"Tidak ada yang bisa menghina istriku! Kalaupun ada itu hanya diriku, hanya aku, dan jika kau berani lagi menampakkan dirimu di hadapanku, aku tidak segan-segan mengirim mu ke Tuhan," ancam Arga emosi.
Gevanya yang melihat itu segera membantu Arga berdiri dan kembali ke kursi roda nya, sementara Loki yang kembali bangkit berusaha membalas pukulan Arga namun Gevanya menahannya.
"Kau mau apa?" tanya Gevanya menahan tangan Loki. "Lebih baik kau pergi dari sini."
"Dasar pasangan murahan!" Loki mendesis. "Kalau kau bukan perempuan dan mengandung anakku aku akan memukulmu."
"Aku yang menikahinya, jadi anak dalam kandungannya adalah anakku, siapa kau berani mengakuinya setelah kau meninggalkannya," Arga bersuara.
Seketika wajah Gevanya memerah, ia berusaha menetralisirkan dirinya saat Arga membelanya habis-habisan.
Gevanya menghela napas panjang. "Apakah kau tidak punya cermin Ki? Setelah kau ditipu Alya kau berusaha mengakui anak ini lagi? Aku rasa kau sudah gila."
"Aku akan memastikan kau akan tunduk kepadaku lagi Ge," Loki membisik yang membuat Gevanya mendorong dada Loki sejenak.
"Dan kau tahu itu hanya ada didalam mimpimu, aku rasa kau lupa bangun Loki sampai kau tidak sadar bahwa realitas sudah tidak seindah ekspestasimu, atau kau sudah ditampar realita?" Gevanya melipat kedua tangannya.
"Aku beruntung pernah menjadi wanita bodoh yang terjebak denganmu, andai saja itu tidak terjadi mungkin tidak ada Gevanya yang sekarang," Gevanya berjalan ke arah Arga dan mendorong kursi rodanya melewati Loki. "Kau lupa siapa pemeran utama disini."
Loki mendecak kesal dia menatap punggung Gevanya yang menjauh dari pandangannya mendorong Arga menjauh.
Gevanya memilih kembali membawa Arga ke ruangannya karena akibat terjatuh tadi telapak tangan Arga menjadi luka begitu.
"Sakit yah?" tanya Gevanya menyiapkan kotak obatnya.
"Ga! Gausah di obatin," jawab Arga masih ketus dengan Gevanya. "Ini semua gara-gara saya belain kamu."
"Lah terus kenapa Abang belain aku?" tanya Gevanya mengambil kursi dan duduk di samping kursi roda Arga.
Arga terdiam dan mendecit kecil sampai tidak terdengar oleh Gevanya. "Karena kamu istriku, dasar bodoh."
"Sini tangannya," Arga menolak memberikan tangannya. "Mau sembuh gak?"
Arga menggeleng. "Perih gak?"
Mendengar itu membuat Gevanya tertawa seketika di tengah suasana serius itu. "Bisa-bisanya tadi sok keras padahal takut perih, kalau gak diobatin malah tambah perih loh, ini cuma Betadine."
Arga menegak ludahnya. "Siapa bilang saya takut."
"Yaudah sini tangannya," Gevanya memaksa sampai akhirnya Arga menolak terus. "Yaudah kalau gak mau perjanjian kita batal aja, sana cari terapis lain."
Arga menghela napas kemudian menyerahkan tangannya kepada Gevanya, memang tangan Arga tampak terluka karena tergores tadi dan darahnya cukup banyak.
Gevanya membersihkan darah Gevanya terlebih dahulu yang membuat Arga meringis, melihat itu membuat Gevanya sengaja menekan agar Arga semakin meringis.
"Pelan! Tangan saya sakit," pinta Arga menahan sakit.
"Yang sok jagoan tadi siapa?"
"Saya! Oke kamu menang lagi," jawab Arga kesal.
Gevanya tersenyum kemudian mulai meneteskan Betadine yang sukses membuat Arga sedikit teriak, setelah itu Gevanya memperban tangan Arga.
"Cengeng gitu aja teriak," Gevanya merapihkan kotak obatnya.
"Bilang apa kamu tadi?"
"Cengeng,"
"Saya banting kamu,"
"Arga cengeng, Arga cengeng, Arga cengeng," ledek Gevanya yang membuat Arga kesal.
"Saya suami kamu, pakai Bang!" Arga langsung menarik tangan Gevanya sehingga Gevanya terjatuh ke pelukan Arga.
Sesaat mereka saling bertatapan sebelum Arga melepas tangan Gevanya dan suasana menjadi canggung.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan lupa Like
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Lia Bagus
gimana caranya bang Ar😅
2024-02-03
0
ARVA
mau ny cerita nie jngn setengah tengah ya... gk mau tik lgi seru"ny ee nunggu up
2023-08-13
0
Mba Cempluk
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-05-30
0