Amanda sibuk mengotak-atik layar hologram yang muncul pada jam di tangannya, dan segera menghubungkan pilot otomatis untuk motornya.
Tak lama menunggu, sebuah motor sport berwarna hitam, melaju dengan kecepatan tinggi dalam sistem pilot otomatis.
Amanda melangkah menaikinya.
Ada alasan tersendiri mengapa Amanda tidak menggunakan mobil yang baru saja ia tempati. Satu-satunya alasan itu adalah karena kemampuan Amanda dalam mengemudi sangat buruk, kalau diibaratkan tokoh kartun, kemampuannya seperti Spongebob Squarepants si koki goreng patty.
Entah apa alasannya, yang jelas Amanda sama sekali tak bisa mengemudi dengan benar. Bahkan sudah lebih dari dua puluh mobil kantor yang ia hancurkan hanya saat simulasi mengemudi.
Nico menjerit menahan tangis setiap kali mengingat ulah anak didiknya yang satu ini.
Namun yang lebih anehnya lagi, Amanda lebih ahli dalam menggunakan motor.
Amanda mengenakan helm, menghubungkan mobil mereka dengan sistem pilot otomatis agar dengan mudah mengikuti kemana arah geraknya.
Sejurus kemudian, Amanda melajukan motornya menuju gang yang di maksud, dengan mobil yang melaju di belakangnya.
...*...
"Mereka semakin bertambah banyak," gumam Aland yang kini berdiri saling membelakangi dengan Lucy. Kedua tangan mereka terangkat dengan senjata di keduanya. Tatapan mereka tajam seperti elang yang siap memangsa setiap makhluk di dekatnya.
Kuda-kuda terpasang kuat. Makin mereka bergerak, semakin banyak pula orang yang mengepung mereka. Ruang gerak mereka semakin sedikit.
"Kita tidak bisa tinggal diam. Kita jalankan rencana Amanda," balas Lucy.
"Baiklah."
Lucy dan Aland bergerak bersamaan, melawan beberapa orang di dekat mereka dengan tangan kosong. Setiap tendangan, tinjuan, dan pukulan mereka layangkan pada para lelaki itu.
Brukk!
Beberapa tumbang, hanya tinggal tersisa beberapa lagi. Lucy menendang salah satu lelaki di dekatnya hingga tubuhnya terhempas ke tanah.
Bugh!
Satu pukulan di terimanya dari arah lain. Lucy terdorong hingga nyaris jatuh, beruntung kedua kakinya masih bisa menopang tubuhnya.
Ia berlari menuju arah mereka, meninjunya dengan sekuat tenaga ke arah hidungnya.
Satu orang di sisi lain nyaris saja menembaknya, tapi dengan gerakan cepat. Lucy memelintir tangannya hingga pistol itu jatuh di tanah.
Klang!
Lucy menginjak pistol itu dan menendangnya tinggi hingga beralih pada tangan yang satunya.
"Argh…" lelaki itu mengerang saat rasa sakit ia rasakan pada tangannya.
"Lepaskan dia!" Lelaki lain menghampirinya. Lucy mengangkat senjata dan menodongkan moncongnya ke arah mereka.
"Berani melangkah, kalian berakhir sampai di sini," ujarnya.
Mereka seketika mengangkat pistol masing-masing dan menodongkannya ke arah Lucy.
"Cih, dasar kucing pengecut. Kalian beraninya keroyokan." Lucy tersenyum miring.
"Lepaskan dia atau kau mati." Salah satu berucap.
Lucy menatap ke arahnya.
"Lakukan saja kalau kau bisa." Ia bergerak cepat, menarik tubuh lelaki yang pergelangan tangannya ia cengkram. Melempar tubuh lelaki itu hingga menghantam beberapa temannya yang lain.
Tangan satunya tak tinggal diam. Lucy menembak beberapa orang di sisi lain hingga membuat mereka tersungkur dengan bersimbah darah di lantai.
Brukk!
Lelaki yang di genggamnya itu jatuh dengan penampilan berantakan, pun teman-temannya yang lain yang sudah lebih dulu kalah dalam pertarungan.
"Argh! Pantas saja kalian keroyokan, ternyata kalian sangat lemah," ledek Aland yang berhasil menjatuhkan seluruh musuh di sisinya.
Aland beradu tatap dengan Lucy. Mereka berlari mengikuti arahan dari Amanda.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
ShiHoMi Channel
semangat terus tho
2022-02-22
0