BAB 9

Bian mengajak nisa pulang setelah mobil papah rian tak terlihat lagi, berjalan bersama bu sumi dan pak kades yang paling banyak mengoceh.

"Baju gw masih dirumah bu sumi" cetus nisa di tengah jalan yang minim lampu.

"Ambil besok pagi aja, gw dah ngantuk" balas bian enggan berbalik arah menuju rumah bu sumi.

Nisa tak menolak, dia juga sudah mengantuk sama seperti bian, bahkan beberapa kali menguap saat berjalan.

"Assalamualaikum" salam bian sambil membuka pintu yang tidak di kunci.

"Waalaikumsalam" balas nisa dengan santai membuat bian menoleh ke belakang.

Bian membawa nisa masuk ke dalam rumah, dan melihat nenek dan kakek nya masih belum tidur.

"Lah masih belum tidur?" tanya bian cukup kaget, tidak biasa nya nenek dan kakek begadang hingga jam 11 malam.

"Nungguin istri mu" jawab nenek irma sambil menatap nisa yang berada di belakang tubuh bian.

"Kan bisa liat besok" sahut bian menarik tangan nenek irma dan kakek rehan dengan pelan masuk ke dalam kamar.

"Cantik ian" puji kakek rehan dengan tersenyum menatap nisa, begitu juga nenek irma yang menatap nisa berbinar.

"Liat besok lagi ya, nenek sama kakek harus tidur sekarang" ucap bian langsung diangguki nenek dan kakek bersamaan.

"Iya dasar cucu bawel" balas nenek irma lebih dulu menuju kasur dan disusul kakek rehan yang sempat melirik nisa.

"Inget ka pamajikan, mbah" ucap bian dengan datar mendapat cengir kuda dari kakek rehan yang langsung menuju kasur.

Bian menutup pintu kamar nenek dan kakek nya, kemudian berbalik menatap nisa yang masih diam di tempat tanpa bergerak.

Berjalan menuju pintu yang berada di belakang nisa dan menutup bahkan mengunci pintu itu, nisa hanya memperhatikan karna dia tidak tau harus berbuat apa.

"Ayo" ajak bian memegang tangan nisa dengan lembut dan berjalan beriringan ke kamar yang bersampingan dengan kamar nenek dan kakek.

Bian langsung berjalan menuju kasur dan merebahkan tubuh nya yang cukup lelah karena seharian bekerja.

"Ini ngunci pintu nya gimana?" tanya nisa beberapa menit setelah suasana kamar seperti tak ada suara.

"Yaelah lo dari tadi diem di depan pintu karna gak tau cara kunci nya? kenapa gak bilang sih" balas bian mengagetkan nisa yang tiba-tiba berada di belakang tubuhnya.

"Lo kenapa ngagetin mulu sih?" omel nisa bergeser memberi celah agar bian dapat mengunci pintu kamar.

"Lo nya aja yang kagetan" sahut bian dengan santai dan kembali ke kasur setelah mengunci pintu membiarkan nisa berdiri di tempat awal.

Bian kembali bangun dari kasur seakan mata nya tak ingin tertutup, menatap nisa yang masih melihat-lihat isi kamar.

Memang tidak sebesar kamar nya di kota, tapi cukup tertata dengan rapi dan bersih.

"Ngapain masih bengong? sini" ucap bian menyuruh nisa duduk di samping nya.

"Kamar lo bersih juga" puji nisa sembari duduk di samping bian. bian berdehem memberi tanggapan atas pujian nisa.

"Lo pernah tidur bareng cowok?" tanya bian dengan pelan dan hati-hati.

"Pernah sama papah, yakali bukan muhrim kalo gw tidur bareng cowok lain" jawab nisa dengan jujur.

"Ohh, moga lo betah tidur di kasur keras kek gini" ucap bian dengan menunduk sekilas kemudian beranjak bangun dari duduknya.

"Keras darimana? ini empuk kok" balas nisa merasakan kasur yang memang tak terlalu keras tapi tak juga tipis.

Bian berjalan kearah jendela kayu yang tertutup, kemudian membuka jendela itu untuk melihat bulan terang diluar.

"Lo gak tidur?" tanya nisa sembari merebahkan tubuh nya di kasur sambil menatap bian yang entah sedang memikirkan apa.

Bian menoleh ke belakang sekilas kemudian menatap langit malam lagi, "lo duluan aja, gw bisa tidur nanti" jawab bian.

"Katanya tadi ngantuk, ya tidur lah ngapain nanti-nanti?" oceh nisa dengan santai membuat bian membalikkan badannya menatap nisa yang sudah tiduran miring di kasur.

"Muat kok ini buat berdua" lanjut nisa menepuk kasur samping nya yang memang masih ada, bahkan dua guling di tengah tak membuat sesak.

"Yang punya kasur siapa, yang ngatur siapa" gumam bian sembari berjalan ke arah kasur.

"Lo ngomong apa?" tanya nisa memutar tubuh nya menjadi telentang.

"Gak, gw lupa nutup jendela takut nyamuk masuk" jawab bian langsung kembali ke tempat awal dan menutup jendela.

"Yain"

...____...

...datar yes datar banget agh, aku belum dapat feel sampe sekarangg😫😵...

...Masih sama yaa, bagi jempol sama dukungan yang lain dong kak, perlu banget nih buat nambah tenaga otak aku biar halu nya lancar😃☝️...

Terpopuler

Comments

Widianty Rahayu

Widianty Rahayu

Sama kakek nenek nya toh bian ini

2022-05-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!