit pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke mobil dan segera pulang ke rumah.
Sementara itu, seorang gadis berseragam putih abu abu yang baru saja keluar dari tempat persembunyian nya langsung terkekeh dan tertawa ketika berhasil lolos dari kejaran Langit.
“Huh huh huh, dasar om om. Gak sadar sama umur apa, hihihihi untung aku pelari cepat,” gumam nya terkekeh.
Baru saja dirinya berbalik setelah membersihkan sisa kotoran di seragam nya, ia di buat terkejut ketika beberapa pria bertubuh kekar dan pakaian lusuh menghadang jalan nya.
“Permisi,” kata nya hendak pergi.
“Mau kemana sih buru buru banget,” ucap salah satu laki laki berkepala botak dan telinga yang memakai anting dari tutup botol.
“Maaf, saya mau pulang.” Jawab nya sedikit takut.
“Jangan buru buru, mending kita main dulu aja gimana?” tanya salah satu laki laki ain kini rambut nya sedikit gondrong dengan tato ular di leher nya.
“Yoi, tenang aja neng, abang main nya halus kok,” ucap salah satu teman lainnya dan di sambut gelak tawa dari yang lain.
“Tolongggg!” teriak gadis itu ketika tangan nya langsung di tarik oleh salah satu preman itu. Semakin keras usaha nya untuk memberontak maka cekalan tangan itu semakin kuat, kini tidak ada yang bisa ia mintain bantuan karena tempat itu memang lah sangat sepi dan jauh dari pemukiman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Onah Sukaedah
ya allah... ketawa ga ada ujungnya gara2 itu uban berbaris lagi upacara, ada ada aja bocah
2024-09-27
0
Anisatul Azizah
ubannya gak jadi upacara dong, jadinya kelahi😭
2024-03-19
1
Anisatul Azizah
bener2 ya bocah🤣
2024-03-19
0