mereka memberi nama bayi tersebut dengan nama Mayang. Setelah sepeninggalan Rani, Mayang di titipkan pada Bu Siti, keadaan Adiaksa pun memburuk, ia mengalami stess karna di tinggal pergi istri tercinta.
Selain itu, keadaan tersebut membuat perusahaa Mitra group berada di ambang kebangkrutan.
Sejak kepergian Rani, Adiaksa sering menghabiskan uangnya di meja judi dan minuman-minuman keras.
Hingga malas mengurusi perusahaannya, ia pun jarang menemui putrinya hanya memberi napkah dengan ala kadarnya saja setiap bulannya.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi Adiaksa untuk melupakan Rani, kini ia kembali pada orang tuanya, ia pun bangkit kembali dan di percaya untuk memegang beberapa perusahan Ayahnya kembali.
Selain itu dengan bujuk rayu dari keluarganya, kini Adiaksa menikah dengan Adelia. Gadis yang di jodohkan oleh keluarganya sejak ia kecil.
Beberapa tahun berlalu, kini Mayang sang putri telah beranjak dewasa.
Mayang berusia delapan belas tahun dan kini sedang mencari pekerjaan untuk bisa menafkahi dirinya sendiri.
Meski ia adalah anak seorang pengusaha terkenal. Namun, kehadirannya tak pernah di akui oleh keluarga dari Ayahnya.
Mayang memang di kirimi uang oleh Adiaksa setiap bulannya, tapi sangat jarang sekali Adiaksa melihat keadaanya.
Padahal Mayang begitu ingin memiliki keluarga yang tak pernah ia rasakan.
Terlebih kini Adiaksa memiliki sepasang putra dan putri dari pernikahanya dengan Adelia.
Mayang tak pernah mengenal kedua saudaranya tersebut , hanya mendengar namanya begitupun dengan istri dari Ayahnya tersebut.
Hari ini setelah bertahun-tahun mendambakan hidup bersama keluarga yang utuh, Mayang kini di minta untuk pulang oleh Ayahnya.
Tentu saja ia menyambut baik hal tersebut, begitupun dengan ibu panti.
Mereka senang, akhirnya Mayang bisa merasakan keluarga yang utuh.
Dengan bahagia Mayang pun berpamitan dengan saudara saudaranya yang ada di panti.
Terbayang sudah jika ia akan di kuliahkan oleh ayahnya dan hidup bahagia bersama saudara-saudranya.
Mayang menghampiri Bu Mira yang kini menggantikan bu Siti yang telah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu.
"Bu, Mayang pamit Ya, doakan Mayang agar bisa kuliah di jurusan kedokteran, kalau Mayang sukses jadi dokter, Mayang akan menggratiskan biaya pengobatan saudara-saudra Mayang di panti ini juga para pengurus panti, " ucap Mayang dengan sumringah.
"Iya Nak, semoga kamu berhasil menjadi dokter.Doa ibu pasti yang terbaik untuk kamu," sahut bu Mira dengan senyum ke relaan melepas Mayang.
Setelah berpamitan Mayang pun dengan senang hati ia menghampiri Ayahnya yang membawa tas dan kopernya
"Ayo Mayang kita pulang, " ucap Adiaksa sambil menjingjing tas dan menarik koper Mayang.
Mereka pun menghampiri mobil yang akan membawa mereka pulang ke rumah Adiaksa.
Mayang merasa senang sekali,baru kali ini ia masuk kedalam mobil mewah Adiaksa.
Sebelum naik ke mobil Ayahnya Mayang melambaikan tangan pada saudara-saudranya sesama penghuni panti.
Begitu pun penghuni panti yang lain, ada rasa sedih di hati mereka, kini Mayang telah meninggalkan mereka dan hidup bahagia bersama dengan Ayah kandungnya.
Tapi di sisi lain mereka juga ikut bahagia. Setelah belasan tahun berlalu,kini Mayang bisa hidup serumah dengan orang tuanya seperti yang di impikannya selama ini. .
lambaian tangan mereka mengiringi kepergian Mayang dari tempat tersebut.
Sepanjang jalan ia sumringah melihat lihat pemandangan di luar jendela mobil mereka.
Maklum saja selain pergi sekolah, hanya itu yang membuatnya bisa keluar dari panti.
"Ehm ternyata dunia ini indah sekali, " gumannya sambil menghirup udara yang keluar masuk melalui jendela mobil.
"Ayah seperti apa rumah kita Yah? " tanya Mayang dengan suasana hati yang riang.
"Rumah kita begitu besar, semua tersedia di sana, " guman Adiaksa dengan datar.
Ehm, Mayang pun membayangkan situasi yang sangat nyaman ketika berada di lingkungan keluarganya.
Mereka pun tiba di rumah mewah dengan arsitektur bergaya eropa.
Ternyata tak seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Jika ia akan di sambut hangat oleh keluarganya.
Tak ada sapaan ramah dan senyum hangat dalam penyambutan kedatangannya.
Wajah ibu tiri dan kedua saudaranya begitu dingin. Tak ada seulas senyum sedikit pun di wajah mereka yang menanti kedatangan Mayang di depan pintu.
" Ayo masuk Mayang. "ucap Adiaksa.
Para asisten rumah tangga mengangkat koper dan barang-barang Mayang dan membawa barang-barang tersebut langsung menuju kamar yang sudah di persiapkan untuknya.
Adiaksa menuntun Mayang menuju kamarnya. Dengan patuh Mayang mengikuti sang Ayah.
Mereka tiba pun sampai di lantai dua kamar pandangan Mayang mengedar ke sekeliling ruangan tersebut.
Kamar yang begitu luas, tempat tidur yang terlihat nyaman dengan beberapa perabotan yang menghiasi kamar tersebut.
Mayang tersenyum, ia seperti berada di surga. Kamar ini jauh lebih besar dari kamar mereka yang ada di panti.
Di panti ia hanya tidur menggunakan tempat tidur susun, dan satu kamar biasanya di huni 4-6 orang.
Kini di kamar yang seluas ini. Kini ia bisa tinggal sendiri dan bebas melakukan dan menonton apa pun.
Mayang duduk di atas tempat tidur yang empuk.
"Wah suasana kamar ini begitu nyaman dan tenang membuat aku jadi betah seharian. "
Adiaksa tersenyum menyeringai.
"Mayang kamu istirahat dulu di kamar. Nanti akan ada asisten rumah tangga yang akan membantu kamu untuk memenuhi kebutuhan semua kamu. Ayah tinggal dulu. " Ucap Adiaksa.
"Iya Yah, " sahut Mayang.
Adiaksa menutup pintu kamar Mayang, ia pun kembali turun menemui istri dan anak-anaknya.
Adelia sudah menunggu suaminya yang turun dari kamar Mayang.
"Bagaimana Papi? sudah bicara pada Mayang? " tanya Delia.
Adiaksa menggeleng lemah.
"Aku masih belum sanggup untuk mengatakannya pada Mayang. "
"Tapi Papi! Waktu yang di berikan oleh tuan Andre tinggal tiga hari lagi. Jadi kita harus secepatnya memberi tahu Mayang tentang rencana kita. Jika tidak perusahaan kita bisa bangkrut! Hanya Mayang yang bisa membantu kita!" ADelia.
"Tapi Mami, Mayang baru saja datang. Sebenarnya aku tak tega jika harus menggadaikan Mayang pada tuan Andre. Tuan Andre itu seorang pria yang arogan. terkenal dengan kekejaman dan kebuasannya. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Mayang? "
Adiaksa menghela napas panjang.
"Tapi Papi, kita hanya menggadaikan Mayang untuk jadi pelayan tuan Andre untuk sementara waktu. Jika nantinya terjadi sesuatu pada Mayang, atau Mayang sampai hamil bukannya itu lebih bagus. Kita bisa meminta tuan Andre untuk menikahinya. Dengan demikian tuan Andre bisa menjadi menantu keluarga kita." Bujuk Adelia.
Adiaksa mendongkak kan kepalanya. pikirannya sudah kacau saat itu. Perusahaannya hampir bangktut.
Dan hanya tuan Andre yang mau membantunya. Dengan syarat ia harus menggadaikan milik Adiaksa yang paling berharga yang senilai dengan uang yang di pinjamnya. Namun tuan Andre sendiri tak memberi tahu barang atau benda apa yang ia maksudkan agar bisa setara dengan uang pinjamannya.
Menurut Adelia. 'Tuan Andre akan bersedia memberi pinjaman sebesar 500 Miliar kepada suaminya, jika ia menggadaikan Mayang. Karna kehidupan seseorang tak akan sebanding dengan berapapun nilai uang pinjamannya. '
Bagaimana kisah Mayang selanjutnya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 169 Episodes
Comments
Putri Minwa
semangat untuk mu ya thor
2023-12-25
2
Dilla Septina
awal baca sudah seru ceritanya
2023-12-18
2
Almira Rara
nggak semua pilihan orang tua itu sempurna... salah satunya jodoh yg dijodohkan.... asseeekkkkk.......
2023-10-25
1