Alana duduk didepan cermin, air matanya tak ada hentinya mengalir, membuat riasan di wajahnya kembali berantakan.
“Maaf Nona, jika bisa hentikan tangisan anda, jika tidak Tuan mudah akan marah besar, saya sudah lelah merias wajah Nona jika terus menangis seperti ini, dan tuan pasti akan marah besar nantinya terhadap saya” ucap pelayan tersebut yang di pilih oleh kepala pelayan untuk menjadi perias.
“Apa yang terjadi sebenarnya, mengapa dia sangat membenciku dan keluargaku?” ucap Alana.
“Maaf Nona, saya tidak bisa menjawab” saut pelayan tersebut.
“Katakan, jika tidak aku akan terus menangis sampai kamu di pecat.!” Ucap Alana tegas yang seketika membuat pelayan tersebut dibuat panik.
“Sepertinya keluarga Nona yang telah membunuh kedua orang tua Tuan, saya hanya pernah mendengarnya, dan saya mohon jangan katakan kepada siapapun soal ini, dan jangan katakan jika saya yang memberitahukan Nona” ucap Pelayan tersebut tidak tau harus bagaimana lagi selain menjawab pertanyaan dari Alana.
“Ayahku tidak akan melakukannya, Ayahku sangat baik,” ucap Alana mengelak ucapan pelayan tersebut.
“Diamlah Nona, saya sudah menjawab jadi tenanglah” ucap pelayan tersebut membuat Alana diam, hanya bisa menangis dalam hati.
Alana berjalan ke arah dimana Cakra sudah duduk, hanya ada beberapa orang disana, hanya ada pelayan dari Cakra. Alana duduk tanpa menoleh sedikitpun ke arah Cakra.
Wali hakim sudah duduk disana, dia bertanya kepada Alana”Apa anda sudah siap lahir dan batin untuk menikah, tanpa paksaan,?” hati Alana sangat sakit, dia tidak bisa menolak hanya bisa mengangguk dengan pelan, Alana semakin menunduk tidak ingin memperlihatkan air matanya.
Alana duduk di kamar air matanya tak ada habisnya, dirinya sudah menjadi milik orang yang dia tidak kenal, bahkan dirinya merasa telah menikahi laki-laki yang sudah kehilangan hati.
“ibu hiks..hiks.. maafkan Alana.” Ucap Alana lirih.
Hatinya sangat hancur, dia tidak tau harus berbuat apa sekarang, dia ingin sekali mengakhiri hidupnya yang sudah tidak ada gunanya lagi untuk hidup di dunia yang sangat kejam ini, namun dia teringat oleh kata-kata mereka yang mengatakan jika Keluarganya akan habis begitupun dengan sahabatnya satu-satunya.
Elang mengetok pintu sebelum masuk kedalam kamar Alana. Alana yang mendengar nya langsung menghapus air matanya takut jika yang membuka adalah Cakra. Cakra akan menyiksanya jika menangis seperti itu.
“Nona, anda mau makan apa,?” tanya Elang.
Alana dengan cepat berdiri dan langsung menarik tangan Elang, menutup pintu dan menguncinya. Elang sangat kaget dengan apa yang dilakukan oleh Alana.
“Apa yang Nona lakukan? Saya akan di hajar jika ketahuan oleh Bos saya” ucap Elang ingin membuka pintu namun tangan Alana langsung menahannya. Elang hanya melihat tangan Alana yang sangat berani memegangnya, Alana wanita pertama kali yang bisa berbuat seperti itu padanya.
“Tolong, bantu aku keluar dari sini,” ucap Alana dengan suara memohon membuat Elang hanya menaikkan alisnya sebelah, dia tidak mungkin melakukannya.
“Maaf saya akan pergi,” ucap Elang namun Alana kembali menahannya.
“Keluarkan aku atau aku akan berteriak jika kamu ingin memperkosaku, bisa saja kamu yang akan habis di tangan Bos Iblismu itu!” Ucap Alana tanpa ada rasa takut sama sekali.
“Nona? Apa anda sadar yang Nona katakan barusan,?” ucap Elang.
Tiba-tiba pintu digedor-gedor dari luar, Alana dengan cepat membukanya dan pura-pura jatuh di lantai menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
Cakra yang baru masuk menatap mereka secara bergantian tanpa ekspresi wajah apapun, Elang yang melihat Alana berakting menjadi ketakutan, dia merasa tidak percaya apa yang dilakukan oleh Alana.
“Tolonggg! Tuan dia ingin memperkosaku hiks..” ucap Alana membuat Cakra menatap Elang dengan tatapan membunuh. Mata hitam pekatnya membuat pandangannya semakin terlihat menakutkan.
“Aku tunggu di ruangan kerja” ucap Cakra dengan nada suara dingin nan menakutkan. Elang menelan salivanya kasar, dia akan benar-benar habis hari ini.
Pintu dibanting sangat keras membuat Elang dan Alana sangat kaget, saat Cakra sudah keluar dari sana, Alana langsung berdiri memperlihatkan senyumannya kepada Elang, merasa sangat puas dengan idenya.
“Nona! Apa yang anda katakan.?” Ucap Elang dengan suara tegas.
“Maaf, apa anda tidak hormat dengan majikan, saya adalah istri sahnya sekarang, jadi silahkan bunuh saja aku kalau hidupmu mau ikut bersamaku” ucap Alana membuat Elang tidak bisa lagi berkata apa-apa lagi, hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.
“Mampus.!” Ucap Alana sebelum Elang keluar, namun Elang bersikap seolah tidak mendengar ucapan Alana.
Elang dengan wajah penuh keringat masuk kedalam ruangan Cakra, sangat dingin didalam sana namun hawanya terasa berubah drastis saat Cakra sudah melangkah ke arahnya. Elang menunduk mengeraskan semua anggota tubuhnya bersiap menerima pukulan.
BUKK
BUKK
BUKK
“KELUARRRR.!” Teriak Cakra ke arah Elang yang sudah terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya yang terkena pukulan.
“Jangan lakukan hal bodoh” ucap Cakra yang sudah membelakangi Elang.
Elang keluar dengan lebam di wajahnya, pak Hadi yang melihatnya segera melangkah kesana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Munadhifatun Mila
kasihan elang Aq kecewa pada Cakra lebih percaya Alana dari pada elang
2022-04-08
1
Sumawita
Ya bunuh keluarga Cakra bukan ayah nya Alana
2022-04-08
1