Dan murid dikelas itu juga tidak begitu banyak, karena sebagian dari mereka berada di kelas tingkat menengah. Rio dan Giz pergi keluar untuk melihat sekitar akademi.
"Rio!" teriak seorang gadis yang datang bersama temannya.
"Heh, Lea. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Dan tuan putri, sudah lama juga ya tidak bertemu." Rio sepertinya kenal dengan mereka berdua.
"Rio, mereka siapa?"
"Ouh, aku lupa memperkenalkan mereka padamu ya. Kalian berdua silakan perkenalkan diri kalian masing-masing pada temanku ini," ucap Rio sambil merangkul Giz.
"Yo!! Aku Lea. Salam kenal ya."
"Iya, aku Giz."
"Emmm, aku Leyna salam kenal," ucap gadis itu dengan anggun.
"Giz yang satu ini adalah seorang putri raja di kerajaan Alsharen ini lho. Jadi kau harus hormat dengannya. Kalau yang satu itu tidak usah," ucap Rio meledek Lea.
Lea melintir tangan Rio, "Berani kau ya sama aku."
"Hei, lepaskan tanganmu itu dari tanganku. Sakit tahu."
Giz menatap wajah Leyna dan begitu juga Leyna, "Maaf putri, saya tadi tidak terlalu sopan pada anda."
"Heh? Jangan begitu. Panggil saja aku Leyna. Kita disini sama kok."
"Baiklah," jawab Giz.
"Ouh iya, hari ini ada pertarungan dari kelas 3 lho di arena. Ayo kita lihat?"
"Pertarungan? Sepertinya menarik, ayo," Giz ingin melihat kemampuan dari kakak kelasnya.
Jika dilihat dari peserta yang akan bertarung, mereka memiliki kemampuan di atas rata-rata. Dan juga mereka sudah berada di akademi selama 3 tahun pasti akan hebat. Tapi, sepertinya Giz tidak merasa begitu.
"Jika dilihat, mereka tidak terlalu memilki kemampuan yang unik ataupun hebat" Batin Giz menganalisis.
"Giz, kalau menurutmu siapa yang akan menang diantara mereka?" Tanya Rio tidak sabar untuk melihat pertarungan itu.
"Tidak tahu. Mereka tidak terlalu hebat dalam sihir maupun fisik," ucap Giz dengan wajahnya datar.
"Apa yang kau bicarakan. Tahu dari mana kalau mereka tidak mempunyai kemampuan yang hebat?"
"Aku hanya tahu saja. Kau lihat saja nanti."
Dan benar saja pertarungan itu membuat para penontonnya bosan melihatnya. Dan perlahan-lahan arena menjadi kosong tanpa penonton sama sekali kecuali Giz dan teman-teman nya yang masih menonton. Dan sebagian orang yang masih mau menonton.
"Kau benar Giz, astaga pertarungannya tidak seru sama sekali."
Giz turun ke arena, entah apa yang akan dia lakukan, "Apa ada dari kalian yang akan melawanku? Aku ingin menguji kemampuanku!" Teriak Giz pada para sebagian penonton itu.
"Giz, apa yang kau lakukan. Kembalilah," Rio berbisik kencang pada Giz.
Penonton disana seketika tertawa kencang mendengar tawaran dari Giz untuk bertarung.
"Apa yang barusan dia katakan itu. Dia itu murid baru dari kelas tingkat bawah, mau apa dia ha... ha... ha... " pria itu berbicara dan tertawa dengan kencang.
Giz kesal dan mengeluarkan cahaya berwarna biru tua dari tangannya.
"Apa kalian meremehkanku haa!"
*Booommmm.....* sihir Giz membuat arena itu hancur.
Mereka yang tadinya tertawa terdiam senyap, dan yang tertawa paling kencang justru dia yang pertama terdiam setelah melihat kemampuan Giz.
"Cih, benci aku dengan mereka." Giz meninggalkan arena itu dengan perasaan marah. Rio, Lea dan Leyna juga pergi menyusul Giz.
"Giz tunggu!" teriak Rio.
"Apa lagi sekarang. Apa kalian juga akan mermehkanku?" Ucap Giz marah.
"Tidak Giz, kami justru bangga sama kamu. Kamu benar-benar hebat tadi," Leyna ikut menenangkan Giz.
"Sudahlah, aku mau sendiri dulu. Jangan ikuti aku," sepertinya Giz benar-benar marah sampai dia juga melampiaskan kemarahannya pada teman-temannya.
"Gizz!" Leyna berusaha untuk menghentikan Giz.
"Sudahlah Putri, biarkan Giz sendiri dulu."
"Tapi, bagaimana kalau dia kenapa-kenapa nanti," Leyna panik dengan keadaan Giz.
"Sudahlah Leyna, Giz itu bukan lagi anak kecil. Biarkan dia sendiri dulu nanti baru kita temui dia," Lea mencoba menjelaskan pada Leyna.
"Kenapa orang-orang tidak menganggapku? Kenapa mereka itu bisanya hanya meremehkan saja. Aku benci dengan mereka," gerutu Giz sambil melempari kerikil dalam sungai itu.
"Mereka memang salah Karena tidak berfikir dulu sebelum bertindak," seorang gadis datang dan biacara pada Giz.
"Siapa kau?"
"Hmm, aku Mayna kelas 1 tingkat atas."
"Tingkat atas? Luar biasa."
"Iya, aku adalah putri dari kerajaan Bariton."
"Sudah kuduga, kelas tingkat atas itu hanya untuk anggota kerajaan saja," gerutu Giz yang kesal dengan peraturan akademi itu.
"Tidak kok, aku percaya kalau kamu juga bisa naik tingkat nantinya setelah aku melihat kemampuanmu tadi."
"Apa kau hanya mencoba untuk menghiburku saja?"
"Tidak kok, aku mengatakan apa yang menurutku benar," Mayna tersenyum.
"Kau dari tingkat atas, tapi kenapa kau masih mau bicara padaku yang dari tingkat bawah?"
"Aku tidak mempedulikan pangkat dalam hal pertemanan."
"Aku kagum dengannya, dia masih mau bicara denganku walau dia lebih tinggi pangkatnya dariku" batin Giz.
"Terimakasih, mungkin kau adalah gadis pertama yang menghargai kemampuanku."
"Tentu saja, kita semua adalah teman," Mayna tersenyum.
"Iya, kau benar."
Malam harinya, Rio dan dua gadis itu pergi menemui Giz, tapi Giz tidak terlihat di kamarnya.
"Aku tidak bisa tidur, aku akan pergi jalan-jalan saja dulu."
"Giz... " Seseorang memanggil Giz. Giz menoleh kebelakang.
"Ouh, Mayna ada apa?"
"Kenapa kamu belum tidur?"
"Aku tidak bisa tidur. Kau sendiri kenapa ada diluar malam-malam begini."
"Aku juga nggak bisa tidur."
"Padahal aku lagi pengen sendiri dulu, malah ada Mayna" batin Giz.
"Giz, mau kuperlihatkan sesuatu yang indah?"
"Apa itu?"
"Tutup matamu dulu."
Tangan Mayna mengeluarkan cahaya warna kuning dan mengeluarkan beberapa kunang-kunang cantik.
"Sekarang buka matamu."
Giz membuka matanya, "Wah, indah sekali. Bagaimana kau bisa mengeluarkan kunang-kunang sebanyak ini dalam waktu singkat?"
"Rahasia!" Mayna mengeluarkan wink nya pada Giz dan membuat wajah Giz memerah.
"Kau benar-benar membangunkan suasanaku ya. Tadinya aku mau sendiri aja, tapi setelah ada kau aku jadi senang lagi deh. Makasih ya."
"Tentu saja. Kita teman kan?"
"Iya!"
Di kamar Giz
"Kita bicara pada Giz besok saja ya. Sepertinya sekarang ini Giz masih ingin sendiri dulu," ucap Rio pada Lea dan Leyna.
"Baiklah," ucap Leyna sedih.
"Sudahlah Leyna, jangan sedih lagi. Besok kan kita bisa bicara dengannya lagi," Lea mencoba untuk menghibur Leyna.
"Iya, putri. Jadi tenang saja, sekarang ayo kita pergi tidur."
"Iya, baiklah," Leyna masih merasa sedikit sedih karena dia berfikir sudah menyakiti hati Giz.
Di taman sekolah Akademi
"Hari ini.menyenangkan bersamamu. Aku akan pergi tidur sekarang Sampai jumpa."
"Iya, aku juga akan pergi tidur," Mayna tersenyum pada Giz.
"Akhirnya aku bisa membuat Giz tersenyum lagi. Hah, tidak sia-sia kan aku tadi pergi ke taman" batin Mayna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ftm
Thor MC ya sifat kok kekanak Kanakan bgt sih
2022-05-24
0
Nurul
typo
2022-05-16
1
John Singgih
teman baru giz
2022-05-15
0