I Feel Happy Or Sad

I Feel Happy Or Sad

1-1 : Aku yang baru mengenalnya

Apakah kamu percaya akan datangnya ... keajaiban?

Ya! Kalau saat ini aku percaya akan keajaiban.

Namun, tunggu! Apakah benar ini keajaiban? Aku nyatakan lagi— apa ini benar-benar Keajaiban atau Kesialan ...?

Apa kamu akan percaya ada dunia selain saat ini kamu injak dan kamu hidup?

Kalau aku dulu tidak percaya, tetapi aku masih memimpikan itu, karena apa?

Yap! Aku sangat menyukai cerita klise ke dunia lain. Walaupun cerita ke dunia lain itu mirip dan ada banyak versi, tapi tetap saja aku menyukainya. Terutama cerita yang berlatar kerajaan yang bercerita antara seorang putri Duke dan Pangeran. Aku selalu mendambakan ingin menemui pujaan hati seperti itu.

Tidak! Aku selalu berdoa setiap aku ingin tidur setelah membaca cerita klise itu. Namun, apakah kalian tahu kenyataan yang aku rasakan?

Aku benar-benar ke dunia yang aku dambakan saat itu. Dunia yang masih menerapkan sistem kasta dan kerajaan, teknologi yang belum terlalu maju dan lain-lain yang tidak ada di dunia modern di mana aku tahu dan tinggal. Seharusnya aku senang karena impian yang aku dambakan itu jadi kenyataan ... tapi!

Kenyataan ini menakutkan.

Mengapa ini menjadi menakutkan?

Bayangkan saja kalian berada di dunia asing yang masih memetingkan keturunan, kasta. Tentu itu membuat bulu kuduk kalian berdiri, kan? Aku yang sudah terbiasa menggunakan kegunaannya teknologi, di sini aku tidak dapat menikmatinya lagi.

Aah ...! game yang kumainkan sekarang pasti sedang ada event emas ... dan bagaimana dengan keadaan adik dan ibuku di dunia modern ..? Aku mencemaskan mereka berdua ...

Ah ..! aku lupa menceritakan awal mula aku ke dunia ini.

Mungkin ini terdengar menyedihkan ...

Aku siswi SMA tahun ketiga, yang kuingat terakhir kali tentang kehidupan sebelumnya adalah tubuhku yang kurus lemas, berambut hitam sedang terbaring lemah di pinggir jalan dan merasakan darahku mengalir deras dari kepalaku. Aku telah menduga itu adalah tabrak lari, orang yang menabrak saat sedang berjalan ingin pulang sekolah di pinggir jalan dengan mobilnya yang mewah berwarna putih.

Orang itu keluar dari mobil dengan sempoyongan, ya ... orang itu mengemudi saat sedang mabuk! dan terlebih lagi dia masuk lagi setalah memastikan dia sudah menabrak orang dan kabur! Saat itu ingin aku melepas sepatu dan menamparnya, celakanya kesadaranku mulai menghilang dalam gelap, sekilas aku kira sudah berada di alam kematian. Akan tetapi, ternyata tiba-tiba bangun di tubuh putri bangsawan bergelar Duke.

Harusnya aku bahagia dengan keadaan ini karena aku hidup kembali di tubuh putri Duke yang kaya raya, dan wajah cantik imut ini. Proposi tubuh yang ideal, rambut hijau tua yang hampir berwarna hitam panjang mengulai lembut ke pinggul, mata yang berwarna merah marun terlihat seperti batu ruby yang bersinar, bibir mungil kecil yang bersinar. Benar! Ini adalah kecantikan yang sempurna.

Namun, yang menyebabkan aku merasa kurang beruntung adalah aku tidak tahu soal dunia ini!

Seharusnya aku tahu bagaimana jalan ceritanya, tapi dunia keduaku ini sepertinya bukan dunia dalam novel yang biasa aku baca.

Eh ...? atau apa yang aku belum pernah aku baca? Entahlah, aku sama sekali tidak ingat.

Terlebih lagi ...

Pertama kali aku buka mata, tubuh ini masih berusia empat tahun!

Kembali ke saat aku berumur empat tahun ...

...***...

Aku bangun dari kecelakaan itu dan melihat keadaan kamarku yang tidak normal.

Aku langsung berteriak kencang, sehingga pelayan perempuan tiba-tiba masuk disusul tiga orang yang membawa pedang di pinggang mereka. Benar-benar pada saat ini aku tidak bisa mengontrol emosi yang bercampur aduk ketika membuka mata.

“Ada masalah apa, Nona?!”

Mereka semua panik dan tiga orang yang memegang pedang di pinggang mereka langsung mengecek kamarku yang bernuansa pink cerah ceria ini. Tampilan itu seperti ciri-ciri seorang kesatria.

Ada yang mengecek ke jendela, di lemari dan sepertinya keseluruhan kamar ini, pelayan perempuan itu mendekatiku dan memberi tatapan cemas berkaca-kaca.

“Nona, apa ada masalah apa sampai anda terlihat ketakutan? yang kami periksa disini tidak ada apapun yang aneh maupun penyusup.” Kesatria yang terlihat seperti pemimpin dari kedua kesatria terlihat bingung dan menunggu jawabanku.

Pada saat itu aku masih bingung dan merasa ini masih mimpi, dan pada saat itu aku pun menikmati mimpi ini lalu melanjutkan peran ini dengan sungguh-sungguh.

“Tidak, aku hanya melihat mimpi buruk saja,” jawab kusingkat dan berusaha menjadi bangsawan yang terhormat, tapi yang tidak sangka mereka membuka mulut karena kaget dan tidak percaya.

Mengapa mereka menjadi seperti melihat hal yang tahayul menjadi kenyataan? Apa karena bahasaku tadi tidak seperti bahasa bangsawan?

“Nona, maafkan kalau saya lancang, apa yang tadi Anda mimpikan?” Pelayan itu menggenggam tanganku yang mungil ini dengan lembut. Aku harus menjawab apa? Apa harus jujur dan mengatakan, “ini kan hanya mimpi, dan namaku Bunga. Salam kenal!”

Masa aku harus bilang seperti itu ...?

Kugelengkan kepala dengan cepat sampai pelayan itu semakin cemas dan membuatku segera menghentikannya. Aku batuk sedikit dengan anggun.

“Aku hanya memimpikan hal yang membuatku sedikit berubah,”

Ini kenyataan dan aku tidak berbohong. “Namun, sayangnya aku tidak bisa mengingat mimpi tersebut. Maafkan aku ...” Kubuat wajah semelas mungkin.

Reaksiku tepat sekali! Ini membuat pelayan dan tiga orang membawa pedang itu merasa bersalah, ada yang menurunkan alis, dan ada pula yang berwajah panik memucat melihatku.

“Apa aku boleh menanyakan sesuatu kepada kalian?” Aku masih memasang raut wajah tadi.

“Iya ada apa, Nona?” jawab mereka serentak, setelah itu mereka saling pandang satu sama lain.

Aku kagum dengan kekompakan mereka dan hampir saja membuka mulut karena terlalu kagum, tapi kutahan dengan sekuat tenaga.

“Sepertinya aku sudah melupakan nama kalian, bisakah kalian memperkenalkan diri kalian lagi?”

Ini adalah pertanyaan yang membuatku berdebar kencang, karena bisa jadi mereka baru bertugas. Kemungkinan tersebut bisa saja terjadi, tetapi kalau melihat kekompakan mereka sepertinya mereka sudah bekerja lumayan lama.

Eh? Tapi debaran ini sangat terasa nyata sekali. Kusentuh dadaku yang berdebar dan mencoba menunduk menyembunyikan ekspresiku yang bahagia kepada mereka. Mimpi ini memang luar biasa!

Mereka saling pandang lagi, berbicara lewat mata. Sepertinya tindakanku tadi mengira bahwa aku ingin lebih akrab dengan mereka atau mereka bingung dengan diriku yang berubah secara mendadak ...

Berarti aku dapat mengambil kesimpulan bahwa tubuh anak ini adalah anak yang pemalu dan penyendiri, teoriku ini bisa diambil dari : Aku merasakan tubuhku sedikit demam dan lemah. Dari bukti ini mengatakan bahwa anak ini lemah, kalau lemah otomatis akan banyak istirahat dan tidak banyak berinteraksi dengan banyak orang, lalu kamar yang penuh akan boneka dan cerah ini bisa membuktikan hipotesis ini.

Mereka mulai berdiskusi hanya dengan tatapan siapa yang akan duluan memperkenalkan diri. Dan hasil tersebut pelayan wanita itu duluan.

“Sekali lagi saya akan memperkenalkan diri saya, Nona.” Dia berdiri dari posisi awalnya jongkok dan memegang tanganku, sekarang dia berdiri dengan sopan dan sedikit membukuk ala bangsawan yaitu sedikit mengangkat samping roknya. Ini dia adegan yang paling kusuka di dalam novel. Aku masih menyembunyikan perasaan ini.

“Silakan,” jawab kusingkat lagi.

“Saya Gabrielle Perkaliest, Nona bisa memanggil saya Riel. “ Riel melepaskan posisinya dan kembali berdiri normal dengan tangan yang ditumpuk di atas perut.

Aku terpana dengan kecantikan Riel, bagaimana ada pelayan secantik ini? Dia bisa saja jadi putri! Dengan rambut lurus sepinggang kuning gelap yang diikat bawahnya lalu dan pancaran matanya yang seperti biru langit yang menenangkan.

Ah ... Cantik sekali!

Aku segera menghentikan pikiran yang mengaguminya dan membalas, “Salam kenal Riel.. Mohon kedepannya bantu aku yang tidak bisa apa-apa ini, ya.”

Entah mengapa raut wajah riel terlihat sendu dan kembali jongkok mendekat. Ksentuh kedua tangannya yang dan menggenggam dengan lembut diiringi senyuman termanisku.

Riel terlihat membeku sesaat dan matanya semakin berkaca-kaca, “Baik, Nona!” jawab Riel dengan penuh semangat dan membalas genggaman tanganku.

Salah satu orang membawa pedang sedikit berdeham, itu membuatku melepaskan tangan Riel.

“Sekarang giliran saya memperkenalkan diri, Nona.” Dia meletakan tangannya di bahu, sedikit membungkuk dan memejamkan mata.

Ini juga adegan yang aku suka! Bahagianya aku bisa melihatnya secara langsung, walaupun hanya di dunia mimpi.

Aku hanya mengangguk, tubuh ini benar-benar lemah, padahal aku hanya berbicara beberapa kata saja sudah lelah seperti ini ...

“Saya yang akan bertugas sebagai pengawal Nona, nama saya Daniel Perkaliest. Nona bisa memanggil saya Dani atau sesuka Nona.” Ia kembali berdiri normal dengan tegap, ini keren!

Dilanjutkan laki-laki yang disebelah kanan Dani. Dia juga melakukan awal seperti Dani, bangsawan itu benar-benar merepotkan, tapi keren.

“Huhu, Nona~! Perkenalkan saya Abian Perkaliest. Nona bisa memanggil aku Bian. Aku adalah kesatria Nona yang paling setia~” suaranya terdengar riang namun sikapnya yang sopan menutupi keriangannya. Tetap saja di mata bangsawan hal tersebut bisa terbilang tidak sopan.

Orang disebelah kanan atau paling ujung itu langsung memukul kepala Bian dan membuatnya menunduk 90 derajat bersamaan dengan dirinya yang menunduk.

“Maafkan kelancangan dia, Nona.” Dia mempertahankan kepala Bian yang ingin secepatnya bangun, tentu tindakan Bian langsung dihentikan gumanan laki-laki itu dengan pelan, tetapi tegas, “Diam kamu!”

Aku masih mendengarnya dari sini, apa mereka tidak menyadarinya?

“Tidak apa-apa, bagiku itu telihat menyenangkan dan natural.” Hanya ini jawaban paling aman dan aku juga bukanlah orang bangsawan asli.

Laki-laki yang menekan kepala Bian segera melepaskannya dan kembali berdiri tegap bersama.

“Kalau begitu namamu siapa?” Aku bertanya karena dia masih diam, kencanggungan tadi membuatku tidak betah.

Panik baru menyadari dia lupa memperkenalkan diri, ia langsung melakukan awal seperti Dani dan Bian.

“Saya akan menjadi pengawal nona seterusnya mulai dari sekarang. Nama saya Kakiel Perkaliest, nona bisa memanggil saya dengan nama apapun.” Dia kembali ke posisinya, kenapa ia sangat kaku? Kan aku jadi bingung bagaimana menanggapinya.

Panggilan yang pantas untuknya itu ...

Aku berpikir lumayan keras, antara memilihnya memanggil Kaki atau Kiel. Dan akhirnya kupilih Kiel. Jika kaki tidak masuk akal juga ...

“Kalau begitu aku akan memanggilmu ‘Kiel’ ya ...!” Tentu aku melanjutkan dengan mengembangkan senyuman di bibirku ini.

“Sesuai keinginan, Nona!” jawabnya cepat.

Aku hanya membalasnya mengangguk, ya karena masalah lemahnya tubuh ini. Kupikir-pikir mereka berempat ini mirip. Matanya mereka mirip seperti milik Riel, hidung, mulut pun mirip. Kecuali rambut mereka, Riel dan Bian memiliki rambut yang sama.

Sedangkan, Dani dan Kiel memiliki warna yang sama yaitu hitam, yang membedakan Dani dan Kiel itu selain tinggi badan, potongan rambut mereka berbeda. Dani potongannya poni dekat telinga yang sepanjang sampai dagunya. Kalau kiel, dia menyisir poninya kebelakang dengan rapi. Dan Bian kurasa rambutnya pendek seperti laki-laki pada umumnya yang sedikit berantakan.

Terlebih lagi, mereka bertiga tidak kalah mengagumkan dari Riel. Wajah mereka yang tampan! Dunia mimpiku ini benar-benar luar biasa sekali lagi kukatakan.

“Kami akan setia melayani dan menjaga nona Kisella Forest.” Mereka melakukan hormat seperti tadi. Satu fakta yang kudapatkan adalah namaku yang aneh.

Aku mencoba tetap tenang dan mengangguk anggun. Tentu aku tidak lupa menanyakan satu lagi hal yang penting, “Apa kalian berempat bersaudara?” Dengan memiringkan kepala kecilku dan meletakan jari di pipi membuat ku semakin polos.

“Benar, Nona. Kami adalah empat bersaudara dari keluarga Baron Perkaliest, kami semua hanya berseling satu tahun. Anak pertama Kiel, lalu Dani, saya sendiri Riel dan anak terakhir Bian,” jawab Riel mendahului saudara lain yang ingin menjawab dan terlebih lagi Riel menunjukan wajah kemenangan secara tidak langsung. Aku bingung apa yang sedang mereka ributkan.

Aku mulai merasakan pusing dan menyuruh mereka meninggalkan kamarku, mereka secara sopan keluar satu persatu dan menutup pintu kamarku yang dua pintu yang besar itu. Setelah memastikan mereka benar-benar keluar, aku langsung merebahkan diriku ke kasur besar dan empuk ini.

“Padahal ini hanya mimpi, tapi kenapa aku merasakan pusing ya? Apa jangan-jangan aku sedang koma dan lagi dijahit bagian kepalaku? Ya mungkin, soalnya aku merasakan sebelum pingsan kepala bocor dan bisa jadi salah satu anggota tubuhku yang bermasalah.”

Aku tidak mau menyebutkan apa yang bermasalah, karena tidak mau memikirkannya dan menyerahkan masalah luka sepenuhnya ke Dokter.

Aku menatap ke atas, ranjang ini menutup pandangan ke langit-langit ruangan karena tempat tidur ini memiliki tirai yang bisa ditutup, keren!

Aku menutup mata dengan lengan dan mencoba merilekskan diri, tapi dadaku yang berdebar ini tidak mau berhenti sedari tadi. Ini membuatku tidak tenang dan terus mengambil nafas dalam-dalam agar sedikit tenang. Merasa metode itu tidak berhasil aku mencoba tengkurap dengan tubuh kecil ini, dan hasilnya tetap nihil. Dadaku yang berdebar masih belum mereda, aku mengambil inisiatif keluar dari ranjang besar ini dan berusaha berjalan.

Seperti dugaanku, kaki ini gemetar dibuat berjalan. Benar-benar lemah!

Menghela napas, karena ini adalah tubuhku. Aku berjalan ke arah jendela yang membuat ruangan ini terang dan membukanya. Aku bersyukur karena jendela ini rendah dan lebar, tapi sedikit rawan juga. Aku membuka keluar jendela dengan dua pintu ini, pastinya aku hanya bisa membuka satu pintu saja itu pun butuh lumayan besar energi di tubuh ini.

Aku menongolkan kepalaku karena hanya bisa kepala saja untuk sampai ke jendela, itu pun aku harus menjinjit.

Kulihat keluar jendela, terdapat pohon besar dan kokoh berdiri di tengah-tengah halaman rumah yang luas. Aku sudah menduga halaman rumah ini luas tapi ini melebihi dugaanku. Yang paling membuatku terpana adalah pohon itu, pohon itu sangat indah apalagi saat angin menerpanya ...

Dada yang berdebar ini pun berhenti ...

Hanya dengan melihat angin meniup pohon?

Itu tepat sekali ...!

Dulu sejak kecil, entah mengapa aku sangat menyukai pohon apalagi ketika hembusan angin membuatnya mengeluarkan suara seperti mereka sedang komunikasi dengan satu sama lain.

Itu sangat sangatlah menyejukkan hati ...

Aku terdiam cukup lama di depan jendela dan terkadang angin meniup, aku memejamkan mata dan fokus merasakan suara pohon, hembusan angin yang membuat rambutku ikut sedikit tertiup. Ini luar biasa! Tapi, moment menyenangkan dan menenangkan itu dihancurkan oleh seseorang yang mendadak mengangkatku.

“Sella!!! Anakku sekarang sudah bisa berjalan sampai ke jendela!! Papa sangat senang Sella ..!”

Ini adalah hal terpenting yang aku lupakan, anak ini kan masih kecil dan pastinya memiliki orangtua yang peduli dengannya sampai-sampai memerintah empat orang sekaligus untuk menjaga dan melayani apa saja keperluanku. Hal yang aku perhatikan lainnya adalah rambut hijaunya, seperti punya miliku. Dan matanya ... Aku tidak tahu apakah mirip sepertiku atau tidak karena aku belum melihat cermin. Mumpung berpikir tentang cermin aku langsung mencarinya dan setelah menengok sedikit ke samping aku menemukan cerminnya begitu saja. Seratus persen kami mirip yang membedakan hanyalah gender dan mataku yang lebih lentik sedangkan ayahku ini lebih ke mata laki-laki tampan.

Jujur saja setelah aku bercermin sekilas tadi aku menyadari bahwa aku ini sangatlah imut, mungkin saat aku dewasa akan berubah menjadi cantik jelita. Aku berpikir pasti ibu dari tubuh anak ini cantik jelita.

Aku setelah menatap cermin di jendela berganti arah ke wajah ayahku ke depan karena aku sedang digendong di hadapan wajahnya, “Papa?”

Aku melanjutkan akting anak kecil ini, walaupun aku tidak terlalu yakin dengan tindakan yang aku lakukan tadi. Seperti biasa dipikiranku masih mengagumi orangtua ini, apakah benar-benar sudah menikah dan umurnya sudah melewati 30 tahun?

Tidak bisa dipercaya! Dia masih saja tampan. Kenapa dunia mimpiku ini orang-orangnya memiliki wajah indah semua, maklumlah... ini adalah dunia mimpiku dan tentu memimpikan yang berbeda, kan?

Setelah aku mengatakan kata Papa?. Mata Ayahku ini terlihat mulai berkaca-kaca dan sontak aku langsung kaget dan menyentuh pipinya, “Ayah mau menangis kenapa?” Aku sengaja membuat tata letak kalimatnya menjadi aneh karena rata-rata anak kecil itu suka berantakan saat berbicara, tapi mata berkaca-kaca nya beralih cepat dengan memerahnya dan mengeluarkan air mata seketika.

“Sella ..!!! Tadi padahal kamu sudah memanggilku dengan sebutan Papa tapi kenapa berubah ke Ayah lagi??” Ia melanjutkan tangisnya.

Eh? Kenapa dia, kenapa dia yang jadi seperti anak kecilnya. Cuma karena aku keceplosan memanggilnya Ayah.

Baiklah, karena kamu sudah memiliki niat dan perasaan yang dalam terhadap anak ini. Aku akan memberimu hadiah.

“Apa Sella harus memanggil Ayah dengan Papa?”

Tak lama setelah kutanya dia langsung mengangguk mantap dan yakin sekali dengan jawabannya.

“Baiklah, Papa!” Aku memberikan senyum ceria yang diiringi tawa lucu, mungkin ini akan membahagiakan hatinya.

Ekspresi tidak terduga pun terpancar dari papaku ini, senyumnya merekah alami dan air mata ada disudut matanya mengalir dengan lancar.

Aku tidak menyangka akan seefektif ini, padahal ini mimpi tapi banyak kejadian yang selalu membuatku kaget.

Aku membantu menyeka air mata papaku dengan tangan kecil dan mungil ini.

“Papa jangan menangis lagi ya. Aku akan selalu di samping papa ...!”

Pancaran sinar matahari masuk melalui jendela membuat suasana aku mengatakan kata tersebut lebih berkesan dan wajah tersenyum papa berganti menjadi wajah memandang lurus hanya ke diriku sampai aku dapat bercermin di mata ayah, perlahan air mata keluar dari pelupuknya membuatku semakin bingung. Papa pun memelukku dengan sangat lembut dan hangat.

“Papa akan memegang janji itu ya, Sella.”

Aku merasa pelukannya semakin erat namun tidak menyesakkan, dan kata-katanya itu penuh akan arti.

“Umm ...!”

Aku mengangguk kecil dan memejamkan mata karena ini sangat menenangkan, setelah tak lama aku pun tertidur di bahu papa yang lebar. Akan tetapi sebelum aku pulas papa mengumankan sesuatu, “Selli ... Anak kita sudah semakin mirip denganmu..!”

Papa menangis sampai terisak-isak. Ada apa dan kenapa? Sayangnya aku tak bisa lagi menahan kantuk ini dan akhirnya tertidur lelap ...

Mimpiku terasa mempunyai banyak kisah ...

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

👣👣👣

2023-09-21

0

Tria Wulandari

Tria Wulandari

like Thor.. mampir ya kak di tulisan pertama ku Putih Abu - Abu 2010 like dan vote

2020-10-15

1

🍫 Hiat^٥MayΤυΙρa🍥╏ 🍨

🍫 Hiat^٥MayΤυΙρa🍥╏ 🍨

Aneh aku suka anak kecil di novel atau komik, tapi kalau di dunia asli mah benci. wkwk

2020-10-08

5

lihat semua
Episodes
1 1-1 : Aku yang baru mengenalnya
2 1-2 : Menemukan Misi Baru
3 1-3 : Perubahan Dirinya
4 1-4 : Waktunya Menjelajah
5 1-5 : Waktunya Menjelajah (2)
6 1-6 : Satu kesamaan akan selalu bersama
7 1-7 : Papa Marah?!
8 1-8 : Kenyataan
9 1-9 : Aku Ingin Yang Lain
10 1-10 : Sesuatu yang Berharga Bagiku
11 1-11 : Asal-usul Dunia ini?
12 1-12 : Langkah Selanjutnya
13 1-13 : Aku Merasa Paling Bahagia
14 1-14 : Rasa Takut
15 1-15 : Teman Bermainku
16 1-16 : Watak Tersembunyi
17 1-17 : Keakraban
18 1-18 : Sang Pohon
19 1-19 : Kontrak Sihir
20 1-20 : Kasih Sayang
21 1-21 : Firasat
22 1-22 : Saat Bersiap
23 1-23 : Perjalanan
24 1-24 : Membeli Hadiah
25 1-25 : Memberikannya
26 1-26 : Pertemuan Pertama
27 1-27 : Menolaknya
28 1-28 : Tim Baru?
29 1-29 : Lagi?!
30 1-30 : Permen kapas dan saingan baru??
31 1-31 : Tarian
32 1-32 : Double Kill
33 1-33 : Kembali
34 1-34 : Lagi dan Lagi
35 1-35 : Melangkah
36 Extra Story : Kakiel Perkaliest
37 Extra Story : Daniel Perkaliest
38 Extra Story : Gabrielle Perkaliest (1)
39 Extra Story : Gabrielle Perkaliest (2)
40 Extra Story : Abian Perkaliest
41 2-1 : Kembali Menerima
42 2-2 : Perkiraan
43 2-3 : Tidak Puas
44 2-4 : Tamu Aneh
45 2-5 : Sosok Yang Dirindukan
46 2-6 : Terukir
47 2-7 : Jadi Menyebalkan
48 2-8 : Bocah Baru(?)
49 2-9 : Sihir Pertama
50 2-10 : Tubuh Lemahku
51 2-11 : Tidak Lama Lagi
52 2-12 : Surat Dadakan
53 2-13 : Persiapan Yang Keras
54 2-14 : Mengenang Sosok Beliau
Episodes

Updated 54 Episodes

1
1-1 : Aku yang baru mengenalnya
2
1-2 : Menemukan Misi Baru
3
1-3 : Perubahan Dirinya
4
1-4 : Waktunya Menjelajah
5
1-5 : Waktunya Menjelajah (2)
6
1-6 : Satu kesamaan akan selalu bersama
7
1-7 : Papa Marah?!
8
1-8 : Kenyataan
9
1-9 : Aku Ingin Yang Lain
10
1-10 : Sesuatu yang Berharga Bagiku
11
1-11 : Asal-usul Dunia ini?
12
1-12 : Langkah Selanjutnya
13
1-13 : Aku Merasa Paling Bahagia
14
1-14 : Rasa Takut
15
1-15 : Teman Bermainku
16
1-16 : Watak Tersembunyi
17
1-17 : Keakraban
18
1-18 : Sang Pohon
19
1-19 : Kontrak Sihir
20
1-20 : Kasih Sayang
21
1-21 : Firasat
22
1-22 : Saat Bersiap
23
1-23 : Perjalanan
24
1-24 : Membeli Hadiah
25
1-25 : Memberikannya
26
1-26 : Pertemuan Pertama
27
1-27 : Menolaknya
28
1-28 : Tim Baru?
29
1-29 : Lagi?!
30
1-30 : Permen kapas dan saingan baru??
31
1-31 : Tarian
32
1-32 : Double Kill
33
1-33 : Kembali
34
1-34 : Lagi dan Lagi
35
1-35 : Melangkah
36
Extra Story : Kakiel Perkaliest
37
Extra Story : Daniel Perkaliest
38
Extra Story : Gabrielle Perkaliest (1)
39
Extra Story : Gabrielle Perkaliest (2)
40
Extra Story : Abian Perkaliest
41
2-1 : Kembali Menerima
42
2-2 : Perkiraan
43
2-3 : Tidak Puas
44
2-4 : Tamu Aneh
45
2-5 : Sosok Yang Dirindukan
46
2-6 : Terukir
47
2-7 : Jadi Menyebalkan
48
2-8 : Bocah Baru(?)
49
2-9 : Sihir Pertama
50
2-10 : Tubuh Lemahku
51
2-11 : Tidak Lama Lagi
52
2-12 : Surat Dadakan
53
2-13 : Persiapan Yang Keras
54
2-14 : Mengenang Sosok Beliau

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!