Jia Ling yang tidak suka keheningan ataupun suasana yang tidak menyenangkan pun memulai perbincangan.
"Tidak disangka ternyata Tuan Seo sudah mencapai Ranah Langit tingkat 8 dan tidak lama lagi akan mencapai Ranah Surgawi." puji Jia Ling sambil terua memuji kehebatan Seo Hong sambil tertawa meskipun terlihat sedikit berlebihan.
"Hahaha... Panggil saja Paman Hong. Bukankah umur ayahmu dan umurku tidak terlalu jauh." ucap Seo Hong yang mencoba menjalin hubungan yang lebih erat sambil tertawa senang.
"Hahaha... Tentu saja Pamang Hong dan karena Paman Hong sangat baik padaku. Xiao Ling punya sedikit hadiah yang dapat membantu Paman Hong menerobos nantinya." ucap Jia Ling dengan senyum lembut sambil mengeluarkan sebuah Pil dari dalam kantong Qiankun-nya.
*Penambahan kata Xiao di depan untuk memberikan kesan akrab untuk seorang pria dan penambahan kata er di belakang juga untuk memberi kesan akrab pada seorang wania*
Jia Ling yang tidak hanya membeli Pil untuk meningkatkan kultivasi Seo Wan'er dan dirinya tapi juga membeli Pil Luanzi Bintang 3 yang dapat membantu seseorang berhasil menerobos ke Ranah Surgawi dengan kemungkinan 80%.
"Bu-bukankah ini Pil Luanzi?" ucap Seo Hong dengan ekspresi wajah yang terkejut dan nada bicara yang sedikit tinggi.
"Tidak hanya itu Tuanku. Coba Tuanku lihat! Itu bukan Pil Luanzi Biasa tapi Pil Luanzi bintang 3 yang bisa memberikan kemungkinan berhasil meneroboa 80%!" teriak Nyonya Seo dengan ekspresi wajah yang terkejut dan mata yang terbuka lebar sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.
"Jika yang ibu katakan itu benar maka harganya pasti sangat mahal dan bisa lebih dari ratusan ribu koin perak jika di Paviliun Huangfu!" ucap Seo Wan'er dengan ekspresi terkejut dan dengan suara yang sangat keras hingga dapar di dengar semua pelayan yang ada di sekitar Aula Utama.
"Harga tidak menjadi masalah bagiku dan Keluargaku. Saya harap Paman Hong menerima niat baik Xiao Ling." ucap Jia Ling dengan ekspresi penuh percaya diri dan senyum yang lebar.
"Jika memang seperti itu, Paman tidak berani menolak. Terima kasih nak Xiao Ling." ucap Seo Hong dengan wajah yang berseri karena berhasil mendapatkan sesuatu yang sangat berharga.
"Dengan Pil ini maka sumber daya untukku melakukan terobosanku tidak akan menjadi masalah lagi. Aku akan menjadi Kepala Keluarga terkuat di Kota Jinlin!" ucap Seo Hong dalam hati dengan perasaan bahagia sambil menyimpan Pil Luanzi itu ke dalam kantong Qiankun miliknya.
Seo Wan'er yang melihat Seo Hong yang sedang bahagia tidak ingin kehilangan kesempatan emas itu untuk membatalkan pernikahannya dengan Pecundang daru Keluarga Li.
"Kakak Ling sangat baik. Wan'er sangat berterima kasih untuk hadiah yang sangat berharga ini. Kakak Ling tidak hanya memberikan Wan'er Pil untuk menerobos tapi juga memberikan ayah hadiah Pil yang sangat berharga. Wan'er khawatir tidak dapat membalas kebaikan Kakak Ling." ucap Seo Wan'er dengan nada rendah sikap yang sopan dengan ekspresi wajah yang gelisah.
"Wan'er tidak perlu membalas. Kakak Ling bersedia melakukan apapun untuk Wan'er." ucap Jia Ling dengan senyum lembut yang ikut dalam permainan drama Seo Wan'er.
Seo Hong yang tidak mengetahui trik yang dimainkan Seo Wan'er dan Jia Ling pun ternyata dapat dengan mudah masuk ke dalam jebakan.
"Semua yang dikatakan Putriku, Wan'er, benar sekali. Paman Hong tidak bisa menerima hadiah yang sangat berharga ini begitu saja dan jika ada sesuatu yang Xiao Ling inginkan dan Paman sanggup mengabulkannya maka katakan saja." ucap Seo Hong dengan tawa senang dan penuh percaya diri.
"Umpan telah dimakan! Kakak Ling, ayo katakanlah pada ayahku." ucap Seo Wan'er dalam hati.
"Jika Paman Hong memaksa maka Xiao Ling akan mengatakannya dengan jujur. Sebenarnya Xiao Ling menyukai Wan'er dan menginginkan Wan'er menjadi Istri Utamaku." ucap Jia Ling yang langsung turun ke lantai dan berlutut dan mengangkat tangan dihadapan Seo Hong dengan ekspresi wajah yang sangat serius.
"Ta-tapi... Wan'er..." ucap Seo Hong yang terjeda dengan ekspresi wajah yang bingung yang sulit mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.
"Ayah! Wan'er mohon kabulkan permintaan Kakak Ling. Wan'er juga mencintai Kakak Ling. Wan'er tidak ingin menikah dengan Pecundang dari Keluarga Li!" ucap Seo Wan'er yang ikut turun dari tempat duduknya dan ikut berlutut di samping Jia Ling dengan berlinang air mata.
"Wan'er... Bukannya ayah tidak menyayangimu ta-tapi..." ucap Seo Hong yang terhenti kembali karena sulit mengatakan apa yang ingin disampaikannya dan tak ingin memberikan Pil Luanzi itu kembali ke Jia Ling.
Nyonya Seo yang ingin membantu putrinya mengatakan sesuatu dan membujuk suaminya tiba-tiba terganggu setelah mendengar keributan yang ada di luar.
Seo Hong yang tidak tau harus mengatakan sesuatu untuk pernikahan Seo Wan'er pun memilih untuk keluar dan melihat kerubutan agar bisa menghindari menjawab permohonan Jia Ling.
Sementara itu, di tempat yang tidak jauh berbeda, Bibi Sun yang berencana menemui Seo Wan'er tidak tau jika Seo Xiqin telah berada di sekitar Taman di dekat danau.
Seo Xiqin yang tidak ingin kehilangan kesempatan untuk terlepas dari nasib yang tragis pun segera berjalan menemui Bibi Sun.
"Bibi Sun, tunggu!" ucap Seo Xiqin sambil berlari mengejar Bibi Sun dengan suara yang keras sehingga menarik perhatian Pelayan yang lain.
Bibi Sun yang tidak punya pilihan lain pun berhenti dan menunggu Seo Xiqin berdiri di depannya.
Seo Xiqin yang melihat Bibi Sun telah berhenti berjalan pun bergegas menemuinya dengan senyum simpul yang disembunyikan dibalik lengan bajunya.
"Syukurlah Bibi Sun mendengarku." ucap Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang dibuat seolah kelelahan karena mengejar Bibi Sun.
"Ada perlu apa Nona memanggil hamba?" tanya Bibi Sun dengan wajah yang tidak senang dan kesal meskipun kata-katanya terdengar sopan tapi sikap dan ekspresinya tidak mencerminkan rasa hormat terhadap Tuannya sama sekali.
"Hmmm, apakah kau ingin menemui Wan'er?" tanya Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang pura-pura malu sambil terus berusaha menarik perhatian pelayan lain yang lewat.
"Saya memang sedang dalam perjalanan menemui Nona Wan'er? Ada perlu apa Nona Xiqin bertanya?" ucap Bibi Sun dengan nada sinis dan ekspresi wajah yang merendahkan dan menghina.
"Ada sesuatu yang ingin aku katakan pada Wan'er. Bisakah Bibi Sun menyampaikannya pada Wan'er?" tanya Seo Xiqin dengan wajah pura-pura malu dan takut sambil melirik ke sekeliling.
"Nona Wan'er sedang sibuk dan tidak punya waktu untuk menemani Nona Xiqin jadi sebaiknya Nona Xiqin kembali saja." ucap Bibi Sun dengan wajah yang malas sambil melambai-lambaikan tangannya berulang kali seolah sedang mengusir Seo Xiqin pergi dari hadapannya segera.
"Aku tidak akan mengganggunya. Aku hanya butuh waktunya sebentar saja." ucap Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang memelas sambil memegang lengan Bibi Sun dengan sangat erat.
Bibi Sun yang melihat sikap Seo Xiqin pun merasa sangat risih dan akhirnya membuar Bibi Sun marah lalu mendorong Xiqin menjauh.
Seo Xiqin yang terdorong oleh Bibi Sun pun terjatuh dan disaksikan oleh banyak pelayan yang memang sudah mengamati semu yang terjadi dari kejauhan.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya
Terima Kasih..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Duajie
sepanjang mbaca cersil Tiongkok dari zaman OKT, KP HOO, BASTIAN belum pernah ketemu marga (she) Seo, She ini malah berbau Korea yak? 😴🙈🙊
2025-03-08
1
@rt
biasanya ditulis siau (kecil) bkn xiao yg kesannya spt nama marga or klan
2024-11-06
0
harry taruna
udh ampe bab 11 msih gk dpt alur crta nya... hadeehh syang bnget...
2023-12-14
4