Bunda

“Jingga! Ka—kamu ngapain disini?” pekik Nadin ketika melihat kedatangan sahabat nya sudah di depan pintu kamar kost.

“Aku lagi kesel, mau nginep sini lagi, boleh yah?” pinta Jingga dengan wajah memelas.

“Maaf Jingga, tapi kayak nya gak bisa. Besok aja gimana?”

“Emang kenapa?” tanya Jingga langsung mengerutkan dahi nya menatap Nadin.

“Eng—enggak papa sih, cuma ... ja—jangan sekarang yah, plis ... “

“Kamu ngumpetin cowok yah?” tebak Jingga dan langsung menunjuk wajah Nadin.

Glek!

Jingga bisa melihat dengan jelas bagaimana Nadin bersusah payah menelan saliva nya, “Yaelah, hahahaha muka kamu biasa aja Nad, ya udah kalau kamu lagi sibuk sama doi. Aku pulang, bye bye.”

Jingga terkekeh melihat wajah Nadin yang terlihat begitu tegang, sementara Nadin langsung menghela nafas nya lega ketiak Jingga sudah pergi dari kost-an nya.

‘Hampir saja,’ gumam Nadin, lalu ia segera masuk ke dalam kamar dan mengunci nya.

Dengan terpaksa, Jingga akhirnya pulang ke rumah karena tidak memiliki pilihan lain. Rumah mewah dan megah yang seharusnya terlihat indah dan nyaman, kini terasa begitu mencengkram untuk seorang Jingga ketika sang ayah tidak berada di rumah.

Sebelum masuk ke dalam rumah, ia menarik nafas nya dengan cukup dalam, lalu perlahan ia membuka pintu dan berharap tidak bertemu dengan bunda nya.

“Kamu dari mana?”

Deg!

Tubuh Jingga langsung terasa kaku ketika mendengar suara wanita paruh baya yang kini ternyata sudah menunggu nya di sofa ruang tamu.

“Bu—bunda ... “ gumam Jingga terbata.

“Kenapa jam segini kamu baru pulang hem? Kamu gak tahu gimana bunda khawatir nyariin kamu? Kalau kamu kenapa kenapa gimana? Ingat sayang, kamu ini anak perempuan, banyak orang jahat di luar sana.” Ucap bunda Elsa langsung memeluk tubuh Jingga.

“Maaf Bunda, tadi Jingga ke rumah Nadin dulu untuk menanyakan tugas besok.” Ucap Jingga sedikit gugup.

“Nadin?” bunda langsung mengerutkan dahi nya, “Siapa Nadin?”

“Bu—bunda sudah minum vitamin bunda?” tanya Jingga sedikit takut.

“Vitamin apa? Bunda gapapa kenapa harus minum vitamin? Yang harusnya tanya begitu itu Bunda, Sayang. Kamu sudah meminum obat dan vitamin kamu hem?” tanya bunda tersenyum menatap Jingga.

“U—udah Bunda. JI—Jingga udah minum tadi,” jawab Jingga dengan cepat.

“Bohong!” teriak bunda Elsa tiba tiba yang membuat tubuh Jingga semakin bergetar.

“Bunda, Jingga mau ke kamar dulu, Jingga--- aaahhhhh! Bunda sakiittt!” pekik Jingga yang merasakan sebuah jambakan di rambut nya dari sang bunda.

“Kamu belum minum obat Sayang, bunda dari tadi nungguin kamu. Ayo, sekarang kita minum obat kamu dulu. Bunda gak mau kamu kenapa kenapa, bunda gak mau kamu tinggal lagi, bunda gak mau.”

“Bunda hiks hiks Jingga gak akan kemana mana lagi. Jingga gak akan pergi, hiks hiks lepasin Jingga Bunda,” ucap Jingga penuh permohonan.

“Biru, Sayang ... nama kamu Biru bukan Jingga. Oke, jangan buat Bunda khawatir lagi,” kata bunda Elsa begitu lirih.

“I—iya Bunda, Bi—Biru gak akan buat Bunda khawatir lagi. To—tolong lepasin rambut Biru, Bunda. Sakit hiks hiks hiks.”

Melihat putrinya terisak, sontak bunda Elsa langsung melepaskan cekalan tangan nya dan langsung menatap Jingga dengan tatapan penuh rasa bersalah.

“Maafin Bunda, sayang. Maafin Bunda,” ia langsung memeluk Jingga dan menumpahkan tangis penyesalan nya.

Sejak kepergian Biru, bunda Elsa mengalami depresi yang cukup parah. Dan saat itu, dokter baru mengatakan bahwa Elsa tengah hamil dan kehamilan itu sudah memasuki bulan ke empat. Itu berarti, sejak Biru masih ada, Elsa sudah hamil hanya saja tidak di ketahui.

Setelah melahirkan Jingga, keadaan Elsa sudah lebih baik, hanya saja sesekali akan ada dimana dirinya kembali terpuruk dan menganggap bahwa Jingga adalah Biru.

Hal yang membuat Jingga begitu membenci Biru, ialah keadaan sang bunda yang terus menganggap dirinya sebagai Biru. Bahkan, tak jarang bunda Elsa memaksa Jingga untuk meminum obat obatan Biru dulu. Beruntung, fisik Jingga jauh lebih kuat dari Biru, hingga ia bisa bertahan hingga kini.

Terpopuler

Comments

Syaiful Amri

Syaiful Amri

mencekam atau memang mencengkeram mom??

2024-04-02

0

Hera Puspita Sari

Hera Puspita Sari

waduh...tinggal sama org yg depresi ngeri juga

2024-03-24

0

Anisatul Azizah

Anisatul Azizah

ya gak usah punya anak lagi aja mak kalo kamu sakit kaya gini

2024-03-19

0

lihat semua
Episodes
1 Awal pertemuan
2 Habis sunat?
3 Bunda
4 Ayah pulang
5 Raihan
6 INFO GIVE AWAY
7 Perdebatan
8 Uban upacara
9 Om jahat
10 Ms Jorok
11 Jam tangan
12 Kak Biru
13 Pengkhianatan
14 Dada beton
15 Sahabat
16 Penjelasan Nadin
17 Petugas Taman
18 Minta pertanggung jawaban
19 Mencoba ikhlas
20 Move on
21 Mobil mogok
22 Papan tulis
23 Pak Faris
24 Fokus Lang!
25 Sakit banget?
26 Menawarkan diri
27 Mengalah
28 Sakit perut lagi
29 Pembalut
30 Calon istri
31 Melawan batin
32 Cewek asli
33 Kehilangan sahabat
34 Mahkota
35 Ke kantor Langit
36 Makanan spesial
37 Syaiton
38 Perkelahian
39 Om Sholeh
40 Skors
41 Mau ngapain
42 Dede emes
43 Haruskah aku mati?
44 Sakit perut
45 Menjijikan
46 Pasrah
47 Gak tau
48 Tak perduli
49 Langit Biru
50 Macet
51 Nyaman
52 Kecelakaan
53 Pingsan
54 Tangis Jingga
55 Permintaan Ayah
56 Menikah
57 Kepergian Ayah
58 Mencoba ikhlas
59 Nathan
60 Berpihak lah padaku
61 Ikhlaskan
62 Terimakasih
63 Papa mertua
64 Tidur
65 Berlayar
66 Gara gara Bagas
67 Menyiapkan pakaian
68 Salah paham
69 Couple
70 Me time
71 Om Nathan
72 Kelaparan
73 Perumpamaan
74 Un boxing
75 Pakaian apa?
76 Sugar baby?
77 Toko Buku
78 Belajar
79 Bisikan
80 Kemarahan Jingga
81 Rasa takut Langit
82 Kemarahan Langit
83 Perkara Wisuda
84 Keselek
85 Menggoda
86 Sakittt
87 Siluman Babi
88 Cemburu
89 Pulang
90 Pertandingan 21+
91 PROMO KAMAR CLAYTON
92 Terimakasih
93 Kekesalan Maxim
94 Kuburan
95 Saling mencari
96 Nasehat Raihan
97 Novel sesat
98 Kantor
99 Malas
100 Salah lagi
101 Gara-gara Pecel
102 Takut ke rumah sakit
103 Tuduhan menyakitkan
104 Hamil
105 Dokter Zara
106 Down
107 Pindah rumah sakit
108 Manusia laknat
109 Siluman Babi II
110 Menahan
111 Perubahan sifat
112 Luapan emosi
113 Anfal
114 Dejavu
115 Mencoba ikhlas
116 Menghapus
117 Azara
118 Penjelasan Azzara
119 Histeris
120 Kedatangan Raihan
121 Kata kata bijak Raihan
122 Berbaikan?
123 Sedikit kematengan
124 Main bola
125 Sekali lagi
126 No Caption
127 Sebuah pesan
128 Sahabat
129 Perdebatan
130 Dekat walau sesaat
131 Keluarga rusuh
132 Bandara
133 Bintang
134 Berusaha kuat
135 Kaya hantu
136 Tantrum
137 Modus
138 Asal muasal Bintang
139 Kangen
140 Gemas
141 Gak mungkin hamil!!!!
142 Gak mau hamil!
143 Tasyakuran
144 Sebentar saja
145 ENDING!
146 INFO GIVE AWAY
147 Bonus Chapter
148 Bintang untuk Angkasa
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Awal pertemuan
2
Habis sunat?
3
Bunda
4
Ayah pulang
5
Raihan
6
INFO GIVE AWAY
7
Perdebatan
8
Uban upacara
9
Om jahat
10
Ms Jorok
11
Jam tangan
12
Kak Biru
13
Pengkhianatan
14
Dada beton
15
Sahabat
16
Penjelasan Nadin
17
Petugas Taman
18
Minta pertanggung jawaban
19
Mencoba ikhlas
20
Move on
21
Mobil mogok
22
Papan tulis
23
Pak Faris
24
Fokus Lang!
25
Sakit banget?
26
Menawarkan diri
27
Mengalah
28
Sakit perut lagi
29
Pembalut
30
Calon istri
31
Melawan batin
32
Cewek asli
33
Kehilangan sahabat
34
Mahkota
35
Ke kantor Langit
36
Makanan spesial
37
Syaiton
38
Perkelahian
39
Om Sholeh
40
Skors
41
Mau ngapain
42
Dede emes
43
Haruskah aku mati?
44
Sakit perut
45
Menjijikan
46
Pasrah
47
Gak tau
48
Tak perduli
49
Langit Biru
50
Macet
51
Nyaman
52
Kecelakaan
53
Pingsan
54
Tangis Jingga
55
Permintaan Ayah
56
Menikah
57
Kepergian Ayah
58
Mencoba ikhlas
59
Nathan
60
Berpihak lah padaku
61
Ikhlaskan
62
Terimakasih
63
Papa mertua
64
Tidur
65
Berlayar
66
Gara gara Bagas
67
Menyiapkan pakaian
68
Salah paham
69
Couple
70
Me time
71
Om Nathan
72
Kelaparan
73
Perumpamaan
74
Un boxing
75
Pakaian apa?
76
Sugar baby?
77
Toko Buku
78
Belajar
79
Bisikan
80
Kemarahan Jingga
81
Rasa takut Langit
82
Kemarahan Langit
83
Perkara Wisuda
84
Keselek
85
Menggoda
86
Sakittt
87
Siluman Babi
88
Cemburu
89
Pulang
90
Pertandingan 21+
91
PROMO KAMAR CLAYTON
92
Terimakasih
93
Kekesalan Maxim
94
Kuburan
95
Saling mencari
96
Nasehat Raihan
97
Novel sesat
98
Kantor
99
Malas
100
Salah lagi
101
Gara-gara Pecel
102
Takut ke rumah sakit
103
Tuduhan menyakitkan
104
Hamil
105
Dokter Zara
106
Down
107
Pindah rumah sakit
108
Manusia laknat
109
Siluman Babi II
110
Menahan
111
Perubahan sifat
112
Luapan emosi
113
Anfal
114
Dejavu
115
Mencoba ikhlas
116
Menghapus
117
Azara
118
Penjelasan Azzara
119
Histeris
120
Kedatangan Raihan
121
Kata kata bijak Raihan
122
Berbaikan?
123
Sedikit kematengan
124
Main bola
125
Sekali lagi
126
No Caption
127
Sebuah pesan
128
Sahabat
129
Perdebatan
130
Dekat walau sesaat
131
Keluarga rusuh
132
Bandara
133
Bintang
134
Berusaha kuat
135
Kaya hantu
136
Tantrum
137
Modus
138
Asal muasal Bintang
139
Kangen
140
Gemas
141
Gak mungkin hamil!!!!
142
Gak mau hamil!
143
Tasyakuran
144
Sebentar saja
145
ENDING!
146
INFO GIVE AWAY
147
Bonus Chapter
148
Bintang untuk Angkasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!