Seo Xiqin yang hanya diam mendengarkan semua yang dikatakan orang-orang merasa jijik dengan topeng baik yang dipasang oleh sepasang ibu dan anak yang berhati iblis itu dan terlebih dengan sikap pura-pura perhatian yang ditunjukkan Seo Hong padanya.
"Hah! Dasar manusia bermuka dua semua! Aku tidak akan tertipu dengan topeng kalian di kehidupan ini! Aku akan membalas semua perbuatan kalian padaku di kehidupan sebelumnya berkali-kali lipat!" ucap Seo Xiqin dalam hati sambil tetap mempertahankan ketenangan.
Seo Xiqin yang merasa satu dari tiga tujuan utamanya melakukan hal berbahaya ini telah berhasil pun menghentikan pertunjunkan pingsannya.
"Uhukk.. Uhuukkk... Uhuukk..!" ucap Seo Xoqin sambil berpura-pura batuk lalu mengeluarkan air dari dalam mulutnya dan perlahan membuka matanya kemudian memasang wajah kelelahan dan takut.
Sui'er dan Luo'er yang sangat mengerti tugasnya pun memulai pertunjukan yang baru.
"Nona!" teriak Sui'er dan Luo'er secara bersamaan sambil tersenyum senang melihat Seo Xiqin telah sadar.
Luo'er yang sadar jika tubuh Seo Xiqin telah basah semua dan bahkan hampir menampakkan lekuk tubuhnya pun segera mengambil kain yang dibawa olehnya lalu memakaikannya ke tubuh Seo Xiqin dengan bantuan Sui'er.
"Lanjutkan pertunjukkannya hingga Bibi Sun mendapatkan pelajaran!" bisik Seo Xiqin dengan suara rendah dan wajah yang sangat lelah.
"Baik!"ucap Sui'er dan Luo'er bersamaan dengan suara rendah yang hanya dapat didengar mereka bertiga.
Setelah memakaikan kain ke tubuh Seo Xiqin, Sui'er dan Luo'er pun langsung merubah sikap dan ekspresi wajahnya 180 derajat.
"Syukurlah Nona sudah selamat!" ucap Sui'er sambil tersenyum dengan lebar dan menetaskan air mata yang dihapusnya dengan ujung jarinya.
"Nyonya, hamba berhasil. Hamba tidak mempermalukan semua ilmu yang telah anda ajarkan. Syukurlah!" ucap Luo'er sambil menangis dengan sangat keras dengan air mata yang mengalir sangat banyak.
Nyonya Seo dan Seo Wan'er yang melihat Seo Xiqin sadar menjadi sangat kesal tapi tidak bisa mengekspresikannya.
"Sial! Kenapa ja***g kecil ini tidak mati saja!" ucap Nyonya Seo dalam hati sambil berpura-pura bahagia dengan keselamatan Seo Xiqin.
"Hmmm, kenapa harus selamat? Seharusnya mati saja sana! Merusak pemandangan!" ucap Seo Wan'er dalam hati sambil berpura-pura meneteskan air mata bahagia.
"Ibu sangat senang akhirnya kau sadar juga Xiqin. Maafkan Ibu yang tidak memperhatikanmu beberapa hari ini karena Ibu sangat mengkhawatirkan adikmu, Wan'er." ucap Nyonya Seo sambil berpura-pura tersenyum sambil menggenggam tangan Seo Xiqin dengan sangat erat hingga membuat Seo Xiqin kesakitan.
"Sial! Nenek lampir ini mencoba memberiku peringatan dengan topeng malaikat. Huh, jangan kau fikir aku takut. Aku akan membalasmu nanti." ucap Seo Xiqin dalam hati sambil tersenyum lemah.
"A-aku mengerti I-ibu!" ucap Seo Xiqin sambil berpura-pura memasang wajah ketakutan dengan tubuh yang bergetar seolah merasa terancam.
Seo Hong yang melihat sikap Seo Xiqin kepada Nyonya Seo tidak bisa melakukan banyak hal dan menghela nafas yang panjang.
"Hah! Syukurlah jika kau sudah sadar sekarang katakan apa yang telah terjadi padamu!" tanya Seo Hong dengan ekspresi wajah yang bingung sambil memijat pelipis matanya yang terasa sakit.
Bibi Sun yang ingin bergerak memohon ampun dan mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan nyawanya segera dihentikan Seo Xiqin dengan melakukannya terlebih dahulu.
"Ini semua salahku ayah! Harap ayah menghukumku! Xiqin tidak bermaksud mengganggu Bibi Sun, Xiqin hanya ingin memberikan sapu tangan ini pada Wan'er karena sebentar lagi adalah hari ulangtahunnya hingga menyebabkan Bibi Sun mendorong Xiqin ke Danau." ucap Seo Xiqin yang langsung bersujud di tanah sambil menunjukkan sebuah sapu tangan yang disulam berwarna merah.
"Nona!" teriak Sui'er dan Luo'er secara bersamaan dengan nada yang tinggi dan ekspresi wajah terkejut lalu ikut bersujud dibelakang Seo Xiqin.
"Ti-tidak Tuan Besar! Hamba mohon ampuni hamba Tuan Besar! Semua yang dikatakan Nona Xiqin itu salah Tuan besar. Hamba sungguh tidak sengaja mendorong Nona Xiqin ke Danau." ucap Bibi Sun dengan ekspresi wajah yang takut sambil mengelak disalahkan.
"Tuan Besar, harap berikan keadilan Nona Xiqin!" ucap Sui'er dengan nada keras sambil bersujud ke tanah sambil menangis.
"Mohon Tuan Besar memberi Nona keadilan yang sepantasnya!" teriak Luo'er dengan suara keras sambil mengikuti instruksi Seo Xiqin untuk tidak membiarkan Bibi Sun selamat.
"Tuan mohon beri pengampunan pada hamba, hamba sungguh tidak sengaja. Hamba tidak bermaksud mencelakai Nona Xiqin!" ucap Bibi Sun sambil berlutut dengan tangan diletakkan di dada dengan air mata yang terus mengalir.
"Nona, tolong selamatkan hamba. Hamba mohon Nona!" ucap Bibi Sun sambil memohon dibawah kaki Seo Wan'er dengan ekspresi wajah putus asa.
Seo Wan'er yang melihat Bibi yang telah mengasuhnya sejak kecil dalam masalah tidak bisa membalikkan tubuhnya begitu saja.
"Ayah! Bibi Sun sungguh tidak sengaja melakukan itu dan yang terpenting saat ini bukankah Saudari Xiqin telah selamat." ucap Seo Wan'er sambil memasang wajah memelas sambil memohon kepada Seo Hong.
Seo Xiqin yang mendengar perkataan Seo Wan'er pun menjadi geram dan menggertakkan giginya untuk mengendalikan emosinya.
Seo Xiqin yang tidak ingin kehilangan kesempatan menghilangkan orang yang telah membuat hidupnya sengsara di kehidupannya yang lalu pun nekat menceburkan tubuhnya lagi ke dalam Danau.
"Xiqin sungguh anak yang tidak beruntung! Tidak hanya kehilangan ibu sejak kecil bahkan seorang pelayan ingin mencelakai Xiqin. Jika seperti itu untuk apa Xiqin hidup!" ucap Seo Xiqin dengan suara yang keras sambil mengeluarkan air mata lalu berlari menuju ke dalam Danau.
"Tidak, Nona! Nona jangan lakukan itu! Hamba mohon Nona!" ucap Sui'er sambil memeluk tangan Seo Xiqin yang sedang mencoba menceburkan diri ke dalam Danau.
"Tuan, mohon berikan keadilan untuk Nona. Kasihanilah Nona yang harus mengalami kejadian yang hampir mengambil nyawanya. Jika hamba tidak datang lebih awal mu-mungkin saja sekarang Nona sudah tidak ada. Saya mohon Tuan Besar!" ucap Luo'er sambil bersujud dan memohon dengan air mata yang terus mengalir deras.
Sui'er yang terus memegang Seo Xiqin agar tidak menenggelamkan dirinya ke Danau pun memeluk Seo Xiqin yang terduduk di tanah sambil berpura-pura menangis.
Seo Wan'er yang tidak ingin kehilangan wajah karena gagal menyelamatkan orangnya pun mengutuk kedua pelayan Seo Xiqin dalam hati.
"Awas saja kalian berdua, jika sesuatu terjadi pada Bibi Sun maka kalian berdua harus ikut bersamanya!" ucap Seo Wan'er dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya dengan sangat erat hingga melukai telapak tangannya.
"Ayah! Wan'er mohon ampunilah Bibi Sun. Bibi Sun sungguh tidak sengaja. Bibi Sun adalah Ibu Asuh Wan'er dan dia telah sangat berjasa pada keluarga ini karena itu Wan'er mohon ayah ampunilah nyawanya." ucap Seo Wan'er dengan wajah yang sedih dan air mata palsu.
"Itu berarti nyawa seorang pelayan jauh lebih penting daripada nyawa Tuannya. Meskipun aeorang pelayan telah mencelakai atau bahkan membunuh Tuannya dan karena dia telah memiliki jasa yang besar maka semua kesalahannya itu dapat diampuni. Apakah seperti itu Saudari Wan'er?" tanya Seo Xiqin yang tidak ingin menyerah dengan mudah.
"Ti-tidak! Bu-bukan seperti itu maksud Wan'er, Saudari! Kenapa Saudari seperti ini? Apakah Saudari Xiqin membenci Wan'er karena tidak menerima hadiahmu secara langsung!" ucap Seo Wan'er yang mencoba membalikkan kata-kata sambil menangis dengan sangat keras lalu berlari ke pelukan Jia Ling.
"Kakak Ling!" panggil Seo Wan'er sambil dengan nada rendah dan ekspresi wajah yang sedih.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya..
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 435 Episodes
Comments
Duajie
ceritra pendukung alur yg terlalu bertele tele , + aksi pura pura yg gagal tegang malah jadi menjemukan...!🙈
2025-03-08
0
Danang Sutawijaya
gak sesuai judul./CoolGuy/
2025-03-07
0
Adhy Jie Tho
ini cerita apaan ya....?.
cerita kultivator atau sinetron...?.
2024-08-03
0