The Love Of Zaya
Zaya harus menelan pil pahit dikucilkan oleh negara tanpa diberikan jaminan apapun oleh pemerintahnya karena keputusan sang ibu untuk pergi dari tirani sang ayah yang memiliki istri dan selir lebih dari 10. Meski demikian Zaya dan Melinda sangat bahagia karena pada akhirnya mereka terlepas dari drama yang setiap hari terjadi di rumah besar tersebut.
Meski sang ayah terkenal dengan adil dan bijak dimata para istri dan selirnya, tetapi sikap tegasnya untuk mengatur tingkah para wanitanya yang memiliki seribu satu cara untuk mendapatkan perhatian darinya seringkali membuat Zaya dan Melinda kena getahnya.
Padahal seingat Zaya sang ibu adalah wanita yang paling sabar dan tidak banyak bertingkah, bahkan acap kali Zaya lah yang harus membela sang ibu dihadapan Damian sang ayah karena seringkali menjadi bulan-bulanan para istri dan selirnya hingga Damian terpaksa harus menghukumnya karena dinilai telah bersikap tidak sopan kepara para ibunya dan dirinya.
Hingga satu hari setelah Zaya menerima hukuman dari sang ayah, Melinda memutuskan untuk pergi dari rumah besar tersebut dan memilih untuk dikucilkan oleh negara tanpa diberikan jaminan sepeserpun dari pemerintah.
Hati Melinda begitu hancur ketika melihat Damian yang tega memukuli anak gadisnya dengan menggunakan rotan hingga tubuhnya memar dan sobek, Zaya bahkan pingsan selama empat hari karena demam yang dideritanya.
“Itu adalah hukuman bagi anak yang tidak menghormati orang tuanya” Dengan berat hati Damian mengucapkan kata-kata tersebut dihadapan Melinda dan semua wanitanya.
Bagaimanapun Zaya hanya membela sang ibu dihadapan dirinya, tetapi Damian harus bersikap adil ketika dirinya sedang mendisiplinkan anak-anak berserta para istri dan selirnya.
Hanya para istri dan selir yang mengandung anak laki-laki yang mendapatkan perlakuan istimewa dari seorang kepala keluarga bahkan negara, karena mereka dinilai sebagai wanita-wanita unggul yang telah melahirkan seorang penerus bahkan langsung dilindungi oleh undang-undang di negaranya.
Keesokan harinya Melinda memberanikan diri untuk menemui suaminya untuk mengutarakan niatnya pergi dari rumah besar tersebut.
“Bagaimana keadaan anak kita?” Damian dengan suara beratnya bertanya kepada Melinda dengan tatapan penuh selidiknya.
“Zaya baru saja siuman” Jawab Melinda, dengan sekuat tenaga menahan tangisnya dihadapan Damian. Karena di samping Damian tengah duduk dua orang istrinya yang terkenal begitu tinggi hati karena telah melahirkan anak-anak laki-laki yang tampan.
“Apa yang kamu inginkan hari ini?” Damian kembali bertanya seakan Melinda sama seperti wanita-wanita penghuni rumah besar itu ketika menemui dirinya. Jika bukan karena uang untuk belanja dan mempercantik diri mereka di salon, mereka akan meminta jatahnya sebagai seorang istri atau selir disana.
“Ijinkan aku pergi dari rumah ini” Ucap Melinda pasrah. Ya…Wanita ini sudah tidak mau tahu dengan cemoohan dan hinaan yang akan dia terima dari siapapun didalam dan diluar rumah ini, asalkan dia bisa hidup bahagia dengan anak gadisnya.
“Apa kau tahu resikonya?” Damian berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya mendekati Melinda.
“Aku tahu..” Melinda tertunduk karena tidak berani menatap wajah sang suami, sebenarnya dirinya adalah wanita kedua yang masuk kedalam rumah itu. Tetapi karena Melinda melahirkan anak perempuan, maka Damian hanya menjadikannya sebagai selir.
Damian menghela nafasnya berat, pria bersuara berat dengan wajah tampan dan jambang menghiasi rahang tegasnya itu tahu betapa wanita ini adalah satu-satunya wanita yang sangat sabar serta penyayang diantara semua wanitanya di rumah itu.
Andaikan saja Melinda melahirkan seorang anak laki-laki sudah pasti Damian akan menjadikannya sebagai istri daripada seorang selir, tetapi meski demikian Damian telah lama menaruh hati pada wanitanya ini.
“Jika kamu sudah tahu, maka aku tidak bisa lagi menahan mu disini…Pergilah” Ucap Damian dengan berat hati, lalu meninggalkan Melinda disana menuju kamar pribadinya.
Melinda mengangguk dan secepat kilat mengikuti langkah Damian keluar dari ruangan itu untuk menghindari cercaan kedua istrinya yang sudah menahan amarahnya sejak tadi, lalu berjalan ke arah berlawanan ketika sudah keluar dari ambang pintu ruangan pribadi milik suaminya tersebut.
Itulah nasib dari seorang selir, mereka bisa keluar dari rumah suaminya tanpa harus melewati proses pengadilan terlebih dulu. Bahkan mereka bisa membawa serta anaknya pergi jika sang ayah tidak menghendaki kehadirannya di rumah besar mereka.
“Mama, aku berjanji akan selalu melindungi mu” Zaya memeluk sang mama didalam mobil yang akan mengantarkan mereka ke sebuah distrik dimana semua selir yang telah meninggalkan rumah suaminya tinggal.
Damian telah memerintahkan sopir pribadinya untuk mengantarkan Melinda dan Zaya ke sebuah rumah di atas bukit dengan kebun kecil mengelilinginya, tanpa sepengetahuan Melinda dirinya telah membelikan selir kesayangannya tersebut sebuah rumah dan menyuruh sang pemilik rumah sebelumnya untuk menawarkan rumah tersebut dengan harga murah kepada Melinda.
“Kita sudah sampai nyonya” Norah membukakan pintu untuk Melinda, lalu membantu Zaya dengan menggendongnya keluar dari sana dan memasuki rumah tersebut.
“Terimakasih Norah” Ucap Melinda setelah pemuda tersebut meletakkan Zaya di atas ranjang kecilnya.
Bahkan Norah yang hanya seorang sopir bisa memiliki istri dan selir sekaligus jika dia menginginkannya, tetapi pemuda baik hati itu hanya memiliki seorang istri yang beruntung telah melahirkan seorang anak laki-laki ke dunia ini.
“Tidak usah sungkan nyonya dan selamat menempuh kehidupan baru disini, semoga kalian berdua bisa hidup damai dan bahagia disini” Ucap Norah sambil memeluk Melinda, satu-satunya wanita yang baik di rumah majikannya.
Keesokan harinya sesuai dengan dugaan Melinda dan Zaya jika dirinya akan menerima cemoohan dan hinaan dari orang-orang setelah seseorang mengunggah berita tentang kepergian sorang selir dari rumah suaminya di media, dengan judul LAGI SELIR HINA TELAH MENINGGALKAN RUMAH SUAMINYA, APA KATA DUNIA?!
Belum lagi petugas dari distrik dan pemerintahan yang datang silih berganti untuk mendapatkan keterangan dari Melinda perihal kepergiannya dari rumah besar tersebut. Melinda harus menandatangi banyak dokumen yang menyatakan dirinya tidak berhak sedikitpun atas harta sang suami dan beberapa surat perintah larangan untuk mendekat juga surat dari pemerintah yang menyatakan bahwa mereka akan lepas dari pertanggung jawaban pemerintah sepanjang hidupnya.
“Kita bisa berkebun mama, dan memelihara banyak unggas disini” Zaya tersenyum saat memberikan beberapa kantung bibit tanaman yang dia temukan di gudang kepada mamanya.
“Darimana kamu mendapatkan semua itu sayang?” Melinda mengerutkan keningnya saat menerima tiga kantung bibit sayuran dari Zaya.
“Aku menemukannya di gudang mama, disana masih banyak lagi bibit tanaman lainnya” Zaya menjawab sambil menggerakkan kepalanya ke arah gudang yang letaknya tak jauh dari rumahnya tersebut.
“Sepertinya sang pemilik rumah meninggalkannya disana, lagipula untuk apa dia membawanya jika sudah dinikahi kembali kan?” Lanjut Zaya, lalu mengikuti langkah kaki Melinda menuju gudang penyimpanan kecil di ujung lahan kebunnya.
“Sepertinya kita harus membeli beberapa ekor unggas untuk kita pelihara dari pasar” Melinda juga melihat banyak kantung pakan unggas menumpuk disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Agustina Kusuma Dewi
mommy sally.. q kesini sekarng. luv u😘😍💖
2022-04-11
1
£oN€LY
Akhirnya Q baca juga cerita Zaya setelah sekian lama masuk dalam library favoritQ 🤭🤭🤭
Karena ga suka menunggu terlalu lama bikin nyesek hati saat digantung, jadi nunggu banyakan baru marathon baca.. 🤭🤭😅😅
Semangat berkarya Mom 💪😍😘😘😘😘
2022-03-15
1
Wulan Dary
akhirnya aq temukan juga kak......aq mampir....yang belum ku temukan yg Harry...kak....
2022-03-09
1