BAB 7. Giok Naga Hijau Emas

Li Yuchen yang telah kenyang pun duduk bersandar di tempat tidurnya pun mengganti posisi duduknya dengan bersilah lalu memejamkan matanya dan mulai berkonsentrasi.

Saat berada di alam bawah sadarnya Li Yuchen baru mengetahui bahwa Harta yang diinginkan oleh ketiga selir dan sahabatnya yang telah berhianat ternyata telah menyatu ke dalam tubuhnya.

Harta yang ditemukan di dalam Jurang Kematian Berdarah di Daratan Wuzhou yang merupakan tempat yang sangat berbahaya dan telah membuat banyak kultivator kehilangan nyawanya.

"I-ini Giok yang aku temukan dan sepertinya Giok ini lah yang telah menyelamatkan jiwaku lalu membuatku bereinkarnasi." ucap Li Yuchen yang telah berada di alam bawah sadarnya.

Li Yuchen yang penasaran pun menyentuh Giok tersebut dan cahaya terang berwarna hijau pun bersinar dengan sangat terang hingga menyilaukan mata.

Namun saat Li Yuchen membuka matanya, Li Yuchen menyadari jika dirinya berada di padang rumput tepat setelah dirinya fikir bahwa dirinya telah meninggal.

"I-ini! Apakah ini di dalam Giok Hijau? Ja-jadi yang menyebabkanku bisa ada di tubuh ini adalah Giok Hijau ini!" ucap Li Yuchen setelah mengetahui kenyataan besar yang terjadi pada dirinya

Li Yuchen yang baru bisa mencerna semua yang terjadi setelah setengah jam duduk termenung di tempatnya tiba-tiba melihat sebuah ukiran batu yang sangat tinggi.

"Apa itu? Aku belum pernah melihatnya sebelumnya. Apakah ukiran itu baru muncul setelah aku menyadari salah satu rahasia dari Giok Hijau ini." ucap Li Yuchen saat melihat sebuah ukiran batu yang sangat besar tinggi.

Li Yuchen yang sangat penasaran pun bergerak dan melihat ukiran batu tersebut.

"I-ini adalah tulisan kuno dan cara membaca tulisan kuno telah hilang ribuan tahun lalu dan untungnya aku pernah mempelajari tulisan kuno di kehidupanku sebelumnya meskipun dulu aku merasa terpaksa melakukannya ternyata tulisan kuno ini berguna juga." ucap Li Yuchen dengan senyum yang terlihat aneh sambil memegang dagunya dan melihat kembali tulisan kuno.

Li Yuchen yang menyadari jika tulisan kuno itu sangatlah penting untuk dibaca, Li Yuchen pun memusatkan dirinya untuk memahami isinya.

Li Yuchen yang membaca isi tulisan kuno pun akhirnya mengetahui kenyataan bahwa benda yang ditemukannya bernama Giok Naga Hijau Emas dan Giok ini dimiliki oleh Keturunan terakhir Klan Naga Hijau Emas.

"Apa yang terjadi pada mantan pemilik Giok ini? Bagaimana bisa Giok ini ada di dalam Jurang Kematian yang terkenal sangat berbahaya?" gumam Li Yuchen dengan suara rendah setelah membaca satu bait dari Ukiran Batu dengan tangan bersilang di dada dan ekspresi wajah yang serius.

"Hah, ini bukan waktunya aku memikirka ini. Aku harus mencari tau benda apa ini yang telah menyatu dengan tubuhku dan mencari tau cara memperbaiki dantian meridian yang telah rusak ini." ucap Li Yuchen dalam hati sambil menepuk pipinya dan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan berulang kali untuk mencoba menyadarkannya dari fikiran yang tidak penting.

Li Yuchen yang melanjutkan membaca pun mengetahui rahasia lain dari Giok Naga Hijau Emas. Li Yuchen baru menyadari jika ternyata tempatnya berada saat ini adalah Permukaan Dimensi Ruang dan Waktu.

Dimensi ruang dan waktu yang sesungguhnya ternyata terdapat di dalam Pagoda yang pernah dilihat oleh Li Yuchen saat pertama kali terlahir kembali.

Pagoda itu ternyata berisi berbagai jenis kitab yang dimiliki Klan Naga Hijau Emas dan waktu yang ada di dalam Pagoda adalah 7:1 dimana tujuh hari di dalam Pagoda maka satu hari di dunia nyata.

"Bu-bukankah Harta yang aku temukan bukanlah sebuah Harta berharga tapi ini adalah Benda Pusaka tingkat Surga dan Neraka!" teriak Li Yuchen dengan ekspresi wajah terkejut dan bahagia disaat bersamaan.

Li Yuchen yang sangat senang karena merasa menemukan benda yang tidak ternilai harganya pun tiba-tiba menjadi kecil hati saat menyadari jika dirinya adalah orang yang cacat.

"Apa-apaan ini? Meskipun aku tau jika aku telah menemukan sesuatu yang sangat bagus tapi bukankah itu percuma jika aku tidak bisa menggunakannya." gumam Li Yuchen dengan wajah yang tertekut sambil duduk dalam posisi bersilah dengan dua tangan di letakkan bersilang di dada.

"Hah, aku harus memikirkan cara memulihkan dantian meridianku ini terlebih dahulu." ucap Li Yuchen sambil menghela nafas sambil bergerak bangun dari tempat duduknya.

Li Yuchen yang tidak bisa melakukan apapun dengan Benda Pusaka miliknya pun kembali ke dunia nyata.

Li Yuchen yang telah sadar pun mencium bau yang sangat tidak sedap dan mencari sumbernya.

"Hah!" helaan nafas Li Yuchen yang terdengar sangat berat.

"Hmmm, bau apa ini? Kenapa menyengat sekali?" tanya Li Yuchen yang kebingungan pada dirinya sendiri sambil menutup hidungnya dengan tangannya.

"Uwek! Ternyata ini bau badanku. Sudah berapa hari aku tidak mandi. Sudahlah lebih baik aku keluar dan mencari tempat untuk mandi karena disini sepertinya juga tidak ada tempat untuk mandi." ucapi Yuchen dengan ekspresi wajah cemberut setelah mencium bau tubuhnya sendiri.

Li Yuchen yang merasa sangat tidak nyaman dengan bau tubuhnya pun bersiap untuk pergi meninggalkan rumah tua dan masuk ke dalam hutan.

Sementara itu, di dalam sebuah Restoran terkenal di Kota Jinlin di dalam ruangan VIP ada Seo Wan'er yang sedang duduk menikmati makanannya bersama Putra Walikota, Jin Ling.

"Kakak Ling, apakah ini benar tidak akan menjadi masalah untuk keluargaku?" tanya Seo Wan'er dengan ekspresi wajah cemas dan khawatir yang dibuat-buat sambil di tutupi dengan sapu tangannya.

"Tenang saja. Tidak akan ada masalah. Aku sudah menyuruh orang untuk menghabisi Tunanganmu yang tidak berguna itu dan kelak tidak akan ada lagi yang akan memaksamu pergi dariku." ucap Jin Ling dengan ekspresi wajah yang marah dan kesal lalu berubah menjadi lembut kembali.

"Tapi aku takut jika rahasia ini akan diketahui oleh Walikota dan salah satu Anggota Kekaisaran, Kakak Ling. Wan'er baru tau ternyata pernikahan ini sudah mendapatkan restu Kaisar." ucap Seo Wan'er sambil berpura-pura menangis dan nada bicara yang terlihat sangat sedih.

Jin Ling yang mendengar apa yang dikatakan Seo Wan'er tidak takut atau khawatir sama sekali bahkan Jin Ling memberanikan dirinya untuk mendekati Seo Wan'er dan memeluknya.

Seo Wan'er yang mendapatkan pelukan tidak menolak sama sekali bahkan semakin memperdalam pelukan itu dan membuat tangisan dan kesedihannya terlihat semakin menyedihkan.

"Tidak akan terjadi masalah. Orang yang mati tidak akan pernah bisa mengganggu orang yang masih hidup. Jika kau tidak percaya kita akan menunggu orang suruhanku datang dan melapor." ucap Jin Ling dengan penuh perhatian sambil menghapus air mata palsu Seo Wan'er dengan sapu tangan dengan lembut.

"Wan'er percaya pada Kakak Ling." ucap Seo Wan'er dengan senyum lembut dan sikap seolah merasa tidak nyaman dengan pelukan Jin Ling.

Seo Wan'er yang terlahir dari seorang Selir sangat mengetahui cara mengambil hati pria dengan menggunakan kecantikan dan tubuhnya sehingga hal itu membuatnya di juluki Wanita Tercantik di kota Jinlin.