Ancaman

Cakra berdiri dari tempat duduknya, melangkahkan kaki panjangnya menuju ke kamar dimana perempuan yang di culiknya berada, tangannya membukanya dan melihat perempuan tersebut masih duduk di pojokan menangis.

Wajahnya seketika memerah sangat marah, dia sangat tidak menyukai hal ini, dia mengambil pas bunga dan melemparkannya ke arah Alana.

PRANGG..

Alana sangat kaget, dia menatap Cakra dengan penuh ketakutan, beruntung Pas bunga tersebut tidak mengenainya.

“Jangan perlihatkan wajah menyedihkan mu didepanku!” ucap Cakra dengan nada dingin melangkah ke arah Alana.

“Tolong lepaskan saya Tuan” ucap Alana dengan bibir gemetar sangat takut.

“Lihatlah ini, apa kamu tau siapa dia,?” ucap Cakra memperlihatkan layar ponselnya.

Alana diam-diam mengambil serpihan pas bunga yang sudah pecah, dengan cepat tangannya melayang namun Cakra menepisnya menggunakan tangannya, darah segar mengalir ditangannya.

PLAKK

Suara tamparan Cakra menggema di dalam kamar tersebut, bibir Alana sedikit berdarah mendapatkan satu tamparan dari Cakra, seumur hidupnya baru kali ini dia pertama kali ditampar.

“Aku akan membunuhnya!” Ucap Cakra namun tangan Alana memegangnya memohon untuk tidak melakukannya kepada sahabatnya, Foto yang baru saja di perlihatkan oleh Cakra adalah foto sahabat satu-satunya.

“Tolong jangan lakukan itu, aku akan melakukan apa saja yang kamu inginkan tapi tolong jangan lakukan sesuatu padanya,” ucap Alana namun Cakra mengibaskan tangannya.

“Jauhkan tangan iblis itu dari tanganku” ucap Cakra.

Cakra terlihat mengambil sesuatu dari dalam sakunya, mata Alana seketika membulat melihat ponselnya di tangan Cakra, ia ingin mengambilnya namun Cakra menatap tajam ke arahnya membuat Alana menunduk takut.

“Telfon Iblis itu dan katakan padanya jika kamu sedang berlibur di luar negeri, dan jika kamu berani macam-macam aku tidak akan segan untuk membunuh Alexa dan temanmu.

Alana kembali meneteskan air matanya mendengar ucapan Cakra, dirinyalah sungguh seperti sedang ada di neraka dunia.

“Jangan sentuh Ibu dan temanku, kumohon” ucap Alana.

“Aku akan tidak menyentuh mereka jika kamu bisa menjalankan tugasmu dengan baik, jika aku mau membuat kalian tidur di pinggir jalan itu hal yang sangat mudah bagiku, tapi itu hanya akan menyiksa kalian secara langsung, aku ingin kalian merasakan siksaan secara perlahan” ucap Cakra memegang kuat dagu Alana.

“Hum..! Sangat menyedihkan,” ucap Cakra.

Selesai melakukan tugasnya, Alana menatap Cakra dengan tatapan mata menyedihkan, Cakra hanya tersenyum kecut ingin melangkah pergi namun kembali di tahan oleh Alana.

“Aku sudah melakukannya, aku mohon jangan sentuh Ibu dan Sahabat ku” ucap Alana.

“Bersiaplah, kita akan menikah besok, ingat satu hal! Jika kamu berani menolak aku pastikan semua kenalan kamu akan mati mengenaskan tepat didepanmu, aku tidak pernah bercanda dengan ucapanku jadi pikirkan baik-baik.” Ucap Cakra. Alana yang mendengarnya seperti tersambar petir di siang bolong, tubuhnya gemetar hebat, air matanya tumpah begitu saja, lidahnya kaku seketika ingin menjawab ucapan Cakra.

“AHGGGGG ....!” teriak Cakra menghempaskan semua barang didalam kamarnya, penyakitnya kambuh melihat darah di tangannya, Cakra sedari tadi langsung memasukkan tangannya yang terluka kedalam saku celana nya, dia bisa saja akan membunuh Alana jika penyakit nya tersebut kambuh.

Kamar yang sudah sangat berantakan, dan Cakra yang sudah duduk memegang kepalanya, dia sangat tersiksa oleh gangguan batin, kematian ibunya terus melayang-layang saat melihat darah. Dia akan trauma jika melihat Darah dan air laut.

Elang yang baru saja membuka kamar Cakra sangat kaget melihat kamar yang berantakan, dirinya sudah tau jika penyakit Bosnya kambuh, dia perlahan mendekat namun mata hitam pekat langsung menatapnya membuat Elang dengan cepat berlari keluar dan mengunci pintu, Elang juga sudah trauma dipukul jika Bosnya dalam keadaan seperti itu.

Elang bersandar di depan pintu memegang dadanya yang sangat ketakutan, dia mengintip ke jendela dan melihat Bosnya masih duduk mengacak-acak rambutnya.

“Kenapa bisa kambuh lagi,” gumam Elang.

Elang memilih mengecek kamar dimana Alana di kurung oleh Bosnya, mata Elang melihat seseorang perempuan cantik yang duduk menangis tanpa bersuara.

“Nona, apa makanan yang akan anda makan,?” tanya Elang membuat Alana menatapnya dengan tatapan meminta pertolongan.

“Tolong aku, jauhkan aku dari manusia Iblis itu, tolongg hiks..” ucap Alana.

“Maaf Nona, saya tidak bisa melakukannya, itu sama saja saya sedang bermain kejar-kejaran dengan harimau,” ucap Elang.

“Saya akan menyediakan sarapan untuk anda, dan jangan melakukan hal bodoh jika keluarga anda ingin selamat” ucap Elang langsung menutup kembali pintu kamarnya.

Alana duduk didepan cermin, air matanya tak ada hentinya mengalir, membuat riasan di wajahnya kembali berantakan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!