Dragon Soar To The Sky (Rewrite)
Seorang pemuda berumur 18 tahun yang sangat tidak beruntung dalam kehidupan. Keluarga yang membencinya, persahabatan yang hanya sebatas status dan kekayaan, kisah percintaan yang terkhianati. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang menyebabkan pemuda ini hanya bisa hidup dalam pengawasan pamannya yang bernama Yuzan.
"Anak itu sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi, untuk apa kita mempertahankan ahli waris yang bodoh seperti dia"
Ucap Yuzan kepada anggota keluarga yang tengah berkumpul.
"Apa maksudmu? Bagaimanapun dia adalah anak dari ketua kita, anda yang hanya seorang pengganti sementara apakah pantas berbicara seperti itu kepada tuan muda." Ucap seseorang dalam kelompok tersebut.
Pada saat semua anggota keluarga berkumpul kabar yang tidak terduga datang dari penjaga keamanan.
"Tuan Yuzan, ada sesuatu yang terjadi dengan tuan muda."
"Hah... Ada apa? Anak bodoh itu, apakah dia berkelahi lagi...?"
Yuzan terlihat marah.
"Iya itu sebenarnya... Tuan muda telah keracunan dan telah dikonfirmasi bahwa dirinya meninggal di tempat."
(Ternyata rencanaku berakhir dengan sempurna.)
"Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?"
"Maafkan saya tuan, hasil investigasi yang saya lakukan membuktikan bahwa tuan muda meninggal di dalam kelas, kemungkinan beliau terkena racun, ditandai dengan mulut yang berbusa."
Anggota dewan yang terdiri dari dua kubu yang berbeda kemudian mulai mengusulkan beberapa hal.
"Mengerikan... ini sangat mengerikan. Bagaimana bisa keluarga ini menjadi seperti ini. Dan bahkan Tuan muda, dia sudah kehilangan orang tuanya ketika masih kecil, sekarang dia pun merasakan hal yang sama"
"Kenapa bisa dia terkena racun?"
Pelayan keluarga menjawab.
"Tuan muda terkena racun disaat dia tengah makan siang, sepertinya racun ini sudah ada di dalam kotak makan siangnya."
"Dan menurutmu salah siapa ini? Panggil kepala Koki."
Sesaat ketika kubu lainnya ingin mendengar penjelasan dari staff makanan. Yuzan menghentikan perintah itu
"Sudahlah, anak itu bagaimanapun sudah mati, tidak ada yang perlu kita lakukan lagi.
"Tapi Ketua, dia adalah keponakan anda, kenapa menjadi seperti ini."
"Hal ini akan aku atasi secara pribadi, apa ada yang keberatan."
Kubu lainnya hanya terdiam karena mereka tahu jika berurusan dengan Yuzan, masalah itu tidak akan selesai secara sederhana.
"Kami mengerti ketua, tolong selesaikan masalah ini dengan bijak."
"Ah tentu saja serahkan saja masalah itu kepadaku."
"Baiklah kita akan menunda rapat ini, mari kita siapkan pemakaman untuk keponakanku."
Semua yang ada di dalam ruangan kemudian pergi untuk menghadiri acara pemakaman.
Setelah 3 hari berlalu rapat kemudian diadakan lagi.
"Ketua apa keputusan anda?" Tanya salah satu anggota keluarga dengan senyuman licik.
Dengan tidak adanya anggota keluarga dengan pewaris yang sah, kursi pimpinan menjadi kosong.
Namun disaat itulah Yuzan mulai menggunakan haknya.
"Karena tidak adanya pewaris yang sah maka sekarang aku putuskan untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin grup ini."
Perkataan Yuzan yang keras dan tegas membuat anggota keluarga lainya diam tertunduk dan patuh terhadap pemimpin baru mereka.
"Tetapi, bukankah kita harus mencari tahu siapa pelaku yang meracuni Tuan muda?"
"Tentu saja sebagai pemimpin yang baru, aku akan melakukan penyelidikan itu. Kamu tenang saja."
(Bukankah anda kemarin juga berkata seperti itu, namun sampai sekarang tidak ada satupun tindakan yang anda ambil.)
Jadi seperti inilah akhirnya, Grup itu diwariskan kepada Yuzan yang bukan dari ahli waris. Kematian Tuan muda yang masih menjadi misteri bagi kubu yang berada disisinya. Dan Tuan muda akhirnya dikuburkan disisi makam kedua orangtuanya.
Namun Semua ini tidak berakhir sampai disini.
Apakah aku akhirnya sudah mati?
Hah, tidak kusangka aku akan mati dengan cara yang payah seperti itu.
Yah lagipula aku juga sudah muak dengan dunia itu.
Dunia yang sangat dingin, dimana orang memperlalukan sesamanya seperti sampah.
Diantara kegelapan yang sunyi ini aku kemudian terdengar suara yang entah darimana asalnya
"Anak muda, apa yang kau lakukan? Apakah kau akan menyerah?"
"Siapa kamu dan dimana aku sebenarnya?"
"Kau bisa panggil aku Dewa. Tempat ini adalah... yah kau bisa bilang kalau ini adalah tempat setelah kematian."
"Oh, anda adalah Dewa. Jadi apa yang harus kulakukan, apakah aku akan diberikan kehidupan lagi?"
"Hehm, tentu saja itu adalah rencanaku. Kamu akan hidup lagi, tetapi tidak di tempatmu yang sebelumnya, melainkan kau akan tinggal di tempat dimana semua hal didominasi oleh kekuatan sihir, Manusia hidup berdampingan dengan ras lain, dan untukmu anak muda. Kau akan aku beri sebuah keistimewaan."
"Oh keistimewaan apa yang anda maksud?
"Yah bisa dibilang sebuah gift untukmu Anak muda, meskipun aku adalah Dewa, aku tidak bisa menciptakan sebuah kehidupan, namun tidak untuk takdir, yah walaupun untuk merubahnya membutuhkan suatu hal yang layak, contohnya sepertimu, anak yang sudah mengalami hal yang sengsara seumur hidupnya."
"Anda cukup berterus terang untuk hal seperti itu yah?"
"Tentu saja, bagaimanapun aku adalah dewa. Baiklah kita tidak perlu menyita waktu lagi, aku akan mulai untuk meregresi jiwamu."
"Yah tentu saja, aku siap akan apa yang akan aku jalani dikehidupan baruku."
"Aku akan memberimu ingatan kehidupanmu yang sebelumnya, setidaknya terimalah ini agar kau ingat bahwa semua yang terjadi di duniamu sebelumnya adalah sebuah tragedi yang bahkan aku tidak dapat merubahnya."
"Apa anda berbicara tentang hasrat manusia? Aku tidak pernah menyesali hal itu, setidaknya untuk sekarang."
"Terima kasih Anak muda. Takdir akan menuntun jiwamu, ikuti kata hati dan jangan pernah berputus asa. Aku akan menanamkan sifat ini di kehidupanmu selanjutnya."
Tiba tiba pandanganku terasa putih, sesaat setelahnya aku kemudian berada di sebuah lahan persawahan yang sangat luas.
"Apakah aku tertidur disini?"
Tiba tiba sebuah sengatan rasa sakit mengalir ke kepalaku.
"Ah, inikah ingatanku dikehidupan sebelumnya."
Sesaat itu ada suara halus yang menegurku.
"Nak apakah kamu baik baik saja?"
Hmm siapa wanita ini?
"Ayah lihat anak kita sudah bangun."
Anak kita...? Apa yang mereka Maksu-.....
Apa ini kepalaku terasa sangat sakit.....
Disaat kesakitan itu terjadi, aku juga melihat ingatan dari tubuh ini.
"Jadi begitu yah, aku selamat setelah jatuh dari jurang."
Dewa, apakah anda mau aku menggantikan nyawa anak ini?
"Ohh Anakku sudah siuman. Terima kasih Dewa."
Orang ini... dia adalah Ayahku dan Wanita itu adalah....
"Nak, kau ingat aku kan, aku Ibumu..."
Walaupun sudah terasa lama aku masih tetap bisa mengingat senyuman itu, rasa hangat itu, ketika aku berada dipelukan mereka....
"Syukurlah kamu baik baik saja...."
Aku berada dalam pelukan mereka....
Dan Dewa, wajah orang tuaku....
Bukankah ini sangat mirip dengan orang tuaku di kehidupanku sebelumnya......
Aku menangis, menangis tersedu....
Saat itu hanya ada satu kata yang keluar dari lubuk hatiku yang terdalam.
"Terima kasih Dewa...."
Note Author :
Saya membuat cerita ini tanpa menyangkut unsur agama apapun. Karangan ini murni berdasarkan Imanjinasi saya.
Menggunakan sebutan Dewa dalam sebuah cerita sudah umum digunakan dan untuk meminimalisir klaim-klaim keagamaan yang dapat membuat pembaca tidak nyaman dalam menikmati isi Novel ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Christ
Terlalu datar gak sih kejadian kematiannya, tapi gk masalah si , ttp bagus
2022-11-07
0
𝘝𝘢𝘳𝘢𝘮𝘪𝘴𝘈𝘯𝘢𝘬𝘛𝘪𝘳𝘪
👣
2021-09-11
1
H Y P O C R I S Y
lanjut
2021-06-23
1