Arga kini tengah terduduk frustrasi di ruang tamu rumahnya sebenarnya semalaman dia memikirkan Gevanya yang ia usir.
Setelah ia pikir-pikir Gevanya hanya korban disini dan dia paham bagaimana sifat Loki yang selalu celup sana-sini, segelintir rasa berdosa menghampiri Arga namun rasa gengsi dan merasa tidak ingin peduli juga menjadi pemicu dari sifat dingin Arga.
"Arga kau tidak boleh memikirkannya dia hanya wanita pembawa sial untukmu," gumam Arga kesal.
Disaat Arga simpang siur begini, tiba-tiba saja suara ketukan pintu membuat Arga menggerakkan roda kursinya ke pintu dan membukanya.
"Papa? Ayah?"
Ternyata yang datang adalah ayah mertuanya dan ayahnya datang ke rumahnya.
Hal tersebut membuat Arga langsung kicep terdiam dan todak tahu harus bagaimana, apalagi jika mereka menanyakan dimana Gevanya.
"Arga? Gevanya mana?" tanya Papa Ardan yang membuat Arga langsung menelan salivanya kasar.
"Ehm," Arga seolah kehilangan kemampuannya berkata-kata mendengar pertanyaan Papanya.
Disaat Arga mencari jawaban yang pas, tiba-tiba sebuah suara mengagetkannya dan membuat Arga semakin terdiam.
"Aku disini Pa," jawab Gevanya datang dari luar yang membuat Papa Ardan dan Ayah Raden berbalik.
"Eh Ge, kamu darimana nak?" tanya Papa Ardan saat Gevanya menyalami tangannya secara bergantian.
"Dari depan Pa," jawab Gevanya. "Papa sama Ayah masuk dulu yuk, biar Ge buatin minuman."
Ayah Raden dan Papa Ardan mengangguk, merekpun masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu, sementara Arga masih terdiam disana.
Gevanya langsung berjalan menuju dapur disusul Arga yang masih tidak habis pikir kenapa Gevanya bisa kembali kesini.
"Kenapa kau kembali kesini?" tanya Arga yang membuat Gevanya yang sedang membuat teh menulikan dirinya. "Hei! Kalau ditanya suami itu jawab!"
Nada tinggi Arga membuat Gevanya berbalik dan menatap Arga. "Suami? Akhirnya kau mengakui kalau aku istrimu?"
Pipi Arga memerah, ia seperti dijebak oleh Gevanya jika sudah begini, Gevanya tersenyum simpul kemudian melanjutkan memasak air untuk membuat teh.
"Kau ingin apa hah? Jangan kau pikir karena ada Papa dan Ayah kau bisa berlaku seenak nya di rumahku," ujar Arga kesal pada Gevanya.
Gevanya yang sedang menyusun kue yang di bawa di piring hanya menulikan dirinya oleh celotehan Arga sampai akhirnya Gevanya berbalik dan langsung menjejalkan kue tersebut kepada Arga.
"Bagaimana enak?" tanya Gevanya yang membuat Arga melotot kepadanya. "Biar aku jelaskan, pertama aku istrimu, kedua kau suamiku, dan ketiga aku punya hak disini."
"Apakah aku salah jika ingin taat pada suamiku, tahu gak Bang? Ada sebuah hadist yang menjelaskan, Apabila seorang isteri mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga *********** (menjaga kehormatannya), dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk Surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya," lanjut Gevanya mematikan kompor air dan menuang air ke gelas teh.
"Jangan kau pikir dengan sikapmu begini saya bisa menerima mu sebagai istriku, dan memperlakukan mu seharusnya, kau adalah pendosa Ge!" cecar Arga yang membuat Gevanya berjalan ke lemari obat-obatan Arga yang ada di dapur.
Dia mengambil obat rutin Arga yang dia tahu dari ibu mertuanya, dia mengambil air kemudian berjalan kembali ke Arga, Gevanya tersenyum kemudian langsung melemparkan pil obat tersebut masuk ke mulut Arga yang terbuka.
"Bang tahu gak?" Gevanya meraih tangan Arga dan memberinya air yang dia bawa. "Apa yang aku lakukan, Wakafa Billahi Syahida."
Gevanya berdiri dan membalikkan kursi roda Arga agar membelakanginya. "Biarlah Allah menjadi saksinya."
•
•
•
Assalamualaikum
Jangan lupa like.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
arynicha vlog
waallaikumsalam
2024-01-04
0
Sinta Amalia
MasyaAllah
2023-12-30
0
Endank Susilowaty
waalaikum salam wr wb
2023-11-16
1