"Angel, kalau itu memang sudah keputusan mu. Aku gak akan melarang mu. Tapi kamu janji ya sama aku kalau kamu akan terus beri tau tentang keadaan kamu di sana. Nanti kalau aku ada waktu senggang, aku pasti akan mengunjungi mu di sana, dan saat akan lahiran nanti aku pasti akan menemani mu. Aku tau ini pasti berat untuk mu. Kamu jaga diri baik baik ya. Aku janji gak bakalan kasih tau Xavier keberadaan mu," ucap Heru yang akhirnya merelakan pujaan hati nya pergi jauh.
Ia menggenggam erat tangan gadis culun itu. Berat rasanya jika harus berpisah dengan Angel. Namun ia harus rela.
***
"Terima kasih Kak. Terima kasih Kakak sudah baik sama aku selama ini. Aku pasti akan selalu memberi kabar kepada Kak Heru," jawab Angel berjanji kepada Heru.
"Ya sudah, kita makan dulu yuk. Habis ini aku anterin kamu pulang," ajak Heru.
"Makasih kak," balas Angel kemudian menyantap makanan yang sudah di hidangkan pelayan di atas mejanya dan Heru.
Mereka pun makan dalam diam. Heru terlihat sedih dengan kepergian Angel. Ia yang tidak bernafsu makan itu, lebih banyak menatap Angel yang sedang makan di hadapannya.
"Kenapa Kak?" tanya Angel yang sadar sedari tadi diperhatikan oleh Heru.
"Gak. Aku cuma ingin menatap kamu sebelum kamu pergi Njell. Aku akan setia menunggu kamu sampai saat nya kamu membuka hatimu untukku," ucap Heru mengungkapkan lagi isi hatinya..
"Terima kasih Kak. Kalau jodoh gak akan kemana," jawab Angel singkat.
"Iya. Aku akan meminta kepada Tuhan kalau aku dan kamu di jodohkan," tambah Heru.
Angel hanya diam. Ia menghabiskan makanan nya dengan tenang. Sedangkan Heru masih saja terus memperhatikannya.
"Kak, aku sudah selesai. Kita pulang yuk. Aku harus siap-siap untuk keberangkatan ku besok pagi-pagi sekali," ajak Angel menatap Heru.
"Baiklah. Kita pulang sekarang," jawab Heru lemah.
Setelah membayar, merekapun langsung masuk ke mobil menuju rumah Angel.
Sepanjang perjalanan, Heru dan Angel hanya diam. Mereka larut dalam pikirannya masing-masing.
Tak terasa Angel dan Heru sudah sampai ditempat tujuannya.
"Kak, makasih ya," ucap Angel yang hendak turun
"Njell tunggu," panggil Heru memegang tangan Angel.
"Ya. Kenapa Kak?" jawab Angel menatap Heru.
"Apa kamu yakin akan pergi dari negara ini?" tanya Heru menggenggam erat tangan Angel.
"Iya Kak. Aku yakin," jawab Angel menatap raut kesedihan di wajah Heru.
"Ya sudah. Kalau begitu turunlah. Istirahat. Jangan lupa setelah kamu sampai di sana, kabari aku Angel," ucap Heru dengan berat hati.
"Baik. Terima kasih Kak," jawab Angel yang kemudian turun dari mobil Heru.
Setelah mobil Heru meninggalkan halaman rumah Angel, gadis culun itu segera masuk ke dalam rumahnya, kemudian langsung menuju kamar sederhananya.
Keesokan paginya, Angel yang sudah siap berkemas langsung memasukkan kopernya kedalam mobil.
Angel mengecek satu persatu barang bawaannya.
"Angel, sarapan dulu ya," ajak mamanya.
"Iya ma," jawab Angel menurut.
Angel mengikuti mamanya yang berjalan keruang makan.
"Angel, apa semua barang mu sudah dimasukkan kedalam mobil nak?" tanya papanya Angel yang sudah lebih dulu menyantap sarapannya.
"Sudah pa, habis sarapan kita bisa langsung berangkat kok pa," jawab Angel yang menyuap nasi goreng kesukaannya kedalam mulutnya.
"Baik, habiskan sarapan mu, lalu kita langsung berangkat," titah papanya lalu menyuap nasi gorengnya kembali.
"Oh ya pa, ma, kalau ada yang nanyain keberadaan Angel, papa sama mama jangan bilang ya kalau Angel pindahnya ke Amerika. Papa sama mama bilang aja Angel pindahnya ke Jerman atau kemana lah gitu," terang Angel menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Emang kenapa nak?" tanya mama Angel penasaran.
Papanya juga tampak sedikit kaget dengan permintaan putrinya.
"Gak papa kok pa, ma. Angel cuma gak mau aja kalau aktivitas Angel disana diganggu oleh teman-teman Angel yang ada disini," alasan Angel kepada papa dan mamanya.
Padahal Angel memilih pindah ke luar negri untuk menghindari Xavier dan menyelamatkan kandungannya.
"Ya sudah, kalau itu memang alasan kamu agar tetap fokus dengan pendidikan mu, mama sama papa gak akan kasih tau sama teman-teman mu di negara mana kamu akan menetap," jawab mamanya dan anggukan dari papanya.
"Angel kamu sudah selesai sarapannya?" tanya papa nya yang sudah selesai sarapan.
"Sudah pa, kita langsung berangkat aja yuk pa. Nanti kalo kelamaan Angel bisa ketinggalan pesawat," ajak Angel.
Akhirnya pada pagi itu Angel berangkat, dan di antar oleh kedua orang tuanya hingga bandara.
Setibanya di bandara, Angel berpamitan kepada kedua orang tuanya.
Setelah berpamitan, Angel berjalan menuju ruang tunggu keberangkatan.
Sesaat sebelum akan memasuki pesawat, Angel mengirim pesan singkat kepada sahabat nya Vani. Ia memberi tau kalau dirinya sudah akan memasuki pesawat dan terbang jauh ke Amerika.
Sekali lagi Angel mengingatkan Vani agar dirinya tidak memberi tau keberadaannya kepada Xavier, maupun yang lainnya.
Angel juga mengirim pesan kepada Heru, jika ia akan segera memasuki pesawat dan terbang jauh ke Amerika.
Angel juga memperingati Heru agar dirinya menyembunyikan keberadaannya dari Xavier.
Dan yang terakhir Angel mengirim pesan terakhir kepada Xavier, ayah dari anak yang ia kandung saat ini.
[Xavier, maaf, aku tidak bisa menuruti keinginan mu untuk menggugurkan bayi yang sedang aku kandung saat ini. Bayi ini sama sekali tidak bersalah. Dia pantas hidup dan bahagia bersama orang-orang yang mencintainya. Aku akan membesarkan anak ini dan merawatnya hingga dia besar nanti, tanpa atau adanya kamu. Aku janji tidak akan merepotkan dan memanfaatkan mu dengan nama anak ini. Aku akan pergi sejauh mungkin agar kamu bisa tenang dan bahagia dengan kehidupan kamu saat ini. Selagi lagi aku minta maaf jika aku punya salah sama kamu. Aku pergi. (Angel)]
Setelah mengirim pesan kepada Xavier, Angel mematikan ponsel nya dan berjalan menuju pesawat yang akan membawanya terbag jauh.
Xavier yang masih tertidur, terbangun karena alarm yang ia setel di ponsel nya. Ia mengambil ponselnya dan mematikan alarm tersebut. Dia kemudian bangun dan langsung menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, Xavier yang sedang menikmati sarapannya, tiba-tiba terkejut dengan isi pesan yang dikirimkan Angel kepada nya. Dia mencoba menghubungi Angel, namun sayang nomornya sudah tidak aktif lagi.
"Angel," gumam Xavier pelan sambil meremas ponselnya.
Ia segera berlari ke mobilnya, dan langsung mengendarai mobil sport itu ke rumahnya Angel.
Setibanya disana, Xavier mengetuk pintu rumah Angel, tapi sayang tidak ada tanda-tanda kalau pintu rumah sederhana itu akan terbuka.
Xavier hendak kembali ke monilnya. Namun ia melihat sebuah mobil masuk ke dalam perkarangan rumah Angel.
Tak lama kemudian turunlah sepasang suami istri yang tak lain adalah kedua orang tua Angel.
Xavier pun sehgera menghampiri keduanya dan menyalami orang tua Angel.
"Selamat pagi Om, Tante. Angel nya ada?" tanya Xavier pura-pura tidak tau
"Angel sudah tidak disini lagi nak Xavier. Dia baru saja pindah ke luar begri untuk melanjutkan kuliahnya," jawab Pak Dery, papanya Angel.
"Ke. Keluar negeri?" jawab Xavier gugup. Laki-laki tidak berperasaan itu sangat kaget jika Angel benar pergi jauh darinya.
"Iya keluar negeri. Tepatnya ke Kanada nak," tambah Tante Mayang, mamanya Angel.
"Kanada?" ujar Xavier pelan, namun masih bisa di degar oleh kedua orang tua nya Angel.
"Kalau begitu, apa saya boleh meminta alamatnya tante?" jawab Xavier menatap kedua orang tua Angel bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments