BAB 4 : Perencanaan

Zakiya terus termenung memandang keluar jendela sampai tak sadar bahwa mobil itu telah berhenti di dalam pekarangan rumah Arvin, bukan ... lebih tepatnya di depan pagar rumah arvin.

Ia sangat menikmati perjalanannya menatap keindahan kota Jakarta, apalagi saat melihat lampu warna-warni gedung yang menyala setiap malam, itu keren sekali.

"Turun, ngapain bengong," ucap Arvin datar sambil melepas sabuk pengamannya.

"I-iya pak," Zakiya berusaha melepas sabuk pengaman yang dipasang Arvin tadi, tapi ia bingung bagaimana cara membukanya.

Arvin menatap Zakiya dengan senyuman jahil nya, ia akan terus menunggu Zakiya sampai Zakiya meminta bantuannya. Arvin terus memerhatikan Zakiya yang berusaha mencari tombol pembuka sabuk pengaman.

"Ini gimana cara bukanya? Rasanya sesak banget," Zakiya menarik-narik tali sabuk pengaman itu, tapi tak bisa dibuka. Ia sudah lupa cara memasang dan membuka sabuk pengaman karena tak pernah lagi merasakan naik mobil mewah semenjak ditinggal orang tuanya.

Zakiya mencari-cari tombol pembuka sabuk pengaman, dan dan menemukan sebuah tombol di dekat kaca mobil.

"Ini pasti tombolnya," Zakiya menekan tombol itu tapi malah kaca mobil yang terbuka.

Melihat tingkah Zakiya yang berusaha keras tapi tak kunjung berhasil membuat Arvin terkekeh puas, "Biarkan saja, sampai mana ia akan berhasil," ucap Arvin dalam hatinya.

"Pak-pak Arvin tolong bukain ikatannya," ucap Zakiya polos, ia menatap Arvin pasrah.

"Buka aja sendiri," Arvin mengatakannya dengan cuek, tapi dalam hatinya tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Zakiya, ia menertawakan kebodohan Zakiya yang mengatakan bahwa tubuhnya sedang di ikat sabuk pengaman.

"Pak Arvin," Zakiya menatap Arvin dengan mata berkaca-kaca.

"Oke, saya akan menolong kamu kali ini tapi ... kamu harus memenuhi syarat yang saya berikan."

Zakiya terdiam sambil memikirkan syarat yang dimaksud bos nya.

Arvin yang melihat zakiya hanya diam tak merespon perkatannya mulai jengah.

"Oke, saya akan tu-" ucap Arvin yang bergegas membuka pintu mobil, tapi Zakiya menahan tangannya.

"Mau ... Kiya mau pak."

"Oke, syaratnya adalah kamu harus menolak apapun omongan yang mama minta saat makan malam," ucap Arvin sambil melepaskan sabuk pengaman Zakiya.

Zakiya bernafas lega saat tali itu sudah terlepas dari tubuhnya.

"Iya pak," ucap Zakiya mengangguk patuh.

"Turun," ucap Arvin dingin.

Zakiya membuka pintu mobilnya, dan keluar dari mobil, ia membuka menutup pintu mobil Arvin pelan.

Disusul Arvin yang juga keluar dari mobilnya sambil memegang kunci mobil dan ponsel, ia menutup pintu mobilnya keras.

Seorang satpam menghampiri Arvin seraya memberikan hormat, "Mobilnya biar saya yang parkir tuan muda."

Arvin memberikan kunci mobilnya ke satpam itu tanpa tersenyum, ia berjalan cepat mendahului Zakiya yang mengekori nya dari belakang.

"Tuan muda?" ucap Zakiya bingung dalam hatinya.

Zakiya mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah Arvin yang terlihat mewah seperti istana.

"Pak Arvin benar-benar keturunan keluarga kaya pantas saja Pak Arvin dipanggilnya tuan muda, tapi kenapa tuan muda seperti Pak Arvin memilih jadi pengusaha kuliner ya?" tanya Zakiya dalam hatinya, ia begitu terpesona melihat rumah Arvin.

Zakiya berjalan pelan sambil mengedarkan pandangannya melihat kemewahan rumah Arvin. Rumah ini sangat luas, di pintu masuknya dijaga oleh dua orang pria bertubuh kekar yang memakai seragam tuxedo hitam.

Saat Zakiya dan Arvin ingin masuk ke pintu utama, mereka melewati taman indah yang tumbuh berbagai jenis bunga, di bawah bunga itu dipasangkan lampu bewarna kelap-kelip yang menyala, sehingga bunga itu seperti terlihat terang dan indah.

Di samping kiri taman ada air mancur buatan yang bewarna warni, setiap detik warnanya akan berubah menjadi merah, kuning, pink, putih, biru muda, ungu, atau hijau.

Arvin dan Zakiya mulai memasuki pintu utama, saat mereka masuk pelayan-pelayan wanita yang menggunakan seragam putih-pink menyambut mereka dengan menundukan kepalanya hormat.

Zakiya yang merasa tersanjung disambut seperti itu mengucapkan kata halo ke semua pelayannya.

"Halo, saya Zakiya."

"Halo," ucap Zakiya sambil melambaikan tangannya.

Arvin menoleh ke belakang, ia melihat Zakiya yang jauh tertinggal. Arvin mendengus sebal saat melihat Zakiya bersikap sopan kepada semua pelayannya, bahkan gadis itu tak berhenti mengucapkan kata halo sambil menundukan kepalanya hormat.

"Mau sampai kapan kamu akan bersikap bodoh seperti itu?"

Zakiya berhenti berjalan dan mengedarkan pandangannya ke segala arah, "siapa yang pak Arvin maksud?" rutuk Zakiya dalam hatinya.

Zakiya menoleh ke semua pelayan Arvin yang menunduk takut, apa yang dimaksud bodoh itu dirinya? Zakiya menatap arvin bingung.

"Kamu bisa ga jalan yang cepat? kamu ini manusia atau siput? Waktu berharga saya terbuang percuma gara-gara kamu," ucap Arvin dengan kejamnya.

Zakiya yang mendengar itu menundukan wajahnya sambil meremas tangannya kesal. Omongan Arvin memang lebih tajam daripada pisau, dan lebih cepat mengenai hati dibandingkan pistol.

*****

Arvin dan Zakiya pergi ke ruang makan, mereka disambut oleh Melati dan suaminya Melati yang bernama Ridwan Andromeda Collin, Melati dan Ridwan berdiri berdampingan tersenyum senang menatap Arvin dan Zakiya.

Zakiya membalas senyuman mereka, sedangkan Arvin hanya membalasnya datar.

"Kiya sweetie," ucap Melati girang sambil memeluk erat Zakiya sampai Zakiya susah bernafas.

"Bu bos muda ini sangat rindu sama kamu," ucap Melati sambil melepaskan pelukannya.

"Baby Arvin," Melati menjangkau pipi Arvin untuk menciumnya dengan bibir merah nya yang telah dipoles lipstik.

Arvin berjalan mundur menolak ciuman Melati, "Mama, Arvin bukan anak kecil lagi nanti lipstik mama berbekas di pipi."

"Baby, ini tuh lipstik limited edition, hanya ada satu-satunya di dunia, waterproof, dan ga meninggalkan bekas nyium kamu. Jadi mama cium ya," Melati memanyunkan bibirnya ke pipi Arvin, tapi arvin menolaknya dan terus menghindar.

"Engga ma, Arvin gak mau," tolak Arvin keras, ia jengkel dengan sikap mamanya yang memperlakukan ia seperti anak bocah yang ingin pergi ke sekolah harus di cium dulu.

Zakiya yang melihat itu menahan tawanya susah payah, ingin rasanya ia tertawa terbahak-bahak, tapi ia tak mungkin menertawai Arvin di sini. Bos nya terlihat cool dari luar dengan omongan setajam pisau, ternyata di rumah seperti bayi.

"Pantas saja Pak Arvin dipanggilnya baby, hahaha," Zakiya tertawa dalam hatinya.

Zakiya melihat pelayan yang berbeda di ruang makan, tidak seperti pelayan yang ia temui di pintu masuk tadi. Zakiya memandang mereka semua dan bertanya-tanya dalam hatinya ada berapa banyak pelayan disini.

"Sudahlah ma kita mulai saja makan malamnya, silahkan duduk," ucap Ridwan mempersilahkan mereka untuk duduk.

Melati dan Ridwan duduk berdampingan di depan mereka ada Arvin dan Zakiya yang juga duduk berdampingan.

Zakiya menatap meja makan yang hanya ada piring, garpu, dan sendok, serta tempat air minum dan gelas. Ia memandang teko itu, di rumahnya teko hanya terbuat dari plastik murah, tapi di rumah Arvin teko itu terbuat dari emas.

Melati menepuk kedua tangannya di atas, semua pelayan yang mendengar tepukan itu keluar membawa makanan-makanan lezat. Mereka meletakan hidang itu di atas meja makan.

Zakiya tercengang melihatnya, sampai mulutnya terbuka. Baru pertama kalinya ia melihat keluarga kaya yang diperlakukan seperti petinggi istana.

"Sweetie, makan yang banyak ya sayang," ucap Melati tersenyum gembira menatap Zakiya.

Zakiya membalas senyuman Melati, ia takjub dengan semua ini, keluarga bosnya begitu kaya sampai pelayan yang tak terhitung jumlahnya, dan semua pernak-pernik di sini banyak yang terbuat dari emas.

"Baby, ambilin Zakiya makanannya dong," ucap Melati.

"Dia punya tangan, ga perlu tangan Arvin," ucap Arvin cuek, ia menyendokan steak daging sapi yang sudah ia potong tadi ke dalam mulutnya. Arvin makan dengan tenang tanpa peduli sekitarnya.

Zakiya menatap hidangan yang ada di piringnya. Ia mengambil makanannya sedikit saja karena merasa tidak enak jika makan banyak di rumah orang lain.

Zakiya mengambil satu mangkok kosong, ia isi mangkuk itu dengan air teko lalu mencuci tangannya.

Arvin menatap Zakiya yang sedang mencuci tangannya, Arvin menegurnya keras, "Ini bukan tempat makan lesehan, makan pakai pisau, dan garpu."

Zakiya yang mendengar itu merasa jleb di hatinya, ia merasa sedih dengan teguran Arvin. "Tapi Kiya ga bisa menggunakannya," ucap Zakiya menunduk, ia khawatir air mata yang ditampungnya sebentar lagi akan tumpah.

"Arvin," tegur Melati.

Melati menepuk tangannya keatas memanggil pelayan. Seorang pelayan wanita berjalan menghampiri Melati.

"Tolong potong daging Zakiya, harus lembut ya," ucap Melati menyuruh pelayannya.

Pelayan itu berjalan kearah Zakiya dan memotong daging Zakiya dengan pisau makan.

"Bodoh," umpat Arvin dengan suara pelan tapi masih terdengar jelas di telinga Zakiya.

Zakiya hanya bisa menahan tangisannya sambil menudukan wajahnya.

"Silahkan menikmati nona," ucap pelayan itu setelah selesai memotong daging Zakiya.

"Terima kasih," ucap Zakiya tersenyum, pelayan itu tersenyum tipis dan pergi dari ruang makan.

*****

"Langsung bahas topiknya aja ya, mama mengundang Zakiya ke sini ingin membicarakan soal perjodohan kalian."

Zakiya dan Arvin menyimak apa yang akan dikatakan melati, Zakiya menyuapkan daging yang sudah di potong tadi ke dalam mulutnya. Dagingnya terasa begitu empuk dan lembut.

"Papa ingin Arvin dan Zakiya menikah dalam waktu tiga hari lagi."

Uhuk Uhuk.

Zakiya dan Arvin tersedak makanannya mereka buru-buru menuangkan air teko ke dalam gelas dan meminumnya.

"Uuuu so sweet banget sih, tersedak barengan, minum juga barengan. Ga sabar jadinya pengen nimang cucu."

"Mama ... Arvin menolak perjodohan ini, Arvin gamau," ucap Arvin tegas, ia menyenggol keras kaki Zakiya.

Zakiya yang membaca kode dari arvin ikutan menolaknya, "Emm emm, Zakiya juga menolak."

"Mau ataupun ga mau, kalian harus tetap menikah, karena keluarga Arvin dan keluarga kamu Zakiya telah membuat perjanjian sebelum orang tua kamu meninggal. Mau ataupun gamau, suka ataupun ga suka, hari Rabu kalian tetap menikah," ucap Ridwan memandang Zakiya dan Arvin.

"Perjanjian apa om?" tanya Zakiya bingung.

Ridwan menepukkan kedua tangannya ke atas, salah satu pelayan laki-laki berjas hitam membawakan suatu dokumen penting.

Ridwan mengambil dokumen itu dan membacakannya keras.

"Yang bertanda tangan dibawah ini Ridwan Andromeda Collin beserta istri Melati Sekar Ningsih, dan Antonio Jeffry beserta istri Miranda Lilly membuat perjanjian bahwa, akan mengadakan perjodohan saat anak kami telah masuk dalam tahap dewasa, di mana saat anak kami Arvin berusia 28 tahun dan Zakiya yang berumur lebih dari 17 tahun.

Perjodohan dibuat dalam rangka memperkuat hubungan tali silaturahmi kami. Mau atapun tidak mau, suka ataupun tidak suka, pernikahan ini akan tetap diadakan.

Demikianlah surat perjanjian ini kami buat sebaik-baiknya."

Zakiya tercengang setelah mendengar is Surat Perjanjian, ia tidak menyangka akan dijodohkan dengan bos nya.

Arvin hanya diam tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Hari Rabu adalah pernikahan kalian, papa harap semua nya berjalan lancar."

"Arvin udah selesai makan, ayo Zakiya," arvin menarik tangan Zakiya secara paksa keluar, Zakiya hanya mengekori Arvin dari belakang.

*****

Arvin menutup pintu mobilnya dengan keras membuat Zakiya terlonjak kaget. Zakiya yakin saat ini Arvin sedang emosi dalam tahap bahaya.

"KAMU DENGAR APA YANG MEREKA KATAKAN? HARI RABU KITA MENIKAH, TIGA HARI LAGI!"

"I-i-ya" Zakiya menunduk takut.

Arvin meraih dagu Zakiya dan menatap matanya dalam, "Sampai kapanpun saya ga akan mau mencintai kamu Zakiya," ucap Arvin sambil menekan dagu Zakiya dengan jari nya.

Zakiya meringis kesakitan, air mata yang dari tadi ia tahan tumpah.

"Kalau mereka bisa membuat perjanjian. Kita bisa membuatnya, mari kita buat perjanjian Zakiya," ucap Arvin yang masih menekan kuat dagu Zakiya.

Zakiya hanya mengangguk takut.

"Pertama, jangan pernah berkata pada orang lain bahwa kita sudah menikah.

Kedua, jangan harap saya memperlakukanmu seperti seorang istri, karena kamu tetaplah seorang bawahan saya.

Ketiga, kamu tetap saya berikan nafkah.

Keempat, kamu tetap menjadi pelayan saya di restoran.

Kelima, kamu tidak boleh protes mengenai pacar saya Vicky, karena saya hanya mencintai Vicky.

Keenam, kita tidur di kamar terpisah.

Ketujuh, bersikaplah pura-pura romantis di hadapan mama dan papa.

Kedelapan, jangan pernah bilang perjanjian ini kepada mama dan papa, mengerti!"

Zakiya menganggukan kepalanya dengan air mata berlinang.

"Ada yang ingin kamu katakan Kiya?" tanya Arvin.

Zakiya menggelengkan kepalanya cepat.

Arvin melepaskan cengkeramanya di dagu Zakiya dan menghadapkan wajahnya ke depan.

Zakiya mengusap dagunya yang sakit, cengkraman Arvin di dagunya membuat Zakiya sangat takut bahwa bosnya ini seperti psikopat.

"Kamu tidak boleh protes terhadap perjanjian yang sudah saya buat, terserah kamu mau melakukan apapun yang mau kamu inginkan. Saya tidak peduli," ucap arvin datar tanpa menoleh ke Zakiya.

"Jawab! Apa kamu bisu?"

Zakiya terlonjak kaget, badannya bergetar hebat, "i-iya."

"Berhenti menangis, saya gasuka!"

Zakiya yang mendengar itu buru-buru mengusap pipinya yang basah.

*****

Zakiya menangis di ranjang kamarnya dalam keadaan tengkurap, ia menangis sambil menyelipkan wajahnya di bantal.

"Hiks hiks mama papa Kiya sedih, kenapa mama papa buat perjanjian pernikahan dengan keluarganya Pak Arvin? Pak arvin jahat, tadi aja dia mempermalukan Kiya dan bersikap kasar. Kiya takut ma, pa.

Kiya takut menikah sama pak arvin.

Kiya harus apa? Hiks hiks hiks."

*****

Hari senin ini ia bekerja di tempat Arvin, ia mencuci piringnya dengan tidak semangat.

Ia mencuci piringnya dengan asal-asalan saja yang penting bersih. Kiya yang sedang menggosok piringnya terhenti saat mendengar suara seseorang yang berteriak.

"Kyaa...!"

Zakiya yang orangnya mudah terkejut menjatuhkan piringnya ke wastafel. Ia memalingkan badannya ke belakang, dan melihat pacarnya Arvin yang sedang berdiri menghadapnya.

"Lo lagi, masih punya muka datang kesini."

Vicky mendekati zakiya dan mendorong keras kening Zakiya dengan telunjuknya, "Eh cewe pendek, lo tuh kayak jelangkung ya tiba-tiba datang ke sini."

Zakiya mendongakan wajahnya menatap Vicky yang tinggi menjulang, "Pak Arvin yang menyuruh saya balik ke sini lagi."

"Apa?! Ga mungkin my honey menyuruh you kerja disini. You harus tau saya ini adalah calon istri dari pemilik restoran ini. Jadi kalo you macam-macam dengan menggoda my honey, i want to kill you. Kerrrg." ucap vicky menggerakan dua jari tangannya ke leher.

"Zakiya, ini piring kotornya tolong dicucikan ya," ucap seorang pelayan wanita membawa satu baskom cucian piring kotor, pelayan itu berjalan masuk, dan tak sengaja baskom yang ia pegang tersenggol badan Vicky, hingga Vicky terjatuh di lantai.

"Aaaaaaaaa ... honey, lihat kelakuan pelayan kurang ajar kamu ini," teriak Vicky keras sambil memegang kakinya yang terkilir.

Ia jatuh karena memakai high heels yang tingginya lebih dari 10 cm, jadi saat badannya tersenggol baskom, ia tidak bisa menyeimbangi badannya hingga terjatuh.

Baru saja Vicky berdiri dengan berpegangan pada meja bundar, ia tak sengaja memegang ujung baskom tepung, hingga baskom itu jatuh dan tepungnya tumpah berserakan mengenai rambut sampai badan Vicky.

"Kyaaaaaaaaa" teriak Vicky saat baskom itu menutupi kepala nya.

Zakiya dan pelayan itu tertawa terkekeh melihat pacar arvin yang tersiksa atas kelakuannya sendiri. Zakiya mencoba menolong Vicky dengan mengulurkan tangannya untuk membantu Vicky berdiri.

Vicky melepaskan baskom yang ada di kepalanya, dan melihat tangan Zakiya yang ada di depan wajahnya, Vicky menepuk tangan Zakiya kencang, "Gue ga butuh bantuan dari tangan-tangan sampah, itu bakteri semua, Iuuuh."

"Yaudah, selamat menikmati aja nyonya Arvin," ucap Zakiya meledek Vicky.

"Denger ya kuman, gue ga bakalan ngebuat hidup lo tenang kerja di sini," ucap Vicky dengan nada mengancam.

Terpopuler

Comments

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

ngatain Zakia kuman Lo sendiri apa???virus aja buat Vicky....haha virus jahad...

2021-03-21

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

🐾🌿

2020-11-03

0

Nia Kurnia

Nia Kurnia

ngakak sumpah..

2019-12-16

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2 BAB 2 : Sebuah Rahasia
3 BAB 3 : Zakiya Kembali
4 BAB 4 : Perencanaan
5 BAB 5 : Si Rese Arvin
6 BAB 6 : Cobaan Menikah
7 BAB 7 : Hari Pernikahan
8 BAB 8 : Pengantin Baru
9 BAB 9 : Ulah Zakiya
10 BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11 Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12 Bab 12 : Si bayi
13 Bab 13 : welcome baby R
14 Bab 14 : setan nina bobo
15 Bab 15 : moment kita
16 Bab 16 : klien
17 Bab 17 : istri yang PMS
18 Bab 18 : arvin gugup
19 Bab 19 : jubah arvin
20 Bab 20 : akhiri?
21 Bab 21 : arvin yang lucu
22 Bab 22 : gara-gara popok
23 Bab 23 : momen bersama kamu
24 Bab 24 : kiya kiyo
25 Bab 25 : koper hitam
26 Bab 26 : problem
27 Bab 27 : rumah tangga
28 Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29 Bab 29 : first night failed
30 BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31 BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32 BAB 32 : Pasar
33 BAB 33 : Penguntit
34 BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35 BAB 35 - Bye Bye Riski
36 BAB 36 - Paris, We Are Coming
37 BAB 37 : Si Lugu
38 BAB 38 : Paris
39 BAB 39 : Menuju penginapan
40 BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41 BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42 BAB 42 : Pencarian
43 BAB 43 : Ketemu
44 BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45 BAB 45 : Hipotermia
46 BAB 46 : Rencana
47 BAB 47 : Baiklah
48 BAB 48 : Wanita Cantik
49 BAB 49 : Young Master
50 BAB 50 : Saatnya
51 BAB 51 : Kebahagiaan
52 BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53 BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54 BAB 54 : Pahit
55 BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56 BAB 56 : Tingkah Istri
57 BAB 57 : Dasar Kiya
58 BAB 58 : Pengakuan
59 BAB 59 : 24 Hours
60 BAB 60 : Sebersit Perih
61 BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62 BAB 62 : Ala Chef
63 BAB 63 : Pure Love
64 BAB 64 : Orang Menyebalkan
65 BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66 BAB 66 : Parc Asterix
67 BAB 67 : One, Four, Three
68 BAB 68 : Zakiya Takut
69 BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70 BAB 70 : Me, And, You
71 BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72 BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73 BAB 73 : Tak Terduga
74 BAB 74 : Tentang Kiya
75 BAB 75 : Bersenang-senang
76 BAB 76 : Perihal Itu
77 BAB 77 : Belajar Sepeda
78 BAB 78 : Me+You
79 BAB 79 : Aku Mau Kamu
80 BAB 80 : Proses
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 1 - Awal Semua Permulaan
2
BAB 2 : Sebuah Rahasia
3
BAB 3 : Zakiya Kembali
4
BAB 4 : Perencanaan
5
BAB 5 : Si Rese Arvin
6
BAB 6 : Cobaan Menikah
7
BAB 7 : Hari Pernikahan
8
BAB 8 : Pengantin Baru
9
BAB 9 : Ulah Zakiya
10
BAB 10 : Kembali Ke Apartemen
11
Bab 11 - TAMU TAK DIUNDANG
12
Bab 12 : Si bayi
13
Bab 13 : welcome baby R
14
Bab 14 : setan nina bobo
15
Bab 15 : moment kita
16
Bab 16 : klien
17
Bab 17 : istri yang PMS
18
Bab 18 : arvin gugup
19
Bab 19 : jubah arvin
20
Bab 20 : akhiri?
21
Bab 21 : arvin yang lucu
22
Bab 22 : gara-gara popok
23
Bab 23 : momen bersama kamu
24
Bab 24 : kiya kiyo
25
Bab 25 : koper hitam
26
Bab 26 : problem
27
Bab 27 : rumah tangga
28
Bab 28 : menjadi daddy terbaik
29
Bab 29 : first night failed
30
BAB 30 : Kedatangan Seseorang
31
BAB 31 : Gaya Cemburu Arvin
32
BAB 32 : Pasar
33
BAB 33 : Penguntit
34
BAB 34 : Persiapan Ke Paris
35
BAB 35 - Bye Bye Riski
36
BAB 36 - Paris, We Are Coming
37
BAB 37 : Si Lugu
38
BAB 38 : Paris
39
BAB 39 : Menuju penginapan
40
BAB 4O : Menghabiskan Waktu
41
BAB 41 : Zakiya, Where Are You?
42
BAB 42 : Pencarian
43
BAB 43 : Ketemu
44
BAB 44 : Aku Mencintaimu, Mochi lucu
45
BAB 45 : Hipotermia
46
BAB 46 : Rencana
47
BAB 47 : Baiklah
48
BAB 48 : Wanita Cantik
49
BAB 49 : Young Master
50
BAB 50 : Saatnya
51
BAB 51 : Kebahagiaan
52
BAB 52 : EPISODE SPESIAL (Suara Hati Arvin)
53
BAB 53 : EPISODE SPESIAL (SUARA HATI KIYA)
54
BAB 54 : Pahit
55
BAB 55 : Aku Tidak Mencintaimu, Jadi Tolong Berhenti
56
BAB 56 : Tingkah Istri
57
BAB 57 : Dasar Kiya
58
BAB 58 : Pengakuan
59
BAB 59 : 24 Hours
60
BAB 60 : Sebersit Perih
61
BAB 61 : Eiffel, Salju, Purnama.
62
BAB 62 : Ala Chef
63
BAB 63 : Pure Love
64
BAB 64 : Orang Menyebalkan
65
BAB 65 : Pak Arvin, Jalan Yuk
66
BAB 66 : Parc Asterix
67
BAB 67 : One, Four, Three
68
BAB 68 : Zakiya Takut
69
BAB 69 : Kekuatan Pengantin Baru
70
BAB 70 : Me, And, You
71
BAB 71 : Arvin Tidak Suka
72
BAB 72 : Pertemuan Tak Terduga
73
BAB 73 : Tak Terduga
74
BAB 74 : Tentang Kiya
75
BAB 75 : Bersenang-senang
76
BAB 76 : Perihal Itu
77
BAB 77 : Belajar Sepeda
78
BAB 78 : Me+You
79
BAB 79 : Aku Mau Kamu
80
BAB 80 : Proses

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!