Dahulu kala di sebuah benua yang sangat damai, harmonis dengan kekayaan alam yang sangat melimpah. Manusia hidup dalam perdamaian. Namun semua itu akan berubah.
"Hemm ... Buah disini juga sudah masak. Tetapi ada apa dengan perasaan ini...?" Bertanya-tanya pada diri sendiri.
"Hey, lihat disana ada badai datang...!"
Menunjuk ke arah timur.
Semua orang melihat, namun seketika mereka terkejut dan keheranan. Petir terus menyambar di daerah itu, kemudian badai itu mendekat dengan cepat.
"Bahaya ada badai datang."
Semua orang berlari dan berteriak.
Kemudian semua mata tertuju pada satu arah. Mereka terpaku dan tidak bisa bergerak mengetahui bahwa apa yang mereka lihat bukanlah sebuah badai biasa, melainkan badai yang disertai kabut dan petir itu menunjukan bencana sesungguhnya. Gerombolan pasukan Monster dengan wajah haus darah, tinggi besar, buruk rupa, dengan senjata-senjata mereka berlari menuju para Manusia.
Apa yang terjadi selanjutnya adalah kehancuran, pembantaian. Kerusuhan terjadi dimana para Monster hanya ingin membunuh. Tidak memandang usia, mereka membunuh setiap Manusia yang berada di jalannya.
Manusia yang selamat dari peristiwa itu terdorong dan berlari menuju hutan dan pegunungan. Mereka berlindung dan bersembunyi. Mereka berputus asa dan bertanya-tanya kepada siapa mereka akan meminta pertolongan.
Tidak ada tempat berlindung untuk para Manusia, mereka tidak bisa menetap. Berbondong-bondong mereka pergi ke arah barat. Malam hari mereka mendengar jeritan, mereka terus berlari, sesaat mereka juga berjalan kaki. Hampir Tidak ada waktu untuk makan, mereka hanya mengganjal perut dengan buah dan air dari sungai.
Tidak ada waktu untuk beristirahat.
Manusia yang terjatuh dan tidak bisa bergerak akan di tinggalkan, anak kecil, lansia, wanita, dan siapapun yang sudah tidak bisa bertahan akan di tinggalkan.
3 hari setelah kejadian pembantaian. Manusia yang sudah berputus asa melihat langit dan terdiam, mereka berdoa kepada Dewa untuk menurunkan Mukzizat yang bisa menyelamatkan mereka dari kehancuran.
Kemudian tidak berselang lama, Dewa menjawab pertanyaan para Manusia.
Muncul cahaya terang di langit berwarna emas, disaat cahaya tersebut menyinari Manusia, tubuh mereka seakan-akan terasa hangat, rasa lelah seketika menghilang, rasa lapar seketika terbuang, perasaan yang mereka rasakan saat perdamaian, secara perlahan memulihkan keadaan jiwa dan raga mereka.
Saat itu juga terlihat lima penduduk langit berwujud Manusia yang masing-masing dari mereka mempunyai sayap di punggungnya. Sayap yang sangat megah, mereka turun perlahan dari langit dan sampai di hadapan para Manusia.
"Kami adalah penduduk langit, kami datang atas perintah Dewa, dan kami menjawab doa kalian wahai para Manusia."
Para Manusia merasa bersyukur dan memanjatkan doa.
"Kami adalah Guardian."
Tidak berselang lama para penduduk langit memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Namaku Deovare, Guardian Of Hellgates."
Seorang Guardian lelaki yang mempunyai sayap berwarna merah yang memancarkan Aura elemen api. Memegang sebuah pedang yang sangat luar biasa. Pedang legenda Excalibur, sebuah pedang yang konon ditempa langsung oleh Dewa dan diberikan kepada para Guardian.
"Aku adalah Esthera, Guardian Of Garden Purify"
Seorang Guardian wanita dengan paras sangat cantik yang mempunyai sayap berwarna putih, dia adalah penjaga Taman Kemurnian Aura Cahaya.
Dia memegang sebuah tongkat Tongkat sihir yang bernama Ligra.
"Namaku adalah Vorpha, Guardian Of Void Abyss."
Guardian yang menjaga kedalaman dasar jurang Abyss ini mempunyai sayap hitam yang legam bagaikan malam yang abadi. Membawa senjata tombak yang memancarkan aura kegelapan bernama Gungnir. Konon senajata ini digunakan oleh Dewa Odin.
"Namaku adalah Moriel, Guardian Gates Of The Seven Seas."
Dia adalah seorang Guardian wanita yang mempunyai sayap berwarna biru muda yang memancarkan Aura elemen samudera. Dia memegang sebuah busur yang sangat indah bernama Artemis. Konon busur ini merupakan senjata yang digunakan oleh Dewi pemburu bernama Artemis.
Dan yang terakhir
"Aku biasa dipanggil Alxandria, Guardian Of The Heaven Gates"
Dia adalah seorang pemegang kunci tertinggi dari para dewa, dia dipercayakan sebagai salah satu penjaga yang menjaga pintu masuk surga, tempat dimana para Dewa dan Dewi berkumpul di Andhromeda. Alxandria memegang senjata yang bermotif belati bernama Laevatein senjata yang konon ditempa langsung dan digunakan oleh Dewa Loki.
Manusia dengan insting alaminya menyadari bahwa apa yang hadir dihadapan mereka adalah utusan dari para Dewa dan Dewi.
Dewa Menjawab doa kita, begitulah kata para Manusia pada saat itu.
Alxandria yang pada saat itu melihat beberapa Monster mengejar Manusia, turun dan mulai mengayunkan belatinya..
"Kalian adalah ketidaksucian yang terlahir dari sebuah kehendak yang gelap, bahkan Dewa cahaya pun tidak akan sudi menyentuh kalian...."
Alxandra kemudian melaju dan menghunus belatinya.
Satu demi satu Monster yang mengejar Manusia ditebas tanpa ampun...
"Kakak... jangan bersenang-senang sendiri dong."
Esthera yang pada saat itu masih melayang di langit, seketika mengepakkan sayapnya dan terbang mengintari beberapa Monster.
"Menjijikan... bagaimana Makhluk seperti ini bisa muncul di tempat yang suci..."
Wind Shatter
Sebuah Sihir yang dapat mengoyak angin, membentuknya menjadi bilah bilah angin yang tajam menyerbu para Monster dan mengoyak daging mereka.
"Kabarnya ada beberapa Dewa dan Dewi yang ditendang dari Surga, dan akhirnya mereka pun menyebar ke seluruh galaksi, mungkin ini juga salah satu perbuatan dari Dewa yang ditendang pada saat itu."
Sebuah penjelasan dari Vorpha mengenai fonemena kemunculan Makhluk kegelapan di dunia tersebut.
"Ehhh jadi kita bisa diartikan sedang melawan Dewa Dewi itu? Sangat merepotkan..."
Moriel Menggerutu.
"Jangan mengeluh Moriel, kita hanya harus patuh dengan kehendak Dewa."
Deovare dengan suara tegas menegur Moriel..
"Seperti biasa kamu selalu tegas dan kaku ya, Deovare. Oleh karena itu kamu tidak populer bahkan para Guardian yang lain pun enggan melihatmu. Phhmmmff"
Moriel merajuk.
"Aku tidak peduli dengan hal seperti itu, asalkan Dewa Hades masih mempercayakan kepadaku untuk menjaga gerbang neraka, aku tidak akan mengeluh."
Deovare kemudian melompat dan menghantam tanah dengan pedang Excalibur di tengah-tengah kerumunan para Monster.
Seketika Tanah menjadi bergetar hebat, dalam kerak tanah itu muncullah api yang membakar Monster sampai tidak tersisa apapun.
"Fiyuuhh sungguh hebat.." Moriel bersiul.
"Tunjukkan padaku apa yang bisa kau lakukan, Moriel."
Deovare menantang Moriel.
"Baiklah aku juga tidak akan kalah."
Javelin Rain
Sebuah anak panah diarahkan kelangit, membuat awan disekitarnya menjadi biru dan meluncurkan beribu panah cahaya, panah-panah itu menghujam para Monster tanpa ampun.
"Humftt... skornya lebih banyak aku. Bleegghhh."
Moriel mengumpat Deovare.
"Benarkah begitu?"
Deovare merasa bersemangat.
Firebolt
Deovare mengangkat pedangnya dan mengayunkan dengan seluruh tenaga, memanifestasikan api dengan petir seketika menyapu musuh tanpa tersisa sepanjang jalurnya...
Semua Monster binasa tanpa tersisa..
"Aku yang menang..."
Deovare merasa hebat.
"Haahhh... "
Alxandria menghela nafas
"Monster Monster ini hanya sebagian kecil dari pasukan utamannya, jadi mari kita semua pikirkan bagaimana mengatasi situasi ini."
Kelima Guardian melihat para Manusia yang pada saat itu tercengang dan terkesima dengan kekuatan para Guardian
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
ranataro
kek falen angel
2022-08-29
0
𝓹𝓪𝓷𝓪𝓱 𝓳𝓲𝔀𝓪
q bayangin monsternya mirip kek titan thor😂😂
2021-01-09
1
💢Joe💔💔🖕
lanjut terus thor up nya
2020-10-14
5