Fake Love
“Terima kasih, Aline. Kamu selalu ada buat Aku. Aku janji akan mengembalikan uangmu secepatnya.” Derald berucap sungguh-sungguh saat Aline menyerahkan uang tabungan yang ia miliki.
Sepuluh juta bukanlah uang yang sedikit bagi Aline. Perlu merogok tabungan untuk mendapatkan uang sebesar itu. Beruntung ia adalah orang yang gemar menabung. Jadi, Aline tinggal tarik uang dari tabungan miliknya.
FMC TV adalah salah satu stasiun televisi yang familiar di kalangan masyarakat. Di perusahaan itulah dirinya bekerja. Dengan gaji yang lumayan besar ia bisa menyisihkan penghasilannya untuk menabung.
Aline memberikannya tanpa pikir panjang kepada Derald. Berpacaran dengan lelaki itu membuatnya sedikit kewalahan karena setiap bulannya ada saja alasan Derald untuk meminjam uang kepadanya.
Berulang kali Aline memberinya pinjaman untuk mengikuti acara casting di berbagai acara di tempatnya bekerja. Bahkan Derald sempat meminta Aline agar membujuk teman satu kantornya untuk meloloskan Derald dalam pemilihan pemeran sinetron yang akan tayang oleh beberapa rumah produksi yang bernaung di FMC TV.
Aline tau itu tidak profesional, ia hanya membantu Derald agar ikut peran serta dalam beberapa pemeran pembantu dan bintang iklan saja.
Aline Barsha--Gadis muda berumur 25 tahun, berotak cerdas dalam hal pekerjaan tetapi tidak dalam hal percintaan. Dia terlalu bodoh dalam memahami mana cinta mana memanfaatkan. Penampilannya yang norak dan memakai kacamata besar. Sering menjadi ejekan teman-temannya di kantor. Sebutan gadis bermata empat sering ia terima dari orang yang melirik penampilannya.
“Sama-sama, kamu tak usah pikirkan itu. Mudah-mudahan kali ini kamu terpilih jadi pemeran utamanya.” Aline menjawab dengan gugup dan kurang percaya diri karena Derald terus memegangi tangannya.
Dengan cepat Aline menarik tangan yang digenggam Derald. Sikap Aline akan seperti gugup dan salah tingkah, jika ia merasakan kebahagiaan dalam hatinya. Aline merasa Derald mengucapkan itu secara sungguh-sungguh. Padahal itu hanya trik rayuan agar Aline percaya kepadanya.
Derald memang tak pernah menyinggung perihal penampilan Aline di hadapannya. karena Aline selalu membantu Derald saat dia butuh bantuan. Aline pun sering memberikan uang kepadanya saat ia belum menjadi artis seperti sekarang. Ekonomi keluarga Derald sangatlah kurang semenjak ayahnya meninggal karena itulah Derald menjadikan Aline menjadi kekasih agar bisa memanfaatkan kebaikannya untuk mencapai keinginannya saat dia tahu Aline bekerja di stasiun televisi terkenal. Akan lebih mudah jika mempunyai dorongan orang dalam untuk membantunya masuk ke dalam dunia entertainment.
"Ya sudah! Aku pergi dulu, Aku yakin kali ini pasti berhasil menjadi pemeran utama.” Derald pamit pergi dari restoran setelah mendapat uang yang di mintanya dari Aline. Ia berdiri dan memutar langkahnya mendekati Aline memberikan kecupan singkat di pucuk kepalanya.
“Hati-hati” ucap Aline pelan. Ia masih merasa malu dengan perlakuan yang di berikan Gerald barusan. Jantungnya masih berdebar dengan wajah yang menunduk menahan malu.
Derald Ardiansyah--Pria 27 tahun. Pria tampan dan pandai merayu bercita-cita menjadi aktor terkenal. Pandai berakting dan tak di ragukan lagi untuk merayu wanita. Pandai juga memanfaatkan situasi dan kondisi.
Derald berjalan keluar dari restoran, tak sengaja ia bertemu dengan kawan lamanya di masa Sekolah Menengah atas.
“Hai ... Derald. Apa kabar, Lu?” sapa Reno. Ia terkejut saat menoleh ke belakang. Ternyata orang yang berjalan di belakangnya adalah orang yang ia kenal.
Derald yang sedang sibuk memasukkan amplop berisi uang pun seketika mendongak ke arah suara yang memanggilnya.
“Hai, Ren!” Derald saling mengadu kepalan tangan tanda salam gaulnya lalu memeluk Reno kawan semasa sekolahnya dulu. Lalu berkata” Kabar gue baik, lu sendiri gimana?” Derald bertanya balik pada Reno seraya melepaskan pelukan singkatnya.
“Gue baik, Rald. Lu barusan dari dalam ‘kan? Apa lu yang duduk dengan cewek cupu yang ada di dalam tadi? Dia alumni angkatan kita juga kan? Tuh cewek enggak berubah sama sekali dari dulu tetep aja begitu! Norak, itu jerawat masih aja betah di wajah dia.” Reno terkekeh renyah saat mengingat kondisi Aline dari dulu sampai sekarang tak pernah berubah lalu menyipitkan matanya ke arah Derald kemudian berkata, Apa lu, ada hubungan sana tuh cewek. Gue lihat lu ngobrol sama dia?” Reno menatap curiga pada Derald.
“Gila ... yang bener aja, lu! Masa gue ada hubungannya sama dia. Gue belum buta kali, nyari cewek yang cakep juga masih bisa! tadi gue cuman nyapa dia aja, masa ketemu teman seangkatan enggak saling sapa!” sanggah Derald.
“Kali aja, lu maen belakang. Masa calon aktor terkenal punya pacar modelnya begitu” Reno kembali terkekeh mengejek Derald.
“Sialan lu, memuji apa menghina gue!” Derald memukul tangan Reno bercanda.
Reno masih saja terkekeh. “Ya sudah, gue buru-buru lain kali kita ngobrol lebih banyak.” Ucap Reno seraya mengadukan tangannya kembali kepada Derald lalu berjalan meninggalkan Derald.
“Siap ... Sukses buat lu, Bro!”teriak Derald
Reno mengacungkan jempol membalas teriakan Derald.
“Untung Reno enggak liat gue mengecup Aline. Bisa jadi bully an dia gue,” ucap Derald seraya mengelus dadanya.
Delapan bulan kemudian
Derald makin terkenal saat terakhir kali ia terpilih jadi pemeran utama dalam film kejar tayang yang di siarkan oleh salah satu siaran televisi. Biasanya dia hanya mendapat tawaran syuting iklan dan pemeran pembantu di beberapa judul sinetron.
Nama yang makin di kenal banyak orang dan jadwal syuting yang makin menguras waktu membuat bayarannya semakin tinggi.
Penampilan yang semakin mempesona membuat semua wanita mengidolakannya, sehingga ia melupakan wanita yang telah membantu kesulitannya selama ini. Kekasih yang tak pernah di kenalkan nya pada siapapun.
Dengan alasan ia tidak mau para media akan mengejar ngejar Aline. Sayangnya, Aline menerima semua alasan Derald karena menurut pemikirannya itu adalah bentuk perhatian yang di berikan Derald untuknya karena Aline adalah orang yang tak bisa bicara di hadapan banyak orang.
Padahal sebenarnya Derald tidak mau semua orang dan penggemarnya tahu kalau dia mempunyai kekasih dengan penampilan seperti Aline. Sebisa mungkin Derald akan menyembunyikan fakta nya, kalau bisa dia akan segera mengakhiri hubungannya dengan Aline karena saat ini ia sudah mempunyai penghasilan yang bisa mencukupi semua kebutuhan diri dan keluarganya. Tanpa memikirkan siapa orang di balik kesuksesannya.
Janji pernikahan yang Derald ucapkan kepada Aline masih mengulur seperti layangan yang ditarik ulur. karena hal ini pula Derald menghindar dari Aline, bahkan saat Aline menghubunginya.
“Derald kemana sih, ko sulit banget di hubungi. Nomernya malah enggak aktif lagi?” gumam Aline. Ia termenung sesaat memandangi ponsel di tangannya. Baru saja keluar dari tempatnya bekerja, Ia bejalan menuju parkiran untuk mengambil motornya kemudian bergegas pergi menuju rumah Derald.
***
Aline tiba di rumah Derald. Ia tampak ragu untuk mendekati rumah itu. Dari kejauhan rumah itu terlihat sedikit ramai oleh ibu-ibu yang sedang mengobrol dengan Ibu Leli orang tua dari Derald. Nyali Aline menciut jika harus berhadapan dengan banyak orang.
“Duh, ramai sekali rumahnya! Apa nanti saja ya, ke sananya. Tapi Derald gimana? mana ayah nanyain terus?" gumamnya dalam hati.
Rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Perlahan ia arahkan motor yang ia kendarai menuju rumah yang ramai itu.
Ada beberapa ibu-ibu memperhatikan kedatangan Aline saat ia turun dari atas motornya.
“Assalamualaikum” sapa Aline kepada para ibu-ibu yang berkumpul di teras rumah Derald.
“Waalaikumsalam” jawab mereka kompak.
Aline lekas mendekati Bu Leli lalu meraih tangannya kemudian di ciumnya dengan takzim.
Sedangkan kepada ibu-ibu yang lain, ia hanya menyatukan tangan di depan dada seraya menyapa mereka dengan menunduk sopan.
Bu Leli merasa heran dengan kedatangan Aline, lekas ia mengakhiri obrolannya dengan para tetangganya itu, dengan sopan Bu Leli membubarkan ibu-ibu agar mereka kembali ke rumahnya masing-masing. Setelah semuanya pulang, Bu Leli mengajak Aline masuk ke dalam rumahnya.
Aline terbiasa mengunjungi rumah Derald. Bahkan setiap kali berkunjung tak pernah ia datang dengan tangan kosong, ada saja makanan ataupun buah tangan yang ia bawa ke sana. Kebaikannya itu membuat Bu Leli sedikit berempati kepadanya.
Setahun menjalin hubungan dengan Derald membuat mereka beberapa kali bertemu.
Di depan Aline sikap yang di tunjukkan Bu Leli sangatlah baik, berbeda sekali dengan sikap di belakangnya. Bu Leli sangat menyayangkan anaknya berpacaran dengan Gadis berpenampilan seperti ini. sangat jauh dari yang ia harapkan tapi kebaikan Aline tetap di terimanya.
Bu Leli mengharapkan anaknya bisa mendapatkan pasangan yang berasal dari keluarga berada dengan penampilan yang menarik dan cantik. Agar tak malu saat di perkenalkan di hadapan teman-temannya. Apalagi saat ini Derald sudah menjadi aktor terkenal. Pasti sangatlah besar keinginan mendapatkan calon mantu dari keluarga yang tak biasa.
“Mari masuk, Nak Aline” Bu Leli mempersilahkan Aline masuk.
Aline mengangguk seraya mengikuti langkah Bu Leli. Ia kagum dengan keadaan rumah yang jauh berbeda dari tiga bulan terakhir ia berkunjung ke sana.
“Silahkan duduk, Nak!”
“Terima kasih, Bu.” Aline duduk di sofa yang terlihat masih baru, begitu jelas terlihat oleh netra miliknya, semua barang-barang yang ada di dalam rumah ini dalam kondisi masih baru. Ternyata kesuksesan Derald di dunia keartisannya sudah merubah kehidupan keluarganya pikir Aline.
Netra milik Aline masih berkeliling memperhatikan banyaknya perubahan di rumah itu. Tetapi ada satu pemandangan yang menggangu pikirannya, Foto Derald bersama wanita cantik. Posisi mereka saling berhadapan saling melempar senyum bahagia. Aline mengenali wanita itu adalah lawan main Derald di sinetron yang bintanginya saat ini. Tak ada satupun foto dirinya di rumah ini.
“Apa mereka ada hubungan ya?” batin Aline.
Hingga teguran dari Bu Leli menghentikan lamunannya.
“Ada keperluan apa ya, Nak Aline kemari?” tanya Bu Leli bersikap sopan seraya memanggil Sarah adik dari Derald untuk membawakan minuman untuk Aline.
“Saya mencari Derald, Bu! ada enggak ya? saya hubungi nomernya juga enggak aktif!” Aline balik bertanya meminta penjelasan.
“Derald jarang pulang kerumah sudah beberapa minggu ini! Nak Aline tau sendiri sekarang Derald sudah sering tayang di layar televisi jadi dia sangat sibuk.” Bu Leli berucap bangga lalu kembali berkata, "Apalagi sekarang hubungannya dengan Chyntia makin Deket. Sayang sekali ya, hubunganmu dan Derald sudah berakhir. Mungkin Derald memang bukan jodohmu!"
Deg.
Pernyataan dari Bu leli membuatnya terkejut.
Aline menggeleng pelan. “Aku dan Derald masih menjalin hubungan sampai saat ini, Bu! Makanya Aku ke sini menemui dia. Aku mau menanyakan perihal rencana pernikahan kami yang sudah di sepakati oleh Derald dan ayah." Aline menjelaskan maksud kedatangannya ke rumah Derald.
“Masa, sih! Derald bilang sama ibu, sudah putus sama kamu! Dan tentang rencana pernikahan, sama sekali Derald tak pernah membahasnya dengan ibu. Malah rencana pertunangan nya dengan Chyntia yang dia bahas."
"Mereka sudah menjalin hubungan tiga bulan terakhir ini. Dia sudah sering di ajak ke sini sama Derald. Cantik banget ternyata aslinya. Derald memang pantas mendapatkan pasangan cantik dan berkelas seperti Chyntia, secara dia 'kan sekarang aktor terkenal masa iya mendapat pasangan yang penampilannya biasa saja” Ucap Bu Leli seperti sengaja memberi tahu kabar terbaru tentang Derald.
Lagi-lagi pernyataan Bu Leli membuat hati Aline semakin sakit mendengarnya. Hatinya hancur bagai di tusuk puluhan tombak tajam. Aline sadar perkataan Bu Leli menyinggung dirinya, membandingkan kecantikan Chyntia dengan penampilan dirinya.
Aline juga tak percaya mana mungkin Derald berbohong kepada Ayah dan dirinya. Setelah apa yang Aline berikan saat ia butuh bantuan. Aline diam membeku tak bisa berucap apapun.
Bu Leli terus membicarakan kesuksesan anak lelakinya. Banyak perubahan yang di rasakan ya. derajat keluarga pun ikut terangkat karenanya. Tanpa Bu Leli tahu, awal suksesnya Karena modal dari Aline.
Tak banyak bertanya lagi Aline pamit kepada Bu Leli.
“Kalau begitu saya pamit saja, Bu! Maaf mengganggu waktunya. Mungkin ini hanya kesalahpahaman saya saja dengan janji yang pernah Derald ucapkan. Sekali lagi saya minta maaf.” Aline berdiri lalu menunduk hormat kepada Bu Leli.
“Loh, minumannya saja belum datang, Nak Aline!” cegah Bu Leli basa-basi padahal ia sengaja berbicara panjang kali lebar tentang hubungan Derald dan Chyntia saat ini agar membuat Aline merasa malu dan cepat keluar dari rumah itu.
“Tidak usah, Bu. Terima kasih.” Aline melangkahkan kakinya keluar dari rumah Derald.
Aline menarik nafas dalam seraya menengadahkan wajahnya ke langit sesaat, menahan sesuatu yang hendak keluar dari kedua sudut matanya.
Meskipun berusaha sekuat tenaga menhan air matanya, tanpa permisi air mata itu menetes tanpa bisa ia cegah. Di usapnya buliran air yang terus membasahi pipi. Sambil berjalan ke arah di mana motornya terparkir.
Aline menguatkan diri dan hatinya setelah mendengar pernyataan yang begitu menyakitkan untuknya. Tak ada kepastian dan penjelasan dari Derald karen sulitnya ia di hubungi.
Bingung dan tak tahu harus berkata apa kepada ayahnya nanti. Janji yang Derald berikan tak sesuai dengan perkataannya.
Janji pernikahan yang ia ucapkan di hadapan sang ayah ternyata hanya bohong semata. Semua yang Aline berikan seakan berbalas kepedihan. Aline tak mempermasalahkan uang yang sudah ia keluarkan tapi ia sangat kecewa dengan sikap Derald yang tak pernah menjelaskan kebenaran kepadanya. Selama ini ucapan manis dan janji yang Aline terima, sampai harapan dan impian itu hancur seketika.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Bunda
Titip sendal dulu thor, ..nanti marathon, nunggu wkt luang dulu😁😁
2024-06-03
0
Yura dania
Awal yang nyesek bebes😌
2022-09-17
1
Puspa Herliyah
mampir say..
2022-09-09
2