"Aku tidak mau dengannya," tolak Arga yang membuat Ridwan menahan kursi roda Arga.
"Kalau kau menolak aku akan menjungkir balikkan kursi roda mu," ancam Ridwan yang membuat Arga berdesis tidak terima.
Arga diam, dia merasa dijebak oleh Adam dan Ridwan, bagaimana bisa dia harus memiliki terapis seorang Gevanya yang memiliki sifat ngeyel dan tegas.
"Terimakasih Ka Ridwan, Ka Ridwan bisa pergi," ujar Gevanya berjalan ke arah Arga.
Ridwan mengangguk kemudian berjalan keluar dari ruangan Gevanya yang membuat Arga menatap Gevanya dalam, wanita dengan jas putih dokter dan kerudung warna krem ini menatap Arga dengan senyum manis yang menurut Arga itu adalah senyuman pembunuh.
"Kau mau apa?" tanya Arga menatap Gevanya tajam.
"Membedahmu," jawab Gevanya singkat. "Aku akan menjadi terapis pendamping Abang selama masa penyembuhan, Abang gak boleh menolak perintah istri yah dan?"
"Nurut! Kamu suami aku! Pasti kamu mau bilang begitu" potong Arga kesal sudah malas meladeni Gevanya. "Tapi kamu juga harus ngerti, kamu juga istri aku!"
"Loh akhirnya istri tak dianggap ini di akui, aduh Bang Suami," Gevanya terkekeh yang membuat Arga malu sendiri.
Dia terjebak oleh omongannya sendiri entah kenapa Gevanya selalu punya cara untuk membungkam Arga yang dingin dan ketus.
"Bagaimana kalau kita buat perjanjian Bang? Aku tahu abang gak nyaman dengan pernikahan kita, tapi izinkan aku berbakti sebagai seorang istri," Gevanya kini menampilkan wajah serius. "Kalau Abang berhasil sembuh aku sendiri yang akan pergi dari hidup Abang sehingga abang gak perlu lagi repot menanggung beban menjadi suamiku."
"Hm?" Arga berpikir sejenak. "Kau yakin?"
Gevanya tersenyum dan mengangguk, sebenarnya Gevanya kurang yakin tapi dia ingin Arga benar-benar sembuh saat Gevanya meninggalkannya dan membuat Gevanya bisa bernapas lega melepas suami kejam, arogan dan tukang bentak itu.
"Saya setuju," ujar Arga tersenyum penuh arti.
"Oke," Gevanya berjalan ke meja dokternya. "Disini ada beberapa terapi yang harus Abang jalani salah satunya belajar jalan karena sebenarnya ini bukan lumpuh permanen."
"Aku tahu itu,"
"Yang dokter disini siapa?"
"Oke! Kau menang! Puas?" desis Arga malas.
Gevanya menghela napas panjang. Ia kemudian membaca bagaimana Arga tidak bisa berjalan lagi sampai azan sholat Asar membuat Gevanya mengangkat kepalanya.
"Alhamdulillah udah Azan, Bang, sholat dulu yuk," ajak Gevanya menaruh kertasnya.
"Gak," jawab Arga dingin.
"Kenapa?"
"Saya gak pernah sholat kamu aja kalau mau sholat yasudah sana sholat," jawab Arga yang membuat Gevanya mendelik.
"Selain saraf kaki ternyata saraf otakmu juga udah rusak Bang, maka dari itu karena gak pernah sholat aku ajak sholat," Gevanya melipat kedua tangannya yang membuat Arga bungkam.
"Masalahnya yang jadi imam siapa?" tanya Arga yang membuat Gevanya menunjuk Arga.
"Yah, Abang," jawab Gevanya yang membuat Arga melotot.
"Kamu bodoh yah! Saya mana bisa berdiri mana bisa jadi imam," bentak Arga yang membuat Gevanya tersentak.
Ternyata begini rasanya terapis terdahulu yang menjadi terapis Arga pasti mereka semua sudah kena serangan jantung karena sifat Arga yang temperamental.
"Bang, dengerin deh, Imam Nawawi dalam kitabnya Almajmu mengatakan bahwa salat berjamaah pada imam yang salat duduk karena sakit atau lainnya hukumnya boleh dan salatnya makmum dinilai sah dan sempurna," jelas Gevanya menjelaskan apa yang dia tahu. Namun demikian, makmum yang mampu salat berdiri tidak boleh duduk mengikuti imam. Makmum wajib salat berdiri dan jika salat duduk karena mengikuti imam, maka salatnya tidak sah."
"Nah jadi kalau Abang jadi imam sambil duduk pun gapapa, ada hadist nya kok," Gevanya memberi jeda. “Telah kami sebutkan bahwa mazhab kami (ulama Syafiiyah) membolehkan bagi makmum yang salat dalam keadaan berdiri untuk berjamaah di belakang imam yang salat dalam keadaan duduk karena tidak mampu. Dan makmum tidak boleh salat duduk di belakang imamnya yang salat duduk.”
Arga terdiam atas penjelasan Gevanya. "Jadi begitu?"
Gevanya mengangguk kemudian mendorong kursi roda Arga keluar dari ruangannya menuju mushollah. "Udah salah ngotot lagi, mana melotot juga."
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Ning Suswati
apa gk salah y, ceritanya masalah agama, tapi ada bunting ada yg tukang buntingin, terus banyak yg gk masuk diakal deh, sorry y
2025-03-30
0
Wahyu tampan sempurna
dalil nya mana
dalil
2024-09-30
0
Ran Aulia
go go Ge 💪💪💪
2024-01-28
0