Bertemu teman lama

Seperti biasa hari ini Week end Raka dan Melani hanya bersantai dirumah. Menghabiskan waktu untuk berdua.

"Mas , tabungan mas sudah ada berapa juta?" tanya melani saat Raka duduk di samping nya.

Raka terkejut dengan pertanyaan Melani yang tiba tiba menanyakan soal tabungan.

"Kenapa Ma kok tumben tanyak soal tabungan?" Tanya Raka dengan penuh heran.

" Gak apa apa mas cuma pengen tahu aja, soalnya mas bilang tabungan nya untuk beli rumah nanti kalau kurang aku yang tambahin " Jawab Melani spontan.

Hahahahaaaaaaa

Bukan nya menjawab Raka justru tertawa dengan sangat keras, membuat melani terkejut dan heran dengan prilaku suami nya.

"Melani... melani... kamu kira beli rumah itu harga puluhan ribu, kamu mau nambahin pakai apa ? pakai kertas? selama ini kamu cuma mengandalkan uang bulanan dari ku, berlagak mau nambahin uang beli rumah ! kamu itu cuma penganguran Mel !!!" Ucap Raka dengan nada mengejek.

Melani terdiam, dia tidak menyangka jika suami nya akan biacara seperti itu. Kamu belum tahu Raka siapa melani sebenarnya.

"Kok bicaranya seperti itu sih mas, seolah merendahkan aku ?" tanya melani dengan menatap intens sang suami.

"Seharusnya kamu itu sadar diri dong Mel, kamu itu tidak punya penghasilan. Jadi tidak usah bahas soal uang buat beli rumah" jawab Raka dengan masih tertawa.

"Aku bercanda mas! " ucap melani singkat.

Memang belum saat nya melani membuka identitas soal pekerjaan nya. Ditambah lagi ibu mertua dan adik ipar nya selalu merongrong soal duit, bahkan sikap mereka pun sepertinya tidak menyukai melani.

Karena semakin hari ibu mertua dan adik ipar nya selalu ketus saat berbicara dengan melani.

Ibu mertua selalu membahas soal anak dan anak, bahkan tak segan segan ibu mertua ku mengatakan aku wanita yang tidak subur.

"Mas, sudah dong ketawanya aku tadi cuma bercanda. " Seru melani dengan mengerucutkan bibir nya.

"Iya sayang Mas diem nih" Jawab Raka dengan menutup mulutnya dengan tangan nya.

Tok Tok Tok

Pintu rumah ada yang mengetok, sepertinya ada tamu yang datang.

"Ma, sepertinya ada tamu ? Biar Mas yang bukain pintu nya ya " Ucap Raka sambil meletakkan cangkir kopi nya di meja.

Aku hanya menganggukkan kepala sembari fokus nonton Tv sambil makan keripik pisang kesukaan ku. Mungkin teman Mas Raka, seperti biasa saat Week End teman mas Raka memang sering berkunjung untuk sekedar main catur.

Setelah mas Raka membuka kan pintu, terdengar suara orang mengobrol di luar. Aku hanya diam saja tidak mau melihat siapa yang datang.

"Ma, ada ibu sama Nina ?" ucap mas raka tiba tiba. Dan aku pun kaget, pasti ada saja nanti yang ibu bahas dan selalu aku disalahkan.

Belum sempat aku menjawab mas Raka suara ibu sudah membuat ku naik darah.

"Enak ya , duduk santai sambil nonton tv terus ngemil. Duch seperti Ratu hidup kamu Mel. " Seru ibu mertua ku secara tiba tiba.

"Ehh Ibu, maaf bu Mel kira tadi teman mas Raka " Jawab ku sambil menahan emosi. Lalu mengulurkan tangan untuk menyalami ibu. Tapi tangan ku di tepis oleh ibu.

"Gak usah basa basi, siapkan minuman dan cemilan ada tamu kok gak di suguhin apa apa ? jangan lupa buatin jus Mangga 3" Ucap ibu ketus..

Tumben 3 untuk siapa yang satu nya, apa bapak mertua ku juga ikut? Ahhh lebih baik aku buatkan dulu daripada kelamaan nanti pasti ibu marah.

Akhirnya 3 jus mangga dan kue kering aku hidangkan di meja tamu. Saat aku memasuki ruang tamu aku kaget ada seorang wanita muda yang cantik seumuran dengan ku sedang berbicara dengan Mas Raka, dan duduk di samping mas Raka. Siapa dia? Sepertinya mereka akrab sekali?

"Silahkan diminum Bu, Nin dan Mbak....?" Ucapa ku dengan senyum manis.

"Oh iya Mel, ini Vera teman masa kecil nya Raka. Vera ini kerja di perusahaan loh, dia wanita karier dan punya kerjaan yang bagus" ucap ibu mertua ku membanggakan Vera.

"Iya bu . " ku jawab dengan singkat dan jelas.

Ku lihat mas Raka dan Vera makin asik saja mengobrol tanpa menghiraukan ku yang ada di depan nya.

"Mel, kamu kedapur saja sana siapkan makan siang. Kami mau makan siang disini. Ingat masak yang enak enak kamu kan sudah terima uang bulanan dari Raka " Ucap mertuaky dengan ketus, seolah aku seorang pembantunya.

Kulirik Mas Raka yang sedang asik bercerita dengan Vera. Sesekali mereka tertawa entah apa yang mereka bicarakan.

"Iya Ma, kamu masak yang banyak dan enak ya siang ini aku kedatangan teman masa kecil ku " Ucap Mas Raka seenak nya.

Tanpa menjawab aku pun pergi ke dapur untuk memasak makan siang.

Siang ini aku memasak ayam goreng , sambal ati sapi dan cah kangkung lengkap dengan tempe tahu goreng serta sop telur puyuh. Sekitar 45 menit masakan pun sudah selesai dan tinggal aku hidang kan di meja makan.

Setelah selesai aku panggil mas raka dan para tamu nya untuk makan siang, kebetulan ini juga sudah jam nya makan siang.

Kini kami semua sudah berada di meja makan, tanpa sungkan Vera mengambilkan Mas Raka makanan.

"Maaf ya mbak Vera, tolong hargai saya sebagai istri mas Raka. Mbak vera tidak perlu melayani mas Raka, saya istrinya yang lebih berhak " Ucap ku dengan sedikit marah tapi masih ku paksakan tersenyum.

"Ehhh Maaf mbak Melani, tadi aku refleks " jawab Vera dengan malu malu.

"Iya Ver, biar istriku saja yang melayaniku " Seru mas Raka membela ku.

Ku ambil piring yang ada di depan mas Raka yang telah terisi nasi dari tangan vera tadi, ku letakkan piring itu di depan Vera. Dia sedikit terkejut tapi sepertinya dia menahan emosinya.

"Mel, apa yang kamu lakukan ?" Ucap ibu mertua ku sedikit berteriak.

"Aku hanya ingin melayani suamiku dengan baik" jawab ku singkat.

"Lebay banget sih" Seru Nina dengan jutek.

"Sudah sudah gak usah ribut di meja makan, sekarang kita makan dulu" ucap mas Raka menghentikan perdebatan.

Kami pun makan dengan tenang, kulihat sesekali vera melirik dan senyum senyum ke arah mas Raka.

Bibit bibit Pelakor nih.

Disela sela makan, tiba tiba ibu mertua melani berbicara dengan sangat ketus dan merendahkan melani.

"Kamu hidup sama anak saya terjamin kan mel, hidup enak makan pun enak enak dan bergizi. Coba kalau kamu hidup sama orang tuamu, mungkin yang ada kamu hanya makan tahu tempe " Ucap ibu mertua melani dengan senyum sinis.

Rasa nya mendidih emosiku sampai ubun ubun, ingin rasa nya ku tampar mulut ibu mertua ku. Tapi ku tahan, aku redam emosi ku.

"Segitu susah nya hidup mu dulu mbak? " tanya vera dengan sok akrab nya.

"Kalau tidak tahu kehidupan ku tidak usah banyak bicara " jawab ku dengan ketus.

"Gak ada sopan sopan nya kamu mel, sudah tidak punya anak juga tapi belagu" teriak ibu mertua dengan emosi.

"Bu sudah ini di meja makan,jangan ribut !!" Seru mas Raka mencoba menengahi.

Segera kuhabiskan makanan ku , setelah habis aku pergi dari meja makan tanpa sepatah kata pun. Aku masuk kedalam kamar dan aku merebahkan tubuhku di ranjang ku. Tanpa terasa air mata ku pun menetes. Aku pun ingin sekali punya anak, tetapi Allah belum memberikan kami kepercayaan. Padahal sudah 3 kali aku perikasa aku baik baik saja bahkan aku subur.

*****

"Lihat istri mu itu,bukan nya membereskan meja makan malah masuk kedalam kamar " gerutu ibu mertua melani.

"Sudah biarkan bu, nanti juga melani bereskan kok " jawab Raka.

"Raka ! Ibu sudah ingin sekali menggendong cucu.. apa tidak sebaiknya kamu menikah lagi?" ucap ibu mertua melani.

"Apa ???""" Raka kaget dengan pernyataan ibu nya.

"Bu, apa harus dengan menikah lagi? Melani pasti bisa punya anak bu ?" jawab raka sendu.

"Mau sampai kapan? Hari ini ibu membawa Vera kesini dengan tujuan ingin kamu menikah denga Vera, kalian kan sudah saling mengenal dan dulu kalian juga ada hubungan." ucap ibu mertua melani dengan semangat

"Dulu hanya cinta monyet bu" Jawab Raka singkat.

"Ka, kurang apa melani sudah cantik, berpendidikan, punya kerjaan tidak seperti istri mu itu yang cuma dirumah saja ngabisin uang kamu, apa yang mau di banggakan?" seru ibu dengan nada mengejek.

"Tapi bu, aku bahagia dengan melani" ucap Raka meyakinkan.

"Kamu lihat istri mu, tiap hari dirumah saja ngabisin uang kamu untuk belanja ini itu, ibu lihat barang barang melani bermerek semua" ucap ibu dengan kesal.

"Tidak tahu bu, itu urusan melani tiap bulan aku kasih uang itu memang kewajiban ku" jawab Raka.

"Pokok nya ibu tidak mau tahu kamu harus menikah dengan Vera, bila perlu secepat nya? " ucap ibu dengan nada memaksa.

Raka hanya bisa diam, dari lubuk hati nya memang dia masih ada rasa sayang untuk Vera. Vera lah cinta pertamanya.

"Nanti aku fikirkan lagi bu" ucap Raka datar

"Ya sudah ibu pulang dulu, ingat kata kata ibu tadi. Setuju dan tidak setuju nya melani kamu tetap menikah dengan vera. " ucap ibu sambil berlalu dari kamar tamu, berjalan menghampiri Nina dan Vera yang berada di ruang tamu.

"Mas Raka, vera pulang dulu ya.? " Ucap vera dengan tiba tiba mencium bibir raka dengan lembut. Raka terdiam dengan kejutan vera tadi.

Raka pun tersadar dari lamunan nya saat ibu nina dan cera sudah menaiki taxi online nya.

"Untung Melani tidak melihat nya" gumam Raka dalam hati.

*****

#Raka

Sejak pertemuan ku dengan Vera di rumah ku, aku sering ketemuan dengan vera walaupun hanya sekedar makan siang. Bahkan tiap pagi vera selalu ku jemput untuk ku antar ketempat kerja nya.

Saat ini aku dan vera berada di sebuah restorant, sepulang kerja aku langsung menjemput Vera untuk makan malam di sebuah restorant. Aku beralasan lembur sama melani, untung nya melani percaya.

"Ver, kamu yakin mau jadi istri mas yang ke dua? bahkan kita hanya bisa nikah siri dulu?" tanya ku kepada Vera.

"Iya mas gak apa apa aku mau dan siap. Yang penting aku hidup sama mas, itu impianku dari dulu mas" ucap Vera dengan senyum manis nya.

"Baiklah lusa kita menikah, dirumah orang tua ku saja ya Ver" ucap Raka .

"Iya Mas, orang tua vera kan di luar kota. Mereka tidak bisa datang, mereka menyerahkan semua nya sama Vera asal vera bahagia mereka setuju kok" ucap vera.

"Terimakasih ver, untuk sementara kita rahasiakan pernikahan kita dari melani kalau sudah saat nya nanti kita beritahu dia " Ucap Raka dengan memeluk Vera.

"iya Mas " jawab Vera tersenyum manis.

Tanpa memberitahu melani bahkan tanpa persetujuanM Melani, Raka dan Vera hari ini akhirnya melakukan pernikahan siri dirumah orang tua Raka.

Yang hanya di hadiri Orang tua Raka, Nina, Paman Vera, pak Rt dan penghulu.

Hari ini Raka dan Vera sudah sah menikah secara siri. Dan mulai hari ini Vera tinggal dengan orang tua Raka .

Ibu Raka tidak setuju jika vera harus ngontrak. Jadi di putuskan Vera tinggal dengan orang tua Raka.

******

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

kan babi

2025-01-12

0

Nita Solihin

Nita Solihin

lanjut

2025-01-10

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

kyke typo nih....

2024-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 Nafkah bulanan
2 Bertemu teman lama
3 Apa salah ku ?
4 Melani mulai beraksi
5 Tak seperti harapan
6 Mobil siapa ?
7 Kepergian Melani
8 Bertemu di butik
9 Permainan akan dimulai
10 Sidang pertama
11 Jabatan baru
12 Jangan menyesal
13 Bapak mertuaku sudah tahu
14 Rumah sakit
15 Suara tak dikenali
16 Melani Yunita Admaja
17 Bertemu di Cafe
18 Meminta yang bukan haknya
19 Menyewa pengacara
20 Mempermalukan diri sendiri
21 Nasihat Ayah Ibu
22 Mobil mogok
23 Pertengkaran keluarga
24 Rencana busuk Raka
25 Pertolongan ke dua
26 Mobil baru
27 Kejadian di toko perhiasan
28 Kecurangan Raka
29 Raka membohongi Nina
30 Ibu lasmini yang bodoh
31 Bertemu lagi
32 Makan siang
33 Kesialan Raka
34 Cinta hendra untuk melani
35 Bertemu keluarga hendra
36 Nasib Raka dan keluarganya
37 Pesta Tuan Jimmy
38 Datang ke desa
39 Terpaksa menyetujui
40 Mencari cincin
41 Datang melamar
42 Wanita gila
43 Gombalan malam
44 Bertemu Ibu Lasmini
45 Kepergian ibu lasmini
46 Penyesalan Raka
47 Hari pernikahan
48 Pengantin baru
49 Pulang ke kota
50 Tinggal dengan mertua
51 Melani semakin berani
52 Belanja 13 juta
53 Permintaan ibu marni
54 Pindah rumah
55 Mertua menjadi lebih baik
56 Pagi yang berbeda
57 Tragedi bihun goreng
58 Wakil direktur baru
59 Kabar bahagia
60 Dimas Vera semakin dekat
61 Karyawan baru
62 Bertemu masa lalu
63 Makanan padang
64 Vera vs Nina
65 Danau hijau penuh kenangan
66 Novi cari masalah
67 Kejujuran Hendra
68 Dimas dan Vera menikah
69 Tamu tak di undang
70 Melani bertemu Novi
71 Kedatangan Aina
72 Pengajian Empat bulanan
73 Rencana Aina
74 Periksa kehamilan
75 Aina tahu semuanya
76 Pria miskin yang sok kaya
77 Menemui melani dan hendra
78 Permulaan untuk Dimas
79 Bertemu di rumah sakit
80 Aina menemui Raka
81 Dimas terlalu percaya diri
82 Jujur dengan ibu marni
83 Surat di pagi hari
84 Wanita yang sama
85 Dimas terlalu bodoh
86 Fitnah dimas
87 Ternyata teman lama
88 Talak untuk Vera
89 Aina cerai, Baby H lahir
90 Nasib Dimas dan Vera
91 Diminta untuk pindah
92 Syukuran babby H
93 Dimas menemui hendra
94 Hidup yang sulit
95 Pekerjaan baru
96 Melahirkan
97 Kebaikan tetangga
98 Vera bertingkah aneh
99 Dokter Fadli
100 Masa lalu vera
101 Permintaan orang tua vera
102 Fadli, Aina dan Dimas
103 Peresmian Apartemen
104 Anak dimas sakit
105 Hasni bertamu
106 Isi surat
107 Ungkapan cinta untuk Aina
108 Surat perjanjian
109 Melamar Aina
110 Berlibur ke desa
111 Bertemu Dimas
112 Serangan jantung
113 Menghubungi Hasni
114 Wanita jadi-jadian
115 Bertemu keluarga
116 Obrolan dengan mama
117 Hari pernikahan
118 Siapa dia
119 Bertemu mantan istri
120 Kecelakaan kecil
121 Aina dan Melani
122 Tawaran kerja
123 Toko kosmetik
124 Pindah kerumah ibu
125 Uang bukan segalanya
126 Hampir menabrak
127 Dia lagi
128 Ingin bertemu kembali
129 Mira menemui fadli
130 Tidak bisa hidup miskin
131 Lampu hijau
132 Datang untuk tama
133 Kata hati nabila
134 Kabar bahagia aina
135 Melamar nabila
136 Penyesalan dimas
137 Jam kerja Aina
138 Penawaran gila
139 Makan siang
140 Kebaya untuk calon ipar
141 Kekontrakan Nina
142 Rumah melani
143 Mira lagi
144 Bimo mulai berubah
145 Undangan dari dimas
146 Seperti hantu
147 Dimas Nabila Sah
148 Istri, mantan istri
149 Takut terbongkar
150 Kebohongan mira
151 Seperti maling
152 Bimo Vs Nina
153 Bimo curiga
154 Jantung tidak aman
155 Jatuh cinta
156 Seperti tarik tambang
157 Cafe baru
158 Martabak coklat keju
159 Mira sakit
160 Istri idaman
161 Bayi yang cantik
162 Pengumuman
163 Acara wisuda
164 Kedatangan mama
165 Chatt bimo
166 Mama mertua
167 Talak untuk mira
168 Harta gono gini
169 Mira di usir
170 Harapan bimo
171 Resmi adopsi
172 Curhatan Nina
173 Datang ke butik
174 Casanova amatiran
175 Akibat ban bocor
176 Kehidupan baru mira
177 Hari minggu
178 Nasehat Kakak
179 Bimo Nina jadian
180 Babby Tasya lahir
181 Kejutan untuk nina
182 Yes i will
183 Sukuran Babby Tasya
184 Teringat sekar
185 Calon mertua dan menantu
186 Tamu tak di undang
187 Di usir dua kali
188 Ziarah ke makam
189 Bukan pada tempatnya
190 Menahan rindu
191 Calon istri bimo
192 Semoga kabar bahagia
193 Bimo Nina sah
194 Akhirnya buka puasa
195 Pesta mewah
196 Fitnah mira
197 Senjata makan tuan
198 Pesanan kue
199 Menghajar mira
200 Alun - alun kota
201 Dikira kakak beradik
202 Pura - pura marah
203 Kebohongan om jos
204 Penyakit nabila
205 Rencana bulan madu
206 Mabuk pesawat
207 Dibayar 3 juta
208 Mira hamil
209 Anak siapa
210 Itu bukan anak ku
211 Jebakan mira
212 Bimo mulai beraksi
213 Menyadap ponsel mira
214 Mengumpulkan bukti
215 Kedatangan mira
216 Mati kutu
217 Mengantar cek kandungan
218 Raka dan winda sah
219 Kesehatan nabila menurun
220 Akhirnya dimas tahu
221 Rumah sakit jiwa
222 Jesi berubah mario
223 Istri terbaik
224 Sekar bertemu mira
225 Bimo cemburu
226 Makan bakso
227 Kabar kehamilan nina
228 Datang ke kantor
229 Mantan pacar
230 Harus operasi
231 Gina Salsabila
232 Saling lah menyayangi
233 Terkena jebakan sendiri
234 Nabila operasi
235 Ngidam soto daging
236 Sama lemot nya
237 Belanja untuk calon jagoan
238 Babby boy lahir
239 Kepergian Mira
240 Kedatangan mario
241 Part Ending
Episodes

Updated 241 Episodes

1
Nafkah bulanan
2
Bertemu teman lama
3
Apa salah ku ?
4
Melani mulai beraksi
5
Tak seperti harapan
6
Mobil siapa ?
7
Kepergian Melani
8
Bertemu di butik
9
Permainan akan dimulai
10
Sidang pertama
11
Jabatan baru
12
Jangan menyesal
13
Bapak mertuaku sudah tahu
14
Rumah sakit
15
Suara tak dikenali
16
Melani Yunita Admaja
17
Bertemu di Cafe
18
Meminta yang bukan haknya
19
Menyewa pengacara
20
Mempermalukan diri sendiri
21
Nasihat Ayah Ibu
22
Mobil mogok
23
Pertengkaran keluarga
24
Rencana busuk Raka
25
Pertolongan ke dua
26
Mobil baru
27
Kejadian di toko perhiasan
28
Kecurangan Raka
29
Raka membohongi Nina
30
Ibu lasmini yang bodoh
31
Bertemu lagi
32
Makan siang
33
Kesialan Raka
34
Cinta hendra untuk melani
35
Bertemu keluarga hendra
36
Nasib Raka dan keluarganya
37
Pesta Tuan Jimmy
38
Datang ke desa
39
Terpaksa menyetujui
40
Mencari cincin
41
Datang melamar
42
Wanita gila
43
Gombalan malam
44
Bertemu Ibu Lasmini
45
Kepergian ibu lasmini
46
Penyesalan Raka
47
Hari pernikahan
48
Pengantin baru
49
Pulang ke kota
50
Tinggal dengan mertua
51
Melani semakin berani
52
Belanja 13 juta
53
Permintaan ibu marni
54
Pindah rumah
55
Mertua menjadi lebih baik
56
Pagi yang berbeda
57
Tragedi bihun goreng
58
Wakil direktur baru
59
Kabar bahagia
60
Dimas Vera semakin dekat
61
Karyawan baru
62
Bertemu masa lalu
63
Makanan padang
64
Vera vs Nina
65
Danau hijau penuh kenangan
66
Novi cari masalah
67
Kejujuran Hendra
68
Dimas dan Vera menikah
69
Tamu tak di undang
70
Melani bertemu Novi
71
Kedatangan Aina
72
Pengajian Empat bulanan
73
Rencana Aina
74
Periksa kehamilan
75
Aina tahu semuanya
76
Pria miskin yang sok kaya
77
Menemui melani dan hendra
78
Permulaan untuk Dimas
79
Bertemu di rumah sakit
80
Aina menemui Raka
81
Dimas terlalu percaya diri
82
Jujur dengan ibu marni
83
Surat di pagi hari
84
Wanita yang sama
85
Dimas terlalu bodoh
86
Fitnah dimas
87
Ternyata teman lama
88
Talak untuk Vera
89
Aina cerai, Baby H lahir
90
Nasib Dimas dan Vera
91
Diminta untuk pindah
92
Syukuran babby H
93
Dimas menemui hendra
94
Hidup yang sulit
95
Pekerjaan baru
96
Melahirkan
97
Kebaikan tetangga
98
Vera bertingkah aneh
99
Dokter Fadli
100
Masa lalu vera
101
Permintaan orang tua vera
102
Fadli, Aina dan Dimas
103
Peresmian Apartemen
104
Anak dimas sakit
105
Hasni bertamu
106
Isi surat
107
Ungkapan cinta untuk Aina
108
Surat perjanjian
109
Melamar Aina
110
Berlibur ke desa
111
Bertemu Dimas
112
Serangan jantung
113
Menghubungi Hasni
114
Wanita jadi-jadian
115
Bertemu keluarga
116
Obrolan dengan mama
117
Hari pernikahan
118
Siapa dia
119
Bertemu mantan istri
120
Kecelakaan kecil
121
Aina dan Melani
122
Tawaran kerja
123
Toko kosmetik
124
Pindah kerumah ibu
125
Uang bukan segalanya
126
Hampir menabrak
127
Dia lagi
128
Ingin bertemu kembali
129
Mira menemui fadli
130
Tidak bisa hidup miskin
131
Lampu hijau
132
Datang untuk tama
133
Kata hati nabila
134
Kabar bahagia aina
135
Melamar nabila
136
Penyesalan dimas
137
Jam kerja Aina
138
Penawaran gila
139
Makan siang
140
Kebaya untuk calon ipar
141
Kekontrakan Nina
142
Rumah melani
143
Mira lagi
144
Bimo mulai berubah
145
Undangan dari dimas
146
Seperti hantu
147
Dimas Nabila Sah
148
Istri, mantan istri
149
Takut terbongkar
150
Kebohongan mira
151
Seperti maling
152
Bimo Vs Nina
153
Bimo curiga
154
Jantung tidak aman
155
Jatuh cinta
156
Seperti tarik tambang
157
Cafe baru
158
Martabak coklat keju
159
Mira sakit
160
Istri idaman
161
Bayi yang cantik
162
Pengumuman
163
Acara wisuda
164
Kedatangan mama
165
Chatt bimo
166
Mama mertua
167
Talak untuk mira
168
Harta gono gini
169
Mira di usir
170
Harapan bimo
171
Resmi adopsi
172
Curhatan Nina
173
Datang ke butik
174
Casanova amatiran
175
Akibat ban bocor
176
Kehidupan baru mira
177
Hari minggu
178
Nasehat Kakak
179
Bimo Nina jadian
180
Babby Tasya lahir
181
Kejutan untuk nina
182
Yes i will
183
Sukuran Babby Tasya
184
Teringat sekar
185
Calon mertua dan menantu
186
Tamu tak di undang
187
Di usir dua kali
188
Ziarah ke makam
189
Bukan pada tempatnya
190
Menahan rindu
191
Calon istri bimo
192
Semoga kabar bahagia
193
Bimo Nina sah
194
Akhirnya buka puasa
195
Pesta mewah
196
Fitnah mira
197
Senjata makan tuan
198
Pesanan kue
199
Menghajar mira
200
Alun - alun kota
201
Dikira kakak beradik
202
Pura - pura marah
203
Kebohongan om jos
204
Penyakit nabila
205
Rencana bulan madu
206
Mabuk pesawat
207
Dibayar 3 juta
208
Mira hamil
209
Anak siapa
210
Itu bukan anak ku
211
Jebakan mira
212
Bimo mulai beraksi
213
Menyadap ponsel mira
214
Mengumpulkan bukti
215
Kedatangan mira
216
Mati kutu
217
Mengantar cek kandungan
218
Raka dan winda sah
219
Kesehatan nabila menurun
220
Akhirnya dimas tahu
221
Rumah sakit jiwa
222
Jesi berubah mario
223
Istri terbaik
224
Sekar bertemu mira
225
Bimo cemburu
226
Makan bakso
227
Kabar kehamilan nina
228
Datang ke kantor
229
Mantan pacar
230
Harus operasi
231
Gina Salsabila
232
Saling lah menyayangi
233
Terkena jebakan sendiri
234
Nabila operasi
235
Ngidam soto daging
236
Sama lemot nya
237
Belanja untuk calon jagoan
238
Babby boy lahir
239
Kepergian Mira
240
Kedatangan mario
241
Part Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!