BAB 13. Wanita Murahan itu, Istriku!

"Enak yah?" tanya Gevanya menatap Arga makan yang membuat Arga membuang muka.

"Ga!" ketus Arga padahal dia sangat menikmati makanan Gevanya.

"Ga enak tapi lahap begitu," cicit Gevanya yang membuat Arga seketika tersedak.

Gevanya yang melihat itu segera berjalan ke arah Arga dengan membawa air dalam kemasan botol.

"Nah kan karma, katanya ga enak padahal enak kan keselek, untuk gak ke telen garpunya," Gevanya memberikan air botol tersebut kepada Arga.

"Kamu sengaja yah? Mau bunuh saya?" kesal Arga setelah menengguk habis air tersebut.

Gevanya memundurkan badannya dan mendelik kepada Arga. "Dih, Fitnah, yang makan kan Abang aku mana tahu kalau keselek."

Arga kesal, dia memberikan kembali kotak makanan tersebut kepada Gevanya. "Nih makanannya ga enak."

"Keselek lagi nangis," Gevanya menerima kotak tersebut yang sudah licin tanpa sisa. "Alamat gak makan siang aku nya."

"Buruan katanya bakal ada terapis saya malas lama-lama disini bau obat," Arga menatap Gevanya dalam.

Gevanya menghela napas panjang kemudian menghubungi Ridwan untuk ruangan Fisiotrapi Arga, tampaknya Gevanya hari ini belum cukup puas merecoki hidup Arga.

Setelah menghubungi Ridwan, Gevanya segera membawa Arga menuju ruangan Fisiotrapi.

Tidak butuh waktu lama bagi Arga dalam sesi ini karena dia sangat menurut dengan apa yang di pinta Gevanya berhubung perjanjian mereka sudah berjalan sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk step by step.

"Sudah kan? Fisio selanjutnya minggu depan, sekarang saya pengen pulang," Arga menatap Gevanya yang sedang memeriksa beberapa lembar hasil pemeriksaan.

"Yaudah sana pulang," jawab Gevanya tanpa dosa dan membuat Arga semakin kesal.

"GIMANA CARANYA!" teriak Arga yang membuat Gevanya menatap suaminya itu.

"Terus aku harus apa, Abang suami?" tanya Gevanya mendatangi Arga.

Arga mendengus dengan suara kecil dan berkata. "Anterin."

"Apa?" tanya Gevanya pura-pura tidak mendengar.

"Anterin," Wajah Arga memalu sendiri karena dia tidak ingin keliatan bergantung kepada Gevanya.

Gevanya tertawa kecil. "Mending kita jalan-jalan sekitaran sini, sekalian terapi melatih jalan Abang."

Arga mendengus untuk ke sekian kalinya dan pasrah saat Gevanya mendorong kursi roda nya berjalan di sekitar koridor.

"Tunggu! Ge!" Suara Loki menahan tangan Gevanya.

Gevanya menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya begitupun dengan Arga.

"Ternyata benar yah kamu sekarang sama si lumpuh ini?" Loki mendelik licik yang membuat Gevanya sangat malas meladeninya.

"Mau apa Ki?" tanya Gevanya pada Loki.

"Daripada kamu ngurusin si cacat ini mending kamu balik jadi pacar dan nikah sama aku aja, aku lebih sempurna dari dia," jawab Loki yang membuat Gevanya tertawa kecil.

"Terus?" Gevanya melipat kedua tangannya. "Setidaknya suamiku cacat fisik dan masih bisa sembuh, tidak seperti dirimu, cacat hati dari dalam dan itu sulit di sembuhkan."

"Terdengar seperti sebuah kalimat pasrah. Kasian banget kamu harus nikah sama orang lumpuh," Loki berjalan ke arah Arga dan menatapnya remeh. "Bagaimana bang? Enak bekas ku? Oh iya kasian aku yang dapat nangkanya Abang yang dapat getahnya, selamat bersenang-senang dengan istri murahan mu ini."

Arga geram, dia mengepalkan kedua tangannya, ucapan Loki benar-benar membuat Arga kesal sudah cukup dia mengalah selama ini, dengan mengumpulkan tenaga Arga memaksa berdiri dan membogem mentah wajah Loki.

Karena hal itu, membuat Arga terjatuh dan menimpa tubuh Loki yang merupaks kesempatan bagi Arga untuk membogem Loki lagi.

"Sialan! Yang kau katakan murahan itu, ISTRIKU!" teriak Arga meraih kerah kemeja Loki.

•

•

•

TBC

Assalamualaikum

Jangan Lupa Like

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***