My Careless Wife

My Careless Wife

BAB 1 - Awal Semua Permulaan

Seorang pria berjas hitam dengan model rambut pomade membuka pintu restoran mewah.

Pria itu memakai jas hitam yang dipadukan dengan kemeja dalamnya bewarna biru dongker, dan dasi bewarna navy motif polkadot putih, serta sepatu pantofel bewarna hitam mengkilat menambah kesempurnaan penampilannya.

Pria itu berjalan masuk ke dalam restoran dengan ekspresi datar dan dingin.

Terlihat dua orang kasir wanita sedang berdiri di bagian kasir. Mereka memakai topi hitam diatas kepalanya, dan mengenakan seragam kaos merah, di bagian kanan kaosnya ada lambang berlian biru, di bawah berlian biru diberi tulisan Diamond Restaurant.

Dua orang kasir wanita itu tersenyum menyambut kedatangan pria dingin, "Selamat pagi pak A ..."

"Min 10 juta ..." pria itu terus berjalan tanpa menolehkan pandangannya ke lawan bicara. Wajahnya lurus ke depan dengan tatapan datar dan dingin.

Dua orang kasir wanita yang mendengar ucapan pria itu menelan ludahnya susah payah. Arti dari min 10 juta itu adalah omset minimal yang harus mereka dapatkan hari ini.

Pria itu melangkahkan kakinya menuju ke dapur. Saat dirinya berada di depan pintu dapur, sepuluh koki laki-laki menyambut kedatangan nya, mereka berbaris rapi dan menundukan kepalanya hormat.

"Pagi pak bos, semuanya aman terkendali," ucap mereka semua serentak.

"Siapkan semua menu baru untuk saya nilai!"

"Baik pak," ucap mereka serentak.

"Kumpulkan semua waiters dan koki di ruang khusus staff. Saya tunggu 10 menit..." ucap pria itu lalu beranjak pergi menuju ruang kerjanya yang terletak di paling ujung restoran.

****

10 menit telah berlalu, pria itu pun duduk di kursi ruang khusus makan staff. Ruangan tersebut berada di sebelah kanan dapur.

Sepuluh waiters telah berdiri di hadapannya, mereka menunggu instruksi dari pria itu.

Sepuluh koki yang telah menyiapkan menu baru menghampiri pria itu, masing-masing dari mereka membawa satu hidangan.

Mereka letakkan makanan itu di atas meja makan bundar.

Pria itu mencicipi satu persatu makanan yang dibuat kokinya dengan tenang.

Semua koki menatap pria itu dengan perasaan takut dan cemas. Mereka takut jika seandainya rasa makanannya tidak enak, maka pria itu akan mengamuk besar.

Pria itu berhenti mengunyah dan menatap tajam semua koki.

"Siapa yang masak ini?" tanya pria itu dingin.

"Sa-saya pak." salah satu koki mengacungkan tangan kanannya keatas.

"Ga enak, asin! kamu ga bisa menakar garam dengan benar ha?" ucap pria itu menatapnya tajam.

"Sa-saya sudah menakarnya dengan benar pak."

"Jika sudah benar ga mungkin bisa asin, buat lagi! Saya benci makanan tidak berbobot ..." pria itu menjauhi mangkuk makanan tersebut dengan tangannya.

"Baik pak, akan saya buat lagi." koki itu hanya menunduk sedih, ia mengangkat mangkuk makanannya dan melangkahkan kakinya menuju dapur.

Pria itu beralih mencicipi masakan koki yang kedua dengan menu berbeda. Ia menyendokan makanannya ke mulut dan mengunyah nya perlahan-lahan, pria itu mengernyitkan dahi nya bingung, ia mencoba untuk menelaah rasa yang ditelannya, tapi rasanya sama sekali tak bisa di mengerti.

Pria itu tidak kuat menelannya lagi, ia mengambil gelas yang berisi air putih dan meneguknya cepat.

Pria itu menatap marah ke semua kokinya, "Siapa yang masak ini?"

"Sa-saya pak," ucap salah satu koki sambil menundukan kepalanya takut.

"Sangat buruk, abstrak, hambar, tidak enak. Saya menggaji kamu untuk membuat makanan manusia, bukan makanan kucing!"

Pria itu melempar keras sendok nya ke lantai.

Cukup sudah, ia tak ingin mencicipi masakan koki yang lainnya.

Baru awal mencicipi makanan, sudah dua menu yang tidak enak di lidahnya.

"I-iya pak, akan saya buat lagi," ucap koki itu lirih, ia berlari cepat ke dapur untuk mengulang masakannya kembali.

Pria yang mencicipi makanan tadi adalah Arvin Andromeda Collin.

Seorang pengusaha kuliner muda berumur 28 tahun yang memiliki restoran dengan cabang dimana-mana.

Tampan, dan juga kaya, perpaduan sempurna bagi seorang laki-laki.

Salah satu prinsip hidup Arvin adalah segala sesuatu itu harus sempurna.

Apalagi soal makanan, tidak boleh ada sedikitpun makanan yang cacat, meskipun hanya kurang garam, kurang gula, atau kurang apapun.

Ia tidak akan mentoleransi kesalahan itu, baginya kesalahan dalam membuat makanan adalah hal yang sangat fatal.

Semua hal yang terjadi di restoran nya harus benar dan tepat, ia tidak akan menerima alasan apapun saat karyawannya salah.

Arvin menatap tajam sepuluh waitersnya yang terdiam.

"Kalian juga! Kalau restoran sepi, inisiatif tarik pembeli pakai brosur atau apapun agar ramai pengunjung, jangan cuma ongkang-ongkang kaki disini," amuk Arvin kepada sepuluh waiters yang sedang berbaris di depannya.

Sepuluh waiters itu hanya menunduk takut, amukan bos nya sudah menjadi makanan sehari-hari.

"Semuanya harus perfect, saya ga mau ada yang makan gaji buta," ucap Arvin lalu pergi ke ruangannya dengan muka datar.

Sungguh, moodnya sedang tidak baik hari ini.

"Iya pak" ucap waiters tersebut secara bersamaan.

PRANG...!

Baru saja Arvin berjalan keluar dari ruang khusus staff, ia mendengar suara pecahan yang keras berasal dari salah satu ruangan.

Arvin melangkahkan kaki nya cepat ke ruangan khusus pencuci piring, mukanya merah padam bersiap-siap untuk menyemburkan kekesalannya.

Semua karyawan yang ada di dapur saling bertatap-tatapan cemas, siapa lagi yang memecahkan piring kalau bukan ...

"Kamu!"

Gadis yang berponi dengan rambut sebahu itu terkejut. Ia yang tadinya berjongkok merapihkan pecahan piring, langsung mengalihkan pandangannya ke depan pintu, ia melihat seorang laki-laki bertubuh jangkung sedang menatapnya marah.

Arvin masuk ke ruangan khusus cuci piring, ia mendekati pelayan ceroboh yang berani memecahkan piringnya.

Ia membaca nametag yang tertempel di baju wanita itu.

"Zakiya Giselle, oh karyawan baru rupanya," ujar Arvin dalam hati.

"Berdiri!"

Zakiya berdiri dari jongkok nya, ia menundukan kepalanya takut sambil memilin-milin seragam nya, berhadapan dengan bosnya yang pemarah membuat jantungnya berdetak tidak karuan ditambah lagi keringat dingin yang terus mengalir di pelipisnya.

"Ke ruangan saya sekarang, " ucap Arvin datar tanpa memandang Zakiya.

Ia berjalan dengan gayanya yang arogan meninggalkan Zakiya sendirian.

Zakiya menelan ludahnya susah payah, melihat respon Arvin yang seperti itu membuatnya sesak nafas.

"Hah hah hah," Zakiya mengatur nafasnya setelah melihat Arvin yang telah menghilang dari pandangan, ia memukul kepalanya berkali-kali.

"Tolong bantu Kiya ya Allah, semoga Kiya bisa selamat dari amukan singa garong."

*****

TOK TOK TOK

"Masuk," ucap arvin dari dalam ruangan.

Zakiya masuk lalu menutup pintu nya. Ia berjalan menghampiri Arvin yang masih sibuk membaca berkas nya tanpa melihat lawan bicaranya.

Zakiya berdiri di hadapan Arvin, "Pak Arvin manggil sa-"

"Duduk!"

Arvin sama sekali tidak mengalihkan pandangannya untuk menatap Zakiya, ia memilih sibuk berkutat dengan berkasnya.

Zakiya duduk dihadapan Arvin, dirinya berdoa dalam hati agar dirinya bisa tahan banting, jika sewaktu-waktu bosnya akan mengamuk.

"Nama ... Zakiya Giselle, Lulusan SMA Nusa Bakti, Umur 18 tahun, Anak sulung dari tiga bersaudara, suka KPOP dan dangdut, cita-cita ingin bertemu Jungkook BTS, hobi menonton drama korea dan tidur, keahlian ... bisa mengerjakan semua urusan rumah tetangga termasuk mencuci piring, memasak dll.

Moto bekerja ... bekerjalah asal sanggup, kalau ga sanggup tidur, " jelas Arvin sambil membacakan Curriculum Vitae milik Zakiya.

Tunggu ... ini rumah tangga atau rumah tetangga? Arvin membaca nya sekali lagi dengan teliti.

Dan benar, ternyata yang ditulis di CV Zakiya adalah rumah tetangga.

"Rumah tetangga?" ujar Arvin dalam hatinya, ia menaikan satu alisnya bingung.

"Mencuci piring, memasak, rumah tetangga?"

"Iya pak," ujar Zakiya tersenyum.

Arvin menatap Zakiya marah, kenapa pelayan seperti Zakiya bisa diterima bekerja di tempatnya, CV Zakiya sangat kekanak-kanakan seperti biodata bocah SD di buku binder.

"Mencuci piring di sini pecah, ini yang di sebut keahlian?" Arvin menaikan alisnya.

"Saya punya skill memasak dan mencuci piring di rumah tetangga ko pak. Kalau di rumah saya ga bisa masak dan mencuci, soalnya saya ga pernah diberi izin untuk menyalakan kompor, dan mencuci piring. Jadinya, kerjaan saya setelah lulus sekolah bantu-membantu aja."

"Membantu merusak rumah orang," sindir Arvin singkat.

"Engga ko pak ga merusak, pernah pecahin piring aja. Itu juga seminggu cuma satu buah atau berapa ya?" ucap Zakiya polos sambil menggerakan jarinya, menghitung jumlah piring yang ia pecahkan di rumah tetangga.

"Saya butuh CV dan Surat Lamaran formal, bukan tulisan mainan seperti ini!"

"Tapi pak, saya menuliskannya dengan jujur kok," ucap Zakiya lirih.

Arvin memegang kepalanya yang sakit, mendengar ucapan Zakiya saja bisa membuat kepalanya bengkak.

Baru beberapa menit Arvin berbicara dengan Zakiya, ia harus tarik urat terus menerus karena jengkel. Gara-gara Zakiya mood nya hari ini rusak, piring mahalnya pecah karena kecerobohan Zakiya.

"Kamu dipecat!"

Arvin membuang CV Zakiya yang baru dibacanya ke tong sampah yang terletak di sebelah kursinya.

Arvin mengibaskan jari kanannya mengusir Zakiya, pertanda menyuruh Zakiya pergi dari hadapannya.

"Tapi kata Bu bos muda saya ga bisa dipecat," ucap Zakiya yakin.

"Kenapa ga bisa? Saya pemilik restoran ini," arvin menatap tajam wanita yang ada di depannya.

"Percaya diri sekali pelayan nya, seorang Arvin tidak bisa memecat? Oh my god, mungkin wanita ini mesti di beri tahu dulu siapa Arvin Andromeda Collin yang sesungguhnya.

Jangankan untuk memecat Zakiya, membuat Zakiya memohon-mohon cintanya juga bisa," ujar Arvin dalam hatinya.

Arvin meneguk kopi yang di sebelahnya, matanya tak lepas menatap Zakiya.

"Kata Bu bos muda, apapun yang terjadi saya akan tetap bekerja disini. Hanya Bu bos muda yang boleh memecat saya pak," Ucap Zakiya dengan senyum polosnya.

Arvin yang sedang meneguk kopinya langsung tersedak.

"Apa? Tetap bekerja disini?" tanya Arvin dalam hatinya terkejut.

Tetap.

Bekerja.

Disini.

Ini gila, restorannya bisa bangkrut jika mempekerjakan pelayan yang tidak ada keahliannya sama sekali.

Baru bekerja saja sudah bisa memecahkan piring, besoknya berapa lagi piring yang akan dipecahkan pelayannya.

"Bu bos muda siapa maksud kamu?" tanya Arvin.

"Jangan-jangan ... Wah, Ini pasti mama nih," rutuknya dalam hati.

Arvin yang mendengar Zakiya menyebut mamanya bu bos muda, membuat telinga nya sakit. Ini pasti permintaan aneh mamanya. Umur sudah setengah abad tapi inginnya dipanggil muda terus.

Apakah ini yang disebut the power of emak-emak zaman now?

Arvin menatap Zakiya jengkel, ia mengambil ponsel yang berada di saku celana nya.

Arvin mengetikkan beberapa nomor telepon seseorang lalu menekan tombol hijau sebelah kiri, ia menunggu hingga panggilan tersambung.

"Halo arvin say-" terdengar suara wanita di ujung sana.

"Mama ini apa-apaan sih, kok bisa mama terima wanita aneh bekerja disini? CV ga jelas, ga punya keahlian sama sekali, hobi pecahin piring, kelakuannya bikin Arvin jengkel terus, pokoknya semua yang ada di pelayan ini minus," ujar Arvin to the point.

Zakiya yang mendengar ucapan Arvin menunduk sedih, kata-kata bos nya sungguh menusuk relung hatinya.

Selama seminggu Arvin pergi cuti untuk mengurus pekerjaan, dan liburan bersama pacarnya di New Zealand, tanpa izin dan persetujuan dari Arvin mamanya asal menerima pelayan baru, apalagi pelayan yang diterima mamanya sangat tidak berbobot.

"Oh ya ampun Arvin sayang, kece banget kan, panggilan baru mama. Kamu tanya Zakiya si pelayan baru itu ya, gimana Zakiya cantik ga?" ujar mamanya sumringah.

Mamanya Arvin bernama Melati Sekar Ningsih. Ia dijuluki sebagai mom baby face, karena wajahnya yang masih terlihat awet muda dan cantik, meskipun umurnya sudah setengah abad.

Arvin yang mendengar ucapan mamanya bingung, ia menelpon mamanya ingin protes karena menerima Zakiya bekerja di tempatnya, tapi respon mamanya sangat tak terduga.

Arvin menatap wanita yang ada di depan nya saksama, ia menilai wanita yang ada dihadapannya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Cantik, imut, kulit seputih susu, badan mungil sekitar 150 cm, rambut pendek sebahu dan berponi depan, wanita didepannya memang terlihat lucu seperti wanita loli di anime.

"Untuk ukuran dada?" Arvin mencoba menatap gundukan itu sebentar untuk menilai.

Zakiya yang merasa dirinya sedang dinilai mengikuti arah pandang Arvin. Ia melihat mata Arvin yang terang-terangan sedang menatap bagian dadanya.

Zakiya meraih buku yang ada diatas meja lalu memukul kepala Arvin berulang kali.

"Dasar pria ga sopan, suka lihat yang besar-besar aja."

"Aw aw aw, berhenti," Arvin menangkap buku itu dari tangan Zakiya, lalu membantingnya keras diatas meja.

Tangan kiri arvin masih menggenggam ponselnya, panggilan telepon dengan mamanya masih tersambung.

"Kamu ... "Arvin menatap Zakiya kesal, wanita itu selalu membuat kesabarannya habis.

"Beraninya memukul bos," Arvin menatap Zakiya murka.

"Ma-maaf pak sa-saya ga sengaja," Zakiya menelan ludahnya susah payah.

"Ga sengaja kamu bilang! Kamu sudah melanggar 2 kali, memecahkan piring dan memukul seorang bos. Kamu dipecat dan gaji dipotong 50%."

"Pak saya, kan ga senga- " baru saja Zakiya ingin menjelaskan tapi Arvin memotong ucapannya.

"Pergi!"

Zakiya yang mendengar itu memutuskan untuk pergi saja, hatinya merasa kesal dan sedih. Baru seminggu ia bekerja sini, tapi sudah dipecat.

Zakiya menundukan kepalanya dan berjalan pergi menuju pintu.

*****

Arvin menghela nafasnya setelah melihat pelayan ceroboh nya telah pergi dari ruangan, Arvin menatap ponselnya, panggilan dari mamanya belum terputus.

"Arvin, kamu pecat Zakiya?".

"Hmm" gumam Arvin sambil mengambil salah satu dokumen nya dengan tangan kanan.

"Mama kesana sekarang!"

Tut Tut Tut

Melati memutuskan telfonnya sepihak.

Arvin menatap ponselnya bingung. Ada apa dengan mamanya, apa memecat Zakiya adalah suatu kesalahan?

Arvin memilih mengendikan bahunya tidak peduli. Lagi pula, ia tidak salah memecat pelayan yang tidak ada keahliannya, untuk apa mempertahankan pelayan yang tidak ada guna nya di restoran.

*****

Di toilet khusus wanita, Zakiya menatap dirinya di cermin besar wastafel.

Ia menghapus air matanya dengan tisu dan bertanya-tanya dengan cermin itu.

"Kata Bu bos muda Kiya bisa bekerja disini, tapi Kiya dipecat Pak Arvin gara-gara ga sengaja pecahin piring, padahal piringnya yang licin makanya jatuh ke bawah.

Kaca ... emang Kiya salah ya?" tanya Zakiya sambil mengusap air matanya dengan tisu, dan membuangnya ke lantai.

"Terus Kiya dimarahin Pak Arvin, baru sedikit Kiya ngomong, omongan Kiya dipotong, Kiya kan ga suka."

"Kiya cuma nulis CV dengan sangat jujur apa adanya, kita ga boleh bohong. Iya, kan kaca?" tanya Zakiya polos.

Keadaan kamar mandi sudah seperti lautan tisu, semua tisu bekas Zakiya berserakan di lantai toilet.

Sebelum Zakiya masuk ke toilet, ia sudah memasang ancang-ancang bahwa toilet ini miliknya sementara. Ia ingin menumpahkan semua tangisan dan kekesalan nya di sini, jadi ia sengaja mengunci pintu utama toilet agar tak ada yang masuk.

Setiap siapapun yang ingin ke toilet, saat menekan gagang pintu, pintu nya terkunci.

"Woi buka dong, siapa di dalem? Udah kebelet nih," ucap seseorang dari luar menggedor keras pintu utama toilet.

"Toilet ini disewa, ga ada yang boleh masuk!"

"Disewa?" tanya gadis yang diluar itu bingung, ia menekan perutnya yang sudah tidak tahan lagi.

"Woi, ini udah gawat darurat, udah ditahap ujung" gadis itu benar-benar tidak tahan, toilet apa yang disewa emangnya ini aula.

"Kalo lo ga buka pintunya dalam waktu 3 detik, gue dobrak pintu ini sekarang!"

Zakiya yang mendengar itu pun buru-buru memungut tisu bekasnya yang berserakan di lantai dan membuang nya ke tong sampah.

Zakiya menghidupkan wastafel dan mencuci wajahnya. Ia merapikan rambutnya yang sempat berantakan, dan menyisir rambut sebahunya dengan jari-jari tangan, dan terakhir ia menyampirkan rambutnya di belakang telinga.

"Gapapa Kiya Jia You!"

Zakiya tersenyum di depan kaca dan mengepalkan kedua tangannya memberi semangat untuk dirinya sendiri.

*****

"1, 2, tiga ... Ciat...!"

Gadis itu mengambil kuda-kuda untuk mendobrak pintu, ia pun melemparkan dirinya ke arah pintu, dan ...

SLURK

Gadis itu terjatuh di lantai dalam toilet karena Zakiya membuka pintu nya saat gadis itu melemparkan badannya ke pintu.

"Aww sakit mama ... mama Mia, tolong aku mama Mia. Papa pa pa pa," gadis itu mengucapkan kata pa pa pa dengan nada bergema.

"Honey pacarmu ini sakit, kaki aku terkilir rasanya aku ingin pingsan," gadis itu menangis terisak-isak.

"Lebay banget sih, jadi gawat daruratnya? katanya udah tahap ujung," Zakiya memutar bola matanya malas, gadis yang terjatuh ini sudah mengganggu aktivitas bertapa nya.

"Oh iya lupa," gadis itu pun berdiri dengan stay cool.

"Ku tandai wajah kau ya," ucap gadis itu lalu berjalan melewati Zakiya.

Saat badannya berdampingan dengan Zakiya, gadis itu sengaja menabrakan bahunya keras ke bahu Zakiya.

"Aw," Zakiya meringis kesakitan, ia menatap heran gadis itu.

Gadis itu membanting pintu bilik toilet dengan keras, membuat Zakiya terlonjak kaget, tapi Zakiya memilih tak memperdulikan nya, ia pun pergi dari toilet sambil mengucapkan kata Jia You berulang kali.

"Jia You, Jia You, Jia you"

****

Jia You \= kata yang berasal dari bahasa mandarin, kata yang diucapkan untuk menambah rasa semangat.

Terpopuler

Comments

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

baru baca udah ngakak .....zakiya polosnya kelewatan hahaha....

2021-03-20

0

เลือดสีน้ำเงิน

เลือดสีน้ำเงิน

permisi Thor penduduk bunian mampir 😇 fav and like 👍

2020-11-03

0

Elsa Novita

Elsa Novita

bhxu ucjcbxuz

2020-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2 BAB 2 : Sebuah Rahasia
3 BAB 3 : Zakiya Kembali
4 BAB 4 : Perencanaan
5 BAB 5 : Si Rese Arvin
6 BAB 6 : Cobaan Menikah
7 BAB 7 : Hari Pernikahan
8 BAB 8 : Pengantin Baru
9 BAB 9 : Ulah Zakiya
10 BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11 Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12 Bab 12 : Si bayi
13 Bab 13 : welcome baby R
14 Bab 14 : setan nina bobo
15 Bab 15 : moment kita
16 Bab 16 : klien
17 Bab 17 : istri yang PMS
18 Bab 18 : arvin gugup
19 Bab 19 : jubah arvin
20 Bab 20 : akhiri?
21 Bab 21 : arvin yang lucu
22 Bab 22 : gara-gara popok
23 Bab 23 : momen bersama kamu
24 Bab 24 : kiya kiyo
25 Bab 25 : koper hitam
26 Bab 26 : problem
27 Bab 27 : rumah tangga
28 Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29 Bab 29 : first night failed
30 BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31 BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32 BAB 32 : Pasar
33 BAB 33 : Penguntit
34 BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35 BAB 35 - Bye Bye Riski
36 BAB 36 - Paris, We Are Coming
37 BAB 37 : Si Lugu
38 BAB 38 : Paris
39 BAB 39 : Menuju penginapan
40 BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41 BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42 BAB 42 : Pencarian
43 BAB 43 : Ketemu
44 BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45 BAB 45 : Hipotermia
46 BAB 46 : Rencana
47 BAB 47 : Baiklah
48 BAB 48 : Wanita Cantik
49 BAB 49 : Young Master
50 BAB 50 : Saatnya
51 BAB 51 : Kebahagiaan
52 BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53 BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54 BAB 54 : Pahit
55 BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56 BAB 56 : Tingkah Istri
57 BAB 57 : Dasar Kiya
58 BAB 58 : Pengakuan
59 BAB 59 : 24 Hours
60 BAB 60 : Sebersit Perih
61 BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62 BAB 62 : Ala Chef
63 BAB 63 : Pure Love
64 BAB 64 : Orang Menyebalkan
65 BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66 BAB 66 : Parc Asterix
67 BAB 67 : One, Four, Three
68 BAB 68 : Zakiya Takut
69 BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70 BAB 70 : Me, And, You
71 BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72 BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73 BAB 73 : Tak Terduga
74 BAB 74 : Tentang Kiya
75 BAB 75 : Bersenang-senang
76 BAB 76 : Perihal Itu
77 BAB 77 : Belajar Sepeda
78 BAB 78 : Me+You
79 BAB 79 : Aku Mau Kamu
80 BAB 80 : Proses
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2
BAB 2 : Sebuah Rahasia
3
BAB 3 : Zakiya Kembali
4
BAB 4 : Perencanaan
5
BAB 5 : Si Rese Arvin
6
BAB 6 : Cobaan Menikah
7
BAB 7 : Hari Pernikahan
8
BAB 8 : Pengantin Baru
9
BAB 9 : Ulah Zakiya
10
BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11
Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12
Bab 12 : Si bayi
13
Bab 13 : welcome baby R
14
Bab 14 : setan nina bobo
15
Bab 15 : moment kita
16
Bab 16 : klien
17
Bab 17 : istri yang PMS
18
Bab 18 : arvin gugup
19
Bab 19 : jubah arvin
20
Bab 20 : akhiri?
21
Bab 21 : arvin yang lucu
22
Bab 22 : gara-gara popok
23
Bab 23 : momen bersama kamu
24
Bab 24 : kiya kiyo
25
Bab 25 : koper hitam
26
Bab 26 : problem
27
Bab 27 : rumah tangga
28
Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29
Bab 29 : first night failed
30
BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31
BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32
BAB 32 : Pasar
33
BAB 33 : Penguntit
34
BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35
BAB 35 - Bye Bye Riski
36
BAB 36 - Paris, We Are Coming
37
BAB 37 : Si Lugu
38
BAB 38 : Paris
39
BAB 39 : Menuju penginapan
40
BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41
BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42
BAB 42 : Pencarian
43
BAB 43 : Ketemu
44
BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45
BAB 45 : Hipotermia
46
BAB 46 : Rencana
47
BAB 47 : Baiklah
48
BAB 48 : Wanita Cantik
49
BAB 49 : Young Master
50
BAB 50 : Saatnya
51
BAB 51 : Kebahagiaan
52
BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53
BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54
BAB 54 : Pahit
55
BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56
BAB 56 : Tingkah Istri
57
BAB 57 : Dasar Kiya
58
BAB 58 : Pengakuan
59
BAB 59 : 24 Hours
60
BAB 60 : Sebersit Perih
61
BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62
BAB 62 : Ala Chef
63
BAB 63 : Pure Love
64
BAB 64 : Orang Menyebalkan
65
BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66
BAB 66 : Parc Asterix
67
BAB 67 : One, Four, Three
68
BAB 68 : Zakiya Takut
69
BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70
BAB 70 : Me, And, You
71
BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72
BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73
BAB 73 : Tak Terduga
74
BAB 74 : Tentang Kiya
75
BAB 75 : Bersenang-senang
76
BAB 76 : Perihal Itu
77
BAB 77 : Belajar Sepeda
78
BAB 78 : Me+You
79
BAB 79 : Aku Mau Kamu
80
BAB 80 : Proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!