BAB 3 : Zakiya Kembali

Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon.

Haruman neowa naega sonjabeul su itdamyeon.

Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon.

Haruman (haruman), neowa naega hamkkehal su itdamyeon.

Terdengar nada dering BTS - Just One Day berbunyi keras di kamar tidur Zakiya, membuat Zakiya yang sedang asik bergelut dalam mimpinya menggeliat, matanya masih terpejam sambil memeluk guling Mickey Mouse kesayangannya.

Zakiya tak memperdulikan ponselnya yang berdering berkali-kali, ia menutup telinganya dengan guling berusaha mengabaikan panggilan.

Tapi lagi-lagi panggilan itu menganggu kenyamanan tidurnya, dengan mata tertutup Zakiya meraba-raba ponselnya yang berada di atas nakas.

Haruman neowa naega hamkkehal su itdamyeon.

Haruman neowa naega sonja-

"Halo," ucap Zakiya dengan suara parau, matanya masih terpejam. Ia sama sekali tidak tahu siapa yang menelepon.

"Kamu darimana saja hah?! Tidak mengangkat telepon, apa kamu tuli?"

Zakiya tersentak kaget saat mendengar bentakan keras dari si penelepon, bahkan matanya yang tertutup tiba-tiba terbuka lebar, Zakiya menjauhkan ponsel nya dari telinga, ia menatap nomor di layar panggilan nya, ternyata nomor tidak kenal.

"Maaf, anda siapa ya? Jika tak ada kepentingan saya tutup."

"Kamu bertanya siapa saya? Kamu pura-pura amnesia?"

"Maaf ya pak, anda salah nomor. Jangan hubungi nomor ini lagi," Zakiya memutar bola matanya kesal, ia sudah berbaik hati meluangkan waktunya untuk menerima telepon tidak penting, tapi si penelpon malah membentak nya tidak jelas.

"Zakiya Giselle!"

"Ko dia tau nama Kiya? Apa jangan-jangan dia seorang peneror yang memeras uang," ucap Zakiya berbicara sendiri sambil menjauhkan ponselnya.

Zakiya mendekatkan ponselnya kembali, "Kok bapak bisa tau nama saya? Bapak ini seorang peneror telepon ya?," ucap Zakiya polos.

"Hari ini datang ke restoran tidak pakai telat! Saya ingin membayar sisa gaji kamu yang saya potong 80%, telat 1 menit aja ... gaji kamu melayang"

Tut tut tut

Pria itu menutup teleponnya sepihak, Zakiya memikirkan kata-kata si penelpon tadi.

Restoran? Gaji? Potongan 80%?

Zakiya memikirkan itu lama sekali, hingga tersadar akan sesuatu.

"Oh ... astaga Pak Arvin," ucap Zakiya keras.

Ia melihat layar panggilan terakhirnya, ingin melihat nomor Arvin, tapi tidak ada nomor yang tercantum di dalamnya melainkan bacaannya tidak ada nomor.

Nomor ponsel Arvin ternyata di private, benar-benar orang yang misterius.

"Pak Arvin mau bayar sisa gaji Kiya yang 80% itu? Berarti gaji Kiya ga jadi dipotong?" ucap Zakiya perlahan-lahan, ia berpikir sambil mengerakan telunjuknya di dagu.

"Berarti ..."

"Yeey, full gaji...!" Zakiya mengepalkan kedua tangannya keatas girang, ia harus cepat bersiap-siap hari ini, karena jika telat gajinya bisa melayang lagi.

Zakiya mengambil boneka bebek besar di sebelah gulingnya.

"Unyu, gaji Kiya ga jadi dipotong ... aaaaa Kiya seneng banget," Zakiya berbicara pada boneka bebeknya yang bernama unyu sambil memeluk boneka itu erat-erat.

"Unyu seneng gak?" Zakiya tersenyum lebar.

"Unyu seneng kok," ucap Zakiya menyahut dengan nada suara anak-anak, ia menggerakan badan unyu seolah-olah unyu sedang berbicara padanya.

"Oke baiklah Kiya, fighting," ucap Kiya dengan semangat yang menggebu-gebu.

Zakiya turun dari kasurnya mengambil sisir yang berada di atas meja rias, ia jadikan sisir itu sebagai microfon.

"Iwak peyek, iwak peyek, iwak peyek nasi jagung. Sampai tue sampai nene, gaji full tetap oke. Asik asik jos," Zakiya menyanyi dan berjoget seperti orang gila di depan kaca. Hatinya sangat riang hari ini.

"Apa salah dan dosaku sayang. Cinta suci kau buang-buang lihat jurus yang kan ku berikan gaji goyang, gaji goyang," Zakiya menyanyikan lagu jaran goyang yang liriknya diganti jadi gaji goyang.

Zakiya terus menyanyi dan berjoget riang sampai masuk kamar mandi. Selain Kpopers Zakiya juga seorang pencinta dangdut.

*****

Zakiya memandangi dirinya di depan kaca dan tersenyum manis.

"Perfecto," Zakiya sangat bersemangat hari ini.

Zakiya turun dari kamarnya yang di lantai 2, ia menatap ke sekeliling rumah.

"Ko sepi? Gelap amat," Zakiya menekan tombol lampu untuk menyalakannya.

Zakiya berjalan ke ruang makan untuk sarapan pagi, sesampainya di ruang makan ia membuka tudung nasi.

"Haa kosong? kerja lembur bagai qhuda, sampai lupa orang tua ... Et et serius serius, tumben pagi-pagi ga ada sarapan, hmm mungkin nenek lagi ke pasar."

Zakiya menuangkan air teko ke dalam gelas kaca, dan meminum nya hingga habis.

"Kakak mau kemana? Rapi amat. Hoam," ucap adik laki-laki Zakiya yang menghampirinya sambil menguap.

Nama adik Zakiya adalah Zain, ia masih berumur 15 tahun, 3 tahun lebih muda dari Zakiya.

Zain menuangkan air teko ke dalam gelas kaca yang berbeda, dan meminumnya.

"Dasar pemalas," ucap Zakiya menjewer telinga Zain.

"Aww aww aduh sakit kak," ucap Zain meringis kesakitan.

Zakiya melepaskan jewerannya pada Zain hingga menimbulkan bekas merah, Zain mengusap telinga kirinya yang memanas.

"Kamu tau ga ini jam berapa? Ini udah pagi waktunya pergi ke sekolah, sana mandi!"

"Hah? Pagi apanya masih jam 2 malem juga. Kakak mimpi ya? Udah ah ... Zain mau tidur dulu, males ngeladenin kakak yang ga penting. Bye," ucap Zain meletakkan gelasnya yang sudah kosong di atas meja, ia langsung pergi meninggalkan Zakiya yang masih termenung.

"Zain ... Zain " panggil Zakiya tapi Zain tak menghiraukannya.

"Ish tu anak, jam 2? Masa sih ... perasaan tadi Pak Arvin telpon suruh buru-buru."

Zakiya mengeluarkan ponselnya dan melihat jam dilayarnya.

Jam 02:15.

"Pak Arviiiinn ..." teriak Zakiya kesal, bos nya sangat sangat sangat menyebalkan.

Bukan bos nya, tapi mantan bos nya.

Mengganggu orang tidur.

Mengganggu mimpi indah.

Mengganggu kenyamanan.

Bukankah semua orang butuh istirahat, untung saja Zakiya belum pergi ke tempat halte bus. Jika iya, berapa jam ia menunggu bus datang.

*****

"Nyebelin, nyebelin, nyebelin" teriak Zakiya sambil memukul bantal tidurnya, tangan dan kakinya ia gerak-gerakan kesal.

"Tabahkanlah hati Kiya dari makhluk bulan seperti Pak Arvin," make up cantik yang tadi Zakiya pakai jadi berantakan semua, ia merasa frustasi terima kenyataan bahwa bos nya hanya mengerjai nya saja tengah malam.

*****

"Ini gaji kamu," ucap Arvin sambil menyodorkan sebuah amplop coklat yang berisi uang kepada Zakiya.

Zakiya yang duduk berhadapan dengan Arvin, mengambil gaji nya antusias, Zakiya tersenyum lebar saat menghitung uang yang di dalam amplopnya.

"Gaji nya pas, Kiya pulang dulu ya, pak" ucap Zakiya langsung berdiri dari duduknya.

"Siapa yang menyuruhmu pulang?" ucap arvin menatap zakiya dengan horror.

Zakiya kembali duduk berhadapan dengan Arvin, ia menatap Arvin bingung.

"Bukannya Pak Arvin udah pecat Kiya? Jadi Kiya langsung pulang aja, kan udah terima gaji."

"Tidak jadi, kamu tetap bekerja disini. Oya, saya minta maaf atas kejadian kemarin, saya merasa bersalah potong gaji anak yatim seenaknya, tapi itu tidak sepenuhnya salah saya, 95% nya adalah salah kamu yang melanggar aturan.

Pertama kalinya, saya minta maaf sama orang, padahal kamu orang yang sangat tidak penting. Ini saya terpaksa aja minta maaf, jadi jangan geer kalau saya minta maaf karena kasihan. Tapi yasudahlah, sana pergi ... wajah kamu bikin mood saya rusak," ucap Arvin panjang lebar.

Zakiya yang mendengar itu hanya melongo bingung, ucapan bos nya sangat tidak jelas, meminta maaf pada orang tapi kalimat terakhirnya memaki-maki.

"Ngapain masih bengong disini? Pergi atau saya potong lagi gajinya."

Zakiya yang tersadar atas pemotongan gaji, buru-buru beranjak pergi.

"Terima kasih pak Arvin," ucap Zakiya membungkukan badannya, lalu melangkahkan kakinya menuju pintu.

"Hah," Arvin membuang nafasnya lega.

"Meminta maaf ternyata ga semudah yang ku kira," Arvin membuka lacinya, dan mengambil dokumen laporan omset.

****

"Pak arvin minta maaf tapi ekspresi dan gaya bicaranya kayak orang ngajakin ribut, heran punya bos macam begini," Zakiya memilih tidak peduli, ia tetap melanjutkan mencuci piring kotornya.

"Ingat Kiya, berhati-hatilah mencuci piring. Cintailah piringmu seperti kamu mencintai diri kamu sendiri, fokus ... fokus."

Haruman neowa naega hamke ...

Zakiya yang sedang mencuci piring, mengambil ponselnya yang berdering di saku celana. Ia menekan tombol hijau mengangkat panggilan dengan tangan yang masih penuh busa, ia letakkan ponselnya di telinga kanan dan mengapitkannya dengan bahu.

Kedua tangannya tetap aktif mencuci piring.

"Halo, Zakiya di sini."

"Pagi Kiya sweetie, ini bu bos muda. Mommy muda yang cetar membahana ini, ingin mengajak kamu kerja di restoran Arvin lagi."

"Emm sebenarnya Kiya udah diterima bekerja di sini lagi bu, Pak Arvin tidak jadi memecat," Zakiya menghidupkan keran air dan membasuh piringnya satu persatu.

"Apa...!"

Zakiya terkejut saat mendengar Melati berteriak keras di telinganya, hampir saja piring nya jatuh ke lantai.

Untung saja piring nya jatuh di wastafel tidak pecah, kalau pecah pasti Arvin akan memaki-maki nya.

Meskipun piringnya jatuh di wastafel, tapi ponselnya jatuh berserakan di lantai.

Zakiya berjongkok memungut ponselnya di lantai. Baterai dan kartu-kartu nya terlepas dari ponsel.

Teriakan keras Melati membuat nya jantungnya kaget, padahal ia tidak memakai loudspeaker, tapi suara melati 2 kali lipat lebih keras dari itu.

"Ehem ..."

Zakiya mendongakkan wajahnya saat mendengar suara seseorang, ternyata Arvin yang sedang bersandar di dinding sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Arvin menatap tajam wanita mungil yang ada di pandangannya, "Terjatuh lagi?"

Zakiya berdiri mengambil ponsel dan baterai nya yang terpisah, ia menelan ludahnya saat Arvin melihatnya tajam.

"Baguslah kalau ponsel kamu yang jatuh, asal jangan benda yang ada di restoran ini, mengerti."

Zakiya hanya mengangguk patuh mendengarnya.

"Oya, mama saya mengajak kamu makan malam hari ini jam 7 malam" ucap Arvin lalu pergi dari ruangan khusus cuci piring.

"Hmm hari ini selamat, my baby kalian jangan sampai pecah lagi ya, kalau sampai pecah tamat riwayat mommy," ucap Zakiya berbicara pada semua gelas dan piring kotor di wastafelnya.

Zakiya menghela nafas nya panjang, diundang makan malam di rumah keluarga Arvin membuat jantungnya berdegup tidak karuan.

*****

Zakiya membuka pintu kamarnya, ia berjalan masuk dan duduk di atas kasurnya.

Zakiya melepas sepatu Converse nya yang bewarna merah maroon, dan meletakannya di kolong tempat tidur.

Zakiya melempar tasnya ke ranjang, dan menjatuhkan badan mungilnya ke ranjang pink nya yang empuk.

"Hari yang sangat melelahkan," ucap Zakiya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Zakiya diam memikirkan alasan mengapa Melati dan Arvin mengajaknya makan malam bersama. Bukankah dia notabene nya hanya seorang pelayan cuci piring, ditambah lagi ia mendapatkan perlakuan spesial dari Melati.

Zakiya bangun dari ranjangnya, dan berjalan menuju lemari besarnya yang berwarna putih.

Ia membuka lemari itu dan mengeluarkan pakaiannya satu persatu.

Sudah lima pakaian yang ia keluarkan dilemparkan ke atas kasur, tapi tak ada satupun yang bagus untuk dipakai.

"Pakai dress yang mana ya? Yang ini aja kali ya," Zakiya mengambil dress model sabrina yang bewarna hitam panjangnya selutut.

Setelah menyiapkan keperluan dress nya, Zakiya beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

15 menit ia telah selesai mandi, Zakiya duduk di depan kaca dengan dress Sabrina yang telah terpasang indah di tubuhnya.

Model bahu terbuka membuat tampilannya terlihat elegan.

Zakiya mengoleskan make up ke wajahnya, dan yang terakhir ia mengoleskan lipstik bewarna pink agak peach ke bibirnya.

Zakiya memodelkan rambut pendeknya yang sebahu itu dengan mengikat cepol dan menjepitnya menggunakan hair pin.

"Selesai," zakiya tersenyum manis di depan kaca.

*****

"Kiya, ada yang mencari kamu" teriak nenek nya dari lantai 1.

"Iya nek, Kiya turun" Zakiya memakai high heels bewarna hitam senada dengan warna dress nya. Ia turun dari tangga perlahan-lahan sambil menundukan wajahnya melihat anak tangga. Ia tidak terbiasa memakai hak tinggi, jadi ia harus berjalan dengan hati-hati agar tak terjatuh.

Arvin yang sedang minum sirup merah sambil menunggu Zakiya di ruang tamu tiba-tiba tersedak, ia terkesima saat melihat Zakiya yang sedang menuruni anak tangga.

"Look like an angel," ucap Arvin dalam hatinya.

Saat tersisa satu anak tangga terakhir, Zakiya menegakan wajahnya ke depan, ia melihat Arvin yang menatapnya tak berkedip

"Astaga Pak Arvin," rutuk Zakiya dalam hatinya.

Mereka saling mengunci tatapan satu sama lain, sampai akhirnya Zakiya memilih mengakhiri tatapannya dengan membuang muka.

"Kiya sini nak, ada laki-laki yang menjemput kamu," ucap nenek Zakiya menyuruhnya mendekati Arvin.

Zakiya menganggukan kepalanya, dan berjalan mendekati Arvin yang duduk di sofa. Zakiya terus menghindari tatapan arvin yang daritadi menatapnya kagum.

"Nek saya pergi dulu ya, saya izin membawa cucu nenek," ucap Arvin bersalaman dengan nenek zakiya sambil tersenyum.

"Iya nak, sering-sering ya main ke sini," ucap nenek Zakiya tersenyum lebar.

Arvin yang mendengar itu hanya terkekeh kecil, ia tersenyum manis pada nenek Zakiya.

Zakiya melihat Arvin ramah dengan neneknya merasa speechles, seorang bos nya yang angkuh dan sombong bisa melakukan hal itu.

Yang ia tau Arvin adalah seseorang yang kejam dan otoriter, tapi perlakuan Arvin kepada neneknya berbanding terbalik saat sikap nya di restoran.

Zakiya pamit kepada neneknya, "Nek, Kiya pergi dulu ya," ia mencium tangan neneknya dan mencium pipi neneknya.

"Hati hati ya sayang," nenek zakiya mencium pipi kiri cucunya.

Zakiya dan Arvin berjalan keluar menghampiri mobil Audi bewarna hitam mengkilat telah terparkir di depan rumahnya.

Zakiya menoleh ke kanan dan ke kiri merasa ada yang kurang, "Pak arvin, mana supirnya?"

Arvin yang mendengar itu memilih mengabaikan Zakiya, ia membuka pintu depan mobil untuk Zakiya, "Masuk."

Zakiya mendengus sebal, "Kenapa harus Pak Arvin yang jemput sih?".

Zakiya masuk ke dalam mobil Arvin, dan duduk di kursi depan.

Arvin menutup pintu mobilnya, dan berlari kecil ke kursi pengemudi, ia membuka pintunya lalu menutup kembali. Arvin memasang sabuk pengaman di tubuhnya, dan memutar kunci mobil hingga terdengar suara mobil yang menyala.

Arvin menatap Zakiya yang terdiam, Zakiya yang menyadari bahwa Arvin kini tengah memperhatikannya membuat jantung Zakiya berdegup kencang tak karuan, oh tuhan ia sangat gugup.

"Pakai!"

"Pakai apa, pak?" tanya Zakiya bingung.

Arvin mendengus kesal mendengar pertanyaan bodoh Zakiya, ia mendekatkan badannya ke arah Zakiya sampai badan Zakiya terpojok di pintu mobil.

Zakiya menahan badan Arvin dengan kedua tangannya, "Pak-pak Arvin mau apa," ucap Zakiya menutup matanya takut.

Arvin yang melihat wajah Zakiya memerah semakin memperlama posisinya, ia ingin melihat wajah merona Zakiya secara dekat.

Arvin terus memangkas jaraknya menjadi semakin dekat.

"Pak-pak Arvin ja-jangan macam-macam," tubuh Zakiya bergetar ketakutan.

Arvin menghela nafasnya kasar, ia menarik sabuk pengaman yang terletak di ujung pintu mobil, dan memasangnya ke badan Zakiya.

Arvin menegakkan badannya kembali, "Jangan melakukan hal bodoh dan memalukan saat makan malam, mengerti," ucap Arvin dingin lalu menjalankan mobilnya.

Suasana di dalam mobil sangat canggung, tak ada satupun dari mereka yang membuka obrolan. Arvin yang sibuk menyetir mobil, dan Zakiya yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

Zakiya menatap keluar jendela, ia melihat keindahan gedung-gedung Jakarta yang berwarna-warni karena efek lampu malamnya, dan juga banyaknya kendaraan beroda berlalu lalang.

Zakiya tersenyum lebar, sudah sekian lama ia tak merasakan naik mobil pribadi.

Semenjak ayah dan ibu nya meninggal, ia tak pernah lagi merasakan kemewahan, tapi ia sangat bersyukur sekarang ia bisa menjadi pribadi yang mandiri, menjadi tulang punggung keluarga nya, bisa mengurus adik-adiknya yang semakin beranjak dewasa, dan bisa membantu perekonomian kakek dan neneknya.

Zakiya bersyukur setidaknya ia pernah merasakan bagaimana kasih sayang orang tua meski hanya sebentar. Ia ditinggal orang tuanya saat berumur 5 tahun.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🐾🌻

2020-11-03

1

Nhia AriQah

Nhia AriQah

ktx dl ortux kaya kok bisa dia gk punya harta atau perusahaan gitu yg diwariskan u/kiya khan aneh.masa gr2 ortux meninggal hartax ikut hbs

2019-12-23

6

ERna Khitiengkhan

ERna Khitiengkhan

kesian kiya 😔

2019-11-24

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2 BAB 2 : Sebuah Rahasia
3 BAB 3 : Zakiya Kembali
4 BAB 4 : Perencanaan
5 BAB 5 : Si Rese Arvin
6 BAB 6 : Cobaan Menikah
7 BAB 7 : Hari Pernikahan
8 BAB 8 : Pengantin Baru
9 BAB 9 : Ulah Zakiya
10 BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11 Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12 Bab 12 : Si bayi
13 Bab 13 : welcome baby R
14 Bab 14 : setan nina bobo
15 Bab 15 : moment kita
16 Bab 16 : klien
17 Bab 17 : istri yang PMS
18 Bab 18 : arvin gugup
19 Bab 19 : jubah arvin
20 Bab 20 : akhiri?
21 Bab 21 : arvin yang lucu
22 Bab 22 : gara-gara popok
23 Bab 23 : momen bersama kamu
24 Bab 24 : kiya kiyo
25 Bab 25 : koper hitam
26 Bab 26 : problem
27 Bab 27 : rumah tangga
28 Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29 Bab 29 : first night failed
30 BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31 BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32 BAB 32 : Pasar
33 BAB 33 : Penguntit
34 BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35 BAB 35 - Bye Bye Riski
36 BAB 36 - Paris, We Are Coming
37 BAB 37 : Si Lugu
38 BAB 38 : Paris
39 BAB 39 : Menuju penginapan
40 BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41 BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42 BAB 42 : Pencarian
43 BAB 43 : Ketemu
44 BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45 BAB 45 : Hipotermia
46 BAB 46 : Rencana
47 BAB 47 : Baiklah
48 BAB 48 : Wanita Cantik
49 BAB 49 : Young Master
50 BAB 50 : Saatnya
51 BAB 51 : Kebahagiaan
52 BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53 BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54 BAB 54 : Pahit
55 BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56 BAB 56 : Tingkah Istri
57 BAB 57 : Dasar Kiya
58 BAB 58 : Pengakuan
59 BAB 59 : 24 Hours
60 BAB 60 : Sebersit Perih
61 BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62 BAB 62 : Ala Chef
63 BAB 63 : Pure Love
64 BAB 64 : Orang Menyebalkan
65 BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66 BAB 66 : Parc Asterix
67 BAB 67 : One, Four, Three
68 BAB 68 : Zakiya Takut
69 BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70 BAB 70 : Me, And, You
71 BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72 BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73 BAB 73 : Tak Terduga
74 BAB 74 : Tentang Kiya
75 BAB 75 : Bersenang-senang
76 BAB 76 : Perihal Itu
77 BAB 77 : Belajar Sepeda
78 BAB 78 : Me+You
79 BAB 79 : Aku Mau Kamu
80 BAB 80 : Proses
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2
BAB 2 : Sebuah Rahasia
3
BAB 3 : Zakiya Kembali
4
BAB 4 : Perencanaan
5
BAB 5 : Si Rese Arvin
6
BAB 6 : Cobaan Menikah
7
BAB 7 : Hari Pernikahan
8
BAB 8 : Pengantin Baru
9
BAB 9 : Ulah Zakiya
10
BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11
Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12
Bab 12 : Si bayi
13
Bab 13 : welcome baby R
14
Bab 14 : setan nina bobo
15
Bab 15 : moment kita
16
Bab 16 : klien
17
Bab 17 : istri yang PMS
18
Bab 18 : arvin gugup
19
Bab 19 : jubah arvin
20
Bab 20 : akhiri?
21
Bab 21 : arvin yang lucu
22
Bab 22 : gara-gara popok
23
Bab 23 : momen bersama kamu
24
Bab 24 : kiya kiyo
25
Bab 25 : koper hitam
26
Bab 26 : problem
27
Bab 27 : rumah tangga
28
Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29
Bab 29 : first night failed
30
BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31
BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32
BAB 32 : Pasar
33
BAB 33 : Penguntit
34
BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35
BAB 35 - Bye Bye Riski
36
BAB 36 - Paris, We Are Coming
37
BAB 37 : Si Lugu
38
BAB 38 : Paris
39
BAB 39 : Menuju penginapan
40
BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41
BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42
BAB 42 : Pencarian
43
BAB 43 : Ketemu
44
BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45
BAB 45 : Hipotermia
46
BAB 46 : Rencana
47
BAB 47 : Baiklah
48
BAB 48 : Wanita Cantik
49
BAB 49 : Young Master
50
BAB 50 : Saatnya
51
BAB 51 : Kebahagiaan
52
BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53
BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54
BAB 54 : Pahit
55
BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56
BAB 56 : Tingkah Istri
57
BAB 57 : Dasar Kiya
58
BAB 58 : Pengakuan
59
BAB 59 : 24 Hours
60
BAB 60 : Sebersit Perih
61
BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62
BAB 62 : Ala Chef
63
BAB 63 : Pure Love
64
BAB 64 : Orang Menyebalkan
65
BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66
BAB 66 : Parc Asterix
67
BAB 67 : One, Four, Three
68
BAB 68 : Zakiya Takut
69
BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70
BAB 70 : Me, And, You
71
BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72
BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73
BAB 73 : Tak Terduga
74
BAB 74 : Tentang Kiya
75
BAB 75 : Bersenang-senang
76
BAB 76 : Perihal Itu
77
BAB 77 : Belajar Sepeda
78
BAB 78 : Me+You
79
BAB 79 : Aku Mau Kamu
80
BAB 80 : Proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!