Dendam Sang CEO

Dendam Sang CEO

Awal mula

Seseorang ibu dengan cepat menarik tubuh putranya, beberapa tembakan menembus kulitnya membuatnya terjatuh bersama putranya.

Putranya melihat darah yang sudah mengalir, dia ingin langsung ingin berdiri namun ibunya menahannya dengan nafas yang sudah tersengal-sengal.

“Jangan bergerak, perdalam wajahmu ke dada ibu, jangan bernafas saat mereka datang, pura-pura lah mati, jangan menangis, kamu anak yang kuat, tetaplah hidup dan jadi anak yang baik, jaga kesehatanmu sayang,” ucap ibunya dengan cepat dan air mata yang sudah menetes begitu saja.

Saat merasakan langkah kaki sudah semakin mendekat, Bianca langsung menarik kepala putranya kedalam pelukannya agar wajah putranya bisa dipenuhi darahnya.

Kedua orang tersebut menodongkan kedua senjata apinya, tapi kedua ibu dan anak tersebut tidak bergerak sama sekali.

“Cepat periksa!” pintah salah satu dari mereka.

“Sudah tidak bernafas, dan anaknya juga sudah tidak, wajahnya sudah sangat penuh dengan darah, sangat bernasib buruk jika berkeluarga kaya,” ucap seseorang yang memeriksa.

Dengan berusaha keras Cakra menahan air matanya,  ia menahan diri agar tidak bergerak, menahan nafas sebisa mungkin dan menghembuskan nafasnya pelan jika sudah tidak sanggup menahannya. Ini adalah hal yang sangat menyakitkan bagi keturunan bangsawan Cakrawala Casugraha.

“ahg, kasihan sekali, andaikan saja ibunya masih hidup aku akan menikahinya, masih sangat cantik dan mudah,” ucapnya.

Hati Cakra benar-benar seperti sangat pilu, dia hanya menahan tubuhnya yang sudah ingin berteriak memeluk ibunya, mau membunuh orang yang telah membuat dirinya kehilangan kedua orangtuanya, namun dirinya masih belum bisa apa-apa, dia masih anak remaja.

Air mata Cakra menetes tapi tidak kentara oleh kedua orang tersebut karena darah yang sangat merah di wajah nya, hingga air mata tersebut seperti darah yang sedang mengalir keluar dari mata Cakra.

“Lakukan segera” pintanya kepada orang yang tadi menemaninya. Dering ponselnya berbunyi, Cakra dengan cepat memasang telinganya sekuat mungkin untuk mendengar suara yang sedang menelfon, walaupun dirinya tidak bisa melihat sedikitpun wajah pembunuh tersebut namun dia berharap bisa tau dengan suara, Cakra yakin jika ini adalah sebuah insiden karena harta, dia baru saja mendengar nya dari pembunuh bayaran saat mengatakan nasib orang kaya.

“Tugas sudah selesai, jangan tinggalkan jejak sedikit pun, saya tau kalian adalah pembunuh yang sudah sangat ahli, jadi jangan pernah membuat sedikitpun kesalahan” ucap seorang dari dalam telfon.

“Dia....” gumam Cakra dengan hati yang sudah sangat hancur.

Saat itu Cakra dan ibunya dibuang ke laut, beruntung sekali Cakra sangat ahli dalam berenang, dia mengambil nafas dalam-dalam sebelum dia dibuang ke laut, dia memegang tangan ibunya tidak mau jika ibunya tersapu oleh ombak, kedua orang tersebut tidak terlalu jauh membuang mereka karena dengan kebetulan suara mobil polisi sangat ramai terdengar, kedua orang tersebut langsung mengambil jalur yang berbeda.

Seorang pemuda dengan wajah dingin tidak pernah menunjukkan senyumannya dari sekian tahun semenjak kematian ibu dan ayahnya.

Sekertaris berdiri di depannya dengan raut wajah penuh ketakutan, badannya gemetaran dan air matanya tak pernah berhenti mengeluarkan air matanya.

“Ma...ma.af tuan” ucapnya dengan nada patah-patah sangat takut dengan orang yang duduk didepannya.

Pranggg...

Suara gelas jatuh didepannya, kakinya merasakan sakit terkena beling kaca yang terpercik saat pecah. Tapi dirinya tidak berani mengeluh kesakitan hanya bisa menahan rasa sakit kakinya.

“Katakan!” ucapnya singkat dengan suara dingin nan menyeramkan.

“Sa..sa..saya ti-tidak sengaja tu..an” ucapnya tanpa berani menatap laki-laki yang ada didepannya.

“Keluar sekarang,” ucap asistennya Elang membuat wanita tersebut segera pergi dengan sangat ketakutan.

“Apa yang kamu lakukan?” Ucap nya dengan suara sangat kesal.

“Hanya masalah kopi saja Bos, kakinya sudah berdarah, bukankah itu sudah cukup untuk menghukumnya,?” ucap Elang membuat Cakra berdiri menamparnya dan bergegas keluar.

Elang hanya bisa menghembuskan nafasnya memegang pipinya yang terasa sangat panas.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

di awal udah seru nih cerita nya

2022-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!