"Thank you, honey." Lucy berjinjit baru saja hendak mendaratkan satu kecupan pada lelaki berpiyama putih itu, tapi Felix menutupi pipinya dengan tangan hingga membuat kecupan Lucy mendarat pada telapak tangannya.
"No kissing before you clean," ujar Felix padanya. Lucy lagi-lagi hanya terkekeh menanggapi ucapan kekasihnya itu.
(Tidak ada ciuman sebelum kau bersih)
"Okay," sahutnya sambil tersenyum. Lucy beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
...*...
"I am so tired." Amanda meregangkan otot-otot tangannya begitu ia tiba di tempat dimana mereka menginap.
Ia melangkah masuk menuju pintu masuk dengan Aland yang melenggang dibelakangnya dengan tas berisi barang bukti berupa narkoba yang telah berhasil mereka rebut dari target mereka.
"Aku ingin segera mandi setelah itu beristirahat." Amanda bergumam.
Aland berjalan menghampiri pintu masuk dan melangkah mengikutinya. Mereka baru berpisah ketika tiba di koridor menuju kamar masing-masing.
Aland memasuki kamarnya. Menaruh barang bukti itu di tempat yang aman, agar tak ada yang menemukan benda itu kecuali dirinya dan rekannya yang lain.
Aland sebelumnya sudah mengurus target mereka yang juga besok akan ikut secara paksa dengan mereka pulang kembali ke London.
Aland menghampiri sofa yang terletak di dalam kamarnya. Duduk terhenyak di sofa empuk nan nyaman itu dengan posisi kepala menengadah menatap langit-langit kamarnya.
Hening. Tidak ada sedikitpun suara yang terdengar.
Malam semakin larut, dan mereka baru saja tiba. Aland harus mempersiapkan air untuk dirinya mandi setelah itu beristirahat. Tapi sebelum itu, ia ingin beristirahat sejenak guna melepas lelah yang sejak tadi menghampiri dirinya.
Kenapa Lucy merahasiakan rencananya besok? pikir Aland saat lagi-lagi pikirannya dipenuhi dengan ucapan Lucy yang mengatakan kalau ada beberapa hal yang harus wanita itu lakukan, tapi ia sama sekali tak menjelaskan kemana dia akan pergi untuk menghabiskan setengah waktunya sebelum mereka pulang kembali ke London.
...*...
Blam!
Pintu kamar mandi di tutupnya pelan. Fokus Felix seketika beralih pada gadis pirang yang menjadi kekasihnya.
Lucy berjalan menghampiri dirinya dengan berbalutkan kimono mandi dengan rambut yang tampak baru saja ia keringkan dengan hair dryer.
"Terima kasih karena sudah meminjamkan aku kamar mandinya," ujar Lucy sembari tersenyum.
"Bukan masalah. Omong-omong aku sudah menyiapkan pakaian ganti untukmu. Kebetulan aku membawa lebih dari satu piyama, aku tahu memang akan terlalu besar untukmu. Tapi, setidaknya kau tidak perlu mengenakan pakaian yang tadi. Besok, aku akan memerintahkan sekretarisku untuk membelikan baju baru untukmu."
"Ya, terima kasih." Lucy beradu tatap dengan Felix yang kini berdiri tepat dihadapannya tak lebih dari tiga puluh centimeter.
Felix menarik tubuh Lucy hingga membuat wanita itu berada tepat dalam pelukannya.
"Padahal baru seminggu lebih kita tidak bertemu, tapi aku sudah sangat merindukanmu. Sepertinya aku memang tidak bisa hidup tanpamu," bisiknya. Lucy tersipu dibuatnya.
Felix meraih tengkuknya, mendaratkan sebuah ciuman di sana.
Lucy membalas setiap aksi Felix hingga membuat lelaki itu semakin mendominasi permainannya.
Felix menarik tubuh Lucy ke atas ranjang begitu ia tak bisa menahan desir dalam dadanya. Ia kembali mencium bibirnya dengan begitu rakus, sementara tangannya mulai bergerak menyusuri setiap inchi kulit mulus nan seksi kekasihnya.
Lucy tak tinggal diam. Tangannya bergerak beriringan dengan setiap pergerakan Felix padanya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
ShiHoMi Channel
next!!!
2022-02-22
0