Bab 2

Kepergian Aline dari rumahnya membuat Bu Leli merasa lega. Di belakang Aline, Bu Leli merasa bersyukur anaknya tak lagi pacaran dengan Aline.

Ia lebih setuju Derald bersama Chyntia. Beberapa kali ikut dengan Derald kerumahnya membuat Bu Leli dengan bangganya memperkenalkan Chyntia kepada teman-temannya. Bahwa calon menantunya adalah artis yang sedang banyak di gemari para ibu-ibu sekarang ini.

“Untung Derald enggak jadi sama dia. Kalau benar jadi malu banget ibu, sama teman ibu punya calon mantu enggak ada cantik dan menariknya sama sekali.” Gerutu Bu leli seraya mengintip kepergian Aline dari kaca jendelanya.

“Loh, sudah pulang Kak Aline nya. Ko cepet banget! Ini minumannya kan baru jadi, minum dulu, kek!” ucap Siska heran seraya meletakkan minuman yang akan disuguhkannya untuk Aline.

“Sengaja ibu omongin hubungan kakakmu dengan Chyntia biar cepet pulang. Lagian apa sih yang di lihat Derald ko, mau pacaran sama Aline. Sekarang Ibu bersyukur deh Derald dekat sama Chyntia.”

“Jangan begitu Bu! kasihan Kak Aline. Dia baik banget ‘kan sama kita. Ibu juga terima terus kalau ngasih sesuatu. Bahkan Ibu pernah meminta bantuan dia loh, minjem uang buat lunasin Bank Emok.” Sarah mengingatkan.

“Itu dia yang kasih ya, bukan Ibu yang minta! Ya, Ibu terima saja, namanya juga di kasih. Pamali nolak rejeki.” elaknya.

Siska menggelengkan kepala. Heran dengan sikap ibunya yang langsung berubah di belakang Aline.

“Yeh, itu sih emang maunya Ibu!” Siska meninggalkan Bu Leli dengan nampan di tangannya menuju dapur lalu tinggalkannya gelas berisi minuman itu di atas meja.

Bu Leli kembali duduk di sofa setelah melihat Aline pergi meninggalkan halaman rumahnya.

“Ini minuman kelihatannya ko seger banget ya! Ibu minum aja ya, Sis? Sayang sudah di bikin, enggak ada yang minum!” teriak Bu Leli mengarah ke dapur agar Siska bisa mendengarnya.

Tak mendengar respon dari Siska. Bu Leli segera meneguk minuman jeruk dingin yang tersaji di meja tamu. Bu leli merasa puas sudah membuat Aline patah hati dan pergi dengan cepat dari rumahnya.

***

Aline meninggalkan Rumah Derald dengan rasa kecewa di hatinya. Karena masih penasaran dengan kebenaran yang di ucapakan Bu Leli, ia melanjutkan perjalanan ke tempat syuting di mana Derald berada di sana.

Sebelumnya Derald sering mengingatkan Aline agar tak menemuinya di lokasi syuting karena di sana akan ada saja wartawan yang akan meliput semua gerak geriknya.

Padahal sebelum sibuk seperti sekarang ini, Derald sering menemuinya di tempatnya bekerja meski tak banyak yang tahu pertemuan mereka.

Dengan tekad dan rasa penasaran yang masih memenuhi pikiran Aline, Ia berusaha mencari Derald meminta penjelasan tentang semua ini. Aline sering melihat berita tentang kedekatan Gerald sebagai aktor pendatang baru dengan artis cantik yang menjadi lawan aktingnya di sinetron, tapi dia percaya Derald tidak akan mengkhianatinya.

Sekarang Aline sudah berada di lokasi syuting. Matahari sudah mulai mencondongkan dirinya ke ufuk barat, sehingga suasana di lokasi tersebut terlihat sedikit gelap. hanya beberapa lampu yang menyala sehingga memberikan sedikit pencahayaan.

Para Kru yang membantu saat syuting pun terlihat meninggalkan lokasi satu persatu. mungkin waktu syuting sudah berakhir.

Aline berjalan menyusuri gedung dan taman dengan penerangan lampu yang kurang. Ia terus berjalan menyusuri lokasi syuting itu menuju ruang istirahat yang di tunjuk oleh salah satu kru yang ada di sana. Aline menyebut dirinya saudara dari Derald sehingga kru memberitahu keberadaan Derald.

Aline masih menyusuri setiap ruangan yang di lewatinya sambil menyedot minuman Boba rasa cokelat dengan wafer rasa kacang di tangan kiri yang di beli di jalan saat menuju lokasi syuting. Masih keadaan sedih dan kecewa perasaannya akan lebih tenang jika ia meminum dan ngemil makanan manis bercampur gurih. Itulah sebabnya jerawat yang ada di wajahnya masih betah hadir menghiasi wajahnya.

Di sudut ruangan, saat berbelok mendekati ruang istirahat para artis, Aline menabrak seseorang dan membuat minuman di tangannya tumpah mengotori pakaian orang yang ditabraknya.

Byuurrr

“Aaagrhhh, Sialan! Eh, lu kalau jalan lihat jalan dong, gimana sih! Basah ‘kan baju gue, tanggung jawab enggak lu?” omel Galen tanpa memandang ke arah si penabrak dirinya. Ia sibuk mengibaskan cairan berwarna cokelat menggunakan sapu tangan yang di ambilnya di saku celananya.

Galen Alexander -- Pria berumur 28 tahun, menyukai kebebasan. Berpenampilan urakan dengan beberapa anting di telinganya. Kerap kali di sebut preman karena penampilannya. Ia Pandai menutupi jati dirinya.

Aline langsung menunduk takut, melihat penampilan Galen yang seperti preman dengan dua anting di telinga kanannya.

”Maaf, Aku enggak sengaja,” ucapnya pelan takut orang yang ada di hadapannya bertambah marah kepadanya. Aline sadar kalau dia yang salah di sini.

Galen menegakkan pandangannya setelah membersihkan cokelat dan butiran boba yang menempel di bajunya. “Lu, udah pake kacamata setebal ini, masih aja enggak lihat jalan.” Galen menunjuk kacamata yang di pakai Aline. Membuat orang yang disudutkan itu semakin menundukkan pandangannya.

“Maaf” lirih Aline semakin tertunduk.

“Eh, lu dari tadi Cuma bisa ngomong maaf doang. Kalau ngomong tuh sini lihat lawan bicara lu!” Galen menyentuh dagu Aline lalu mengangkatnya membuat kedua netra milik mereka bertemu.

Galen terpaku saat melihat Netra berwarna cokelat milik Aline dengan bulu mata lentik di balik kacamata besar yang di pakainya. Netra itu terus mengedip kearahnya. dihempaskan kasar tangan yang memegang dagu itu oleh Aline, membuat Galen tersadar sudah mengagumi keindahan mata indah itu.

“Lepasin, aku kan sudah minta maaf!” Aline sedikit menjauhkan dirinya dari hadapan Galen.

“Sini ... ikut gue!” Galen menarik tangan kiri Aline dan menariknya ke belakang gedung tersebut.

“E-eh mau kemana nih, aku lagi nyari orang. Nanti keburu pulang orangnya.” Cegah Aline.

Tanpa mendengar ocehan Aline. Galen mengajaknya ke sudut ruangan menuju toilet pria.

Sesampainya di depan toilet tersebut Galen baru melepaskan genggaman tangannya dengan Aline.

“Lu, tunggu di sini, gadis bermata empat. Awas jangan coba lari dari tanggung jawab. Gue bakalan bikin perhitungan sama lu!” ancam Galen saat hendak masuk toilet pria.

“Apaan si lu, nyebelin banget. Emang gue ngapain lu, sampai harus tanggung jawab segala? Satu lagi jangan pernah nyebut gue gadis bermata empat denger enggak lu! gue punya nama, ALINE ...,Panggil nama itu,” hardik Aline.

Emosinya langsung naik saat mendengar Galen menyebutnya gadis bermata empat. Ia menjadi teringat dengan ejekan dari teman sekolah kepadanya. Ia selalu mendapatkan panggilan gadis bermata empat saat mereka memanggil dirinya.

Galen terkejut dengan sikap Aline yang langsung berubah seketika. Gadis penakut yang di lihatnya tadi berubah ganas saat ia menyebut gadis bermata empat.

“Waw ... bisa galak juga nih cewek. Berani nyebut lu, gue” batin Galen.

“Kenapa lu bengong cepetan masuk, gue enggak bakalan kabur. Apa mau gue anter lu kedalam” berang Aline. Bicaranya masih dengan nada emosi.

“Engga usah. Gue bisa sendiri.” Galen hendak masuk ke dalam toilet pria sejenak langkahnya terhenti dan berbalik badan ke arah Aline lalu kembali berkata, awas jangan kabur lu,” tunjuk Galen pada Aline.

“Iya tenang aja” balas Aline masih emosi.

Aline berdiri menyender pada dinding. Di ujung koridor dekat toilet, Aline melihat sosok yang begitu ia kenal sedang menggandeng wanita berambut panjang dengan pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh se*sinya. Tangannya terlihat memeluk pinggang wanita itu. Postur tubuh dan suara yang tak asing baginya membuat Aline tanpa sadar berjalan mengikuti langkah mereka.

Tubuh wanita cantik dengan bodynya mirip gitar spanyol yang ia ketahui sebagai Chyntia lawan akting Derald. Alone melihat Derald mendorong dan menghimpit wanita itu ke dinding. Aline melihat tubuh kekasihnya tak berjarak dengan Chyntia, kedua bibir mereka menempel lekat, saling beradu lalu saling membelit lidah dengan gerakan saling menuntut. Tubuh Aline mematung, matanya membulat, jantungnya di paksa berhenti saat itu juga. Menyaksikan kekasihnya melakukan hal itu di depan matanya.

Aline hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangannya. Hatinya sakit, perih, ingin rasanya ia berteriak saat itu.

Perlahan ia mundur selangkah demi selangkah saat melihat satu tangan Derald menyelinap ke dalam balutan kain atas yang menempel di tubuh Chyntia. Aline makin membulatkan matanya, menggelengkan kepala melihat Derald melakukan itu kepada Chyntia.

Hal yang tidak pernah Derald lakukan pada Aline. Bahkan untuk mencium bibirnya pun tidak pernah. Hanya kecupan singkat di kepala. Pernah Aline menanyakan hal itu kepada Derald. Jawabannya kalau sayang tidak akan merusak, Itulah alasannya Derald tidak pernah mah mencium bibir Aline.

Ia terus berjalan mundur, tak melihat ada tong sampah di belakangnya membuat benda tersebut jatuh dan menimbulkan bunyi keras di koridor itu. Aktivitas kedua insan yang sedang di mabuk asmara itu terhenti.

Derald pun terkejut dengan kehadiran wanita yang menutup mulut di hadapannya. Air mata sudah menetes perlahan di pipi Aline.

“Aline ...” ucap Derald pelan, Ia meregangkan tangan yang memeluk tubuh Chyntia, lalu menjauh dan berbalik mendekati Aline, kemudian kembali berucap, “Aline, Aku bisa jelaskan ini.” Derald mencoba berbicara lalu berjalan mendekat kearah Aline.

Chyntia terlihat merapikan pakaiannya yang tersingkap karena ulah Derald lalu menatap kesal ke arah Aline karena sudah menganggunya.

Aline menggeleng lalu mengangkat tangan agar Derald berhenti melangkah.

“Cukup, Derald tak perlu kamu jelaskan semua itu. Aku sudah mengetahui semuanya dari Ibumu. Ternyata benar ya, ini bukan sekedar settingan pacaran yang kamu ucap kan kepadaku agar menaikkan popularitas semata. Tapi ini adalah kebenaran yang kamu tutupi dari Aku,” ucap Aline dengan senyum kecewa.

“Sudahlah, Sayang! Dia sudah tahu sendiri ‘kan jadi kamu tak pelu repot menjelaskan kepadanya.” Chyntia mendekati Derald dan mengapit tangannya.

“Lagian apa sih, istimewanya gadis norak ini! Tampang dan penampilannya tak menarik sama sekali. Dia cewek yang selalu nelpon kamu ‘kan? enggak tau diri ya ni cewek, udah di tolong sama Derald, jadi pacar bohongan di depan ayahnya, memanfaatkan uang kamu juga sekarang malah minta lebih." ejek Chyntia. "Kasih uang aja deh, biar dia cepet pergi dari sini, Beb! uang kan yang dia minta?” ucap Chyntia seraya menggoyangkan tangan Derald.

Ucapan Chyntia membuat Derald diam tak bersuara. Merasa takut Aline akan membongkar semuanya kebohongannya di depan Chyntia dan menghancurkan segalanya.

Aline mengepalkan tangan mendengar penuturan Chyntia, kebohongan apalagi yang di ucapkan Derald kepada Chyntia. Dengan keberanian Aline mengangkat dagu memberikan tatapan sinis kepada Derald.

“Kenapa kamu diam saja, apa Kamu takut ucapan itu terbukti hanya omong kosong atau ucapan itu untuk kamu sendiri, memanfaatkan kebaikanku demi terwujudnya keinginanmu." Aline menatap Derald dengan rasa kecewa dan marah.

"Jangan pernah membawa nama ayahku dalam kebohongan mu, Derald. Mulai sekarang aku tidak lagi mengenalmu!" ucap Aline tegas.

Aline baru sadar dengan kebodohannya selama ini, ternyata ia hanya di manfaatkan oleh Derald.

"Dan kamu, wanita cantik yang saat ini berada di atas angin, ingatlah dunia terus berputar hari ini kalian berada di atas. Suatu saat nanti kalian akan merasakan keberadaan kalian di bawah. Dan di saat itu kecantikan ku akan melebihi dirimu dan posisi kita akan bertukar. aku lebih terkenal dari kalian!" Aline menekankan perkataan terakhirnya. Ia murka dengan penghinaan dan kebohongan yang di dapat saat ini.

Derald dan Chyntia terpaku melihat keberanian Aline yang menantang mereka.

Aline berbalik arah berjalan keluar koridor dengan mengusap air mata yang masih mengalir di pipinya. Di hatinya ia berucap akan membalas semua sakit hatinya. Ia bertekad akan merubah penampilannya melebihi Chyntia.

“Heh, tuh cewek. Ngadi - ngadi aja kalau ngomong! mana bisa penampilan kaya gitu berubah melebihi penampilanku. Mimpi dia! Ayo, sayang antar aku dulu ke toilet mengganggu kemesraan kita saja,” ajak Chyntia seraya menarik tangan Derald yang masih terkejut dengan sikap Aline yang tak pernah di lihatnya.

Di balik tembok tak jauh dari mereka bertiga, ada seseorang yang memperhatikan pertikaian ketiga orang itu. Dia mendengar semua ucapan yang mereka ucapkan.

“Kasian banget tuh cewek bermata empat. E-eh, Aline. Ternyata dia di manfaatin itu orang! gue paling enggak bisa lihat orang memanfaatkan orang lemah, gue bakal bantu lu, gadis cupu," batin Galen.

Langkah Aline terhenti di ujung ruangan sepi. Tubuhnya merosot ke lantai begitu saja, di ditenggelamkannya wajah yang penuh air lelehan air mata itu diantara kedua kakinya yang di tekuk. Tak ada orang lain di tempat itu, beberapa kru sudah mulai pamit pulang. Hanya tinggal beberapa yang masih berada di sana.

Galen berdiri di samping Aline, menyandarkan tubuhnya di dinding dengan tangan yang di lipat di depan dada dan kaki yang di silang di atas satu kaki yang menahan tubuhnya.

“Omongan orang yang meremehkan penampilan lu itu, harus lu jadikan motivasi buat lu berubah. Jangan cengeng begini. Payah ... bangun! jadi cewek tuh harus kuat. Gue bantu lu kalau lu mau merubah penampilan?” hibur Derald.

bersambung.

Terpopuler

Comments

Yura dania

Yura dania

Kasian Aline. tapi aku suka dengan ceritanya baru dua bab udah nyentuh banget ke hati, aku selalu baca rekomendasi novel dari kak Sus ini novel ketiga yg cocok denganku dari sekian banyak novel yg di promkan.

2022-09-17

1

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Jangan sampai klepek klepek lu Gelen 😆😆. Gadis bermata empat biasanya cantiknya luar biasa

2022-08-30

1

Asni J Kasim

Asni J Kasim

Tajam amat itu mulut bambang 🤣

2022-08-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab. 4
5 Bab. 5
6 Bab.6 Mikrodermabrasi
7 Bab.7. Semangat Aline
8 Model pengganti
9 Desainer terkenal
10 Penampilan yang memukau dari Aline
11 Kericuhan di ruang ganti yang memanas
12 Dukungan dari Riri
13 Mana bengkelnya
14 TOLONG ...
15 Terima kasih Galen
16 Harapan baik
17 Memilih Risen dari kantor
18 Berkenalan dengan Oma Ratih
19 Ajang Penghargaan Film Indonesia
20 G. Alexander
21 Bara Indrawan dan Nyonya Mariska Rahmadi
22 Berita viral
23 Mobil yang hilang kendali
24 Senyum licik Chyntia
25 Berpisah dengan Galen
26 Bukan Ayah
27 Membekuk Chyntia
28 Akan segera bertemu
29 Mengelabui Penjaga
30 Jangan tinggalkan Aku
31 Masih belum siap bertemu dengannya
32 Kehadiran Bella Yang Diacuhkan
33 Kehamilan
34 Hinaan untuk Derald
35 Gombal Galen
36 resepsi mantan
37 Hai... Kita Bertemu Lagi!
38 Penyamaran lagi
39 Perjuangan Berat
40 Kejadian Di Masa Lalu
41 Kejadian Masa Lalu 2
42 Kejadian Masa Lalu 3
43 Pelukan Hangat
44 Si Pemilik Hati dan Pikiran
45 Bibir Candu
46 Bercerita Kepada Galen
47 Makanya Cepet Nikah
48 Bucinnya Galen
49 Penghinaan Untuk Putriku
50 Berhutang Penjelasan Kepadaku
51 Kecuriagan Tuan Wijaya
52 Pembatalan Semua Kontrak Kerja
53 Hatiku Lega Setelah Melihat Wajahmu
54 Kalung Liontin Love
55 Jemput Aline, Kesini Gar!
56 Mereka Membuntutiku
57 Satu Masalah Terselesaikan
58 Gal... Kamu Sadar!
59 Amnesia Anterograde
60 Sandra
61 Terimakasih Sudah Menolong
62 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
63 Saya Minta Maaf
64 Tak Sebanding Dengan Penderitaan
65 Saling Memaafkan
66 Kehangatan Keluarga Zaki
67 Terbongkar Semua
68 Cafe Moon
69 Semakin Penasaran
70 Gadis Ini Penakut Juga
71 Pergi Dari Kediaman Keluarga Wijaya
72 Awal Pertemuan Yang Menyesakkan Dada.
73 Memeluk Ragamu Tapi Entah Dengan Hatimu
74 Semua Tentang Dirimu
75 Benda Ini Sangat Berarti Untukku
76 Sifat Jahilnya telah Kembali
77 Perubahan Papa
78 Mengubur Dalam Perasaan Ini
79 Ikut Tersenyum Saat Melihatnya
80 Perahu Listrik
81 Perlahan Ingatan Itu Kembali
82 Anggap Saja Gladik Resik
83 Masker Bengkoang
84 Prosesi Lamaran
85 Tanggal Pernikahan
86 Akibat Jengkol Balado
87 Jahe Hangat
88 Tongkat Sakti
89 Ngambeknya Tuan Wijaya
90 Kondisi Uwa Madi
91 Menantu Seperti Dia
92 Rustic Wedding
93 Siger Sunda
94 Menyebalkan
95 Cemburu
96 Magic Art 3D Moseum
97 Pram dan Wendi
98 Kilas Balik
99 Basa Basi Lo Bisa Banget
100 Penampilan Galen
101 Malam indah di Kota Tua
102 Pacaran Sih Belom, Maenin Cewek Sering
103 Apa Galenku Kembali?
104 Meluapkan Rindu
105 Menikmati Indahnya Malam
106 Petuah Ayah Zaki
107 Satpam Dalam dan Depan
108 Umpan Godaan
109 Rindu Berat
110 Perasaan Tidak Enak
111 Seringai Licik
112 Dimana Kamu, Sayang?
113 Amarah Galen
114 Bawa Dia Hidup Atau Mati
115 Galen Tolong Aku!
116 Sayang... Bangun!
117 Berbagi Sesak
118 Kondisinya Saat Ini
119 Menyelesaikan Tanggung Jawab
120 Bertemu Tuan Wijaya
121 Diam Seribu Bahasa
122 Gagal Melindungi Aline.
123 Gunung Es Di Tengah Jurang
124 Akhirnya Dapat Juga Senyumnya
125 Aku Mau Pulang
126 Aku Sudah Ternoda, Bu!
127 Visum
128 Aline Tersenyum
129 Kita Pulang Sekarang
130 Akan Tetap Menikahi Aline
131 Kilat Amarah Galen
132 Melumpuhkan Ferdi
133 Naluri Mengalahkan Nalar
134 Aline Setuju
135 Selamat Berbahagia
136 Hati Mendadak Kempis
137 Berbagi Sakit Dan Sedih
138 Psikiater
139 Melawan Rasa Takut
140 Datang Bulan?
141 Pasta Mie
142 Anak Kami Perempuan
143 Melamar Rima
144 Banyak Jalan Menuju Roma
145 Tidur Dengan Ayah Mertua
146 OTW Honeymoon
147 Senam Jari Membuat Puas
148 Senyum Terus
149 Maafkan Aku, Aline.
150 Di Kamar dan Di Kasur
151 Sama Sama Keras Kepala
152 Makan Malam Bahagia
153 Ora Beach Resort 1
154 Ora Beach Resort 2
155 Ora Beach Resort 3
156 Sunset
157 Pagi Yang Menggelora
158 Galen Hilang
159 Snorkeling
160 Keindahan Bawah Laut
161 Island Hopping
162 Kelelahan
163 Tidak Mau kalah Denganku
164 Bagian Bawah Yang Bereaksi
165 Melepas Rindu
166 Kebahagiaan dan Kesedihan
167 Surat Tilang
168 Gagal Lagi
169 Tidur Terpisah
170 Nyonya Aline
171 Sarapan Pagi Yang Indah
172 Istri Bos
173 Tuan Pokçoy
174 Ada Yang Berbeda
175 Catatan Kecil Sandra
176 Kesuksesan Galen
177 Perubahan Sikap
178 Mood Yang Berubah
179 Rujak Sambel Kacang
180 Harus Menutupinya
181 Kecurangan Dari Kubu Tuan Pokcoy
182 Aku Tunggu Kamu Pulang, Mas!
183 Amarah
184 Kehangatan Galen
185 Emosi Galen
186 Menuju Apartement
187 Tiba Di Apartement
188 Penjelasan Kalian
189 Berakhirnya Salah Paham
190 Kembali Luluh
191 Zahera Zara
192 Pergi Dari Kediaman Baskoro
193 Dikira Suami Istri
194 Puasa Dua Bulan
195 Menjadi Penampung Makanan
196 Testpack
197 Aku Hamil, Mas
198 Hanya Pilih - Pilih
199 Akulah Pemilik Hatinya
200 Hasil USG
201 Kita Bertemu Lagi!
202 Maunya Makan Kamu
203 Perasaan Takut Dan Cemas
204 Kamu....
205 Mempermudah Jalan Lahir
206 Kontraksi
207 Welcome To The World Baby Boy
208 Attarayyan Zayn Kyrie Wijaya
209 Suami Sekaligus Daddy Siaga
210 Buka Puasa
211 Tuan Burns
212 Keberanian Sandra
213 Permintaan Seseorang
214 Keluh Kesah
215 Sandaran Baru
216 Kejadian Semalam
217 Berita Duka
218 Bendera Kuning
219 Melepas Kepergianmu
220 Meninggalkan Kenangan
221 Kembali Ke Jakarta
222 Pertemuan Pertama
223 Hamil
224 Menolak Tawaran
225 Solusi Terbaik
226 Amukan Bara
227 Berani Bertanggung Jawab
228 Halangan Lagi
229 Berusaha Meluluhkan Hati
230 Apa Dia Mencariku?
231 Aku Ingin Memeluknya
232 Rencana Licik Rara
233 Apa Bayi Itu, Anakku?
234 Dia Adalah Wanitaku
235 Tangis Bahagia
236 Ujungnya Bermain Singkat
237 Persiapan Pernikahan
238 Kurir Paket
239 Sah
240 Hanya Berpura-pura
241 Malam Indah
242 Rencana Untuk Rara
243 Keadaan Rara
244 Sesuai Ajaran Galen
245 Liciknya Seno
246 Menyalahkan Sandra
247 Bukti Kelicikan Seno
248 Berubah Lebih Baik
249 Peristirahatan Terakhir
250 Keinginan Bumil
251 Kehangatan Dan Kebersamaan Keluarga
252 Zia Almeera Indrawan
253 Triple Z
254 Aku Lebih Suka Sendiri
255 Sayangnya Tulus Sebagai Saudara
256 Semua Berakhir Bahagia
257 Promosi karya baru..........
Episodes

Updated 257 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab. 4
5
Bab. 5
6
Bab.6 Mikrodermabrasi
7
Bab.7. Semangat Aline
8
Model pengganti
9
Desainer terkenal
10
Penampilan yang memukau dari Aline
11
Kericuhan di ruang ganti yang memanas
12
Dukungan dari Riri
13
Mana bengkelnya
14
TOLONG ...
15
Terima kasih Galen
16
Harapan baik
17
Memilih Risen dari kantor
18
Berkenalan dengan Oma Ratih
19
Ajang Penghargaan Film Indonesia
20
G. Alexander
21
Bara Indrawan dan Nyonya Mariska Rahmadi
22
Berita viral
23
Mobil yang hilang kendali
24
Senyum licik Chyntia
25
Berpisah dengan Galen
26
Bukan Ayah
27
Membekuk Chyntia
28
Akan segera bertemu
29
Mengelabui Penjaga
30
Jangan tinggalkan Aku
31
Masih belum siap bertemu dengannya
32
Kehadiran Bella Yang Diacuhkan
33
Kehamilan
34
Hinaan untuk Derald
35
Gombal Galen
36
resepsi mantan
37
Hai... Kita Bertemu Lagi!
38
Penyamaran lagi
39
Perjuangan Berat
40
Kejadian Di Masa Lalu
41
Kejadian Masa Lalu 2
42
Kejadian Masa Lalu 3
43
Pelukan Hangat
44
Si Pemilik Hati dan Pikiran
45
Bibir Candu
46
Bercerita Kepada Galen
47
Makanya Cepet Nikah
48
Bucinnya Galen
49
Penghinaan Untuk Putriku
50
Berhutang Penjelasan Kepadaku
51
Kecuriagan Tuan Wijaya
52
Pembatalan Semua Kontrak Kerja
53
Hatiku Lega Setelah Melihat Wajahmu
54
Kalung Liontin Love
55
Jemput Aline, Kesini Gar!
56
Mereka Membuntutiku
57
Satu Masalah Terselesaikan
58
Gal... Kamu Sadar!
59
Amnesia Anterograde
60
Sandra
61
Terimakasih Sudah Menolong
62
Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
63
Saya Minta Maaf
64
Tak Sebanding Dengan Penderitaan
65
Saling Memaafkan
66
Kehangatan Keluarga Zaki
67
Terbongkar Semua
68
Cafe Moon
69
Semakin Penasaran
70
Gadis Ini Penakut Juga
71
Pergi Dari Kediaman Keluarga Wijaya
72
Awal Pertemuan Yang Menyesakkan Dada.
73
Memeluk Ragamu Tapi Entah Dengan Hatimu
74
Semua Tentang Dirimu
75
Benda Ini Sangat Berarti Untukku
76
Sifat Jahilnya telah Kembali
77
Perubahan Papa
78
Mengubur Dalam Perasaan Ini
79
Ikut Tersenyum Saat Melihatnya
80
Perahu Listrik
81
Perlahan Ingatan Itu Kembali
82
Anggap Saja Gladik Resik
83
Masker Bengkoang
84
Prosesi Lamaran
85
Tanggal Pernikahan
86
Akibat Jengkol Balado
87
Jahe Hangat
88
Tongkat Sakti
89
Ngambeknya Tuan Wijaya
90
Kondisi Uwa Madi
91
Menantu Seperti Dia
92
Rustic Wedding
93
Siger Sunda
94
Menyebalkan
95
Cemburu
96
Magic Art 3D Moseum
97
Pram dan Wendi
98
Kilas Balik
99
Basa Basi Lo Bisa Banget
100
Penampilan Galen
101
Malam indah di Kota Tua
102
Pacaran Sih Belom, Maenin Cewek Sering
103
Apa Galenku Kembali?
104
Meluapkan Rindu
105
Menikmati Indahnya Malam
106
Petuah Ayah Zaki
107
Satpam Dalam dan Depan
108
Umpan Godaan
109
Rindu Berat
110
Perasaan Tidak Enak
111
Seringai Licik
112
Dimana Kamu, Sayang?
113
Amarah Galen
114
Bawa Dia Hidup Atau Mati
115
Galen Tolong Aku!
116
Sayang... Bangun!
117
Berbagi Sesak
118
Kondisinya Saat Ini
119
Menyelesaikan Tanggung Jawab
120
Bertemu Tuan Wijaya
121
Diam Seribu Bahasa
122
Gagal Melindungi Aline.
123
Gunung Es Di Tengah Jurang
124
Akhirnya Dapat Juga Senyumnya
125
Aku Mau Pulang
126
Aku Sudah Ternoda, Bu!
127
Visum
128
Aline Tersenyum
129
Kita Pulang Sekarang
130
Akan Tetap Menikahi Aline
131
Kilat Amarah Galen
132
Melumpuhkan Ferdi
133
Naluri Mengalahkan Nalar
134
Aline Setuju
135
Selamat Berbahagia
136
Hati Mendadak Kempis
137
Berbagi Sakit Dan Sedih
138
Psikiater
139
Melawan Rasa Takut
140
Datang Bulan?
141
Pasta Mie
142
Anak Kami Perempuan
143
Melamar Rima
144
Banyak Jalan Menuju Roma
145
Tidur Dengan Ayah Mertua
146
OTW Honeymoon
147
Senam Jari Membuat Puas
148
Senyum Terus
149
Maafkan Aku, Aline.
150
Di Kamar dan Di Kasur
151
Sama Sama Keras Kepala
152
Makan Malam Bahagia
153
Ora Beach Resort 1
154
Ora Beach Resort 2
155
Ora Beach Resort 3
156
Sunset
157
Pagi Yang Menggelora
158
Galen Hilang
159
Snorkeling
160
Keindahan Bawah Laut
161
Island Hopping
162
Kelelahan
163
Tidak Mau kalah Denganku
164
Bagian Bawah Yang Bereaksi
165
Melepas Rindu
166
Kebahagiaan dan Kesedihan
167
Surat Tilang
168
Gagal Lagi
169
Tidur Terpisah
170
Nyonya Aline
171
Sarapan Pagi Yang Indah
172
Istri Bos
173
Tuan Pokçoy
174
Ada Yang Berbeda
175
Catatan Kecil Sandra
176
Kesuksesan Galen
177
Perubahan Sikap
178
Mood Yang Berubah
179
Rujak Sambel Kacang
180
Harus Menutupinya
181
Kecurangan Dari Kubu Tuan Pokcoy
182
Aku Tunggu Kamu Pulang, Mas!
183
Amarah
184
Kehangatan Galen
185
Emosi Galen
186
Menuju Apartement
187
Tiba Di Apartement
188
Penjelasan Kalian
189
Berakhirnya Salah Paham
190
Kembali Luluh
191
Zahera Zara
192
Pergi Dari Kediaman Baskoro
193
Dikira Suami Istri
194
Puasa Dua Bulan
195
Menjadi Penampung Makanan
196
Testpack
197
Aku Hamil, Mas
198
Hanya Pilih - Pilih
199
Akulah Pemilik Hatinya
200
Hasil USG
201
Kita Bertemu Lagi!
202
Maunya Makan Kamu
203
Perasaan Takut Dan Cemas
204
Kamu....
205
Mempermudah Jalan Lahir
206
Kontraksi
207
Welcome To The World Baby Boy
208
Attarayyan Zayn Kyrie Wijaya
209
Suami Sekaligus Daddy Siaga
210
Buka Puasa
211
Tuan Burns
212
Keberanian Sandra
213
Permintaan Seseorang
214
Keluh Kesah
215
Sandaran Baru
216
Kejadian Semalam
217
Berita Duka
218
Bendera Kuning
219
Melepas Kepergianmu
220
Meninggalkan Kenangan
221
Kembali Ke Jakarta
222
Pertemuan Pertama
223
Hamil
224
Menolak Tawaran
225
Solusi Terbaik
226
Amukan Bara
227
Berani Bertanggung Jawab
228
Halangan Lagi
229
Berusaha Meluluhkan Hati
230
Apa Dia Mencariku?
231
Aku Ingin Memeluknya
232
Rencana Licik Rara
233
Apa Bayi Itu, Anakku?
234
Dia Adalah Wanitaku
235
Tangis Bahagia
236
Ujungnya Bermain Singkat
237
Persiapan Pernikahan
238
Kurir Paket
239
Sah
240
Hanya Berpura-pura
241
Malam Indah
242
Rencana Untuk Rara
243
Keadaan Rara
244
Sesuai Ajaran Galen
245
Liciknya Seno
246
Menyalahkan Sandra
247
Bukti Kelicikan Seno
248
Berubah Lebih Baik
249
Peristirahatan Terakhir
250
Keinginan Bumil
251
Kehangatan Dan Kebersamaan Keluarga
252
Zia Almeera Indrawan
253
Triple Z
254
Aku Lebih Suka Sendiri
255
Sayangnya Tulus Sebagai Saudara
256
Semua Berakhir Bahagia
257
Promosi karya baru..........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!