Seorang pemuda berumur 18 tahun yang sangat tidak beruntung dalam kehidupan. Keluarga yang membencinya, persahabatan yang hanya sebatas status dan kekayaan, kisah percintaan yang terkhianati. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan yang menyebabkan pemuda ini hanya bisa hidup dalam pengawasan pamannya yang bernama Yuzan.
"Anak itu sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi, untuk apa kita mempertahankan ahli waris yang bodoh seperti dia"
Ucap Yuzan kepada anggota keluarga yang tengah berkumpul.
"Apa maksudmu? Bagaimanapun dia adalah anak dari ketua kita, anda yang hanya seorang pengganti sementara apakah pantas berbicara seperti itu kepada tuan muda." Ucap seseorang dalam kelompok tersebut.
Pada saat semua anggota keluarga berkumpul kabar yang tidak terduga datang dari penjaga keamanan.
"Tuan Yuzan, ada sesuatu yang terjadi dengan tuan muda."
"Hah... Ada apa? Anak bodoh itu, apakah dia berkelahi lagi...?"
Yuzan terlihat marah.
"Iya itu sebenarnya... Tuan muda telah keracunan dan telah dikonfirmasi bahwa dirinya meninggal di tempat."
(Ternyata rencanaku berakhir dengan sempurna.)
"Apa yang sebenarnya terjadi dengannya?"
"Maafkan saya tuan, hasil investigasi yang saya lakukan membuktikan bahwa tuan muda meninggal di dalam kelas, kemungkinan beliau terkena racun, ditandai dengan mulut yang berbusa."
Anggota dewan yang terdiri dari dua kubu yang berbeda kemudian mulai mengusulkan beberapa hal.
"Mengerikan... ini sangat mengerikan. Bagaimana bisa keluarga ini menjadi seperti ini. Dan bahkan Tuan muda, dia sudah kehilangan orang tuanya ketika masih kecil, sekarang dia pun merasakan hal yang sama"
"Kenapa bisa dia terkena racun?"
Pelayan keluarga menjawab.
"Tuan muda terkena racun disaat dia tengah makan siang, sepertinya racun ini sudah ada di dalam kotak makan siangnya."
"Dan menurutmu salah siapa ini? Panggil kepala Koki."
Sesaat ketika kubu lainnya ingin mendengar penjelasan dari staff makanan. Yuzan menghentikan perintah itu
"Sudahlah, anak itu bagaimanapun sudah mati, tidak ada yang perlu kita lakukan lagi.
"Tapi Ketua, dia adalah keponakan anda, kenapa menjadi seperti ini."
"Hal ini akan aku atasi secara pribadi, apa ada yang keberatan."
Kubu lainnya hanya terdiam karena mereka tahu jika berurusan dengan Yuzan, masalah itu tidak akan selesai secara sederhana.
"Kami mengerti ketua, tolong selesaikan masalah ini dengan bijak."
"Ah tentu saja serahkan saja masalah itu kepadaku."
"Baiklah kita akan menunda rapat ini, mari kita siapkan pemakaman untuk keponakanku."
Semua yang ada di dalam ruangan kemudian pergi untuk menghadiri acara pemakaman.
Setelah 3 hari berlalu rapat kemudian diadakan lagi.
"Ketua apa keputusan anda?" Tanya salah satu anggota keluarga dengan senyuman licik.
Dengan tidak adanya anggota keluarga dengan pewaris yang sah, kursi pimpinan menjadi kosong.
Namun disaat itulah Yuzan mulai menggunakan haknya.
"Karena tidak adanya pewaris yang sah maka sekarang aku putuskan untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin grup ini."
Perkataan Yuzan yang keras dan tegas membuat anggota keluarga lainya diam tertunduk dan patuh terhadap pemimpin baru mereka.
"Tetapi, bukankah kita harus mencari tahu siapa pelaku yang meracuni Tuan muda?"
"Tentu saja sebagai pemimpin yang baru, aku akan melakukan penyelidikan itu. Kamu tenang saja."
(Bukankah anda kemarin juga berkata seperti itu, namun sampai sekarang tidak ada satupun tindakan yang anda ambil.)
Jadi seperti inilah akhirnya, Grup itu diwariskan kepada Yuzan yang bukan dari ahli waris. Kematian Tuan muda yang masih menjadi misteri bagi kubu yang berada disisinya. Dan Tuan muda akhirnya dikuburkan disisi makam kedua orangtuanya.
Namun Semua ini tidak berakhir sampai disini.
Apakah aku akhirnya sudah mati?
Hah, tidak kusangka aku akan mati dengan cara yang payah seperti itu.
Yah lagipula aku juga sudah muak dengan dunia itu.
Dunia yang sangat dingin, dimana orang memperlalukan sesamanya seperti sampah.
Diantara kegelapan yang sunyi ini aku kemudian terdengar suara yang entah darimana asalnya
"Anak muda, apa yang kau lakukan? Apakah kau akan menyerah?"
"Siapa kamu dan dimana aku sebenarnya?"
"Kau bisa panggil aku Dewa. Tempat ini adalah... yah kau bisa bilang kalau ini adalah tempat setelah kematian."
"Oh, anda adalah Dewa. Jadi apa yang harus kulakukan, apakah aku akan diberikan kehidupan lagi?"
"Hehm, tentu saja itu adalah rencanaku. Kamu akan hidup lagi, tetapi tidak di tempatmu yang sebelumnya, melainkan kau akan tinggal di tempat dimana semua hal didominasi oleh kekuatan sihir, Manusia hidup berdampingan dengan ras lain, dan untukmu anak muda. Kau akan aku beri sebuah keistimewaan."
"Oh keistimewaan apa yang anda maksud?
"Yah bisa dibilang sebuah gift untukmu Anak muda, meskipun aku adalah Dewa, aku tidak bisa menciptakan sebuah kehidupan, namun tidak untuk takdir, yah walaupun untuk merubahnya membutuhkan suatu hal yang layak, contohnya sepertimu, anak yang sudah mengalami hal yang sengsara seumur hidupnya."
"Anda cukup berterus terang untuk hal seperti itu yah?"
"Tentu saja, bagaimanapun aku adalah dewa. Baiklah kita tidak perlu menyita waktu lagi, aku akan mulai untuk meregresi jiwamu."
"Yah tentu saja, aku siap akan apa yang akan aku jalani dikehidupan baruku."
"Aku akan memberimu ingatan kehidupanmu yang sebelumnya, setidaknya terimalah ini agar kau ingat bahwa semua yang terjadi di duniamu sebelumnya adalah sebuah tragedi yang bahkan aku tidak dapat merubahnya."
"Apa anda berbicara tentang hasrat manusia? Aku tidak pernah menyesali hal itu, setidaknya untuk sekarang."
"Terima kasih Anak muda. Takdir akan menuntun jiwamu, ikuti kata hati dan jangan pernah berputus asa. Aku akan menanamkan sifat ini di kehidupanmu selanjutnya."
Tiba tiba pandanganku terasa putih, sesaat setelahnya aku kemudian berada di sebuah lahan persawahan yang sangat luas.
"Apakah aku tertidur disini?"
Tiba tiba sebuah sengatan rasa sakit mengalir ke kepalaku.
"Ah, inikah ingatanku dikehidupan sebelumnya."
Sesaat itu ada suara halus yang menegurku.
"Nak apakah kamu baik baik saja?"
Hmm siapa wanita ini?
"Ayah lihat anak kita sudah bangun."
Anak kita...? Apa yang mereka Maksu-.....
Apa ini kepalaku terasa sangat sakit.....
Disaat kesakitan itu terjadi, aku juga melihat ingatan dari tubuh ini.
"Jadi begitu yah, aku selamat setelah jatuh dari jurang."
Dewa, apakah anda mau aku menggantikan nyawa anak ini?
"Ohh Anakku sudah siuman. Terima kasih Dewa."
Orang ini... dia adalah Ayahku dan Wanita itu adalah....
"Nak, kau ingat aku kan, aku Ibumu..."
Walaupun sudah terasa lama aku masih tetap bisa mengingat senyuman itu, rasa hangat itu, ketika aku berada dipelukan mereka....
"Syukurlah kamu baik baik saja...."
Aku berada dalam pelukan mereka....
Dan Dewa, wajah orang tuaku....
Bukankah ini sangat mirip dengan orang tuaku di kehidupanku sebelumnya......
Aku menangis, menangis tersedu....
Saat itu hanya ada satu kata yang keluar dari lubuk hatiku yang terdalam.
"Terima kasih Dewa...."
Note Author :
Saya membuat cerita ini tanpa menyangkut unsur agama apapun. Karangan ini murni berdasarkan Imanjinasi saya.
Menggunakan sebutan Dewa dalam sebuah cerita sudah umum digunakan dan untuk meminimalisir klaim-klaim keagamaan yang dapat membuat pembaca tidak nyaman dalam menikmati isi Novel ini.
Dahulu kala di sebuah benua yang sangat damai, harmonis dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Manusia hidup dalam perdamaian. Namun semua itu akan berubah.
"Hemm ... Buah disini juga sudah masak. Tetapi ada apa dengan perasaan ini...?" Bertanya-tanya pada diri sendiri.
"Hey, lihat disana ada badai datang...!"
Menunjuk ke arah timur.
Semua orang melihat, namun seketika mereka terkejut dan keheranan. Petir terus menyambar di daerah itu, kemudian badai itu mendekat dengan cepat.
"Bahaya ada badai datang."
Semua orang berlari dan berteriak.
Kemudian semua mata tertuju pada satu arah. Mereka terpaku dan tidak bisa bergerak mengetahui bahwa apa yang mereka lihat bukanlah sebuah badai biasa, melainkan badai yang disertai kabut dan petir itu menunjukan bencana sesungguhnya. Gerombolan pasukan Monster dengan wajah haus darah, tinggi besar, buruk rupa, dengan senjata-senjata mereka berlari menuju para Manusia.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah kehancuran, pembantaian. Kerusuhan terjadi dimana para Monster hanya ingin membunuh. Tidak memandang usia, mereka membunuh setiap Manusia yang berada di jalannya.
Manusia yang selamat dari peristiwa itu terdorong dan berlari menuju hutan dan pegunungan. Mereka berlindung dan bersembunyi. Mereka berputus asa dan bertanya-tanya kepada siapa mereka akan meminta pertolongan.
Tidak ada tempat berlindung untuk para Manusia, mereka tidak bisa menetap. Berbondong-bondong mereka pergi ke arah barat. Malam hari mereka mendengar jeritan, mereka terus berlari, sesaat mereka juga berjalan kaki. Hampir Tidak ada waktu untuk makan, mereka hanya mengganjal perut dengan buah dan air dari sungai.
Tidak ada waktu untuk beristirahat.
Manusia yang terjatuh dan tidak bisa bergerak akan di tinggalkan, anak kecil, lansia, wanita, dan siapapun yang sudah tidak bisa bertahan akan di tinggalkan.
3 hari setelah kejadian pembantaian. Manusia yang sudah berputus asa melihat langit dan terdiam, mereka berdoa kepada Dewa untuk menurunkan Mukzizat yang bisa menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Kemudian tidak berselang lama, Dewa menjawab pertanyaan para Manusia.
Muncul cahaya terang di langit berwarna emas, disaat cahaya tersebut menyinari Manusia, tubuh mereka seakan-akan terasa hangat, rasa lelah seketika menghilang, rasa lapar seketika terbuang, perasaan yang mereka rasakan saat perdamaian, secara perlahan memulihkan keadaan jiwa dan raga mereka.
Saat itu juga terlihat lima penduduk langit berwujud Manusia yang masing-masing dari mereka mempunyai sayap di punggungnya. Sayap yang sangat megah, mereka turun perlahan dari langit dan sampai di hadapan para Manusia.
"Kami adalah penduduk langit, kami datang atas perintah Dewa, dan kami menjawab doa kalian wahai para Manusia."
Para Manusia merasa bersyukur dan memanjatkan doa.
"Kami adalah Guardian."
Tidak berselang lama para penduduk langit memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Namaku Deovare, Guardian Of Hellgates."
Seorang Guardian lelaki yang mempunyai sayap berwarna merah yang memancarkan Aura elemen api. Memegang sebuah pedang yang sangat luar biasa. Pedang legenda Excalibur, sebuah pedang yang konon ditempa langsung oleh Dewa dan diberikan kepada para Guardian.
"Aku adalah Esthera, Guardian Of Garden Purify"
Seorang Guardian wanita dengan paras sangat cantik yang mempunyai sayap berwarna putih, dia adalah penjaga Taman Kemurnian Aura Cahaya.
Dia memegang sebuah tongkat Tongkat sihir yang bernama Ligra.
"Namaku adalah Vorpha, Guardian Of Void Abyss."
Guardian yang menjaga kedalaman dasar jurang Abyss ini mempunyai sayap hitam yang legam bagaikan malam yang abadi. Membawa senjata tombak yang memancarkan aura kegelapan bernama Gungnir. Konon senajata ini digunakan oleh Dewa Odin.
"Namaku adalah Moriel, Guardian Gates Of The Seven Seas."
Dia adalah seorang Guardian wanita yang mempunyai sayap berwarna biru muda yang memancarkan Aura elemen samudera. Dia memegang sebuah busur yang sangat indah bernama Artemis. Konon busur ini merupakan senjata yang digunakan oleh Dewi pemburu bernama Artemis.
Dan yang terakhir
"Aku biasa dipanggil Alxandria, Guardian Of The Heaven Gates"
Dia adalah seorang pemegang kunci tertinggi dari para dewa, dia dipercayakan sebagai salah satu penjaga yang menjaga pintu masuk surga, tempat dimana para Dewa dan Dewi berkumpul di Andhromeda. Alxandria memegang senjata yang bermotif belati bernama Laevatein senjata yang konon ditempa langsung dan digunakan oleh Dewa Loki.
Manusia dengan insting alaminya menyadari bahwa apa yang hadir dihadapan mereka adalah utusan dari para Dewa dan Dewi.
Dewa Menjawab doa kita, begitulah kata para Manusia pada saat itu.
Alxandria yang pada saat itu melihat beberapa Monster mengejar Manusia, turun dan mulai mengayunkan belatinya..
"Kalian adalah ketidaksucian yang terlahir dari sebuah kehendak yang gelap, bahkan Dewa cahaya pun tidak akan sudi menyentuh kalian...."
Alxandra kemudian melaju dan menghunus belatinya.
Satu demi satu Monster yang mengejar Manusia ditebas tanpa ampun...
"Kakak... jangan bersenang-senang sendiri dong."
Esthera yang pada saat itu masih melayang di langit, seketika mengepakkan sayapnya dan terbang mengintari beberapa Monster.
"Menjijikan... bagaimana Makhluk seperti ini bisa muncul di tempat yang suci..."
Wind Shatter
Sebuah Sihir yang dapat mengoyak angin, membentuknya menjadi bilah bilah angin yang tajam menyerbu para Monster dan mengoyak daging mereka.
"Kabarnya ada beberapa Dewa dan Dewi yang ditendang dari Surga, dan akhirnya mereka pun menyebar ke seluruh galaksi, mungkin ini juga salah satu perbuatan dari Dewa yang ditendang pada saat itu."
Sebuah penjelasan dari Vorpha mengenai fonemena kemunculan Makhluk kegelapan di dunia tersebut.
"Ehhh jadi kita bisa diartikan sedang melawan Dewa Dewi itu? Sangat merepotkan..."
Moriel Menggerutu.
"Jangan mengeluh Moriel, kita hanya harus patuh dengan kehendak Dewa."
Deovare dengan suara tegas menegur Moriel..
"Seperti biasa kamu selalu tegas dan kaku ya, Deovare. Oleh karena itu kamu tidak populer bahkan para Guardian yang lain pun enggan melihatmu. Phhmmmff"
Moriel merajuk.
"Aku tidak peduli dengan hal seperti itu, asalkan Dewa Hades masih mempercayakan kepadaku untuk menjaga gerbang neraka, aku tidak akan mengeluh."
Deovare kemudian melompat dan menghantam tanah dengan pedang Excalibur di tengah-tengah kerumunan para Monster.
Seketika Tanah menjadi bergetar hebat, dalam kerak tanah itu muncullah api yang membakar Monster sampai tidak tersisa apapun.
"Fiyuuhh sungguh hebat.." Moriel bersiul.
"Tunjukkan padaku apa yang bisa kau lakukan, Moriel."
Deovare menantang Moriel.
"Baiklah aku juga tidak akan kalah."
Javelin Rain
Sebuah anak panah diarahkan kelangit, membuat awan disekitarnya menjadi biru dan meluncurkan beribu panah cahaya, panah-panah itu menghujam para Monster tanpa ampun.
"Humftt... skornya lebih banyak aku. Bleegghhh."
Moriel mengumpat Deovare.
"Benarkah begitu?"
Deovare merasa bersemangat.
Firebolt
Deovare mengangkat pedangnya dan mengayunkan dengan seluruh tenaga, memanifestasikan api dengan petir seketika menyapu musuh tanpa tersisa sepanjang jalurnya...
Semua Monster binasa tanpa tersisa..
"Aku yang menang..."
Deovare merasa hebat.
"Haahhh... "
Alxandria menghela nafas
"Monster Monster ini hanya sebagian kecil dari pasukan utamannya, jadi mari kita semua pikirkan bagaimana mengatasi situasi ini."
Kelima Guardian melihat para Manusia yang pada saat itu tercengang dan terkesima dengan kekuatan para Guardian
"Baiklah bagaimana kita akan mengatasi semua hal ini, Alxandria?"
Tanya Vorpha kepada Alxandria.
"Dia bahkan belum mengeluarkan kekuatan sihirnya, apakah kamu berniat menyimpan kekuatan sihirmu?"
"Bisa dibilang seperti itu, ketika kita turun di dunia, maka instensitas Mana kita juga akan diselaraskan dengan jumlah Mana di dunia yang kita datangi ini."
Alxandria menjelaskan kepada semua Guardian.
"Ketika kamu bilang seperti itu, kelihatannya itu benar adanya..."
Esthera menyadari kalau Mana pool mereka sedikit terkuras
"Berbeda dengan alam atas, yang mempunyai Mana tidak terbatas. Kita yang saat ini tengah turun ke dunia, mempunyai cadangan Mana yang terbatas."
Vorpha menjelaskan.
"Eeehhh apakah benar seperti itu? Jadi kita akan kehabisan Mana nantinya."
Moriel panik.
"Bukan begitu, bodoh...."
Deovare menyeletuk
"Kau menyadarinya bukan, Esthera?"
"Hmm kamu benar, Mana kita sedikit demi sedikit mulai terisi dengan sendirinya."
Alxandria kemudian mengeluarkan sebuah kristal.
“Kristal ini akan mengisi Mana seiring waktu yang kemudian akan menjadi cadangan nanti.”
“Jadi dengan ini kita tidak akan khawatir tentang Mana. Seperti yang diharapkan darimu Alxandria.”
Deovare menepuk pundak Alxandria dan memujinya.
“Baiklah selanjutnya apa yang harus kita lakukan terhadap mereka?”
Alxandria melihat Manusia yang masih tersisa.
Wahai para Guardian…..
Dewa menjawab doa kami….
Setidaknya itulah yang para Manusia katakan…
“Jangan takut wahai Manusia, tidak akan ada yang bisa berbuat macam-macam ketika kami sudah ada disini.”
Puji Dewa…..
“Dengan ini kami akan memilih 5 Manusia yang akan menerima Blessing dari kami, yang artinya kalian para Manusia yang terpilih akan bisa mengeluarkan kekuatan seperti kami. Dimulai dari Deovare adalah Guardian Hellgates yang menjaga neraka, kekuatannya adalah Api yang tidak bisa padam.”
Penerima Blessing dari para Guardian akan disebut sebagai Parioth.
Deovare melayani Dewa Ares, merupakan seorang Dewa perang yang sangat ganas. Bukan hanya melayani namun sifat dari Deovare bahkan bisa digambarkan sebagai Dewa Ares itu sendiri. Kekuatan yang tanpa batas..
Para Manusia melihat satu sama lain.
Alxandra sebagai Guardian Of Heaven Gates mempunyai otoritas tertinggi diantara Guardian yang lainnya.
Yang artinya dia berhak memberi perintah kepada para Guardian yang lain.
“Baiklah aku akan memilih pemuda itu.”
Deovare memilih salah satu pemuda yang kekar dan penuh tatapan semangat.
“Salam Tuan Deovare, namaku adalah Zalge. Mohon berikan Blessing anda.”
Deovare mengangguk dan mengulurkan tangannya, disaat pemuda itu meraih tangan Deovare, kekuatan Api mulai menyelimuti pemuda itu…
”I…Ini adalah kekuatan Api….?”
Dengan ini satu Manusia sudah terpilih dan menerima Blessing dari Deovare.
“Blessing ini mengandung energi murni dari para Guardian, yang artinya ketika kalian menerima Blessing, maka kekuatan, dan juga keahlian dari Guardian itu akan diterapkan kepada kalian dengan afinitas sebesar 45% dari kekuatan asli kami.”
Vorpha menjelaskan dengan mengarahkan tombak ke langit.
“Singkatnya kalian akan menjadi lebih kuat.”
Moriel menyeletuk dengan iseng.
Para manusia bersorak, dengan ini mereka mempunyai kesempatan untuk melawan para Monster.
Baiklah selanjutnya adalah giliran Esthera.
“Kekuatanku mengandung kesucian yang sangat murni, tidak dapat ternodai, tidak dapat terkorosif oleh apapun. Dan hanya wanita saja yang akan aku pilih dengan hati yang paling bersih…”
Esthera melayani Dewi Aphrodite. Seorang Dewi yang melambangkan kecantikan dan kesucian, bisa dibilang Aphrodite adalah Dewi tercantik di Andhromeda. Dewi Aphrodite sendiri mempunyai beberapa pelayan selain Esthera, namun hanya Esthera yang berhak mendapatkan otoritas untuk menjaga Garden Of Purify. Kecantikan dan Kesucian yang dimiliki oleh Esthera membuatnya menjadi Ajudan satu satunya milik Dewa Aphrodite.
Esthera melihat satu gadis yang masih kecil kira-kira berumur 12 tahun.
“Kemarilah gadis cantik….”
Gadis itu berjalan ke pelukan Esthera….
“Bahkan ketika kamu melihat keganasan para Monster, hatimu masih sangat bersih, tanpa dendam, tanpa amarah…. Aku sangat bahagia melihat kesucian seperti ini….”
Esthera mencium kening gadis itu….
“Nyonya Guardian… aku merasakan cahaya yang sangat hangat, namaku Valantin, terimalah aku sebagai penerima Blessing darimu…”
Kekuatan dari Garden Of Purify mampu mensucikan tanah yang tandus, melepaskan jiwa yang tersesat, dan elemen yang sangat cocok untuk mengalahkan kegelapan. Dengan ini Esthera telah menemukan Parioth nya.
“Kali ini giliranmu yah, Vorpha. Seperti yang kalian lihat, kekuatan yang dimiliki Vorpha sedikit berbeda dari yang lainnya. Tergantung pemegang dari Blessing ini, dia bisa membawa berkah atau bencana dengan kekuatannya. Karena Vorpha adalah Guardian Of The Abyss Gates, tempat terdalam dan tergelap di Andhromeda. Oleh karena itu pemilik kekuatan ini harus dipilih dengan sangat hati hati.”
Vorpha maju dan melihat Manusia itu satu persatu…
Vorpha mempunyai kekuatan sihir yang dapat melihat ambisi terdalam yang dimiliki oleh targetnya, oleh karena itu bahkan ketika di Andhromeda, dia menjadi seorang Hakim dan sekaligus Algojo, keistimewaan itu diberikan langsung oleh Dewa Athena..
“Hmmm menarik sekali… Wanita ini mempunyai sifat yang Netral, Aura keadilan, dan juga kejeniusan…”
Vorpha menaruh telapak tangannya ke kepala Wanita itu…
“Aku memilihmu… sebagai Parioth ku…. Namun agar kekuatan ini dapat kau kendalikan, dengan hak yang diberikan kepadaku oleh Dewi Athena, aku jadikan engkau sebagai salah satu umat Dewa Athena…”
Kegelapan Pekat menyelimuti wanita itu, bagaikan malam dengan kegelapan yang tanpa tersentuh oleh cahaya….
“Saya Friegel, dengan ini menerima Blessing dari Guardian Vorpha, dan sekaligus melayani Dewa Athena..”
Alasan kenapa Vorpha berkata untuk melayani Dewa Athena adalah agar Friegel dapat mengendalikan kekuatan kegelapan yang dimiliki nya….
Selain mendapat Blessing dari Vorpha, Friegel juga mendapat Blessing dari Dewa Athena… Kedua Blessing ini akan menjadi trait khusus dimana keseimbangan antara keduanya dapat terus terjaga.
The Orb Of Glyphnir adalah Trait yang terbentuk antara pemilik sihir kegelapan dan sekaligus sebagai pemuja Dewa Athena.
“Aaahhh Vorpha, kamu curang….. bukankah dia akan menjadi Parioth terkuat diantara yang lain sekarang….?
“Seperti yang kukatakan sebelumnya Moriel, akan sangat bahaya apabila penerima Blessing ku akan kehilangan kesadarannya dan jatuh termakan kegelapan, dengan ini Dewa Athena akan terus menjaga sekaligus memandunya ke jalan yang benar.”
Moriel mengerutkan wajahnya…..
“Aahhh kamu lucu sekali kalau sedang marah Moriel….”
Esthera memeluk wajah moriel….
Moriel mempunyai tubuh yang pendek, mungkin sekitar 150 cm, dengan wajah yang tak pernah menua, dan sifat ke kanak kanakan membuat Moriel menjadi yang terimut dan populer diantara para Guardian Andhromeda lainnya…
Bahkan tak jarang Moriel juga sering dipeluk oleh para Dewi-Dewi Andhromeda….
”Kyaaaa…. Lepaskann sesakkkkkkk..”
“Aaahh maaf Moriel, kamu terlalu imut.”
Esthera melepaskan pelukannya…
“Fuwahh…. Aku kira akan mati. Tapi sungguh hebat yah, bagaimana bisa itu sangat besar sekali.”
Moriel menatap dada Esthera…
“Apakah ini karena Sihir…. Kamu curang Esthera…”
”Eeehhh apa yg kamu katakan Moriel, bukan seperti itu…”
“Ehemmmm…”
Deovare menyela.
“Aaa aaa maaf.”
Alxandra hanya menggelengkan kepala…
“Baikah Moriel ini saatnya giliranmu memilih seorang Parioth… Aku akan mengenalkan sedikit tentang Moriel, dia adalah Guardian Gates Of The Seven Seas. Yang artinya dia mempunyai elemen air yang sangan murni, seperti ombak, bisa tenang dan juga bisa mengamuk… Kekuatan yang kecil hingga besar sampai mampu menenggelamkan apapun.”
Moriel berada di bawah pengawasan Dewa Poseidon, tidak seperti Vorpha yang melayani satu Dewa, yaitu Athena. Moriel melayani dua Dewi, diantaranya adalah Dewi Hera dan Dewi Artemis.
“Baikklaahh aku akan memilih….. wanita yang paling imut diantara mereka.”
Para Guardian melihat Moriel dengan wajah prihatin.
“Ahhh sudah kuduga akan jadi seperti ini…”
Vopha mengeluh.
“Eeee apa salahnya kan…. Kalian sudah memilih yang terkuat, jadi aku akan memilih yang ter imut..”
Moriel melihat para Manusia sembari menaruh jari telunjuknya di bibirnya…
“Aaa kamu….. kamu sangat imut.”
“Eh saya?…”
“Iya kamu, kemarilah….”
Para Manusia keheranan….
“Ei, bukankah dia adalah yang terjelek diantara semuanya….?”
“Iya benar, penampilannya bahkan sudah tidak ter urus…”
Para Manusia berbincang seenaknya sendiri…
“Diamlah kalian…. Alasan kenapa penampilannya seperti itu karena dia telah menerima Curse dari Monster…”
Moriel Marah.
“Menerima Cursed?”
“Benarkan Esthera….?”
“Hmm Moriel benar, aku merasakan ketidaksucian di dalam Wanita itu…”
“Kemungkinan dia terkena Cursed dari salah satu benda yang dia bawa.”
Moriel menghampiri wanita itu dan…
“Apa kamu membawa sesuatu benda yang dibawa Monster?”
“Ini Nyonya…”
“Belati…”
“Apa kamu membunuh beberapa Monster dengan ini?”
“I-itu benar Nyonya Esthera, aku melindungi diri sendiri dengan memungut salah satu belati yang mereka bawa ketika desa kita terkepung.”
Vorpha kemudian mengambil belati itu dan memeriksanya.
“Ini bukanlah benda yang bisa dipegang oleh Manusia, jika cursed ini terlambat dihilangkan, penampilanmu akan menjadi mirip Monster, bahkan akan kehilangan kesadaran sebagai Manusia.”
“Wanita yang kuat…. Aku memujimu wahai Wanita. Hahahah”
Deovare tertawa.
“Baiklah ini giliran Parioth ku, kemarilah Valantin.”
Esthera memanggil Parioth nya….
“Baik Nyonya Esthera….”
“Sekarang bayangkan sebuah cahaya yang hangat menyelimuti tanganmu…. Dan berikan kepada Wanita itu…”
Seperti namanya…. Kekuatan Purify mampu menghapus segala macam kutukan.
Dengan cahaya yang sangat terang, cursed yang menyelimuti wanita itu mulai menghilang…
Hingga… penampilan asli wanita itu memukau para Manusia yang lainnya….
“Mata biru, ramput pirang… dia ras elven.”
“Sangat cantik…..”
Ras Elven terlahir diantara kaum Manusia dengan kemungkinan 1 juta dibanding 1..
Dikatakan bahwa mereka terlahir dengan darah yang tercampur dengan sehelai rambut kepala dari Dewi Andhromeda, bukan hanya penampilan yang sangat cantik, dan imut. Mereka juga diberkahi oleh Mana, salah satu ciri yang paling menonjol dari kaum mereka adalah, telinga yang runcing. Para Ras Elven juga hidup lebih lama dari Ras Manusia Biasa.
“Yeeyy Jackpot….”
Moriel berteriak dan melompat dengan riang.
“Jadi begitu ya… alasan kenapa aku tidak bisa menemukanmu diantara kerumunan ini adalah curse ini hampir memakan seluruh hatimu. Tapi Moriel berbeda, dia mendeteksi dengan True Eyes.”
True Eyes adalah trait yang sangat spesial, trait ini mengabaikan kepalsuan, dan hanya bisa melihat kebenaran…
Bahkan Vorpha yang dijadikan sebagai anggota pengadilan Andhromeda tidak mempunyai Trait ini.
Jika bukan karena wataknya yang ke kanak kanakan, Moriel sudah dipastikan akan menjadi salah satu anggota pengadilan di Andhromeda.
“Hahhh sungguh bakat yang terbuang sia sia…”
”Vorpha sungguh berisik…. Baiklah siapa namamu Gadis Elven?”
“Neira, nama saya adalah Neira. Wahai Nyonya Moriel.”
“Nyo-nyonyaa…? Apa-apaan sebutan itu, seakan aku sudah tua. Panggil aku Kakak.”
“Eeehhhh”
Para Manusia terkejut.
Para Guardian yang lain hanya bisa terdiam menahan tawa….
“Uhumm baiklah sekarang giliranku kah?”
Alxandria adalah seorang Guardian dengan otoritas tertinggi diantara semuanya, dia berada dibawah perintah langsung oleh The Creator One….
Bahkan para Dewa dan Dewi lainnya harus menaruh muka yang baik dihadapan Alxandria..
Karena sosok tertinggi yang berhak mengusir Dewa dan Dewi dari Surga adalah The Creator One, dan Alxandria adalah Guardian yang bertindak langsung atas perintah The Creator One untuk mengusir Dewa dan Dewi itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!