Sebarkas Harapan Diatas Penantian

Sebarkas Harapan Diatas Penantian

Persahabatan

Saat itu jam menunjukkan pukul 06.30 pagi. Terlihat seorang gadis kecil tengah duduk menikmati sarapan paginya dengan segelas susu di depannya dan sebuah piring yang berisi roti panggang. Dia adalah Jasmine Anshari, putri dari seorang polisi terkenal di kota. Beberapa saat kemudian terlihat seorang wanita keluar dari kamarnya lalu ia memeluk Jasmine sambil menyapa Jasmine dengan manja. Dia adalah Vidya Anshari, ibu kandung dari Jasmine.

Saat itu Jasmine terlihat tengah muram, karena Ayahnya masih saja belum pulang bertugas. Ia sangat merindukan Ayahnya namun setiap kali Jasmine bertanya kepada Ibunya tentang Ayahnya, Ibunya selalu meminta Jasmine untuk menunggu, menunggu, dan menunggu. Jasmine yang terus mendengar Ibunya meminta menunggu akhirnya ia kesal dan marah. Ia terlihat pergi meninggalkan Ibunya tanpa berpamitan dengan sang ibu.

Beberapa saat kemudian terlihat Jasmine sampai di sekolahan nya, namun sesampainya di sekolah ia melihat seorang laki laki turun dari sebuah mobil. Dia adalah Ijaz, teman baiknya namun saat itu Ijaz diantarkan oleh seseorang yang Jasmine tidak pernah lihat. Laki laki itu bertubuh kekar dan tinggi. Melihat Jasmine sudah berada di gerbang sekolah Ijaz langsung bergegas memperkenalkan laki laki itu kepada Jasmine. Ijaz mengatakan kalau laki laki itu adalah Ayahnya. Mendengar ucapan itu Jasmine pun tersenyum kepada Ayah Ijaz lalu ia mencium tangan Ayah Ijaz dengan baik.

"Ya sudah Pa, Ijaz sama Jasmine masuk ke sekolah dulu," ujar Ijaz untuk meminta izin kepada Ayahnya lalu ia mencium tangan Ayahnya dan mengucapkan salam. Setelah itu Ijaz dan Jasmine pergi bersama masuk ke dalam kelas.

Beberapa saat kemudian terlihat Jasmine sedang duduk di dalam kelas sendiri dengan raut muka yang sedih. Tak berselang lama Ijaz melintas di depan kelas Jasmine, melihat Jasmine sedang sedih Ijaz pun menghampiri Jasmine lalu ia duduk di kursi yang berada di samping Jasmine.

"Ada apa Jasmine? Kenapa kamu terlihat sedih?" tanya Ijaz kepada Jasmine.

"Tidak papa, aku hanya sedikit sedih. Kamu bisa di antar oleh Ayah kamu, tapi aku sama sekali tidak pernah di antar oleh Ayah ku sendiri!. Dia lebih sibuk dengan pekerjaannya dan tidak memperdulikan aku lagi," jawab Jasmine dengan sedih.

"Kamu tenang aja, aku yakin, suatu hari nanti Ayah kamu akan mengantarkan kamu ke sekolah seperti Ayah ku tadi. Sekarang kamu jangan sedih lagi, gimana kalau besok aku minta Ayah untuk menjemput kamu juga?" tawar Ijaz dengan memberikan senyuman di wajah manisnya.

"Tidak perlu, aku akan pergi dengan supir saja," jawab Jasmine lalu ia menundukkan kepalanya.

Waktu berlalu begitu cepat, matahari terasa sudah berada di atas kepala. Jasmine terlihat keluar dari kelasnya dan saat itu terlihat Ijaz sudah berada di luar kelas untuk mengajak Jasmine pulang. Mereka pun berjalan bersama sama, saat mereka sudah berada di gerbang sekolah terlihat Ayah Ijaz sudah menunggu Ijaz begitu pula supir Jasmine.

"Ayah ku sudah menunggu aku, aku duluan ya Jasmine," ucap Ijaz sambil tersenyum kecil di bibirnya.

Mendengar ucapan itu Jasmine menjawab senyuman, Ijaz pun bergegas pergi meninggalkan Jasmine untuk menghampiri Ayahnya. Saat itu Ijaz terlihat sangat bahagia di jemput oleh Ayahnya.

"Nak Jasmine, ada apa? Kenapa kamu sedih?" tanya Ayah Ijaz saat melihat Jasmine berjalan menuju ke supirnya dengan sedih.

"Tidak papa kok Om, " jawab Jasmine lalu ia tersenyum dan masuk ke dalam mobil "Om, Ijaz, aku duluan ya," ucap Jasmine lalu ia melambaikan tangannya ke arah Ijaz dan Ayahnya. Ayah Ijaz dan Ijaz pun membalas lambaian itu secara bersamaan, setelah itu Jasmine pun meminta si supir untuk melajukan mobilnya.

Keesokkan harinya, terlihat Jasmine sudah berada di sekolahan. Dia terlihat berjalan sendiri tanpa Ijaz, saat itu terlihat beberapa kakak kelasnya menghampiri dirinya untuk meminta uang kepada Jasmine. Saat itu Jasmine tidak memberikan uangnya kepada mereka. Merasa kesal dengan Jasmine, akhirnya kakak kelasnya mengancam Jasmine jika tidak memberi uang ia akan di pukul dengan gagang sapu. Melihat hal itu Jasmine pun merasa takut, akhirnya mau tak mau ia harus memberikan uangnya kepada kakak kelasnya. Melihat Jasmine yang sedang kesusahan Ijaz pun membantu Jasmine, dengan bertindak seperti seorang pahlawan. Ia menghadang dan menghadapi kakak kelasnya tanpa rasa takut sedikit pun.

"Kembalikan uangnya!" ucap Ijaz dengan nada tegas dan berani.

"Kalau aku tidak mau, kenapa? Masalah buat kamu, iya?" jawab salah satu kakak kelasnya yang meminta uang ke Jasmine.

Mendengar jawaban itu Ijaz terlihat sangat kesal dan marah, ia kemudian mendorong si kakak kelasnya hingga terjatuh ke lantai. Melihat hal itu kakak kelasnya yang lainnya berusaha menyerang Ijaz namun gagal karena salah satu guru, melintas di dekat mereka dan memisahkan mereka semua. Saat guru itu sudah dapat melerai Ijaz dengan kakak kelasnya. Guru itu terlihat membawa kedua anak yang terlibat perkelahian ke ruang kepala sekolah, begitu pula Jasmine. Sesampainya di ruangan kepala sekolah guru itu menjelaskan apa yang di lihatnya tadi.

"Jelaskan ke saya, kenapa kalian berdua ribut tadi?" tanya kepala sekolah.

"Pak, ini semua salah saya kok Pak!" jawab Jasmine dengan sedikit takut.

"Kenapa? Jelaskan ke saya!" jawab kepala sekolah itu dengan nada sedikit kesal.

Jasmine pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi, melihat hal itu kakak kelasnya menolak dan membantah apa yang di ceritakan oleh Jasmine. Ia mengatakan kalau Jasmine berbohong dan lain sebagainya, saat itu kepala sekolah itu tidak percaya dengan si kakak kelas dan lebih percaya dengan Ijaz dan Jasmine. Akhirnya si kakak kelas yang mengambil uang Jasmine pun harus mengembalikan uang Jasmine dan menerima hukuman dari kepala sekolah.

Tak berselang lama, terlihat Ijaz dan Jasmine keluar dari ruang kepala sekolah bersama sama.

"Makasih ya, karena kamu sudah mau membantu aku untuk meminta kembali uang ku dari kakak kelas!" ucap Jasmine dengan baik.

"Sama sama, bukanya sudah selayaknya seorang teman membantu temanya yang sedang kesusahan," jawab Ijaz dengan senyum di bibirnya.

Semenjak hari itu, Ijaz terlihat sangat perhatian dengan Jasmine. Kemana mana mereka terlihat selalu bersama kecuali ketika ke toilet atau pun saat pulang ke rumah. Selain itu, mereka juga sering berbagi satu dengan yang lain. Mereka sudah seperti bunga dan kumbang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hari demi hari mereka lalui bersama sama, persahabatan mereka pun semakin lama semakin erat dan kuat antara satu dengan yang lain. Ijaz dan Jasmine saling melindungi satu dengan yang lainnya. Mereka saling berbagi jawaban saat ujian dan mereka saling menyontek satu dengan yang lain. Mereka juga sering di hukum bersama.

Saat itu terlihat, Ijaz dan Jasmine tengah berdiri di depan kelas dengan tangan memegangi kedua telinga mereka. Hal itu terjadi karena saat itu Jasmine dan Ijaz ketahuan menyontek satu dengan yang lainnya saat ujian di kelas. Mereka terlihat sangat bahagia ketika mendapatkan hukum dari guru, mereka berpikir kalau tanpa ujian ia akan bebas namun hal itu tidak benar ketika waktu ujian tersisa hanya 5 menit guru yang menghukum kedua anak itu langsung menyelesaikan hukumannya dan meminta kedua anak itu mengerjakan ujiannya.

Mendengar ucapan itu Jasmine dan Ijaz langsung bergegas masuk ke dalam ruangan ujian dan mengerjakan ujian itu dengan terburu buru. Tak berselang lama, bel sekolah pun berbunyi menandakan kalau ujian sudah selesai. Satu persatu siswa mengumpulkan tugas ujiannya ke guru yang bertugas menjaga ujian.

"Aduh, gimana nih? Waktu ujian sudah selesai lagi," ucap Ijaz dengan gugup lalu ia menjawab ujiannya dengan asal. Begitu pula Jasmine, ia juga melakukan hal yang sama dengan yang di lakukan oleh Ijaz.

Beberapa detik kemudian, guru yang menghukum Ijaz dan Jasmine meminta kedua anak itu mengumpulkan hasil ujiannya. Dengan perasaan percaya diri yang tinggi Ijaz berjalan menghampiri guru yang menghukumnya. Sedangkan Jasmine, ia terlihat ragu dan takut saat ia mengumpulkan hasil ujiannya kepada guru yang bertugas saat itu. Ia terlihat sedih dengan tindakannya.

"Bu, tolong ya jangan kasih tau Ibu saya tentang kejadian ini!" pinta Jasmine dengan baik lalu ia memegangi kedua telinganya sebagai tanda minta maaf.

"Kalau kamu tidak mau Ibu kamu tahu, maka jangan kamu ulangi lagi kejadian ini. Kamu juga Ijaz," jawab guru itu lalu guru itu mengambil hasil ujian dari Jasmine dengan baik. Setelah itu guru itu pergi meninggalkan kelas dan meninggalkan Jasmine dan Ijaz.

Saat guru itu sudah pergi meninggalkan ruangan, Jasmine menghampiri Ijaz dengan kesal.

"Kenapa kamu tidak minta maaf tadi?" ucap Jasmine dengan marah.

"Kenapa harus minta maaf? Aku kan tidak salah, " jawab Ijaz dengan santai dan tidak takut kalau di laporkan oleh kepala sekolah ke orang tuannya tentang sikap Ijaz.

"Kenapa kamu bisa berpikir seperti itu? Ini adalah kesalahan kita, kalau seandainya kita tidak saling mencontek mungkin tidak akan menerima hukuman. lagi pula, apa kamu tidak takut kalau nanti tindakan kita di laporkan ke orang tua kita?" ucap Jasmine.

"Tenang saja, orang tua ku sangat menyayangi aku kok jadi kamu jangan khawatir kalau aku di laporkan ke orang tua ku!" jawab Ijaz dengan santai lalu ia pergi meninggalkan Jasmine di ruangan itu.

Mendengar ucapan itu Jasmine hanya terlihat sedih, karena Ijaz terlihat tidak peduli dengan apa pun yang terjadi di masa depannya. Ia hanya melihat ke arah Ijaz yang pergi meninggalkan dirinya. Hal yang tidak di inginkan Jasmine pun terjadi di mana guru yang bertugas di waktu itu menceritakan tindakan Jasmine dan Ijaz, hingga membuat perdebatan antara orang tua Ijaz dan Jasmine. Mereka saling menyalahkan satu dengan yang lainnya. Guru yang menceritakan semua kejadian itu pun berusaha menengahi kedua orang tua dari muridnya tersebut. Saat kedua orang tua dari kedua anak itu sudah tenang. Guru itu meminta orang tua Ijaz dan Jasmine meminta untuk berdamai karena di sini guru itu menjelaskan kalau kesalahan ini di buat oleh mereka berdua.

Beberapa saat kemudian, di rumah Jasmine di marahi habis habisan oleh orang tuanya begitu pula Ijaz. Saat itu Jasmine hanya mendengarkan Ibu dan Ayahnya yang memarahi dirinya karena ia sadar kalau dirinya yang bersalah. Sedangkan Ijaz terlihat melawan orang tuannya hingga membuat Ayahnya mengatakan akan menyekolahkan Ijaz ke Pakistan. Mendengar hal itu awalnya Ijaz diam saja dan tidak percaya dengan Ayahnya. Ia terlihat masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu kamarnya dengan membanting pintu kamar itu.

"Ini Pa, ini yang aku tidak suka kalau Ijaz di Indonesia. Dia melawan sama kita, udahlah Pa lebih baik kita bawa pergi dia ke Pakistan. Mungkin kalau kita tinggal di sana dia akan berubah!" ujar Ibu Ijaz karena kesal dengan tingkah sang anak yang keterlaluan.

Mendengar permintaan istrinya Ayah Ijaz pun mengiyakan apa yang di minta oleh istrinya. Tanpa berbicara terlebih dahulu dengan Ijaz.

Terpopuler

Comments

ArgaNov

ArgaNov

Singgah satu bab dulu ya, nanti lanjut baca. Oke☺️

2022-11-01

1

ZidniNeve IG : @irmayanti_816

ZidniNeve IG : @irmayanti_816

semangat terus

2022-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Persahabatan
2 Berbeda
3 Berpisah
4 Pertumbuhan
5 Pertemuan Ria dan orang tua Ijaz
6 Pertemuan pertama Jasmine dan Ijaz
7 Kejutan
8 Rasa
9 Bertemu
10 Perasaan Firman kepada Jasmine
11 Mengetahui
12 Pertemuan Keluarga
13 Meyakinkan
14 Kebenaran
15 Rindu
16 Mencari
17 Mengetahui Kebenaran
18 Membujuk
19 Mengetahui semuanya
20 Hanya Rasa Sakit
21 Mengungkap
22 Mengembalikan
23 Kembalinya Jasmine
24 Ijaz mulai menyadari pentingnya Jasmine di hidupnya
25 Kedatangan Ijaz
26 Undangan
27 Hari Pernikahan
28 Akhir dari segalanya
29 Seberkas Harapan Di atas Penantian 2
30 2. Pengusiran
31 3. Permohonan dan Jaga perasaan
32 4. Ayan Sakit
33 5. Flashback
34 6. Flashback 2
35 7. Flashback 3
36 8. Firman dan Jasmin
37 9. Pertemuan
38 10. Jasmin dan Ayan
39 11. Jangan pergi!
40 12. Perubahan
41 13. Akibat tidak ingin bertemu
42 14. Di rumah sakit
43 15. Di Rumah Sakit 2
44 16. Lupa dan Berpisah
45 17. Pemisah
46 18. Perubahan
47 19. Di rumah Firman
48 20. Ayan adalah Ijaz
49 21. Perpisahan
50 22. Setelah kepergian
51 23. Terungkap
52 24. Wanita tanpa nama
53 25. Pertemuan 2
54 26. Kedekatan
55 27. Kedekatan 2 dan cerita masa lalu
56 28. Hubungan
57 29. Mengetahui dan kesedihan Firman
58 30. Kesedihan
59 31. perasaan
60 32. Akan pergi
61 33. Pergi ke butik
62 34. Pesta
63 35. Celaka
64 36. Samira koma
65 37. Kebencian
66 38. Akan berakhir
67 39. Tamat
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Persahabatan
2
Berbeda
3
Berpisah
4
Pertumbuhan
5
Pertemuan Ria dan orang tua Ijaz
6
Pertemuan pertama Jasmine dan Ijaz
7
Kejutan
8
Rasa
9
Bertemu
10
Perasaan Firman kepada Jasmine
11
Mengetahui
12
Pertemuan Keluarga
13
Meyakinkan
14
Kebenaran
15
Rindu
16
Mencari
17
Mengetahui Kebenaran
18
Membujuk
19
Mengetahui semuanya
20
Hanya Rasa Sakit
21
Mengungkap
22
Mengembalikan
23
Kembalinya Jasmine
24
Ijaz mulai menyadari pentingnya Jasmine di hidupnya
25
Kedatangan Ijaz
26
Undangan
27
Hari Pernikahan
28
Akhir dari segalanya
29
Seberkas Harapan Di atas Penantian 2
30
2. Pengusiran
31
3. Permohonan dan Jaga perasaan
32
4. Ayan Sakit
33
5. Flashback
34
6. Flashback 2
35
7. Flashback 3
36
8. Firman dan Jasmin
37
9. Pertemuan
38
10. Jasmin dan Ayan
39
11. Jangan pergi!
40
12. Perubahan
41
13. Akibat tidak ingin bertemu
42
14. Di rumah sakit
43
15. Di Rumah Sakit 2
44
16. Lupa dan Berpisah
45
17. Pemisah
46
18. Perubahan
47
19. Di rumah Firman
48
20. Ayan adalah Ijaz
49
21. Perpisahan
50
22. Setelah kepergian
51
23. Terungkap
52
24. Wanita tanpa nama
53
25. Pertemuan 2
54
26. Kedekatan
55
27. Kedekatan 2 dan cerita masa lalu
56
28. Hubungan
57
29. Mengetahui dan kesedihan Firman
58
30. Kesedihan
59
31. perasaan
60
32. Akan pergi
61
33. Pergi ke butik
62
34. Pesta
63
35. Celaka
64
36. Samira koma
65
37. Kebencian
66
38. Akan berakhir
67
39. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!