Brumm!
Mendadak cahaya menyilaukan memecah kegelapan malam. Seorang lelaki melajukan motornya dengan kecepatan tinggi membelah beberapa pria lain yang berlari dihadapannya. Atensi semua orang seketika tertuju padanya yang baru saja tiba.
Bantuan telah tiba, pikir Gerald seraya tersenyum penuh kemenangan.
Lucy menghentikan langkahnya spontan saat cahaya menyilaukan membuatnya tidak bisa fokus menembak sekelompok lelaki di sana.
"Lou, awas!" Aland mendorong tubuh Lucy cepat saat menyadari wanita itu berada dalam bahaya.
Aland menarik tangan Lucy menuju sudut lain gang.
Pria dengan motor itu gagal melindas tubuhnya. "Lari! Kejar mereka!" teriak Gerald pada anak buahnya yang lain. Bergegas mereka menyebar mencari Lucy dan Aland yang bersembunyi di gang rumit yang ada di sekeliling mereka.
Aland, menarik Lucy menuju gang yang lebih gelap. Berdiri di dekat pojokan dengan menghimpit tubuhnya di antara dinding.
Lucy termangu ketika jarak mereka begitu berdekatan satu sama lain. Tubuh mereka benar-benar rapat, satu centimeter lagi saja. Hidung mereka akan bersentuhan.
Lucy menggerakkan tubuhnya saat ia merasa tidak nyaman. Berada di dekat Aland seperti ini, benar-benar membuatnya risih.
"Berhenti bergerak atau kita akan ketahuan," bisik Aland dengan wajah cemas. Ia kembali mengalihkan fokusnya pada gang yang semula dilewatinya.
Aland berusaha mengecek keberadaan orang-orang yang berusaha menangkap mereka.
Di sebuah sudut belokan di balik bak sampah besar, Aland mendekap tubuh Lucy. Wanita beriris biru indah itu mendongak menatap wajah tampannya yang berada tepat di bawah sinar cahaya bulan purnama yang begitu terang.
Keduanya terdiam, deru napas mereka terdengar di antara keheningan malam yang kini dihiasi cahaya bulan yang bersinar.
Untuk sesaat Lucy merasa jika degup jantungnya berhenti. Dirinya shock bukan main ketika pria itu menarik tubuhnya ke sudut. Di tambah lagi jaraknya dengan Aland yang hampir bersentuhan membuat ia semakin terkejut.
Untuk sesaat, ia dapat mencium harum aroma peppermint yang keluar dari mulutnya. Napas Aland masih terengah-engah, ia merasa lelah bukan main karena sejak tadi terus berlari tanpa henti untuk bisa lolos dari orang-orang di belakang mereka.
Lucy memandangi wajah Aland yang dipenuhi dengan peluh. Lelaki itu masih sama tampannya seperti dulu, apalagi ketika bulan menyinari sosoknya.
Ternyata tidak ada yang berubah darimu. Kau masih memiliki aroma yang sama, dan wajah yang masih setampan dulu, batin Lucy menatap lebih lekat sosoknya yang rupawan.
"Kami tidak bisa menemukan mereka di manapun."
"Jangan menyerah! Terus cari mereka. Aku yakin, mereka belum jauh!" teriak Gerald.
Samar-samar Lucy dapat mendengar suara mereka berada di jarak yang cukup dekat dengan tempatnya berada.
Aland semakin merapatkan tubuhnya ke arah Lucy hingga membuatnya makin tidak bisa bergerak.
Lucy berusaha mendorong tubuh Aland agar memberikannya sedikit ruang untuk bergerak. Aland bergeming, ia tak berniat untuk melepaskan Lucy dari dekapannya.
"Sudah aku bilang jangan banyak bergerak, kalau tidak mereka bisa mengetahui keberadaan kita!" bisiknya dengan suara pelan sembari beradu tatap dengannya.
Lucy mematung seketika saat iris mata mereka saling beradu satu sama lain.
Tidak ada yang berubah darimu semenjak aku meninggalkanmu, kau masih tetap Aland yang aku kenal. Kau selalu melindungiku dari bahaya tanpa pernah peduli dengan dirimu sendiri, pikir Lucy yang terdiam.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Xyna Rvca
semangat Thor
2023-05-16
0
Alpha Arietis
#satukatabuatbabini
pake hastagnya, terus bales di sini ↴
2022-08-24
1
Elang Putih
update yang cepet!
2022-02-09
2