"Itu karena kedua orang tua Angel gak tau kalo Angel sedang hamil saat ini," jawab Heru menatap dalam Xavier. Heru sangat marah kepada Xavier, karena gara-gara Xavier ia jauh dari Angel. Tapi karena Xavier adalah sahabatnya, Heru hanya bisa memendam emosinya.
***
Angel yang saat ini sedang berada di pesawat mencoba memicingkan matanya. Ia akan melupakan semua hal yang bisa mengganggu kehamilannya. Bagi Angel anak yang ada dalam kandungannya adalah prioritas utama saat ini.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua puluh lima jam, akhirnya Angel mendarat di bandara John F. Kennedy.
Angel terus berjalan keluar dari bandara tersebut dan langsung menaiki mobil yang sudah menunggunya sebelum pesawatnya mendarat. Mobil yang dinaiki Angel langsung menuju ke apartemen mewah milik orang tua Angel yang berada di pusat kota New York.
Saat dalam perjalanan ke apartemennya, Angel mengaktifkan kembali ponselnya yang tadi ia matikan saat akan memasuki pesawat.
Nomor pertama yang Angel cari adalah nomor Mayang mamanya.
Ia memberi tau jika saat ini dirinya telah tiba di negara tujuannya.
Setelah menghubungi kedua orang tuanya, Angel lalu menghubungi Heru. Sebelum berangkat, Angel telah berjanji kalau ia akan memberi tau Heru jika ia telah sampai.
Heru yang tengah melamun karena
sedang memikirkan Angel, kaget karena deringan ponselnya. Dengan cepat Heru mengambil ponsel yang ia taruh dimeja kerjanya dan melihat nama pemanggil yang tertera dilayar ponsel miliknya.
"Angel," gumam Heru. Wajahnya menjadi cerah saat tau siapa yang sudah menghubunginya.
Dengan cepat Heru menggeser tombol hijau yang ada dilayar ponsel tersebut.
"Halo Angel," sapa Heru dengan senyuman yang mengembang.
"Halo Kak. Aku cuma mau kasih kabar kalau saat ini aku baru saja sampai," jawab Angel dari seberang sana.
"Syukurlah Njell. Aku sangat lega jika kamu sampai dengan selamat. Lalu bagaimana dengan kandungan mu? Gak ada masalah kan?" tanya Heru sedikit cemas.
"Aman kok kak. Oh ya, apa Xavier mencari ku?" tanya Angel penasaran.
"Iya, kemaren Xavier datang ke rumah sakit menanyakan apakah aku tau dimana keberadaan mu," jawab Heru terus terang.
"Te..Terus? Apa kakak memberi tau keberadaan ku?" tanya Angel penasaran. Ia takut jika Heru mengingkari janjinya.
"Kamu tenang saja Njell, aku gak akan kasih tau keberadaan kamu kok," jawab Heru meyakinkan Angel.
"Makasih ya kak. Maaf kalau kakak harus terlibat dalam masalah ini," ucap Angel merasa bersalah kepada Heru.
"Udah, gak papa kok Njell. Aku ikhlas bantuin kamu. Oh ya, nanti kamu kirim alamat kamu yang di sana ya. Kalau aku ada waktu kosong, aku akan mengunjungimu ke sana," ujar Heru.
"Baik kak, nanti aku akan kasih tau kakak alamat baruku," balas Angel yang kini lega, karena Heru tidak memberi tahukan keberadaannya kepada Xavier
"Ya sudah. Kalau begitu kamu istirahatlah dulu. Aku tau kamu pasti capek seharian berada di pesawat," ucap Heru mengakhiri panggilan teleponnya dengan Angel. Ia senang karena sudah mendapat kabar dari Angel.
Beberapa bulan telah berlalu. Xavier yang dulu dan yang sekarang sangat jauh berbeda. Ia seperti kehilangan tujuan hidupnya. Xavier lebih banyak duduk diam di apartemen yang ia gunakan waktu mengerjai Angel dulu.
Ia jarang sekali masuk kampus. Kerjaannya hanya minum dan minum sendirian di apartemennya. Heru yang setiap hari mengunjungi Vano begitu kasihan melihat perubahan sahabat nya itu. Setiap mabuk, Xavier selalu memanggil nama Angel. Xavier sangat hancur ditinggal pergi oleh Angel.
"Vier, mau sampai kapan sih lo bakal kayak gini terus. Lo harus bangkit kembali. Gue yakin suatu saat nanti lo bakal ketemu lagi sama Angel," ucap Heru menasehati Xavier yang dari tadi selalu minum dan merokok. Laki-laki tampan yang dulu sering membully Angel itu kini sudah menjadi kurus tak terurus. Sekeliling matanya sudah hitam akibat kurang tidur. Rambutnya sudah mulai panjang dan tak terawat lagi.
"Kapan Ru. Kapan Angel akan pulang. Kenapa di saat dia udah pergi gue baru ngerasain kalau kehadirannya sangat berarti buat hidup gue. Gue nyesel karena udah paksa dia buat gugurin kandungannya waktu itu. Dan kandungannya, pasti saat ini kandungannya sudah besar. Harusnya gue selalu ada di saat dia hamil kayak gini Ru," sesal Xavier namun sudah terlambat.
*Udah Vier, lo sabar aja ya. Gue yakin suatu saat nanti lo bakal bertemu sama Nadine," ucap Heru memberi semangat temannya itu.
"Makasih Ru, lo selalu ada buat gue selama ini," balas Xavier memeluk sahabatnya itu.
"Ya udah kalau gitu gue pulang dulu ya. Nanti malam gue ada jadwal operasi soal nya," ucap Heru pamit.
Setelah meninggalkan unit apartemen Xavier, Heru mengeluarkan ponselnya dan langsung menghubungi Angel.
Tak butuh waktu lama, telpon dari Heru pun langsung dijawab oleh Angel.
"Njell gimana kabarmu?" tanya Heru memastikan jika kehamilan Angel baik-baik saja.
"Baik kak. Kakak apa kabar?" Angel balik bertanya.
"Baik Njell. Oh ya kalau kamu gak keberatan, apa aku noleh minta tolong?" tanya Heru walaupun sedikit ragu.
"Minta tolong apa ya kak. Kalau aku sanggup, aku akan menolong kakak," jawab Angel.
"Tapi kamu jangan marah ya Njell," ucap Heru sebelum memberi tau Angel.
"Iya kak, aku gak akan marah kok," jawab Angel singkat.
"Begini Njell, aku mau kamu menghubungi Xavier sekali ini saja. Tolong bilang padanya hentikan kebiasaan buruknya saat ini. Jangan biarin dia minum dan merokok terlalu banyak. Saat ini Xavier sangat terpuruk karena ditinggalkan oleh kamu. Dia baru sadar kalau dia sangat mencintaimu Angel. Cuma kamu yang bisa membuat Xavier kembali bersemangat dalam menjali hari-harinya," jelas Heru menceritakan keadaan Xavier saat ini.
Angel tampak berpikir keras saat ini. Gadis culun itu sangat membenci Xavier, namun hati kecilnya tidak tega melihat Xavier jika keadaan Xavier sama seperti apa yang Heru sampaikan kepadanya.
"Baiklah kak. Aku akan mencoba bicara dengannya. Kaka bisa mengirimkan nomor ponselnya kepada ku. Tapi hanya sekali saja ya kak. Aku sudah tidak mau lagi berurusan dengannya," jawab Angel akhirnya menyanggupi permintaan Heru.
"Ya sudah, kalau begitu aku tutup dulu ya panggilannya. Aku akan langsung mengirim nomornya setelah ini. Kamu baik-baik di sana, jaga kesehatan, akhir bulan aku akan mengunjungi mu lagi Angel," ucap Heru sebelum menutup panggilannya.
"Baik kak, terima kasih," ujar Angel lalu panggilan mereka berhenti sampai disitu. Setelah panggilan teleponnya mati, Angel langsung mendapatkan pesan dari Heru yang berupa nomor telpon Xavier. Angel menyimpan kontaknya sebelum memutuskan untuk mengirim pesan kepada ayah dari anak yang ia kandung saat ini.
"Huhh.. Semoga saja tidak ada masalah lagi setelah aku menghubunginya," gumam Angel menarik nafas kasar, lalu melepaskannya kembali. Angel sangat takut jika ia kembali menghubungi Xavier, hidupnya akan kembali tidak tenang seperti sebelumnya. Tapi karena ia tidak enak menolak permintaan Heru, akhirnya dengan berat hati Angel menuruti perintah Heru untuknya.
"Xavier, ini aku Angel. Bagaimana kabarmu?" isi pesan pertama yang dikirim Angel kepada Xavier setelah sekian lama tak menghubunginya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ria Onits
typo nadinne
2023-01-20
1
Yolieana Puetri Shyapardie
Thor klo nulis nm jgn bda2 lah puyeng kta bacanya,kdang enjel kdang Nadine.yg BNR enjel pa Nadine,trus di part sknjtny GK usah diulnh LG crtany.
2022-08-25
0
Risna Murni
vano siapa?
2022-05-10
2