BAB 4

"Aku gak mau apa-apa" jawab mamah nayla mengelak.

"Lalu kenapa kamu sangat ingin menjodohkan nisa dengan pilihan mu?" tanya papah rian ingin mengetahui alasan mamah nayla.

"A-aku hanya berpikir apa yang aku pilihkan untuk anak ku itu cocok dan pasti akan buat nisa bahagia" jawab mamah nayla dengan gugup.

"Kalau dia tidak bahagia dengan pilihan mu, kamu mau apa?" tanya papah rian membuat mamah nayla mengernyit dahi heran.

"Pilihan ku tidak pernah meleset" jawab mamah nayla dengan yakin.

"Sekarang aku tanya, nisa mana?" tanya mamah nayla setelah tak ada sahutan dari papah rian.

"Tidak tau" jawab papah rian dengan jujur.

"Jangan bohong!" sentak mamah nayla ingin sang suami mengatakan hal yang sejujurnya.

"Aku tidak bohong! Aku memang tidak tau nisa kemana!" jawab papah rian sembari bangkit dari kursi meninggalkan mamah nayla yang terdiam.

"Oh ya, sebaik nya kamu hentikan perjodohan konyol itu, aku tidak mau keturunan ku merasakan hal yang sama seperti orang tua nya" cetus papah rian sebelum benar-benar pergi dari halaman belakang.

Mamah nayla masih terdiam mengingat kejadian dulu dimana dia dan rian, papah nya nisa menikah karena perjodohan konyol dari orang tua mereka hanya untuk harta.

"Tapi aku mamah nya, aku tau apa yang terbaik buat anak ku" ucap mamah nayla penuh tekad.

..._____...

"Stop dulu napa, cape gw" keluh nisa sembari duduk di pos ronda karna lelah mengikuti langkah kaki bian yang lebar.

"Lemah" ejek bian bersandar di dinding pos ronda samping nisa duduk ngos-ngosan.

"Bacot lo" semprot nisa dengan kesal.

Bian tersenyum kecil mendengar umpatan dari gadis berkerudung itu, tak pernah ada gadis berkerudung yang mengumpat dengan jelas di kampung itu.

Drrt drrt

"Sapa sih? ganggu bat" gerutu nisa sembari mengeluarkan ponsel bermerek ternama dari saku hoodie nya.

Bian hanya menoleh sekilas dan kembali menatap lurus ke depan menatap kebun teh yang nampak basah akibat embun pagi.

"Papah" gumam nisa samar-samar di dengar oleh bian.

Nisa mengangkat telfon itu setelah panggilan kedua dari papah yang seperti nya penting.

"Assalamualaikum pah"

"Waalaikumsalam, nisa mamah kamu sudah tau kamu kabur dari rumah, kamu harus berhati-hati, mamah kamu bisa saja menyewa mata-mata untuk mencari keberadaan kamu"

"Eum, trus nisa harus gimana?"

"Hanya ada satu cara"

"Apa itu pah?"

"Kamu menikah"

"What?! kok papah malah setuju aku nikah sih?"

"Dengerin dulu"

"Oke oke"

Nisa dengan seksama mendengarkan penjelasan papah rian tanpa menghiraukan bian yang mulai penasaran.

"Jadi, papah mau aku nikah sama orang sini biar terbebas dari perjodohan kuno dari mamah itu?"

"T-tapi huhh"

"Ekhem" tiba-tiba bian berdehem membuat nisa tersadar ada orang lain yang mendengar pembicaraan nya dengan papah rian.

"Lo nguping ya?" tuduh nisa dengan mata nyalang.

"Bukan nguping, tapi suara lo aja kegedean" balas bian dengan santai dan memang benar.

Nisa tak menanggapi balasan bian, karna memang suara nya sedikit keras.

"Nisa, itu siapa nak?"

"Hah? eee manusia pah"

"Ya papah tau dia manusia, dia cowok?"

"I-iya"

"Berikan telfon nya ke dia, papah mau bicara sama dia"

"Papah ketemu aja belum, jangan langsung gas juga lah pah"

"Itu biar urusan papah, nanti papah juga yang jadi wali nikah kamu, nanti papah ke kampung itu, sherlock nak"

"Ya ya ya"

...____...

masih satu bab lagi hari ini, hehe 3 kali up ya. kasih jempol juga di tiap bab, jangan lupa ya😃

Terpopuler

Comments

Ami batam

Ami batam

maka nya klo tlf suaranya itu di pelanin jgn seperti di toa mesjid 1 kampung dengar semua ☺

2022-07-04

0

Cinta~nya mbim👀

Cinta~nya mbim👀

semangat kak

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!