"Lebih baik kita pulang," Arga memulai pembicaraan ditengah obrolan mereka.
"Yaudah, aku juga udah habis waktu kerjanya daritadi, sekalian pulang aja," jawab Gevanya mengambil tasnya.
Gevanya kemudian melepas jas kedokterannya dan mengantungnya di gantungan yang ada di ruangan tersebut, setelah ia menaruh tasnya di pangkuan Arga.
"Apa ini?" tanya Arga mempertanyakan perbuatan Gevanya.
"Nitip," jawab Gevanya mendorong kursi roda Arga kemudian berjalan keluar dari koridor.
Disepanjang koridor mereka tidak obrolan apapun sebelum Ridwan datang dan menemui Arga dan Gevanya.
"Kalian udah selesai, terapi cintanya?" tanya Ridwan tanpa dosa yang membuat Arga membulatkan mata sempurna "Bercanda."
"Ge? Mau pulang yah, nih pakai mobil aku aja tadi Anjani nitip mobilnya sih tapi katanya mau di pakai, kau bisa membawa mobil kan? Maklum suamimu ini tidak bisa," Ridwan menyerahkan kunci mobilnya kepada Gevanya.
Gevanya menerima kunci mobil tersebut. "Tenang aku bisa."
"Sudah ngobrolnya? Saya mau pulang!" ketus Arga yang membuat Ridwan dan Gevanya saling melempar tatapan.
"Yaudah sana, bawa suami kulkas kamu ini," Ridwan berlalu meninggalkan Gevanya dan Arga.
Gevanya kembali mendorong kursi roda Arga keluar dari rumah sakit sebelum sosok Alya yang menghadangnya membuat Gevanya menatap malas wanita itu.
"Dimana Loki?" tanya Alya menggenggam kasar tangan Gevanya.
"Kenapa bertanya padaku? Bukankah dia kekasihmu? Kasian kau masih muda sudah pikun," jawab Gevanya berjalan berusaha mengabaikan Alya.
Alya yang tidak terima atas sikap Gevanya menarik tangan Gevanya kasar. "Perempuan murahan, dimana Loki, pasti kau sudah kembali bersama Loki kan!?"
"Aku memang cinta kebersihan, tapi aku tidak pernah berharap memungut sampah seperti kekasihmu itu," Gevanya menyentak tangan Alya dan merogoh tasnya. "Bicara soal murahan, coba ambil ini."
Gevanya memberikan cermin kepada Alya. "Barangkali kau lupa bercermin."
Alya yang geram mengambil cermin tersebut kemudian membantingnya sehingga retak, Gevanya memungut kembali cermin itu kemudian memantulkan bayangan Alya sendiri.
"Sekarang, kau liat? Beginilah keadaanmu, jangan menilai orang kalau dirimu tidak bisa menilai keadaanmu sendiri, berbicara soal Loki, kau masih berharap bersamanya setelah kau dicampakkan? Jadi jelas kan? Siapa yang murahan diantara kita?" Gevanya berlalu mendorong kursi roda Arga.
Wajah Alya memerah atas ucapan Gevanya yang benar-benar menusuk hati dan benar-benar menamparnya.
•
Gevanya baru saja menyelesaikan sholat isya dan memberi makan malam kepada Arga sebelum dirinya masuk ke kamar Arga dengan membawa sebuah papan tulis.
"Kau mau apa lagi?" tanya Arga menatap Gevanya malas.
"Hanya mengatur jadwal pernikahan kita, jadi semuanya begini, pagi sampai siang Bang Arga bakal ngurusin usaha Abang itu, siang sampai sore bakal terapi sama aku dan malamnya itu adalah sesi aku bercerita," jelas Gevanya yang membuat Arga mendelik kesal.
"Siapa kau mau mengatur kehidupanku?" jawab Arga. "Saya suami disini berarti semua tergantung saya."
"Yang memulai perjanjian disini siapa? Jadi ingat-"
"Nurut! Abang Suami Aku, kau mau bilang begini kan? Kau menang, aku mengalah," Arga memilih mengalah daripada berdebat dengan Gevanya yang tidak akan membuat dia menang.
"Suami baik, lagipula kan sudah ketahuan sku yang bakal menang, karena sekarang sudah malam berarti waktunya aku bercerita," Gevanya merebut ponsel dari tangan Arga kemudian menaruhnya di dalam laci.
Gevanya berdiri dan berjalan mengambil obat rutin Arga beserta air diatas nakas. "Jadi aku mau cerita tentang, Khadijah dan Rasulullah."
Gevanya mengode Arga membuka mulutnya dan entah kenapa Arga menurut saja di hadapan istrinya itu padahal dia sangat membenci Gevanya yang sudah membawanya dalam pernikahan ini.
Gevanya memasukkan obat ke mulut Arga kemudian memberikan air minumnya. "Jadi ceritanya tuh dulu Syaidah Khadijah ketemu sama Rasulullah itu dalam keadaan yang tidak disangka-sangka."
"Khadijah adalah seorang saudagar kaya raya tapi itu gak bikin Khadijah lantas sombong karena dia udah terpaku dan jatuh cinta dengan Rasulullah dimana saat pertama kali bertemu Rasulullah. Khadijah sampe berdebar-debar dan diam-diam jatuh cinta," lanjut Gevanya.
Arga anteng, dia mendengar serius cerita Gevanya yang membuat Gevanya segera mengagetkan Arga.
"Saya gak suka digituin," Arga menatap dingin Gevanya karena dirinya sudah serius mendengarkan kisah tersebut.
"Habis serius banget," Gevanya mengambil bantal dan menaruhnya di pangkuannya. "Lanjut gak nih?"
Arga tidak menjawab.
"Lanjut?"
Arga masih tidak menjawab, dia sebenarnya masih penasaran tapi gengsi meminta Gevanya melanjutkan ceritanya.
"Yaudah aku tidur aja, ceritanya kita lanjut besok," Gevanya berjalan ke sofa didalam kamar itu dan merebahkan tubuhnya karena sudah mempersiapkan sofa tersebut tersebut untuk tidur.
Mereka berdua sudah sepakat untuk tidur sekamar tapi tidak seranjang selama perjanjian mereka berlangsung.
Gevanya membatin. "Andaikan Abang tahu bahwa Rasulullah bukanlah cinta pertama Khadijah, tapi aku ingin jadi Khadijah, Abang emang bukan cinta pertamaku, tapi apakah mungkin aku berharap Abang yang terakhir? Andai."
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Gagas Permadi
si Arga pasti penasaran dengan kelanjutan cerita Khadijah...cieeee udah kaya bocil sebelum bobo dibacain buku cerita🤭🤭🤭
2023-12-27
1
Sukliang
semiga jedepan mereka lebih baik
2023-05-03
0
Nila
berharap boleh dong. Kabul atau tidak tergantung yg mengatur 🙏🙏👍👍💪💪🙏🙏
2023-03-26
0