Alan yang melihat Putrinya datang ke kantor dengan langkah yang mulai mendekat, hati dan jiwanya merasa marah disaat Ibu Retha Mira memberitahu melalui telepon bahwa Putrinya Yora menghina Kekasihnya Retha secara terang-terangan.
" Hallo Papa " sapa Yora dengan senyum tercetak jelas diwajahnya.
" Apa yang kamu lakukan? " tanya Alan tenang dengan penuh penekanan disetiap kalimatnya.
" Apa? " tanya balik Yora.
" Kamu bilang apa pada Retha? " tanya Alan yang berusaha menahan emosi dihatinya.
Yora yang mulai mengerti, arah berbicara Papanya merasa kesal. Hanya karena wanita itu Papanya berani mengintimidasi dirinya.
" Apa dia mengadu? " tanya Yora kesal karena Wanita itu benar-benar tidak tau diri.
" Papa tanya sekali lagi, apa yang kamu katakan pada Retha? " tanya Alan dengan mulai meninggikan suaranya.
" Aku hanya bicara tentang fakta Papa. " ujar Yora berusaha tenang.
" Fakta tentang dia yang memuaskanku seperti Wanita satu malam gitu, " teriak Alan nyaring hingga membuat para karyawan merasa penasaran akan pertengakaran antara anak dan ayahnya.
" Apa kau berteriak pada ku, " teriak Yora penuh amarah karena Papanya sudah mulai berani berteriak pada dirinya.
" Dia kan menjadi Ibu tiri mu dan kau harus menghormatinya Yora, " kata Alan berusaha menenangkan emosi yang sedang membara.
" Cih, Wanita pelakor itu tidak pantas di hormati dan Ibuku hanya Mama Nanda seorang, bukan Wanita yang mencari Sugar Daddy, " balas Yora dengan penuh emosi disetiap kalimat.
Alan yang mendengar penuturan Putrinya merasa amarahnya bangkit saat Putrinya menghina Wanita yang dia cintai sepenuh hati dan jiwanya. Entah terlalu emosi atau kerasukan hantu tanpa sadar Alan mengangkat telapak tangannya dan......PLAK
" Om Alan! " teriak Rendy setelah melihat apa yang terjadi saat dia masuk kedalam.
Yora merasa terkejut saat ia menerima tamparan keras oleh Papanya sendiri. Yora hanya diam dengan kepala tertunduk wajah tertutup helai rambut, menahan air mata yang keluar dari bola mata yang mulai merah.
Alan tersadar melakukan kesalahan hanya diam dengan tubuh kaku, melihat Putrinya tertunduk.
" Apa yang kau lakukan Om. " ucap Rendy dengan nada dingin.
" Aku hanya mengajarkan dia sopan santun, " balas Alan lesuh dengan tangan yang gemetar.
" Dengan cara seperti ini ?, kau hanya dibutakan dengan cinta pada wanita itu, tapi kau melupakan cinta mu pada darah daging mu sendiri, " unjar Rendy dengan dingin.
Rendy mendekat kepada Yora, lalu mengenggam tangan Yora untuk keluar dari ruangan menuju lift. Dengan kepala Yora yang masih tertunduk dengan rambut menutupi wajahnya.
Di lobi, Liam sedang mengoda para karyawan wanita. Tanpa sengaja dia mendengar perkumpulan para wanita rumpi, yang sedang bergosip tentang perdebatan yang terjadi antara Bos mereka dan Putrinya.
Liam merasa aneh mendengar nama mereka. " Hah berarti Yota sama Om Alan dong. " teriak Liam tidak tau malu langsung bergegas menuju lift, tapi dia melihat Yora keluar dari lift bersama pria yang ia temui di Restaurant.
" Yora, apa yang terjadi? " teriak Liam dengan langkah cepat mendekati Yora.
Yora hanya diam tanpa menjawab atau melihat sahabatnya yang bertanya serius dengan nada khawatir.
" Saya akan menghantarkan Yora pulang, " timpal Rendy setelah melihat Yora hanya diam.
" Oh baiklah, tolong jaga dia. " ucap Liam hanya pasrah saat Rendy membawa Yora pergi.
Rendy menyetir mobil dengan suasana hening sambil terus melirik Yora yang hanya tertunduk dengan telapak tangan yang saling mengait.
" Menangislah, " kata Rendy sambil menyalakan musik dengan keras.
Saat musik terdengar, hiks..hiks..hiks Yora mulai meneteskan air matanya yang jatuh ketelapak tangan kecilnya, sepanjang perjalanan Yora hanya menangis dengan kepala tertunduk dengan hati yang kecewa.
" Antarkan aku ke hotel. " ucap Yora tiba-tiba.
" kenapa? " tanya Rendy bingung.
" Aku tak ingin pulang, cepatlah. " ucap Yora.
" kita pergi ke apartementku, tidak baik pergi ke hotel dengan kondisi mu yang sekarang. " jawab Rendy sambil memutar balik mobil menuju apartementnya.
Prang...Prang!
Alan memukul guci yang ada dikantornya hingga hancur berkeping-keping, dengan tangan yang sudah mengeluarkan darah. Alan merasa frustrasi bahwa tangan ini yang menampar Putrinya dengan keras.
" Tuan, anda baik-baik saja? " tanya seketaris Alan.
" Ada apa? " tanya Alan dingin.
" Nona Retha menghubungi saya, bertanya kenapa anda tidak menjawab panggilan darinya. " kata sekretaris Alan.
" Bilang saja saya sibuk. " ucap Alan tegas.
" Baiklah. Saya akan segera memanggil dokter, jadi tuan tetaplah disini, " kata sekretaris Alan lalu pergi.
Alan hanya menganggukan kepala kepada sekretarisnya. Pikirannya sekarang sedang melayang bingung tentang semua yang terjadi. " Aku harus berbuat apa? "ucap Alan dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Sedang Sibuk
Hadeuh, lagi² perselingkuhan seorang ayah,, knapa si ya mw bercerai? wahai para org tua gk kasian apa sma anak? kalian cerai yg kena dampak ny si anak loh jdi brokenhome🤧🤧
2023-02-07
0
𝗰𝗮𝗰𝗮 ηуα 𝘀𝗶𝘄𝗼𝗸𝗲𝗻
selow dong om
2023-02-06
0
♡⃝ 𝕬𝖋🦄rahmalia❁︎⃞⃟ʂ ⨀⃝⃟⃞☯ 🎸
Tinggalkan renata lah pilih anakmu alan jan ngikutin egomu aja
2022-11-16
0