Bab ≋17≋

Yora mengikuti arah tangan Oliv dan Yora melihat Rendy yang sedang melihat sekeliling cafe yang pasti untuk mencari dirinya. Yora melambaikan tangannya dan sedikit berteriak, memanggil Rendy yang sedang bingung mencarinya. Rendy yang mendengar namanya dipanggil mengikuti suara itu berasal dan Rendy menemukan keberadaan Yora beserta teman-temannya duduk di pojok ruangan cafe, Rendy melangkah mendekat ke tempat Yora berada.

" Kemarilah, duduk disampingku, " ucap Yora dengan tangan memukul kursi disebelahnya.

Oliv merasa bingung kenapa Yora mengenal pria tampan itu, dan memanggilnya lalu menyuruhnya duduk disebelah Yora.

" kamu pacarnya Yora? " tanya Oliv yang sudah tidak tahan akan rasa penasaran dihatinya.

Rendy yang bingung akan pertanyaan tiba-tiba dari teman Yora, hanya bisa menatap Yora meminta untuk menjawabnya. Yora yang mengerti akan tatapan Rendy kepadanya menganggukan kepalanya saja, sebagai jawaban dari pertanyaan Oliv.

" Wow, gue kira lu halu punya pacar Yora " teriak Oliv terkejut.

Liam hanya menatap bosan akan Yora. la mengetahui betul Yora melakukan seperti itu karena pria didepannya punya kekuasaan yang bisa membantu Yora menghadapi Papanya, dan wanita yang selalu Yora sebut pelakor atau wanita tidak tau diri itu.

Yora melingkarkan tangannya ke Rendy lalu menyandarkan kepalanya kebahu kekar Rendy. Tingkah dan sikap Yora kepada Rendy membuat Rendy mengerutkan keningnya bingung, tapi Rendy juga tidak peduli, ia merasa bahagia atas tindakan Yora kepadanya.

" Bukannya cowok yang didepan aku itu pacar kamu, seperti yang kamu katakan waktu direstaurant, " kata Rendy menatap mata Yora.

" Bohong itu ngak benar, Yora saking jonesnya sering ngaku-ngaku gue pacarnya. Biar ngak dikira jomblo ngenes. " ujar Liam.

Yora hanya cengegesan tidak jelas kepada Rendy dengan tangannya yang masih melingkar di tangan Rendy dengan erat.

Oliv hanya diam mendengar percakapan mereka dengan mulut yang terus mengunyah kue tartnya. Ia merasa iri akan Yora yang mendapatkan pria tampan itu, padahal niatnya ia ingin mendekati pria yang bernama Rendy, tapi sayang seribu sayang sudah ada yang punya.

" kamu ingin pesan sesuatu? " tanya Yora yang dijawab gelengan kepala tanda menolak dari Rendy.

" Aunty Nanda kemana Yora? " tanya Oliv yang menghentikan percakapan mereka berdua.

" Gue tuh kesel banget sama mama gue, udah tau rumah tangga nya lagi ada masalah, bukannya memperbaiki hubungan mereka malah kerja terus tanpa henti. " sahut Yora dengan suara yang sedikit meninggi.

" Gue yakin Yora, Aunty Nanda mampu melawan pelakor yang cuma pemilik cafe kecil. " ucap Oliv penuh yakin.

" Tentu saja begitu, tapi gue masih ngak ngerti sama jalan pikir mama gue itu, " kata Yora dengan tangan yang masih bergelanyut manja di lengan Rendy.

" Padahalkan Aunty Nanda punya uang banyak, pasti Aunty mampu menghancurkan pelakor itu hingga hancur berkeping-keping. " ucap Oliv semangat.

" Tenang aja Mama gue emang ngak bertindak, tapi anaknya Yora yang akan menghancurkan kebahagian mereka, " timpal Yora penuh semangat.

Dua laki-laki yang disamping Yora dan Oliv hanya asik dengan gadget mereka, yang satu belum selesai gamenya, dan satu ngurusin Email masuk. Yora yang merasa kesal memukul perut kotak-kotak Rendy dengan pelan. Rendy mengerutkan keningnya bingung ia menatap Yora meminta penjelasannya.

" Kamu mendukung aku buat mereka ngak jadi berceraikan. " ucap Yora.

" Tentu saja, aku akan mendukung mu, " balas Rendy dengan senyum yang menawan.

Oliv yang melihat senyum Rendy hatinya meleleh dibuatnya, betapa tampannya Rendy saat tersenyum. Tapi sayang sudah pacaran dengan sahabatnya sendiri.

" Sepertinya Yora sudah mulai berhasil membuat Rendy mendukungnya " ucap Liam dalam hati.

" Yora, ayo kita pergi, " kata Rendy yang sudah menggenggam telapak tangan Yora.

" Kemana? " tanya Yora yang bingung akan ajakan tiba-tiba Rendy.

Rendy hanya tersenyum saat Yora bertanya. Ia menarik keluar Yora dari cafe dengan tangan yang masih saling berpegangan. Yora yang ditarik hanya bisa diam mengikuti kemana Rendy akan membawanya. Yora hanya tersenyum untuk berpamitan sebelum pergi kepada kedua sahabatnya.

" Sepertinya gue pernah liat tuh cowok, " kata Oliv dengan mata yang tidak lepas dari sepasang kekasih itu.

" Kita pernah ketemu direstaurant, sama tuh cowok, " timpal Liam yang kesal akan sikap loading Oliv.

" Kapan? " tanya Oliv menarik tangan Liam yang sedang asik bergame.

" Inget-Inget lagi coba. " ucap Liam dengan penuh kesabaran.

Oliv terdiam ditempat seperti orang bertapa, ia merasa penasaran akan pria tampan yang katanya pacarnya Yora. Oliv memikirkannya... Ting.

" Iya gue ingat sekarang, " sorak Oliv,

" Tapi kata Yora hanya sebatas kolega Papanya, jadi mereka ngak terlalu akrab. kok tiba-tiba mereka sangat akrab hingga pacaran " curhat Oliv.

" Ngak tau itu urusan mereka, kita sebagai sahabat hanya bisa mendukung Yora. Semoga pria itu yang terbaik untuk Yora. " ujar Liam.

" Ayo pulang, " ajak Liam yang hanya melihat Oliv melamun.

" Emang gue pergi terlalu lama ya, sampai Yora cepat amat jadian sama tuh cowok, " ucap Oliv yang hanya mengikuti Liam keluar menuju mobilnya.

Liam hanya diam tanpa ada niat untuk menjawab ucapan Oliv. la memang belum menceritakan seluruhnya kepada Oliv, hanya sebagian saja yang diceritakan Liam kepada Oliv. Yang berhak menceritakan semuanya hanya Yora dan ia merasa jika Oliv tau Yora berpura-pura, pasti Oliv akan mendekati Rendy karena dari sorot matanya ada bara api untuk menaklukkan Rendy. Jika itu terjadi rencana Yora bakal gagal.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***