Berbeda

Keesokkan harinya terlihat Ijaz keluar kamarnya dengan sangat malas, terlihat salah satu pembantu tengah berada di kamarnya untuk membereskan barang barang Ijaz, karena ia akan pergi ke Pakistan. Saat itu Ijaz tidak memperhatikan si pembantu yang membereskan barang barangnya. Ia baru menyadari ketika dirinya sudah berada di luar kamar karena ia melihat koper berdiri di depan pintu.

"Ma, Pa!. Kenapa ada banyak koper di sini? Dan kita mau pergi kemana?" tanya Ijaz dengan heran.

Saat itu Ibu Ijaz terlihat tengah sibuk merapikan barang barang tanpa menjawab pertanyaan dari Ijaz.

"Jawab Mah!. Kita mau pergi kemana?" ucap Ijaz dengan nada mulai kesal.

Mendengar ucapan itu Ibu Ijaz pun menghampiri Ijaz dan mendekati Ijaz lalu ia memegangi kedua bahu Ijaz dengan erat dan berkata dengan nada serius kepada Ijaz

"Apa kamu lupa? Apa yang di katakan oleh Ayah kamu kemarin?" jawab Ibu Ijaz.

Mendengar ucapan Ibunya, Ijaz pun kembali mengingat malam sebelumnya, di mana Ayahnya mengatakan kalau ia akan membawa Ijaz pergi ke Pakistan. Mengingat hal itu Ijaz sangat terkejut dan menolak untuk pergi ke Pakistan. Ia kemudian menjauhi Ibunya dengan kesal dan marah.

"Tidak Ma, Mama kan tahu kalau aku tidak suka tinggal di Pakistan. Lalu kenapa? Kenapa Mama membiarkan semua ini?" jawab Ijaz dengan marah dengan Ibunya.

"Ini juga demi kebaikan kamu, supaya kamu tidak terus terusan jadi anak yang nakal!."

"Tapi aku tidak suka Ma tinggal di sana. Aku sendiri, tidak punya teman di sana," jawab Ijaz dengan nada masih tinggi.

"Mama dan Papa melakukan ini demi kebaikan kamu," jawab Ibu Ijaz dengan nada masih rendah lalu ia mendekati Ijaz dan kembali memegangi lengan Ijaz. "Sayang, Papa dan Mama melakukan ini demi kebaikan kamu. Mama tidak ingin kalau kamu jadi anak yang terus nakal. Mama mohon, kamu menurut sama Mama."

Mendengar hal itu Ijaz pun luluh lalu ia mendekati Ibunya dengan sedikit sedih.

"Mama tau kalau aku tidak suka tinggal di sana, tapi kenapa? Tapi, tidak papa. Hari ini aku masih sekolahkan Ma?" tanya Ijaz dengan sedih.

"Iya, hari ini kamu masih sekolah dan hari ini adalah hari terakhir kamu sekolah di sekolahan kamu!" jawab Ibu Ijaz.

Mendengar ucapan itu Ijaz kemudian memeluk Ibunya beberapa saat lalu ia melepaskannya dan pergi ke dalam kamarnya. Saat berada di dalam kamar Ijaz terlihat mencari sesuatu, namun ia tidak bisa menemukan apa yang dia inginkan.

"Ada apa Den? Aden mencari apa?" tanya si pembantu yang berada di dalam ruangan itu.

"Bibi, apa Bibi lihat sebuah buku berwarna coklat muda di laci?" ucap Ijaz sambil membuka buka laci yang ada di kamarnya.

"Saya lihat Den, Bibi masukkan ke dalam tas sekolah Aden!" jawab si pembantu itu lalu ia membuka tas yang di maksudkan oleh si pembantu itu. Setelah membuka ternyata terlihat buku yang di maksudkan oleh Ijaz.

Hari pun terlihat sudah mulai siang, saat itu terlihat Ijaz tak sarapan dan langsung bergegas pergi bahkan ia juga tidak pamitan dengan orang tuanya karena ia terburu buru.

Beberapa saat kemudian ia terlihat sudah sampai di sekolahan, ia langsung bergegas menuju ke kelas. Sesampainya di kelas Jasmine terlihat duduk sendirian dengan raut muka sedih.

"Ada apa?" tanya Ijaz lalu ia duduk di kursi kosong di depan Jasmine.

"Kemarin Ibu ku memarahi aku karena kita saling menyontek," jawab Jasmine dengan sedih.

"Aku juga, aku juga di hukum sama Ayah," jawab Ijaz lalu ia tersenyum seakan tidak terjadi sesuatu.

Setelah itu Ijaz terlihat membuka tasnya dan mengambil buku yang berwarna coklat muda itu. Ia kemudian meletakkan buku itu di atas meja dan di depan Jasmine. Jasmine terlihat sangat heran, saat ia melihat Ijaz mengeluarkan sebuah buku dari tasnya.

"Apakah ada tugas dari guru di hari ini?" tanya Jasmine dengan terkejut.

"Tidak, aku hanya ingin memberi ini untuk kamu!" jawab Ijaz lalu ia memberikan buku itu ke Jasmine.

"Tapi untuk apa?" jawab Jasmine dengan kebingungan.

"Aku mau kamu menulis semua harapan kamu tentang aku di buku ini, tapi sebelum kamu menulis harapan kamu, aku yang akan menulisnya terlebih dahulu!."

Setelah itu Ijaz terlihat mulai memegangi sebuah pena, ia pun mulai menulis di buku itu.

"Aku berharap, hati ku selalu mencintai kamu Jasmine," ucap Ijaz bersamaan dengan menulis di buku itu. Jasmine yang mendengar ucapan itu hanya bisa diam, tanpa bisa berkata kata lagi. Setelah itu Ijaz memberikan buku itu berserta penanya kepada Jasmine. "Sekarang kamu, aku minta kamu tulis harapan kamu!."

Jasmine pun mulai mendekatkan bukunya ke arah dirinya dan ia kemudian memegangi pena itu. Ia kemudian mulai menulis harapan nya di buku itu juga.

"Aku berharap, cinta ku tidak pernah berubah untuk kamu Ijaz," ucap Jasmine sambil menulis di buka yang sama. Mendengar hal itu Ijaz pun hanya tersenyum kecil di bibinya.

"Aku minta sama kamu, tulis semua harapan kamu untuk aku di buku ini. Nanti kalau seandainya aku sudah besar aku akan ambil lagi buku harapan ini," ujar Ijaz dengan baik.

"Tapi untuk apa kamu memberikan aku semua ini?" jawab Jasmine dengan heran dan kebingungan menjadi satu.

"Tidak ada, aku hanya ingin kamu selalu mengingat aku!."

Mendengar hal itu Jasmine hanya diam tak bisa berkata kata, ia hanya bisa memandang Ijaz dengan tatapan sayup seperti memendam kepedihan yang sangat dalam.

Beberapa saat kemudian bel sekolah berbunyi, murid murid yang lain terlihat satu persatu masuk ke dalam kelas lalu di lanjutkan oleh seorang guru yang mengajar saat itu. Waktu pembelajaran berjalan normal Jasmine tak menyadari kalau Ijaz akan pergi meninggalkan dirinya. Saat itu Jasmine merasa sikap Ijaz sangat berbeda di mana dia hanya diam dan fokus mendengarkan guru mengajar.

Jam pertama pun sudah selesai, bel sekolah juga sudah berbunyi menandakan waktunya istirahat sudah tiba. Saat itu Ijaz terlihat hanya duduk di kursinya dengan memegangi pensil dan sebuah kertas di depannya. Menyadari ada yang aneh teman Jasmine yang bernama Ria menghampiri Ijaz untuk mengajak ke kantin.

"Ijaz, ayo kita ke kantin. Apa kamu tidak mau ke kantin sama kita?" tanya Ria dengan lantang kepada Ijaz.

"Tidak Ria, aku tidak ingin ke kantin. Kalian pergi saja, aku mau sendiri di sini!" jawab Ijaz.

Mendengar jawaban itu Jasmine dan Ria pun pergi namun saat Jasmine melangkah pergi ke luar kelas pandangannya selalu melihat ke arah Ijaz, hingga membuat ia hampir jatuh namun di tolong oleh Ria.

"Kamu kenapa?" tanya Ria saat melihat Jasmine hampir terjatuh.

"Tidak papa," jawab Jasmine lalu mereka berdua pergi meninggalkan Ijaz di dalam kelas.

Saat mereka berada di kantin, mereka berdua duduk dengan saling berhadapan.

"Jasmine, Kenapa sih dengan Ijaz?" tanya Ria dengan nada sedikit lantang dan keras.

"Aku juga tidak tau, aku merasa dia menyembunyikan sesuatu. Biasa nya diakan selalu aktif dan tidak sopan, tapi hari ini dia benar benar berbeda!."

"Iya, tadi aku perhatikan dia di kelas. Dia hanya diam, dan mendengarkan penjelasan dari guru, padahal biasanya diakan tidak seperti itu!" ucap Ria dengan heran lalu ia memesan makanan ke pelayan kantin itu.

"Selain itu, tadi pagi waktu kelas masih sepi dia datang menemui aku. Dia mendengar cerita ku waktu aku di hukum, dia juga menceritakan kalau dia juga menerima hukuman dari Ayah nya!."

"Terus..." jawab Ria mendengar cerita Jasmine dengan serius.

"Terus, dia minta aku menulis harapan aku dan harapan dia. Aku menulis perasaan ku ke dia, begitupun dia. Dia juga menulis perasaannya ke aku!" ucap Jasmine dengan nada baik.

"Jadi, maksudnya kalian pacaran," jawab Ria dengan semakin mendekat ke arah Jasmine.

"Tidak, dia hanya ingin aku menulis semua harapan ku untuk dia di buku itu!."

"Ya ampun, Ijaz manis banget. Saat kecil aja dia seperti itu, gimana kalau dia udah gede? Pasti dia sangat romantis," jawab Ria dengan bertindak aneh. Melihat hal itu Jasmine hanya menanggapi Ria dengan senyuman kecil di bibirnya.

Beberapa saat kemudian bel sekolah kembali berbunyi menandakan kalau jam pelajaran sudah di mulai lagi. Mendengar hal itu Jasmine dan Ria langsung bergegas pergi ke kelas dengan membawa sisa makanannya ke dalam kelas. Sesampainya di kelas Jasmine dan Ria masih melihat Ijaz duduk di bangkunya sambil memegangi sebuah pensil di tangan kanannya dan kertas di atas meja. Melihat hal itu Jasmine terlihat mendekati Ijaz untuk menanyai Ijaz kenapa dirinya sangat berbeda dari hari hari yang lainnya.

"Kamu kenapa? Kenapa kamu tadi tidak ke kantin?" tanya Jasmine dengan heran dan terlihat kebingungan dengan sikap Ijaz yang berbeda dari hari hari yang lainnya.

"Tidak papa kok, aku hanya ingin sendiri aja hari ini," jawab Ijaz lalu ia memasukkan kertas itu ke dalam tasnya. Tak berselang lama guru yang mengajar di kelas itu datang. Melihat hal itu Jasmine pun meninggalkan Ijaz karena ia takut mendapatkan hukuman lagi dari guru dan orang tuannya.

Sepanjang pelajaran Jasmine terlihat tidak fokus ke guru yang mengajar dan ia lebih fokus melihat ke arah Ijaz, karena ia merasa Ijaz benar benar berbeda dari hari hari sebelumnya.

"Kenapa kamu memandangi Ijaz seperti itu?" tanya Ria dengan berbisik di dekat telinga Jasmine.

"Aku merasa, Ijaz menyembunyikan sesuatu. Dia sangat berbeda hari ini," jawab Jasmine lalu ia kembali melihat ke arah guru yang mengajar dan berpura pura tetap fokus dengan mata pelajaran yang di ajarkan saat itu.

Waktu berlalu begitu cepat, jam sekolah pun sudah berakhir seperti biasa Ijaz di jemput

oleh Ayahnya namun saat itu Ijaz terlihat sangat sedih dan hanya berjalan dengan menundukkan kepala. Melihat hal itu Jasmine kemudian memanggil Ijaz untuk meminta Ijaz berhenti. Ijaz pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Jasmine.

"Kenapa kamu hari ini berbeda sekali?" tanya Jasmine saat ia sudah berada di dekat Ijaz.

"Besok kamu juga tahu kenapa," jawab Ijaz dengan singkat lalu ia masuk ke dalam mobil.

"Ya udah Jasmine Om duluan ya, " sahut Ayah Ijaz lalu ia masuk ke dalam mobilnya.

Mendengar ucapan dari Ijaz, Jasmine terlihat semakin penasaran dengan apa yang terjadi esok. Ia mengira kalau besok adalah hari yang sangat istimewa di hidupnya, ia tidak berpikiran kalau akan berpisah dengan Ijaz. Tak berselang lama mobil Ijaz pun melaju, terlihat Ijaz melambaikan tangannya kepada Jasmine. Melihat hal itu Jasmine pun semakin kebingungan dengan apa yang terjadi kepada Ijaz.

Episodes
1 Persahabatan
2 Berbeda
3 Berpisah
4 Pertumbuhan
5 Pertemuan Ria dan orang tua Ijaz
6 Pertemuan pertama Jasmine dan Ijaz
7 Kejutan
8 Rasa
9 Bertemu
10 Perasaan Firman kepada Jasmine
11 Mengetahui
12 Pertemuan Keluarga
13 Meyakinkan
14 Kebenaran
15 Rindu
16 Mencari
17 Mengetahui Kebenaran
18 Membujuk
19 Mengetahui semuanya
20 Hanya Rasa Sakit
21 Mengungkap
22 Mengembalikan
23 Kembalinya Jasmine
24 Ijaz mulai menyadari pentingnya Jasmine di hidupnya
25 Kedatangan Ijaz
26 Undangan
27 Hari Pernikahan
28 Akhir dari segalanya
29 Seberkas Harapan Di atas Penantian 2
30 2. Pengusiran
31 3. Permohonan dan Jaga perasaan
32 4. Ayan Sakit
33 5. Flashback
34 6. Flashback 2
35 7. Flashback 3
36 8. Firman dan Jasmin
37 9. Pertemuan
38 10. Jasmin dan Ayan
39 11. Jangan pergi!
40 12. Perubahan
41 13. Akibat tidak ingin bertemu
42 14. Di rumah sakit
43 15. Di Rumah Sakit 2
44 16. Lupa dan Berpisah
45 17. Pemisah
46 18. Perubahan
47 19. Di rumah Firman
48 20. Ayan adalah Ijaz
49 21. Perpisahan
50 22. Setelah kepergian
51 23. Terungkap
52 24. Wanita tanpa nama
53 25. Pertemuan 2
54 26. Kedekatan
55 27. Kedekatan 2 dan cerita masa lalu
56 28. Hubungan
57 29. Mengetahui dan kesedihan Firman
58 30. Kesedihan
59 31. perasaan
60 32. Akan pergi
61 33. Pergi ke butik
62 34. Pesta
63 35. Celaka
64 36. Samira koma
65 37. Kebencian
66 38. Akan berakhir
67 39. Tamat
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Persahabatan
2
Berbeda
3
Berpisah
4
Pertumbuhan
5
Pertemuan Ria dan orang tua Ijaz
6
Pertemuan pertama Jasmine dan Ijaz
7
Kejutan
8
Rasa
9
Bertemu
10
Perasaan Firman kepada Jasmine
11
Mengetahui
12
Pertemuan Keluarga
13
Meyakinkan
14
Kebenaran
15
Rindu
16
Mencari
17
Mengetahui Kebenaran
18
Membujuk
19
Mengetahui semuanya
20
Hanya Rasa Sakit
21
Mengungkap
22
Mengembalikan
23
Kembalinya Jasmine
24
Ijaz mulai menyadari pentingnya Jasmine di hidupnya
25
Kedatangan Ijaz
26
Undangan
27
Hari Pernikahan
28
Akhir dari segalanya
29
Seberkas Harapan Di atas Penantian 2
30
2. Pengusiran
31
3. Permohonan dan Jaga perasaan
32
4. Ayan Sakit
33
5. Flashback
34
6. Flashback 2
35
7. Flashback 3
36
8. Firman dan Jasmin
37
9. Pertemuan
38
10. Jasmin dan Ayan
39
11. Jangan pergi!
40
12. Perubahan
41
13. Akibat tidak ingin bertemu
42
14. Di rumah sakit
43
15. Di Rumah Sakit 2
44
16. Lupa dan Berpisah
45
17. Pemisah
46
18. Perubahan
47
19. Di rumah Firman
48
20. Ayan adalah Ijaz
49
21. Perpisahan
50
22. Setelah kepergian
51
23. Terungkap
52
24. Wanita tanpa nama
53
25. Pertemuan 2
54
26. Kedekatan
55
27. Kedekatan 2 dan cerita masa lalu
56
28. Hubungan
57
29. Mengetahui dan kesedihan Firman
58
30. Kesedihan
59
31. perasaan
60
32. Akan pergi
61
33. Pergi ke butik
62
34. Pesta
63
35. Celaka
64
36. Samira koma
65
37. Kebencian
66
38. Akan berakhir
67
39. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!