"Baik Bos nanti malam tepat jam 00.00 wib dana perusahaan kecil nomor satu semuanya akan berpindah ke rekening anda dan angka saham akan saya buat drop minus" ucap Gunawan sambil melihat ponselnya.
"Gunawan kenapa harus jam 00.00 wib" ucap Rico yang tiba tiba ikut berbicara.
"Rico, pada saat itu ada jeda yang terjadi dan saat jeda itu internet sedang kritis untuk mendapatkan serangan cyber" ucap Gunawan dengan ramah.
"Aku tidak paham, ah sudahlah terima kasih untuk ponsel ini aku benar benar suka" ucap Rico sambil terus memainkan ponselnya.
"Rico kau ini seperti anak kecil yang memiliki mainan baru saja" ucap Sean Arthur sambil kembali menyalakan rokoknya.
"Gunawan ambil data dari semua ponsel karyawan perusahaan kecil itu, karena aku tidak ingin mereka semua yang tidak ada hubungan dengan geng serigala merasakan akibat kehancuran perusahaan kecil itu" ucap Sean Arthur dengan ramah dan tetap menikmati rokoknya karena kopinya sendiri sudah dia habiskan.
"Beres Bos, nanti saya memeriksa ponsel mereka jika bos mau saya juga mengirimkan pesan singkat ke ponsel ponsel mereka, ini jika bos hendak menarik mereka bekerja di perusahaan bos yang lainnya yang masih bersih tentunya" ucap Gunawan dengan hormat.
"Nanti aku kabari karena aku harus menghentikan anak buahku dulu untuk tidak mencampuri urusan kita ini, aku sebelumnya sudah meminta anak buah ku untuk membuat perusahaan perusahaan kecil itu bangkrut" ucap Sean Arthur sambil kemudian mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Ardhi.
"Siang Bos, apakah ada yang bisa saya bantu untuk anda" ucap dan Ardhi melalui ponsel.
"Lupakan soal perusahaan perusahaan kecil itu dan siapkan saja beberapa perusahaan untuk menampung mereka yang sebelumnya bekerja di perusahaan perusahaan kecil itu, dan tetap tunggu aku pulang jangan pergi dulu" ucap Sean Arthur melalui ponselnya.
"Baik Bos, saya akan mengaturnya dan saya masih di kediaman bos, masih menunggu truk truk derek yang membawa mobil dan motor baru anda" ucap Ardhi melalui ponsel.
Sean Arthur tidak menjawabnya melainkan langsung menutup panggilan telepon itu.
"Gunawan aku tunggu kabar baikmu, aku yakin kau sudah mengetahui apa yang harus kau lakukan bukan" ucap Sean Arthur sambil berdiri demikian juga dengan Alex.
"Baik Bos, saya akan segera mengirim pesan baik ke anda" jawab Gunawan sambil ikut berdiri.
"Rico bawakan ini semua" ucap Sean Arthur meminta Rico untuk membawa sembilan ponsel lainnya.
Mereka berdua langsung keluar dari kafe kopi itu dan langsung mengarah kembali ke rumah Sean Arthur di daerah Dago.
"Bos, aku tidak nyaman dengan mobil sport seperti ini, aku lebih nyaman pakai Jip" ucap Rico sambil mengemudikan Lamborghini itu.
"Ya, nanti kita cari jip lain saja, apa kau mau seperti orang lain pakai jip listrik" ucap Sean Arthur sambil melihat pemandangan di luar mobil.
"Tidak Bos, aku tidak suka mobil listrik lebih enak mobil Jip seperti biasa saja lebih nyaman untukku" ucap Rico sambil mengecilkan AC karena Sean Arthur membuka kaca jendela mobil dan menyalakan rokok.
"Ya nanti kita lihat mobil apa saja yang di bawakan oleh Ardhi jika mobil yang kau inginkan tidak ada kau minta saja sama dia" ucap Sean Arthur sambil terus menghisap rokoknya.
"Terima kasih Bos, dan nanti saya akan keluar rumah agak lama, karena saya ingin menemui beberapa anak buah saya dan menawarkan mereka untuk kembali bekerja bersama saya" ucap Rico sambil menurunkan sedikit kacanya agar asap rokok Sean Arthur tidak berkumpul di dalam mobil.
"Rico, ingat jangan memaksa dan jangan sembrono, aku tidak memerlukan orang orang yang setengah hati kepadaku jika memang tidak ada anak buahmu buat ku itu tidak masalah sama sekali, aku masih memiliki Alex dan anak buahnya untuk pekerjaan itu jadi kau cukup seperti sekarang saja, menjadi pengawal sekaligus supirku" ucap Sean Arthur dengan ramah.
"Baik Bos saya akan mengingat pesan anda" jawab Rico dengan sangat hormat dan terus memacu Lamborghini itu agar mereka bisa segera sampai di Dago.
"Rico pelan sedikit ada yang ingin aku lihat jadi kita lewati dulu rumahku yang di daerah Sukajadi dan yang di daerah Setiabudi" ucap Sean Arthur sambil membuang rokoknya dan menaikan kembali kaca jendela mobilnya itu lalu sedikit merubah posisi jok mobilnya agar lebih mundur.
"Baik Bos, tapi kenapa jalanan ini banyak sekali mobil orang orang geng serigala" ucap Rico sambil membesarkan kembali ac mobil dan menutup kaca jendelanya.
Mereka hanya tinggal lima ratus meter lagi untuk melintasi rumah Sean Arthur yang ada di Setiabudi itu dan di kiri kanan jalan memang banyak Jip hitam yang parkir seolah olah sedang menunggu rombongan lainnya.
Sean Arthur tidak menjawab ucapan Rico melainkan dia mengambil ponselnya dan menghubungi Alex.
"Alex, hubungi orang orang yang berjaga di Setiabudi agar hati hati karena sudah lebih dari lima puluh mobil anak buah geng serigala aku temukan terparkir lima ratus meter dari Villa ku yang ada di kawasan Setiabudi ini" ucap Sean Arthur dengan tegas melalui ponselnya.
"Baik Bos, terima kasih informasinya" jawab Alex melalui ponsel.
Lamborghini itu melaju pelan hany dengan kecepatan sepuluh kilometer per jam dan Sean Arthur terlihat seperti sedang mencari sesuatu dari mobil mobil Jip hitam milik geng serigala itu.
"Mereka benar benar bersiap untuk perang terbuka dan jika bos mengijinkan aku siap untuk perang terbuka dengan mereka" ucap Rico sambil melihat ke arah mobil jip berwarna hitam yang terparkir berderet di kiri dan kanan jalan.
"Rico kita terus melintas saja jangan mampir, aku penasaran apakah rumah ku yang di Sukajadi juga di tunggui oleh mereka" ucap Sean Arthur.
"Baik Bos, sudah aku hitung semuanya ada seratus mobil jip berwarna hitam dan jika satu jip ada empat orang maka mereka mengerahkan empat ratus orang " ucap Rico sambil kembali menambah kecepatan Lamborghini itu.
"Rico kau cukup Jeli juga, namun kau melewatkan dua mobil karena hitungan ku ada seratus dua jip hitam, tapi sudahlah kita langsung ke daerah Setiabudi saja melihat rumah ku yang di sana, kita lihat apakah mereka juga mengirim pasukan sebanyak ini" ucap Sean Arthur.
"Bos, mereka benar benar menginginkan perang terbuka, dan sepertinya mereka sudah kehabisan kesabaran" ucap Rico sambil menambah kecepatan Lamborghini itu.
"Tidak masalah apapun yang mereka lakukan, toh besok mereka akan mengalami kerugian yang cukup besar, jadi apapun yang terjadi hari ini anggap saja hiburan untuk kita" jawab Sean Arthur sambil kembali membuka sedikit kaca jendelanya dan menyalakan sebatang rokoknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments