Rendy dan Yora masih santai disofa melihat Film kesukaan Yora, dan jangan lupa pelukan hangat yang menemani cuaca yang dingin karena hujan turun. Ditengah kemesraan yang terjadi bip..bip..suara getar handphone Rendy berbunyi yang mana tertera nama Aunty Nanda lalu segera menekan tombol hijau.
" Hallo Aunty, ada apa? " tanya Rendy dengan tangan yang masih memeluk erat Yora.
" Yora, masih bersama kamu? " tanya Nanda disambungan telepon.
" Iya Aunty, kenapa? " tanya balik Rendy dengan mata tertuju ke arah Yora.
" Aunty sudah tau kejadian hari ini, Aunty harap kamu menjaga Yora dengan baik selama Aunty pergi bekerja " kata Nanda dengan tegas.
" Tentu saja, aku akan menjaga Yora dengan sangat baik, " balas Rendy penuh kesungguhan disertai ciuman di pipi Yora lama.
" Terimakasih Rendy, " ucap Nanda lalu mematikan sambungan teleponnya.
Yora yang masih dalam pelukan Rendy tidak peduli dengan percakapan Rendy dengan Mamanya, tapi ia merasa kesal akan ciuman tiba-tiba dari Rendy di Pipinya, ia merasa Rendy sudah mulai berani menyentuh dirinya seenaknya. Yora mengusap pipinya yang dicium Rendy lalu melanjutkan Film yang ditonton.
" Mamamu sudah tau tentang kejadian hari ini, " ucap Rendy yang tidak ditangapi Yora sama sekali.
" Mamamu akan pergi ke luar negeri untuk bekerja, ia menyuruhku untuk menjaga mu, " ucap Rendy lagi dengan tangan menarik pelan dagu Yora untuk menatap dirinya.
" Apa! " bentak Yora kesal karena Rendy menganggu dirinya yang sedang asik menonton.
Rendy hanya menghela nafas lalu bangkit dari sofa, melepaskan pelukannya dengan Yora dan berlalu pergi begitu saja keruang perpustakaan.
Yora mengerutkan keningnya bingung akan sikap Rendy yang pergi tiba-tiba, " Apa ia marah karena di bentak, bukannya dia udah biasa aku bentak dan seharusnya yang marah tuh aku karena dia mencium tanpa ijin, " pikir Yora tidak mempedulikan sikap Rendy, lebih milih lanjut menonton Filmnya.
Entah kenapa Rendy kesal dengan sikap acuh tak acuh Yora dan bentakan Yora hari ini, padahal Rendy sudah biasa akan sikap Yora seperti itu.
" Tapi kan itu dulu, lain halnya sekarang setelah ciuman dan pelukan mereka, seharusnya Yora lebih lembut padanya, " pikir Rendy dengan raut muka badmood dan kesal akan sikap Mood Yora yang berubah-ubah kadang baik dan manja, kadang kaya singa. Rendy lebih memilih melanjutkan pekerjaan yang tertunda tadi.
Setelah filmnya selesai Yora melangkah keruang perpustakan, yang mana berada Rendy didalamnya dengan kertas penuh di meja kerjanya.
" Rendy, " pangil Yora yang tidak dijawab oleh Rendy padahal Yora yakin di mendengarnya.
" Rendy! " teriak Yora keras karena diabaikan.
Rendy hanya memandang Yora sekilas lalu melanjutkan lagi mengurus berkas kerjanya.
" Ish, kamu ini kenapa sih. " gerutu Yora kesal akan sikap Rendy.
Rendy hanya diam dengan mata dan tangan tertuju oleh berkas yang tertumpuk dimeja kerjanya untuk segera diselesaikan.
Yora kesal dengan sikap aneh Rendy hari ini, " ia harus segera meminta maaf walupun bingung salah apa pada Rendy. " pikir Yora dengan kesal.
Kalo bukan karena Rendy yang bisa ia manfaatkan untuk menghancurkan kebahagian Papanya dan kekasihnya yang tidak tau diri itu, pasti Rendy sudah dimutilasi oleh Yora karena sikap menjengkelkannya.
" Maaf ya Rendy, " ucap Yora dengan nada yang dibuat seakan penuh penyesalan.
Rendy yang mendengar ucapan maaf Yora, lalu mendongak kepalanya menatap mata Yora, menarik Yora untuk lebih dekat kepadanya lalu memangku tubuh kecil Yora dan mencium bibir Yora sekilas.
" kenapa kamu kemari? " tanya Rendy dengan tangan mengelus pipi putih bersih Yora.
" Aku kan sedang mode marah sama Papa, jadi aku tuh harus totalitas marahnya, " ujar Yora dengan tangan melingkar dileher Rendy.
" Intinya. " ucap Rendy menatap mata Yora.
" Intinya aku minta uang, karena aku ngak mau pake kartu debit atau kredit dari Papa. " kata Yora lembut dan manja.
Rendy yang mengerti akan ucapan Yora, langsung saja mengeluarkan 2 kartu debit dari dompet mahalnya, untuk Yora gunakan selama berlangsungnya perang dingin antara Ayah dan Anak.
" Terimakasih, " ucap Yora lalu bangkit dari pangkuan Rendy tapi tertahan oleh tangan kekarnya Rendy.
" Cium aku dulu. " ucap Rendy dengan santai.
Ucapan Rendy yang menyuruhnya mencium dirinya, membuat Yora kesal dan rasanya ingin mencekik Rendy hingga tidak bernyawa tapi harus sabar dan pasrah. Lalu Yora mendekatkan bibir ke pipi mulus Rendy dan Cup... Yora mencium Pipi Rendy sekilas lalu berlari pergi.
Rendy tersenyum senang setelah dicium oleh Yora walupun hanya sekilas, dengan semangat melanjutkan lagi pekerjaanya yang selalu tertunda itu.
Yora berbaring ditempat tidur dengan tangan ke atas memegang 2 kartu milik Rendy lalu memikirkan yang terjadi pada dirinya, Yora merasa ia tidakk jauh beda dengan kekasih gelap Papa, disentuh lalu dibayar dengan uang.
" Aish gara-gara perempuan tidak tau diri itu hidupku jadi aneh seperti ini. " pikir Yora lalu perlahan memejamkan mata dan tertidur pulas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
pensi
Rendy tahu betul keinginan Yora. Ia pun tak merasa risih bila ada sesuatu yang segera dilakukannya.
2022-11-08
1
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
okeh, sedikit modus tak masalah rendi 😎
2022-11-03
0
.
Rendy emang bisa diandalkan
2022-11-02
0