My Ustaz Is My Husband
Kewajiban menutup aurat itu adalah bagian dari syariat Islam. Islam memerintahkan perempuan muslimah untuk menutup aurat yang dilakukan hingga warna kulitnya tertutup. Dalil yang menunjukkan ketentuan ini adalah hadits yang diriwayatkan dari Aisyah r.a bahwasanya Asma’ binti Abu Bakar r.a telah masuk ke ruangan Nabi Saw dengan memakai pakaian tipis, lalu Rasulullah Saw berpaling seraya bersabda:
“Wahai Asma ... jika seorang perempuan telah akil baligh, tidak boleh tampak dari dirinya, kecuali ini dan ini. Beliau mengisyaratkan wajah dan kedua telapak tangan.”
(HR. Abu Dawud)
Dalam hadits ini, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wa Sallam menganggap Asma’ belum menutup aurat. Karena, saat itu Asma’ menutup auratnya dengan kain yang tipis.
Khairunnisa, gadis yang periang dan memiliki sifat keras kepala. Di paksa oleh kedua orangtuanya untuk menjadi wanita yang lebih baik di hadapan Sang Pencipta. Dia tidak pernah menggubris perintah orang tuanya. Dia tetap kukuh dengan pendiriannya untuk tidak memakai hijab atau apapun hal yang berurusan dengan agama. Hingga akhirnya yang membuat gadis ini terpukul, gara-gara ayah yang sangat dicintainya meninggal dunia karena penyakit ganas yang menggerogoti tubuh sang ayah.
Hati gadis ini pun mulai tersentuh dengan bujukan sang ibu untuk menjadi wanita yang lebih baik. Berawal dari memperbaiki inilah gadis ini bertemu dengan sosok ustadz muda yang ganteng dan banyak di kagumi oleh kaum hawa.
Pertemuan yang awalnya saling membenci mulai menghilang diantara mereka. Ada di antara mereka yang ingin mengutarakan perasaannya yaitu melalui ikatan halal atau ikatan suci dalam balutan pernikahan.
.
.
.
.
.
Matahari pagi menyinari tubuh Nisa, yang masih terlelap nyeyak dalam tidurnya.
"Nisa bangun sudah pagi, nanti kamu telat pergi ke sekolahnya," ucap ibu Nisa dengan lembutnya.
"Bentar lagi bu, Nisa masih ngantuk," sahut Nisa yang matanya masih terpejam.
"Cepatan Nisa bangunnya, kalau nggak ibu siram kamu pakai air," ancam ibu Nisa.
"Iya...iya, punya ibu galak amat sih," sahut Nisa beranjak dari tempat tidur.
"Apa kamu bilang Nisa...," sahut ibu.
"Nggak kok bu, Nisa cuman becanda. Aku mandi dulu ya bu," sahut Nisa untuk menghindari kemarahan ibunya.
Untung saja ibu tidak terlalu mendengarkan perkataan ku tadi, kalau tidak bisa di potong uang jajanku.
"Bu, Nisa berangkat sekolah dulu ya," ucap Nisa.
"Nisa ibukan sudah bilang, bahwa kamu itu harus memakai jilbab kalau kamu pergi ke luar rumah karena kamu sudah baligh dan hukumnya wajib. Kamu mau, gara-gara kamu tidak memakai jilbab ayah di masukkan ke neraka," sahut ibu.
"Aku belum siap bu, lagian Nisa nggak suka pakai jilbab karena panas dan nanti rambut Nisa malah rontok," sahut Nisa.
"Astaghfirullah Nisa, nggak boleh berkata seperti itu," sahut ibu.
"Nisa pergi ya Bu, assalamu'alaikum" sahut Nisa sambil berlari keluar dari rumahnya.
"Nisa, kamu belum salim tangan ibu," sahut ibu dari dalam rumah.
"Nggak usah Bu, nanti Nisa telat," sahut Nisa dari kejauhan.
"Astaghfirullah Nisa, kapan kamu bisa berubah menjadi wanita shalihah" ucap ibu Nisa di dalam hatinya.
"Pagi-pagi sudah ceramah, nggak bosan apa ibu itu ceramah mulu, bikin aku kesal saja hari ini" ucapku di dalam hati.
______
Di sekolah
Nisa berjalan menuju ruang kelas, tanpa sengaja aku menabrak seseorang pria berpeci.
"Woy kalau jalan itu pakai mata, jangan pakai kaki." kata Nisa pada lelaki itu.
"Seharusnya kamu yang salah, karena yang nabrak ana duluan itu kamu. Kok kamu yang marah sih, minta maaf pada saya sekarang." pinta pria itu.
"Ogah! aku tidak mau minta maaf karena aku tidak salah," ketus Nisa.
"Jadi siswa, nggak punya sopan santun sama-"
Belum juga selesai pria itu berbicara, Nisa sudah memotong saja pembicaraannya.
"Terserah gue lah," ucap Nisa sambil pergi meninggalkan pria itu.
Di dalam kelas
"Nisa." panggil Nabila ( sahabat Nisa ) sambil memeluk Nisa.
"Lepasin Nabila," ucap Nisa
"Kan aku kangen sama loh Nisa," sahut Nabila.
"Lebay lo, awas kamu lesbian sama aku," goda ku sama Nabila.
"Amit-amit deh suka sama kamu," sahut Nabila.
"Canda sih Nabil," sahut Nisa.
Bel masuk berbunyi, Nisa dan Nabila pun pergi ke tempat duduk kami.
"Nabila, sekarang jam pelajaran apa?" tanya Nisa pada Nabila.
"Pendidikan Agama Islam," sahut Nabila.
"Pelajaran yang tidak aku suka," sahut Nisa.
Bukan karena apa Nisa tidak menyukai mata pelajaran agama, karena Nisa tidak bisa membaca Al-Qur'an.
Percakapan Nisa dan Nabila terhenti karena guru mata pelajaran masuk ke dalam kelas.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh anak-anak. Perkenalkan nama bapak Muhammad Apriansyah, saya ini adalah guru agama kalian yang baru dan sekaligus sebagai wali kelas kalian," ucap pak guru.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh pak," sahut kami serempak.
"Apakah ada yang kalian ingin tanyakan tentang identitas saya?" tanya pak guru.
"Ada Pak," sahut seorang siswi.
"Silahkan bertanya saja," sahut pak guru.
"Apa nama panggilan Pak guru, dan pak guru sudah beristri atau tidak" tanya seorang siswi.
"Panggil saja Pak Rian, dan alhamdulillaah saya masih lajang," sahut pak Rian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Rusland Wuland
barunya nich mga sru critanya.
2022-07-13
0
re
Mulai
2021-11-22
0
Rafi Aida Masjhar
👍
2021-10-07
0