Malam reuni pun tiba.
"Duh, kayaknya bakalan telat, nih!" Aline memarkirkan motor maticnya di teras rumahnya. Aline tiba di rumah jam setengah delapan malam, ia langsung bergegas masuk kamar untuk bersiap-siap. Tak lupa memesan mobil online terlebih dulu agar tak lama menunggu.
Setelah selesai mandi, dia harus bergegas memakai pakaian sesuai tema malam ini. Di tambah make up yang cocok dengan pakaian yang ia kenakan. Rambut di kuncir dua dan membawa topi bak penyihir baik tak lupa disiapkannya. Dengan tergesa Aline pamit kepada ibunya.
"Bu ... Aline pergi, ya!" teriaknya ke arah dapur. langkahnya begitu susah sampai harus memakai sepatu sambil berjalan hampir saja ia terjatuh. Mobil online yang di pesannya sudah menunggu tepat di depan rumahnya.
"Hati-hati, Nak!" sahut Ibu Winda saat menghampiri Aline di teras.
"Iya, Bu!" Aline melambaikan tangannya ke arah Ibu Winda. Kemudian masuk kedalam mobil yang sudah menunggunya.
Bu Winda menggelengkan kepalanya, merasa heran dengan tingkah anaknya yang selalu tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
"Jalan, Pak! ke alamat ini ya?" Aline menunjukan alamat yang akan ditujunya.
Mobil online itu pun melaju membelah jalanan ibu kota menuju alamat yang di tunjukan Aline.
***
Di perjalanan menuju tempat acara reuni. Aline tak sempat membuka chat grup sekolah. Ia hanya melirik notifikasi yang muncul di deretan chat saat ia menggeser layar ponsel kebawah. Chat yang bertuliskan.
"Acara akan dimulai ni!"
"Yang masih dalam perjalanan langsung bergabung aja kalau sudah sampai"
"oke"
"Sip"
"Siap"
Balasan dari beberapa orang yang terlambat mendominasi chat grup tersebut. Itu semakin membuat Aline gelisah. Apalagi diliriknya ponsel yang masih menyala itu, sudah hampir dua ratus pesan chat muncul di ponselnya. Aline tak berani membuka. Padahal banyak chat yang menunjukan Foto kostum terbaru mereka. Pemberitahuan perubahan kostum tadi siang pun tak di bacanya.
Aline sibuk melihat waktu di jam tangan kecil yang melingkar di tangan kanannya. ia mencoba menghubungi Lala.
"La, lu udah sampai di tempat acara?" tanya Aline dari sebrang telpon.
"Udah! lu di mana sih? gue cari ko enggak ada!" jawab Lala sedikit berteriak karena suara musik yang begitu keras.
"Bentar lagi gue sampe, La! tungguin gue ya?"
"Ya, cepetan! gue di meja nomer 5, jangan salah kostum lu!" Lala mengingatkan Aline. Dia tahu, Aline orang yang tak perduli dengan pemberitahuan pesan. Ia hanya takut Aline tak membaca info terbaru dari grup chat.
"Ok." Aline terdiam sebentar, mencerna perkataan Lala yang terdengar samar.
"Tadi meja nomer berapa ya?"
"Kostum?" Aline diam berpikir lalu memperhatikan kostum yang dipakainya.
"Kostum, Udah, Oke. Make up? juga Oke," gumamnya.
Pak supir hanya tersenyum melihat tingkah Aline dari kaca spion tengah yang berada di dalam mobil.
"Pak ...! penampilan saya sesuai tema Helloween 'kan?" tanya Aline kepada Pak Supir yang sibuk menyetir.
"Iya, neng! sesuai, cocok banget," jawab Pak Supir.
Anna merasa lega mendengarnya. ia takut penampilannya tak sesuai dengan tema Halloween. Ia merasa takut akan jadi bahan ejekan seperti dulu saat di sekolah. Semoga hal itu tidak akan menjadi kenyataan.
Flashback on
Penampilan Aline sejak dari sekolah di Taman kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama sampai Sekolah Menengah Atas tak pernah berubah.
Rambut yang selalu di ikat entah itu di kuncir dua, kepang atau di kuncir kuda menjadi ciri khasnya semasa sekolah. Mungkin saat usia anak sekolah TK dan SD akan terlihat lucu dengan penampilan rambut di kuncir dan di kepang. Tapi saat sekolah SMA akan terlihat seperti anak bocah dan cupu jika berpenampilan seperti itu.
Ketika masuk Sekolah Menengah Atas, Ia baru menggunakan kacamata bulat besar karena seringnya ia belajar dan membaca buku membuat matanya mengalami mata minus.
Sejak saat itulah Aline di panggil gadis bermata empat. Setiap harinya ia selalu di ejek karena penampilannya. Tak hanya di sekolah di luar sekolah pun Aline mendapat perlakuan tak baik. Meski begitu ia termasuk siswa teladan di sekolahnya. Sifat dan sikapnya juga baik tak pernah menyimpan dendam kepada orang yang sudah mengejeknya
Kepintaran dan kebaikannya itu di manfaatkan oleh Derald. Tak pernah Derald menghujat penampilannya di depan Aline. karena Aline sering membantunya mengerjakan tugas dan meminjamkan uang.
Beda di depan beda juga di belakang. Sikap Deral sangat bertolak belakang. Ia pintar memanfaatkan kebaikan Aline.
Flashback off
Sesampainya di Gedung
Getaran di ponselnya terasa, segera Aline mengangkat telpon dari Lala yang dari tadi menunggunya.
“Halo, lu udah sampai mana, sih? Gue nungguin dari tadi! Acara juga udah mulai!” omel Lala dari sebrang telpon.
“Gue di lift, bentar lagi nyampe!” jawab Aline.
“Ok, gue tunggu di meja nomer lima, jangan lupa!” Sambung Lala. Suaranya kali ini terdengar jelas oleh Aline karena musik sudah dimatikan panitia berganti dengan Pembukaan dan sambutan yang terdengar dari pengeras suara.
“Sip.” Aline berdebar saat berada di dalam lift. Ia melirik dua orang yang berada di sampingnya. Mereka saling berbisik sambil melihatnya.Alije yang merasa risih dan tak kenal dengan mereka segera melangkah keluar lift.
"Sebelah mana ruangannya?"Aline melirik kiri kanan. Poster selamat datang para Alumni membuat langkahnya mendekat ke arah poster itu.
Aline merasa aneh dengan situasi di luar gedung. Teman-temannya datang berpakaian rapi serba putih dengan gaun-gaun indah di tubuhnya dengan topeng yang menutupi wajah mereka. Sedangkan Aline berpakaian unik seperti penyihir baik bertema Halloween.
“Ah ... Mungkin mereka habis dari Acara pernikahan satu gedung juga!" Dengan percaya diri Aline masuk ke dalam ruangan yang gelap. Ruangan itu sengaja di gelapkan oleh panitia ketika acara di mulai. Dan akan di nyalakan kembali untuk surpise penampilan sesama alumni.
Aline terus memasuki ruangan gelap itu. Sangat sulit untuk berjalan. intruksi dari panitia agar tidak mengaktifkan senter yang berasa di ponsel. hanya lampu temaram dari lampu kecil yang berkedip memberi pencahayaannya di ruangan itu. Tepat saat Aline berada di tengah orang yang berada di ruangan itu. Lampu di hidupkan oleh panitia.
Ting
Cahaya lampu seketika menerangi ruangan tersebut. Semua pandangan mereka langsung tertuju kepada Aline yang berada di tengah-tengah mereka. Semua orang berpakaian warna putih dengan tambahan topeng yang menutupi wajah mereka semua.
Aline membeku ia terkejut dengan keadaan sekitarnya. Wajahnya yang tak tertutup topeng pun dengan mudahnya di kenali teman-temannya.
Suara riuh ejekan dan bisikan terdengar oleh Aline.
"Eh, itu siapa sih? enggak tau info apa dia tema di rubah tadi siang" bisik Wanita berambut pirang di depannya.
"Itukan si Aline, anak kelas AP 2 ( Administrasi perkantoran)"
"Iya ... bener dia, gadis bermata empat itu 'kan? yang suka di kuncir kuda?" ucap Wanita yang berada di samping Aline.
"Hei, cupu! masih aja lu enggak berubah meski penampilan jadi penyihir baik, tetep aja kelihatan norak" ucap Rendi. Dia adalah orang yang paling sering mengejek Aline dulu.
Semua orang menertawakannya. Hatinya sakit, sedih bercampur malu saat ini. ingin rasanya ia mengeluarkan ilmu menghilangnya seperti penyihir baik yang penampilannya ia pakai saat ini. Tapi itu hanya khayalannya saja, nyatanya Aline masih berdiri di tengah orang yang terus memindahkan dirinya.
Aline begitu terpojok. Apalagi Derald dan Chyntia melangkah kearahnya, saat mereka melihat dirinya menjadi tontonan menarik saat malam ini.
Derald dengan bangga mengajak Chyntia ke acara reuni tersebut. Semua temannya memuji kecantikan Chyntia.
“Hai ... Apa kabar?” sapa Derald basa basi seraya mengulurkan tangannya kearah Aline. seraya memberikan senyum mengejek, begitu pula Chyntia.
“Baik” Aline menjawab gugup ingin cepat menghindar dari Derald. Tangannya mengepal di depan tubuhnya. pandangannya menunduk, menahan malu.
“Penampilan mu masih sama, tak ada perubahan sama sekali! mana ucapan mu yang mengatakan akan lebih baik dari Chyntia." Derald tersenyum mengejek, Ia merangkul Chyntia kemudian mencium bibirnya singkat di hadapan banyak orang.
"Dia hanya berbicara omong kosong, sayang!" Chyntia mempererat rangkulan di pinggang Derald yang kekar itu.
"Mungkin Aku masih ada di hatinya, atau malah lebih mengidolakan ku saat ini!" Derald menggoda Aline. Aline tersenyum sinis mendengarnya.
Sikap itu membuat Aline kesal. Dia menatap Derald tajam.” Percaya diri sekali kamu! Aku malah bersyukur bisa lepas dari pria bajingan sepertimu, yang hanya memanfaatkan kebaikan orang lain demi keinginanmu. Ketenaran memang saat ini kamu dapatkan. Tapi kamu lupa cara berterima kasih kepada saya. Orang yang membantumu sampai kamu bisa setenar sekarang ini.” ucap Aline marah, matanya melotot ke arah Derald.
“Kamu itu seperti kacang lupa kulitnya” Aline menekankan kalimat terakhirnya.
"KAMU ...." Derald hendak membalas Aline, tapi di tahan oleh Chyntia.
"Sayang ... Tahan emosimu, nanti ada wartawan di sini!" bisik Chyntia
Derald tak menyangka Aline akan berani berucap seperti itu di hadapan banyak orang. Teman-temannya kembali berbisik. Merasa ada yang janggal di antara Aline dan Derald.
“Awas, kamu akan mendapatkan balasan sudah membuat ku malu, line!” geram Derald
Aline berbalik ke arah pintu yang tadi ia lewati saat masuk ke dalam ruangan. Tempat yang sudah membuatnya malu dan sakit hati.
Tatapan tajam Derald mengarah kepada sosok Aline yang menjauh dari nya. Dia dan Chyntia segera memberi klarifikasi atas ucapan Aline tadi. Derald memberikan alasan Aline adalah penggemar fanatiknya.
Aline mendengar sanggahan Derald dan Chyntia dari jauh. Air matanya yang berusaha ia tahan dari tadi tak kuasa dibendungnya. Air mata itu menetes tanpa permisi.
“Lihat saja nanti, Derald! Kalian akan menyesal sudah membuat ku sakit hati” ucap Aline dalam hati seraya mengepalkan tangannya.
"Aline ... Aline ... tunggu!" panggil Lala, Ia telat mengetahui keberadaan Aline di dalam ruangan. Lala mengejar Aline yang lari menaiki tangga darurat menuju rooftop gedung tersebut.
bersambung
Hai... guys ....
Gimana ni ceritanya Aline... Makin penasaran enggak sama kelanjutan ceritanya...
Buat yang baru mampir jangan lupa tekan ❤️Favorit,
👍like,
✍️komen sebanyak-banyaknya ya.
Terima kasih 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Mutia Kim🍑
Eh sama kek aku pakai kaca mata minus🙃
2022-10-01
0
Yura dania
Ceritanya bikin penasaran thor, semoga aku betah ya dengan ceritanya.
2022-09-17
1
Asni J Kasim
Jangan patah semangat Aline ,
2022-08-30
1