Petugas Taman

Setelah Nadin pergi meninggalkan Jingga seorang diri di taman. Tangis Jingga semakin pecah, ia langsung duduk berjongkok dan menyembunyikan wajah nya di paha dan memeluk lutut nya dengan cukup erat. Cukup lama ia terisak seorang diri hingga tiba tiba ia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat ke arah nya.

“Jangan mendekat!” seru Jingga tanpa membuka matanya, ia masih menelusupkan kepala nya di antara lutut nya.

“Bagas, kenapa kamu jahat banget sama aku, kenapa kamu tega giniin aku. Hampir tiga tahun kita sama sama, kenapa kamu tega hiks hiks hiks. Kamu dulu udah janji sama aku, kalau kamu gak akan nyakitin aku, kamu akan siap menunggu sampai kita dewasa dan menikah, tapi kenapa kamu gak bisa melawan napsu kamu. Kenapa kamu tergoda sama lubang second, kenapa Gas. Kenapa kamu jahat hiks hiks hiks.”

“Lu—lubang second?” gumam seorang laki laki yang Jingga kira adalah Bagas, namun ternyata bukan. Dan jingga cukup mengenal suara itu dengan sangat jelas, ia pun langsung menghentikan tangis nya dan langsung mendongakkan kepala nya.

Dan benar saja, seperti dugaan nya bahwa yang datang bukan Bagas, melainkan om om yang sudah beberapa kali ia temui tanpa sengaja. Padahal ia berharap bahwa Bagas lah yang datang dan akan meminta maaf dengan nya, membujuk nya sampai Jingga memaafkan nya terus Jingga bisa meminta putus setelah memberikan tamparan mulus di pipi nya. Biar seperti di novel novel yang sering ia baca, dimana ketika perempuan di khianati akan langsung menampar sang pelaku pengkhianat. Namun ternyata nyali Jingga tidak sekuat itu, dan ternyata juga yang ia harapkan tidak datang malah om om yang datang, batin Jingga.

“Apa maksud kamu?” tanya nya dengan mengerutkan dahi menatap Jingga.

“Iks om itu pengganggu tahu gak!” seru Jingga dan langsung mengusap air mata nya, “Gara gara om napsu aku, buat nangis malah ilang. Tuh kan air mata aku langsung berhenti, langsung mampet!” imbuh nya dengan kesal.

“Bocah sialan, siapa yang menyuruh mu menangis disini. Dan masa bodo dengan air mata itu, karena gak penting buat ku!” ucap Langit dingin, “Kamu tahu di depan sana sudah tertulis dengan jelas larangan untuk masuk kesini kecuali petugas kebersihan. Siapa yang mengizinkan kamu kesini hah!” seru nya dengan nada tinggi.

“Om petugas kebun ini?” tanya Jingga polos tanpa menjawab pertanyaan Langit.

“W—what! Petugas kebun? Apa mata mu buta? Mana ada petugas kebun seperti ku!” seru Langit lagi tak terima mendengar pernyataan Jingga.

“Kan om sendiri yang bilang, tidak ada yang boleh kesini kecuali petugas. Lah, om kesini, berarti om petugas dong,” kata Jingga dengan wajah polos nya menatap Langit.

“Shhiittt! Bocah sialannn!” umpat Langit langsung meninju udara untuk meluapkan rasa geram dan emosi nya, “Setiap aku ketemu kamu, kamu sukses buat darah tinggi ku naik!”

“Makanya om, banyak banyak makan buah, terus sayuran. Eh tunggu, sayur apa ya aku lupa. Ayah ku juga punya darah tinggi, dia sering konsumsi buah apa gitu sama sayuran apa aku lupa, nanti deh aku tanyain lagi ke Bibi yang sering buattin jus khusus untuk ayah. Siapa tahu—“

“Aaaaaaarrrrkkkhhhh!” pekik Langit semakin emosi, “Lebih baik kamu pergi sekarang sebelum kesabaran ku mulai habis.”

“Kalau habis bisa di isi lagi gak!”

“Jinggaaaaa!” bentak Langit dengan tatapan penuh kemarahan. Ya, Langit sudah tahu nama gadis itu adalah Jingga karena dari ibu guru Yasmin yang tadi sempat memanggil Jingga.

Sementara itu, Jingga yang mendapatkan bentakan dari Langit, langsung berlari kencang meninggalkan taman bunga yang ia tidak tahu milik siapa.

‘Dasar om om ngeselin. Lagian kenapa sih di sekolah ada taman bunga kaya gitu, kirain fasilitas taunya cuma pajangan. Mana gak ada yang boleh ke sana lagi. Lalu mau buat apa coba,” gerutu Jingga di sepanjang jalan menuju kelas sambil mengomel dan mengumpat om om yang sering membuat nya kesal.

“Baru tiga kali ketemu udah kaya gini, lama lama aku jadi makin cepet tua kalau marah marah. Ah gak mau,” Jingga menggelengkan kepala nya lalu menarik nafas nya sedalam mungkin untuk menenangkan hati nya.

Terpopuler

Comments

Queendah

Queendah

mungkin kr lubang yg second, murah....wkwk...

2024-03-20

0

Novano Asih

Novano Asih

hahaha lubang second lubang apaan itu mom 😄😄😄😄

2024-03-08

0

Regina Tan

Regina Tan

kocak jg jingga

2024-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Habis sunat?
3 Bunda
4 Ayah pulang
5 Raihan
6 INFO GIVE AWAY
7 Perdebatan
8 Uban upacara
9 Om jahat
10 Ms Jorok
11 Jam tangan
12 Kak Biru
13 Pengkhianatan
14 Dada beton
15 Sahabat
16 Penjelasan Nadin
17 Petugas Taman
18 Minta pertanggung jawaban
19 Mencoba ikhlas
20 Move on
21 Mobil mogok
22 Papan tulis
23 Pak Faris
24 Fokus Lang!
25 Sakit banget?
26 Menawarkan diri
27 Mengalah
28 Sakit perut lagi
29 Pembalut
30 Calon istri
31 Melawan batin
32 Cewek asli
33 Kehilangan sahabat
34 Mahkota
35 Ke kantor Langit
36 Makanan spesial
37 Syaiton
38 Perkelahian
39 Om Sholeh
40 Skors
41 Mau ngapain
42 Dede emes
43 Haruskah aku mati?
44 Sakit perut
45 Menjijikan
46 Pasrah
47 Gak tau
48 Tak perduli
49 Langit Biru
50 Macet
51 Nyaman
52 Kecelakaan
53 Pingsan
54 Tangis Jingga
55 Permintaan Ayah
56 Menikah
57 Kepergian Ayah
58 Mencoba ikhlas
59 Nathan
60 Berpihak lah padaku
61 Ikhlaskan
62 Terimakasih
63 Papa mertua
64 Tidur
65 Berlayar
66 Gara gara Bagas
67 Menyiapkan pakaian
68 Salah paham
69 Couple
70 Me time
71 Om Nathan
72 Kelaparan
73 Perumpamaan
74 Un boxing
75 Pakaian apa?
76 Sugar baby?
77 Toko Buku
78 Belajar
79 Bisikan
80 Kemarahan Jingga
81 Rasa takut Langit
82 Kemarahan Langit
83 Perkara Wisuda
84 Keselek
85 Menggoda
86 Sakittt
87 Siluman Babi
88 Cemburu
89 Pulang
90 Pertandingan 21+
91 PROMO KAMAR CLAYTON
92 Terimakasih
93 Kekesalan Maxim
94 Kuburan
95 Saling mencari
96 Nasehat Raihan
97 Novel sesat
98 Kantor
99 Malas
100 Salah lagi
101 Gara-gara Pecel
102 Takut ke rumah sakit
103 Tuduhan menyakitkan
104 Hamil
105 Dokter Zara
106 Down
107 Pindah rumah sakit
108 Manusia laknat
109 Siluman Babi II
110 Menahan
111 Perubahan sifat
112 Luapan emosi
113 Anfal
114 Dejavu
115 Mencoba ikhlas
116 Menghapus
117 Azara
118 Penjelasan Azzara
119 Histeris
120 Kedatangan Raihan
121 Kata kata bijak Raihan
122 Berbaikan?
123 Sedikit kematengan
124 Main bola
125 Sekali lagi
126 No Caption
127 Sebuah pesan
128 Sahabat
129 Perdebatan
130 Dekat walau sesaat
131 Keluarga rusuh
132 Bandara
133 Bintang
134 Berusaha kuat
135 Kaya hantu
136 Tantrum
137 Modus
138 Asal muasal Bintang
139 Kangen
140 Gemas
141 Gak mungkin hamil!!!!
142 Gak mau hamil!
143 Tasyakuran
144 Sebentar saja
145 ENDING!
146 INFO GIVE AWAY
147 Bonus Chapter
148 Bintang untuk Angkasa
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Habis sunat?
3
Bunda
4
Ayah pulang
5
Raihan
6
INFO GIVE AWAY
7
Perdebatan
8
Uban upacara
9
Om jahat
10
Ms Jorok
11
Jam tangan
12
Kak Biru
13
Pengkhianatan
14
Dada beton
15
Sahabat
16
Penjelasan Nadin
17
Petugas Taman
18
Minta pertanggung jawaban
19
Mencoba ikhlas
20
Move on
21
Mobil mogok
22
Papan tulis
23
Pak Faris
24
Fokus Lang!
25
Sakit banget?
26
Menawarkan diri
27
Mengalah
28
Sakit perut lagi
29
Pembalut
30
Calon istri
31
Melawan batin
32
Cewek asli
33
Kehilangan sahabat
34
Mahkota
35
Ke kantor Langit
36
Makanan spesial
37
Syaiton
38
Perkelahian
39
Om Sholeh
40
Skors
41
Mau ngapain
42
Dede emes
43
Haruskah aku mati?
44
Sakit perut
45
Menjijikan
46
Pasrah
47
Gak tau
48
Tak perduli
49
Langit Biru
50
Macet
51
Nyaman
52
Kecelakaan
53
Pingsan
54
Tangis Jingga
55
Permintaan Ayah
56
Menikah
57
Kepergian Ayah
58
Mencoba ikhlas
59
Nathan
60
Berpihak lah padaku
61
Ikhlaskan
62
Terimakasih
63
Papa mertua
64
Tidur
65
Berlayar
66
Gara gara Bagas
67
Menyiapkan pakaian
68
Salah paham
69
Couple
70
Me time
71
Om Nathan
72
Kelaparan
73
Perumpamaan
74
Un boxing
75
Pakaian apa?
76
Sugar baby?
77
Toko Buku
78
Belajar
79
Bisikan
80
Kemarahan Jingga
81
Rasa takut Langit
82
Kemarahan Langit
83
Perkara Wisuda
84
Keselek
85
Menggoda
86
Sakittt
87
Siluman Babi
88
Cemburu
89
Pulang
90
Pertandingan 21+
91
PROMO KAMAR CLAYTON
92
Terimakasih
93
Kekesalan Maxim
94
Kuburan
95
Saling mencari
96
Nasehat Raihan
97
Novel sesat
98
Kantor
99
Malas
100
Salah lagi
101
Gara-gara Pecel
102
Takut ke rumah sakit
103
Tuduhan menyakitkan
104
Hamil
105
Dokter Zara
106
Down
107
Pindah rumah sakit
108
Manusia laknat
109
Siluman Babi II
110
Menahan
111
Perubahan sifat
112
Luapan emosi
113
Anfal
114
Dejavu
115
Mencoba ikhlas
116
Menghapus
117
Azara
118
Penjelasan Azzara
119
Histeris
120
Kedatangan Raihan
121
Kata kata bijak Raihan
122
Berbaikan?
123
Sedikit kematengan
124
Main bola
125
Sekali lagi
126
No Caption
127
Sebuah pesan
128
Sahabat
129
Perdebatan
130
Dekat walau sesaat
131
Keluarga rusuh
132
Bandara
133
Bintang
134
Berusaha kuat
135
Kaya hantu
136
Tantrum
137
Modus
138
Asal muasal Bintang
139
Kangen
140
Gemas
141
Gak mungkin hamil!!!!
142
Gak mau hamil!
143
Tasyakuran
144
Sebentar saja
145
ENDING!
146
INFO GIVE AWAY
147
Bonus Chapter
148
Bintang untuk Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!