"Kanada?" ujar Xavier pelan, namun masih bisa di dengar oleh kedua orang tua nya Angel.
"Kalau begitu, apa saya boleh meminta alamatnya tante?" jawab Xavier menatap kedua orang tua Angel bergantian.
***
Kedua orang tua Angel saling pandang satu sama lain. Mereka bingung harus menjawab apa kepada Xavier. Kedua orang tua itu telah berjanji kalau mereka tidak akan mengasih tau keberadaan Angel kepada siapapun.
"Maaf ya nak Xavier. Angel sudah berpesan kepada Om, kalau ia tidak ingin teman-temannya yang disini mengetahui alamat nya di sana. Lebih baik nak Xavier sendiri saja yang bertanya kepada Angel. Kami sebagai orang tua sudah berjanji kepada Angel mengenai masalah ini nak," terang Derry papanya Angel.
"Tapi saya mohon Om. Saya mau tau alamat Angel," mohon Xavier menautkan kedua telapak tangannya.
"Maaf nak. Kami tidak bisa," balas mamanya Angel Mayang.
"Tapi, apa Angel pernah cerita sesuatu kepada Om, dan Tante? Kenapa Angel tiba-tiba pindah ke luar negeri Om, Tante?" tanya Xavier melirik kedua orang tua itu bergantian.
"Angel gak cerita apa-apa nak. Ia hanya mau fokus untuk melanjutkan kuliahnya di bagian bisnis saja," jelas Derry.
Dengan hasil yang kosong, akhirnya Xavier memutuskan untuk pamit kepada kedua orang tua Angel. Laki-laki tampan itu menyalami kedua pasangan paruh baya tersebut, kemudian meninggalkan rumah yang asri itu dengan mobil mewahnya.
"Angel, nekat banget sih lo. Kita kan bisa bicarakan ini baik-baik. Gue gak nyangka Njell lo bakal pergi dengan keadaan lo yang sekarang ini," gumam Xavier. Belum sehari Angel pergi, Xavier merasakan ada yang hilang dalam hidupnya.
Memory-memory waktu dia menjahili Angel dulu kembali menari-nari dibenaknya. Tak lupa juga bayangan saat ia menikmati paksa tubuh Angel. Terlihat betul tampang ketakutan dari wajah manis Angel saat itu. Bayangan demi bayangan terlintas dibenak Xavier. Saat mobil Xavier tak sengaja menyerempet kendaraan lain, barulah ia sadar kalau dirinya sedang memikirkan Angel. Xavier menepikan mobilnya karena kendaraan yang disenggol Xavier menggedor-gedor kaca pintu mobilnya.
"Woi turun," bentak laki-laki tersebut dari luar. Ia terus saja mengetok-ngetok kaca pintu mobil Xavier.
"Maaf saya gak sengaja. Sebutkan kerugiannya dan saya akan mengganti semuanya," jawab Xavier yang sudah berada diluar mobilnya.
"Ok. Kerugian saya tiga juta rupiah. Saya harus mengecat ulang mobil saya," balas laki-laki tersebut.
Xavier sempat terkejut dengan nominal yang disebutkan laki-laki tersebut. Pasalnya kendaraan yang di serempet Xavier tidak begitu parah. Tapi karena pikirannya saat ini sedang rumit, Xavier akhirnya menuruti permintaan laki-laki tersebut.
Setelah mentransfer melalui M-Banking, Xavier pun kembali melajukan mobilnya.
Saat Xavier baru saja melajukan mobilnya, tiba-tiba ponselnya berdering. Di sana tertulis lambang love.
"Ana," gumam Xavier. Ia tersenyum kecut saat tau siapa yang menelponnya.
Xavier tak berniat menjawab panggilan dari Ana. Ia begitu kecewa karena sifat Ana yang terang-terangan memanfaatkan Xavier sebagai mesin ATM nya.
Ponsel milik Xavier terus saja berdering. Laki-laki yang sedang kusut itu akhirnya menepikan mobilnya, dan menjawab panggilan dari Ana.
"Halo honey kamu dimana? Kok gak pernah hubungin aku lagi? Aku kangen tau," celoteh Ana dari seberang sana.
"Maaf Ana, fasilitas ku belum dikembalikan lagi oleh kedua orang tua ku. Sekarang aja aku kerja jadi taksi online buat makan sehari-hari. Nanti kalau aku sudah normal kembali, aku pasti hubungin kamu kok sayang," jelas Xavier berbohong. Ia ingin tau bagaimana reaksi Ana saat mengetahui kalau ia bekerja sebagai supir taksi online.
"Apa? Kamu jadi supir? Kamu serius?" tanya Ana memastikan kembali apa yang baru saja didengarkannya.
"Ia aku serius honey, kamu gak malu kan sayang?" tanya Xavier memancing Ana.
"No Xavier. Aku gak bisa lanjutin hubungan kita. Aku gak mau punya pacar seorang supir taksi online. Aku mau putus. Titik," pekik Angel dari seberang sana.
"Ta..Tapi Ana," Saat Xavier ingin melanjutkan ucapannya, Ana sudah mematikan panggilannya lebih dulu, bahkan Ana sekarang sudah memblokir nomor Xavier.
Xavier hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan putus dari Ana. Ia tak begitu peduli lagi dengan kehadiran Ana dalam hidupnya. Bagi Xavier sekarang ia harus segera menemukan alamat Angel yang baru.
"Kenapa ya, saat si culun itu gak ada gue merasa ada yang hilang dalam hidup gue. Padahal gue cintanya sama Ana, bukan sama cewek culun itu. Apa gue udah jatuh cinta sama tuh cewek ya?" gumam Xavier yang kini telah melajukan mobilnya kembali.
Mobil yang Xavier kendarai kini telah sampai di parkiran kampusnya. Orang pertama yang ia cari adalah Vani sahabatnya Angel. Xavier bergegas turun dari mobilnya dan langsung ke kelas Vani untuk menanyakan keberadaan Angel.
"Vani, gue yakin lo tau alamatnya Angel diluar negri. Setidaknya lo pasti tau kan Angel kuliah di universitas apa," ucap Xavier to the point.
"Xavier lepas. Sakit tau," pekik Vani yang mencoba melepaskan pegangan tangan Xavier.
"Lo gak usah mengalihkan pertanyaan gue. Sekarang lo jawab, Angel kuliah dimana?" bentak Xavier menguatkan genggamannya.
"Terserah lo mau apain tangan gue. Gue cuma mau bilang kalau gue gak tau Angel kuliah dimana. Gue udah coba tanya sama kedua orang tuanya, tapi dua-duanya gak mau kasih tau gue," jawab Vani berbohong.
Mendengar jawaban Vani, genggaman tangan Xavier menjadi lemah. Mau gak mau ia harus percaya dengan ucapan Vani.
Xavier pun memilih pergi meninggalkan kampusnya. Ia sama sekali tidak berniat untuk mengikuti mata kuliah hari ini. Yang ada dalam pikiran Xavier hanya Angel dan Angel saja.
Saat ia sedang menyetir, tiba-tiba Xavier teringat dengan Heru. Entah mengapa fillingnya mengatakan kalau Heru tau dimana keberadaan Angel.
Dengan kecepatan tinggi, Xavier melajukan mobilnya ke rumah sakit milik Heru.
Sesampainya di sana, Xavier segera berlari menuju ruangan dimana sahabatnya itu berada.
"Ru gue mau tanya sama lo," ucap Xavier yang tiba-tiba saja sudah berada di ruangan Heru.
"Lo mau tanya apa?" tanya Heru yang kaget dengan kedatangan Xavier.
"Lo tau kan Angel pindah keluar negeri? Dan lo pasti tau kan dimana alamatnya?" tanya Xavier to the point.
"Vier, gue tau kalo Angel pindah keluar negeri, dan gue juga tau kalo Angel hamil anak lo. Tapi gue gak tau ke negara mana Angel pindah," jawab Heru berbohong. Ia tak mau Angel menderita lagi jika Xavier mengetahui keberadaannya.
"Lo tau dari mana kalau Angel hamil anak gue?* tanya Xavier penasaran.
"Sehari sebelum Angel berangkat ke luar negri, gue nemuin Angel pingsan di halte dekat kampus kalian. Gue lalu bawa Angel ke apartemen gue dan memeriksa keadaannya. Dari situ gue tau kalo Angel lagi hamil. Setelah Angel sadar, ia juga cerita banyak sama gue. Dia bilang kalo lo paksa dia buat gugurin anak yang dia kandung. Jadi karena paksaan dari lo, Angel akhirnya memutuskan untuk pindah dan membesarkan anak nya sendirian di luar negri agar lo gak bisa ganggu hidup dia lagi," jelas Heru pada Xavier.
"Jadi Angel pergi gara-gara gue? Tapi kenapa nyokap sama bokap nya bilang kalau Angel pergi karena ia ingin fokus sama kuliahnya," ucap Xavier penasaran.
"Itu karena kedua orang tua Angel gak tau kalo Angel sedang hamil saat ini," jawab Heru menatap dalam Xavier. Heru sangat marah kepada Xavier, karena gara-gara Xavier ia jauh dari Angel. Tapi karena Xavier adalah sahabatnya, Heru hanya bisa memendam emosinya.
Ini Author kasih visual Xavier ya..😀
Kalo Reader kurang suka, boleh kok haluin visual yang lain..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Septya
kenapa xavier gak cek kebandara aja ya.
otaknya diperluas lagi thor
memang bodoh🤣
2022-05-10
3
Deje
👍👍👍👍
2022-04-23
1
HoiLim Yee Lee
nice
2022-04-21
2