Setelah hal tersebut, Gevanya langsung membawa nampan berisi kue dan dua gelas teh menuju ruang tamu menemui Papa Ardan dan Ayah Raden yang sudah menunggunya.
Arga yang melihat itu mengikuti Gevanya keluar dan menyusulnya, sesampainya di ruang tamu Gevanya dan Arga duduk seolah tidak terjadi apa-apa di antara mereka.
"Kalian baik-baik aja kan?" tanya Papa Ardan tiba-tiba yang membuat Gevanya mengembangkan senyum.
"Baik-baik aja kok, Pa, Bang Arga juga baik, dia terima aku," jawab Gevanya berbohong.
Papa Ardan dan Ayah Raden yang mengetahui bahwa Gevanya baik-baik saja menghela napas lega sementara Arga sendiri memilih diam di kursi rodanya.
"Arga, kamu bagaimana?" tanya Ayah Raden yang membuat Arga tersentak dari diam-nya.
"A-aku? Aku baik-baik aja Yah, lagipula Gevanya juga istri yang baik," jawab Arga ikut berbohong dia tidak mungkin mengatakan hal yang sejujurnya kepada Papa dan Ayah mertuanya.
Mendengar itu membuat Ayah Raden dan Papa Ardan tersenyum lega setelah mengobrol sebentar Ayah Raden dan Papa Ardan pamit pulang dan pergi dari rumah Arga.
Dengan diantar Gevanya dan Arga sampai di teras, setelah kepergian Ayah Raden dan Papa Ardan.
Arga langsung menarik tangan Gevanya kasar, Gevanya yang ditarik langsung membebaskan diri dan balik menatap Arga tajam.
"Jangan menyentuh ku, Bang!" desis Gevanya yang membuat Arga tersentak.
Sejak kapan Gevanya menjadi pemberani begini? Gevanya kemudian masuk ke dalam rumah dan segera menelepon Anjani untuk membawahkan kopernya ke rumah Arga.
"Kau berniat kembali ke sini setelah aku usir? Dimana harga dirimu?" tanya Arga yang melihat Gevanya tampak menyiapkan sesuatu di piring.
"Beberapa orang kembali bukan untuk diusir lagi dan aku kembali dengan harga diri yang tinggi karena yang kau usir malam itu adalah mentalku, aku bisa saja tidak kembali ke rumah ini, tapi aku sadar aku harus meluruskan kepadamu apa sebenarnya itu Noda Merah di buku nikah kita," jawab Gevanya berjalan ke arah Arga dengan membawa bubur.
"Kau belum makan kan?" tanya Gevanya berjalan ke hadapan Arga.
Arga yang melihat itu langsung menepis bubur ditangan Gevanya yang membuat semuanya pecah berantakan di lantai.
"Oke," Gevanya berjalan ke dapur membawa alat pel dan membersihkan pecahan kaca dan bubur yang berantakan di lantai.
"Setidaknya aku sudah berusaha," ujar Gevanya mengambil ponsel Arga yang ada di nakas ruang tamu.
"Kau mau apa dengan ponselku?" tanya Arga yang merasa bahwa Gevanya sudah sangat lancang.
Gevanya tidak menggubris Arga, dia membuka ponsel Arga yang memang tidak pernah di beri pengaman oleh Arga.
Gevanya membuka aplikasi makanan online dan memberikan ponsel itu kepada Arga. "Karena kau menolak makananku, yasudah kau pesan saja sendiri Bang, aku ingin kembali ke rumah sakit karena kehidupanku bukan tentang rumah tangga kita saja."
Arga mendesis kasar, ia menerima ponselnya kembali sedangkan Gevanya langsung mengambil tas jinjing miliknya dan berjalan keluar dari rumah Arga. "Assalamualaikum."
Setelah kepergian Gevanya, Arga benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa kini Gevanya yang mendominasi dan bagaimana bisa sosok Gevanya yang lemah bisa berubah menjadi tangguh atas rundungan satu malam.
Memikirkan itu benar-benar kepala Arga pusing, Arga memilih menggerakkan roda kursinya menuju kamarnya sendiri untuk beristirahat.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ida Naurah
dokter ko mau dgituin sama cowo gendeng
2024-06-06
1
Imas Masripah
wa'alaikum salam
2024-01-23
0
sakura🇵🇸
pengen tau arga kerjanya apa,keadaan begitu masih bisa sombong
2023-11-01
1