...
Setelah membaca usahakan tinggalkan jejak ya...
...🌸🌸🌸 Selamat Membaca 🌸🌸🌸...
“Biar Aku aja Beb.” Dino meraih secangkir kopi miliknya dari tangan Riri. Riri mengusap sudut bibir calon imamnya itu sedang ibu jari nya, terlihat sisa kopi di sana.
“Hahaha ... ada yang ngambek, Yang!” ejek Riri. Dia melihat ke arah Aline yang menunjukkan bibir cemberut dan wajah yang di tekuk.
“Kalian tuh, pinter banget ya, menyembunyikan hubungan kalian! Kenapa di kantor kaya biasa aja?” tanya Aline heran. Ngambeknya beralih dengan rasa penasaran yang belum terjawab.
“Kan biar surprise! bener ‘kan Yang?” Riri mengharap pembenaran dari Dino.
Dino mengangguk pelan. “Bukannya di sembunyikan, Lin. Kita sering ko berdua pada saat jam istirahat kantor. Kamu aja yang tak pernah ke kantin. Kita tuh enggak pernah nunjukin kemesraan kalau di kantor, profesional lah! lagian Aku memang enggak mau cari pacar untuk main-main. Sekalinya dapet langsung ajak nikah aja. Dan untungnya Riri mau. Makasih ya, Beb!” Dino meraih tangan Riri lalu mencium punggung tangan kekasihnya itu,
“Mmm ... sama-sama Yang, jadi makin cinta deh sama Kamu.” Ucap Riri manja, wajahnya berseri dan merona mendapatkan sikap romantis dari Doni.
Aline memutar bola mata malas. “Kamu ngomong sama aku aja lu gue. Nah itu sama Doni bisa Aku Kamu, manja banget lagi!” ucap Aline malas.
“Bedalah, Lin. Dia kan calon imam gue! Jadi harus sopan dan manja biar makin sayang terus.” Riri meraih lengan kiri Doni dan bersandar di sana. Makin bersikap manja di hadapan Aline.
“Kalian tuh bisa enggak sih, jangan manja-manjaan di depanku! hati ini masih dalam pemulihan. Tadi di dalam panas, Eh ... di sini malah makin dipanasin," ucap Aline kesal.
“Ops sorry! kita emang gini kalau udah berdua, Lin. Kayak perangko.” Riri nyengir merasa tak bersalah.
Dino membiarkan saja Riri bergelayut manja di lengannya. Karena memang itu kebiasaan Riri semenjak mereka menjadi seorang kekasih.
Aline menyesap sedikit demi sedikit vanilla latte dingin miliknya sambil mendengarkan Riri yang bercerita kepada Dino tentang kejadian yang dialaminya sore tadi.
Jadwal fitiing baju pengantin yang sudah di buat bersama pemilik butik gaun pengantin pun ia ceritakan. Dan akhir pekan ini adalah hari yang mereka jadwalkan untuk fitting baju pengantin. Bahkan potongan harga yang di berikan Bu Maria kepada Riri membuatnya senang bukan main. Setelah acara pertunjukan pameran baju pengantin selesai, Riri tak sengaja bertemu Bu Maria pemilik butik di belakang panggung. Dia sempat mengobrol sebentar pemillik butik itu.
Alangkah terkejutnya beliau, saat tahu model yang tadi tampil adalah teman dari Riri, berkat Aline butik pengantin miliknya akan semakin di kenal banyak orang. Riri pun mendapat diskon untuk sewa pakaian pengantin yang akan dipakai olehnya di acara pernikahaannya sekitar satu bulan lagi.
Riri begitu antusias bercerita kepada Dino. Apalagi saat bicara perihal kerjasama yang Aline sebagai model. Membuat obrolan mereka berdua sangat serius. Tanggapan baik yang di berikan Dino kepada Riri membuat Aline merasa iri terhadap mereka. Rasa sayang yang di tunjukkan Dino kepada Riri begitu tulus di mata Aline. Meski hubungan yang terjalin hanya sebentar tapi keseriusan Dino mengajak Riri untuk berumah tangga membuat Aline kembali teringat dengan janji Derald yang membuat kecewa dirinya dan orang tuanya.
Aline, Riri dan Dino bersama dalam satu meja. Aline sibuk sendiri dengan lamunannya, sedangkan Dino masih setia mendengarkan Riri yang belum usai bercerita kepadanya. Aline terkejut saat Riri membangunkannya dari lamunan.
“Woyy ... bengong aja sih? Lu harusnya seneng, dapet jalan biar bisa balas dendam tuh sama mantan dan selingkuhannya yang itu. Senyum dong! nanti muncul keriput loh, kalau kebanyakan cemberut.” Kilah Riri.
“Masa sih,” Aline mengerutkan dahi mendengar ucapan Riri.
“Beneran. Lu tuh harus ceria, banyak senyum tidak stress bakalan awet muda deh! Kaya gue, Lin!” Riri mengangkat alis menggoda Aline.
Aline tersenyum mendengarnya. Ternyata sifat humoris dan banyak bicara inilah yang Doni suka dari Riri. Doni yang mempunyai prinsip memilih tak ingin berpacaran terlalu lama bersambut oleh Riri. Mereka akan melangsungkan pernikahan akhir bulan depan.
Riri pun sudah mengajukan surat pengunduran diri dua minggu yang lalu. Karena persetujuan dari atasan mereka akan lama untuk menyetujuinya. Orang yang akan mengundurkan diri harus bertanggung jawab dengan pekerjaan yang akan di tinggalkan. Serta menunggu dan mengajari pekerjaan anak baru yang akan menggantikannya.
Mereka bertiga akhirnya saling tertawa bersama seraya menghabiskan kipi milik mereka barulah setelah itu berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing.
Di ujung tempat parkir mobil. terlihat dua pasang mata memperhatikan kegiatan mereka bertiga. Derald baru saja selesai dengan kegiatannya.
Undangan dari acara talk show yang di bintanginya membuat Chyntia harus menunggu sampai selesai di ruang tunggu para artis. Itu semakin membuat moodnya semakin berantakan. Dia harus kehilangan kontak kerja dengan desainer ternama dan harus membayar ganti rugi atas ketidakhadirannya saat itu.
“Sudah dong jangan cemberut terus. Nanti cantiknya hilang loh!” goda Derald kepada Chyntia yang cemberut semenjak kejadian di ruang ganti serta teguran dari managernya yang membuatnya harus kehilangan puluhan juta rupiah karena kelalaiannya.
“Kamu lihat mereka, bisa tertawa cekakak cekikik begitu, pokoknya Kamu harus lakuin sesuatu sama cewek norak itu!” bentak Chyntia seraya menunjuk ke arah Aline yang terlihat tertawa senang dengan telunjuknya kemudian membuka pintu mobil depan dan menutupnya dengan keras.
Derald menggelengkan kepala melihat kemarahan Chyntia. Lalu menoleh ke arah yang ditunjuk Chyntia tadi. Derald pun ikut terbawa emosi saat melihat Aline bisa tertawa lepas seperti itu.
Sebuah ide tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Segera di raihnya ponsel yang berada di kantung celananya. Menscrol cepat layar ponsel tersebut lalu menempelkan benda pipih itu ke telinganya setelah salah satu kontak ditemukan. Terdengar nada sambung terhubung dari ponselnya. Tak lama penggilan terhubung, Deral sedikit menjauh dari mobilnya. Chyntia yang merasa terlalu lama di luar memanggilnya.
“Sayang ... mau kemana cepetan ... ih, malah telponan," sembur Chyntia. Derald memberi kode kepada Chyntia agar terdiam sebentar saat dirinya tengah sibuk menelpon seseorang.
“Ngapain sih? bikin mood makin ancur aja!” geram Chyntia lalu merebahkan tubuhnya di sandaran kursi penumpang. Diturunkannya posisi kursi itu agar membuatnya lebih nyaman untuk rebahan.
“Terima kejutan dariku, Aline.” Derald menatap sinis ke arah Aline dan temannya. Kemudian melangkah masuk kedalam mobil. Dia melirik ke arah Chyntia yang sudah memejamkan matanya karena lelah, lalu mobil yang dikendarainya pun keluar dari gedung JCM ( Jakarta City Mall?
...***...
Waktu sudah menunjukkan jam sepuluh malam. Aline segera pamit kepada Riri dan Dino, takut kedua orang tuanya menunggu.
“Aku pulang duluan ya, Ri?” ucap Aline seraya mengambil bingkisan yang di tarunya di samping kursi yang didudukinya.
“Bareng aja, Lin!” ajak Riri.
“Terus motorku gimana? Ditinggal gitu?”
“Oh, iya. Gue lupa tadi kita ke sini pakai motor, Lu ya? lu sendiri dong?” tanya Riri. Ia merasa tak enak dengan Aline.
“Gak pa-pa ko, Aku biasa sendiri!”
“Beneran?” Riri memastikan.
Aline mengangguk lalu siap membawa barang belanjaan miliknya.
“Kita jalan bareng aja. Aline duluan kita ngikutin dari belakang,” Dino memberi ide.
“Terserah deh! Aku yang bayar minumannya dulu deh.” Aline meletakkan kembali barang belanjaannya.
Riri mengacungkan jempol mengiyakan.
“Habis dapet honor jadi model dadakan dia, Yang,” bisik Riri kepada Dino saat Aline menjauh dari mereka.
Aline kembali usai membayar tagihan atas nama Riri. Terlihat Dino dan Riri sudah bersiap pulang. Kantung belanjaan punya Riri dipegang oleh Dino sedangkan punya Aline dipegang oleh Riri.
“Lain kali traktir kita di tempat yang mahal dikit dong, Lin! Honor jadi model kan lumayan,” sindir Dino.
“Tenang aja, Aku mau syukuran deh! kalau sampai bisa mengalahkan Derald sama Chyntia.” Aline mengambil alih kantung belanjaan miliknya dari tangan Riri.
“Amin,” jawab Riri dan Dino kompak.
“Biasanya dia orang yang teraniaya cepat terkabul,” sindir Riri.
Aline melirik Riri dengan tatapan tajamnya.
“Hehe, piss.” Riri menunjukkan jari yang membentuk huruf V ke arah Aline.
.
.
.
Aline tetap pulang menggunakan motor matic andalannya sedangkan Riri pulang bersama Dino dengan mobil lalu mengikuti Aline dari belakang.
Lampu sen dari motor Aline menyala ke kiri. Dia pun berbelok dan berhenti di depan warung tenda martabak Bangka.
Dino pun menepikan mobilnya, mengikuti kemana motor Aline berhenti. Aline berjalan mendekati mobil Doni. Kaca mobil sebelah kiri terbuka oleh Doni.
“Lin ... sorry ya, Aku langsung pulang nganterin Riri dulu. Kayaknya kecapean banget?” Dino melirik ke Riri yang sudah terlelap di sebelahnya.
“Ya, terima kasih sudah menemaniku. Aku juga mau beli martabak dulu, Don. Buat orang rumah!”
Doni pun perpamitan lalu kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Riri.
Sedangkan Riri sama sekali tak terganggu saat mobil berhenti.
Aline masuk ke dalam warung tenda. Kemudian memesan tiga bungkus martabak. Berbeda rasa. Satu bungkus martabak ketan item kesukaan ayahnya dan dua bungkus martabak kacang. Karena harus mengantri untuk memesan martabak di sana.
Aline lebih memilih duduk sambil memainkan ponsel miliknya. Ia tersenyum melihat foto dirinya saat menggunakan gaun pengantin tadi.
Beberapa orang yang duduk mengantri melihat heran kearah Aline yang senyum-senyum sendiri. Salah satu dari mereka melirik penampilan Aline dengan rambut cepolan yang sudah berantakan saat melepas helm sambil sesekali membetulkan kacamata besarnya. Tatapan meremehkan kembali Aline dapatkan di sana, Tapi Aline tak memperdulikan itu. ia bersikap cuek kepada mereka.
“Kapan ya, Aku bisa memakai gaun seperti ini di acara pernikahanku nanti? Apakah ada pria yang tulus memberikan cintanya untukku,” batin Aline. Dia mendambakan pernikahan, tapi dirinya takut akan kembali gagal dan dibohongi lagi.
Tanpa disadarinya dua orang preman bertubuh besar sengaja mendekati motor Aline. Satu orang mengawasi keadaan agar tak di curigai. Dan satu orang menusuk ban motor Aline dengan paku. Setelah aksinya berhasil mereka sengaja menunggu Aline di pinggir jalan.
“Mbak berkacamata! ini pesanannya sudah selesai,” panggil Abang tukang martabak ke arah Aline.
Aline menghampiri si tukang martabak. “Oh, iya ... terima kasih.” Aline menyodorkan uang seratus ribu lalu mengambil martabak miliknya kemudian meninggalkan warung tenda tersebut.
“Mbak ... kembalian uangnya?” teriak si Abang saat Aline mengeluarkan motor dari deretan motor yang berjejer di depan warung tersebut.
“Buat Abang aja,” ucap Aline mulai merasa aneh dengan motor maticnya. Ia melirik ke bawah ban.
"Alhamdulillah ... terima kasih, Mbak!"
"Sama-sama," jawab Aline singkat.
Aline merasa motornya begitu berat. “Yah ... ko kempes sih, tadi enggak kenapa-napa?” ucap Aline panik. Terpaksa dia harus mendorong motornya ujung jalan untuk mencari bengkel.
“Permisi Bang! Maaf, di sini bengkel terdekat sebelah mana ya?” tanya Aline kepada dua orang yang duduk bersebelahan di pembatas tanaman di ujung jalan itu.
“Dari sini, lurus aja neng terus belok kiri, gak jauh dari situ kelihatan bengkelnya.” Satu dari pria itu menunjuk jalan menunju bengkel terdekat.
Aline menoleh arah yang di tunjuk oleh pria tersebut.
“Terima kasih ya, Bang!” ucap Aline sopan kepada mereka. Ia berusaha sambil mendorong pelan motornya menuju bengkel yang di tunjuk.
“Ko, makin sepi sih jalannya. Mana bengkelnya?” Aline menajamkan penglihatannya ke arah depan tetap saja meskipun memakai kacamata besar, tapi ia sedikit kesulitan saat melihat dalam kondisi pencahayaan yang kurang.
.
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa untuk beri like komen vote dan rating bintang untuk karya teteh yang ikut event ini . Bantu dukung ya .
Salam dari teteh Mayya_zha.
love you Full to kalian
.
.
.
rekomendasi karya untuk mu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Yura dania
Vote lagi untukmu kak otor, Ella belum kembali jadi untuk Aline aja lagi selama Ella masih semedi😘
Semangat berkarya kak otor, karyamu bagus. Apalagi kalau ada ngakaknya pasti tambah seru💪💪
2022-09-20
1
LENY
Derald Cynthia kalian yg jahat malah marah Aline merebut posisinya
2022-08-13
1
Momy Victory 🏆👑🌹
Doni apa Dino Thor?
btw semangat Thor bagus ceritanya 💪🏿💪🏿💪🏿
2022-05-29
1