Nyebelin

Aku kaget bukan main ternyata guru yang masuk itu adalah pria berpeci yang aku tabrak.

"Bisa berabe nih urusannya, sudah pak Rian menjadi wali kelasku lagi. Dan pasti nanti pak Rian akan memanggilku ke ruang guru," pikirku khawatir.

Suasana di dalam kelas sangat berisik, akibat dari suara siswi-siswi yang genit sama pak Rian.

"Boleh minta nomor WA nya nggak pak,"

"Gantengnya pak Rian, bisa daftar jadi calon istri nggak,"

"Calon suami idaman itu,"

Itulah ocehan para siswi yang terdengar di telingaku dan Pak Rian hanya tersenyum menanggapinya. Padahal menurutku pak Rian biasa saja dan tidak terlalu ganteng.

Kupingku mulai terasa panas mendengar ocehan teman-teman perempuan ku yang genit sama pak Rian.

Refleks saja mulutku main ceplas-ceplos tidak bisa di kendali.

"Bisa diam nggak," ucapku dengan keras.

Spontan semua mata siswa tertuju ke tempat dudukku dan tak terkecuali pak Rian yang menatapku dengan tatapan tajam. Karena ucapan ku yang begitu keras.

"Ups, maaf" ucapku sambil menutup wajahku dengan buku karena malu.

Langsung saja semua teman-temanku menertawakan diriku karena tingkah ku yang aneh.

"Sudah jangan ribut," kata pak Rian memberhentikan keributan kami di kelas.

"Baiklah bapak akan memberikan nasihat kepada kalian sedikit tentang sopan santun. Kalian sebagai siswa harus memiliki sikap dan perilaku yang menghormati orang lain terutama di lingkungan sekolah ini. Misalnya ada guru yang sedang menjelaskan di depan kelas, kalian harus mendengarnya. Bukan malahan kalian berbicara di belakang tanpa memperhatikan penjelasan dari guru yang sedang menjelaskan, kalian sudah paham" nasihat pak Rian panjang lebar kepada muridnya.

"Sudah pak," sahut kami serempak.

"Sepertinya pak Rian menyindirku," gumamku di dalam hati.

"Sekarang bapak akan menyuruh kalian maju ke depan satu persatu, membacakan ayat suci Al-qur'an," kata pak Rian.

"Kamu duluan yang maju ke depan," ucap pak Rian sambil menunjuk ku.

"Saya pak," ucapku tidak percaya.

"Iya kamu, Khairunnisa" ucap pak Rian lagi.

Aku pun berjalan ke depan dengan ogah-ogahan.

"Bacakan bapak ayat kursi," pinta pak Rian padaku.

"Saya nggak bisa pak," sahutku dengan santai.

"Apa...kamu tidak bisa membaca ayat kursi sudah kelas 3 SMA," kata pak Rian tidak percaya.

"Saya sudah lupa," sahutku membela diri.

"Kalau surah Al-Ikhlas dan ayat-ayat Al-qur'an pendek lainnya. Kamu bisa," ucap pak Rian lagi.

"Nggak bisa juga pak dan saya hanya bisa membaca surah Al-Fatihah," sahutku dengan malu.

"Cuman surah Al-Fatihah saja yang kamu bisa, semua orang juga bisa membacanya bahkan anak TK saja bisa," kata pak Rian memarahi Nisa.

"Sekarang kamu tetap berdiri di depan, sampai jam pelajaran bapak habis," ucap pak Rian.

"Tapi pak," lirihku.

"Nggak ada tapi-tapian, berdiri di sana cepat..." ucap pak Rian.

Aku sangat malu sekali, karena pak Rian sudah mempermalukan ku di depan teman-temanku.

"Kalau bukan guru, sudah habis mukanya aku tonjok," ucapku di dalam hati sambil menatap pak Rian dengan sinis.

Sudah satu jam aku berdiri di depan. Dan Akhirnya bel istirahat berbunyi.

"Khairunnisa, kamu boleh duduk sekarang. Ingatnya kalau minggu depan kamu tidak bisa baca Al-qur'an lagi, bapak akan hukum kamu untuk berdiri di lapangan" ucap pak Rian.

Ya sudah anak-anak untuk pelajaran hari ini, bapak akhiri

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap pak Rian.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut kami serempak.

Baru saja aku sampai di tempat dudukku, pak Rian sudah memanggilku lagi.

"Ada apa lagi pak," ucapku dengan kesal.

"Ikut bapak ke ruang guru sekarang," sahut pak Rian.

"Tapi pak saya mau ke kantin, saya sangat lapar," ucapku memohon pada pak Rian.

"Bapak nggak mau tau, ayo ikut bapak" sahut pak Rian.

"Iya deh Pak," sahutku dengan kesal.

"Kamu jalan duluan, nanti kamu kabur lagi" ucap pak Rian.

"Punya guru repot amat sih," sahutku.

Aku pun mengikuti perkataan pak Rian dan jujur, aku sangat kesal sekali dengan guru ini.

"Mungkin pak Rian ingin balas dendam padaku atas kejadian tadi pagi karena aku tidak sopan santun padanya," ucapku sambil berjalan menuju ruang guru.

Pada saat berjalan ke ruang guru, tanpa sengaja kaki ku tergelincir dengan batu.

Dan tubuhku jatuh ke belakang.

"Aaaa," teriakku.

Tapi kenapa tubuhku tidak jatuh dan terasa mengambang di udara. Wajah pak Rian dan wajahku berada sangat dekat. Kedua mataku dan mata pak Rian bertemu beberapa detik.

Langsung saja pak Rian, membuang wajahnya dan melepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku.

"Astaghfirullah, maafya Khairunnisa" ucap pak Rian.

"Modus," ketusku.

"Dasar nih anak, nggak tau terimakasih. Untung saja ada bapak dibelakang yang menangkap tubuh kamu, kalau tidak tubuhmu akan jatuh ke tanah," sahut pak Rian.

"Aku tidak butuh bantuan bapak," ketus Nisa.

"Cepatan sudah jalan, bapak akan kasih kamu peringatan nanti di ruang guru," sahut pak Rian.

🍀🍀🍀

Akhirnya aku dan pak Rian sampai di ruang guru. Aku sudah mulai khawatir hukuman apa yang akan di berikan oleh pak Rian.

"Khairunnisa, mari duduk sini" kata pak Rian yang duduk di kursinya.

"Iya pak," sahutku dan duduk berhadapan dengan pak Rian.

"Bapak akan memberitahukan orang tua kamu, karena kamu sangat nakal di sekolah dan kurang sopan baik pada teman kamu dan kepada guru," kata pak Rian dengan seriusnya.

"Ya Pak ....Nisa mohon jangan beritahu orang tua saya, saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Lagi pula aku tidak sengaja menabrak bapak tadi," ucap Nisa memohon kepada pak Rian.

"Bentar bapak pikir-pikir dulu deh," ucap pak Rian sambil memikir.

"Ayolah pak, please jangannya..."ucap Nisa sambil menunjukkan mukanya yang imut.

"Baiklah bapak bisa memaafkan kesalahan kamu hari ini, tapi ingat jangan di ulangi lagi ya Khairunnisa," sahut pak Rian.

"Iya pak saya janji tidak akan mengulanginya lagi," kata Nisa sambil tersenyum bahagia.

"Jangan senang dulu, bapak akan tetap memberikan hukuman kepada kamu," sahut pak Rian.

"Hukuman apa lagi Pak," sahut Nisa dengan kesal.

"Bersihkan kamar mandi guru," sahut pak Rian.

"Apa bersihkan kamar mandi..." ucap Nisa dengan suara keras sehingga para guru menatapnya.

"Kecilkan volume suaramu Nisa," kata pak Rian.

"Maaf ya pak, tapi aku tidak mau bersihkan kamar mandi. Sudah bau, kotor, jijik aja Pak ..." sahut Nisa.

"Kalau nggak mau yang tidak apa-apa, biar bapak telpon ibumu sekarang," sahut pak Rian sambil mengambil handphonenya.

"Jangan ... jangan Pak, oke aku akan bersihkan kamar mandi daripada nanti ibu malah marah padaku," ucapku dengan kesalnya.

"Ya sudah pergi sana dan jangan lupa harus yang bersih," sahut pak Rian.

Aku pun pergi ke kamar mandi

"Pengen muntah aku disini, sudah bau dan kotor lagi. Dasar pak nyebelin itu, pengen aku makan hidup-hidup kalau bisa," ucapku di dalam hati.

"Cepatan sudah bersihkan, jangan ngomel-ngomel mulu," sahut pak Rian di luar kamar mandi.

"Kenapa bapak disini," sahutku dengan kesal.

"Awasi kamulah, bapak takut kamu kabur," sahut pak Rian sambil tertawa melihat Nisa yang pengen muntah.

"Jujur bapak itu nyebelin banget sih, nggak ada kerjain lain apa selain bikin aku kesal mulu," sahut Nisa.

"Terserah bapaklah," sahut pak Rian.

"Sudah selesai, sekarang bapak puas..." ucap Nisa keluar dari kamar mandi.

"Syukurlah kalau gitu sudah selesai, kamu bisa balik ke kelas kamu," sahut pak Rian.

Belum juga selesai pak Rian bicara, Nisa sudah main pergi aja.

"Dasar tuh anak, nggak sopan banget main pergi aja," ucap pak Rian di dalam hatinya.

______

Dikelas

"Nisa, kamu kenapa di panggil oleh pak Rian ke ruang guru," tanya Nabila.

"Gue dih hukum, suruh bersihkan kamar mandi," sahut Nisa

"Hahaha... apa loh dih hukum, kok bisa Nisa," kata Nabila menertawakan Nisa.

"Ceritanya panjang aku tidak bisa menjelaskannya, karena aku sangat lapar sekarang. Ayo ke kantin," sahutku sambil menarik tangan Nabila.

"Tapi aku baru balik dari kantin Nisa," sahut Nabila.

"Ayo... gue bayarin deh," sahut Nisa.

"Iya udah, ayo kita pergi" sahut Nabila.

"Kalau urusan di traktir baru mau kamu," sahut Nisa.

"Jelas dong," sahut Nabila penuh kemenangan.

"Nisa pak Rian itu ganteng banget ya, hidungnya itu loh mancung banget," kata Nabila memuji pak Rian saat berjalan ke kantin.

"Ganteng apanya coba, pak nyebelin itu. Sudahlah jangan omongin pak itu lagi bikin aku kesal aja kalau mengingatnya," sahutku.

"Iya Nisa," ucap Nabila.

_________

"Nisa aku pulang dulu ya," panggil Nabila dari atas motor dengan pacarnya.

"Iya pulang sana, punya pacar aja pamer," ucapku pada Nabila.

"Bilang aja kamu iri, makanya jangan jomblo mulu loh Nisa," teriak Nabila mengejekku dari atas motornya.

"Gue lempar kamu pakai batu baru tau rasa," ucapku mengancam Nabila.

"Jangan marah becanda aja Nisa," ucap Nabila lalu pergi pulang bersama pacarnya.

Sudah beberapa menit, aku menunggu angkot di depan sekolah tetapi angkot belum datang-datang juga.

"Aku jalan kaki aja deh, lagi pula jarak rumahku dengan sekolah lumayan dekat," ucapku sambil berjalan.

Pada saat aku berjalan pulang ke rumah, seperti ada seseorang yang mengikuti dari belakang dan benar saja saat aku berbalik badan ada dua pria dan mungkin preman yang membuntuti ku.

Aku langsung berlari sekuat tenaga ku, dan preman itu terus mengejar ku dengan cepatnya. Tanpa sengaja kaki tersandung dengan batu dan tubuhku jatuh ke tanah.

"Mau kemana kamu gadis cantik, hari ini kamu akan menjadi mangsa kami," ucap preman itu.

"Tolong....," teriakku dengan takut sambil menjauhi tubuhku dengan preman itu.

"Tidak akan ada yang bisa menolong kamu, karena jalan ini sepi, ayolah gadis cantik" sahut preman dan tertawa sinis padaku.

"Ibu tolong Nisa," teriakku sambil terus menghindar dari preman itu tetapi aku sudah terjebak oleh tembok perumahan sehingga aku tidak bisa berlari lagi.

"Mau kemana kamu gadis cantik, ayolah kita senang-senang hari ini," ucap preman itu lalu meraih tanganku.

"Lepasin " teriakku memberonta.

"Ibu tolong Nisa," teriakku menangis.

Namun tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang memukuli preman itu dari belakang.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Windawati

Windawati

bacanya senyum2 gimana gitu...

2021-06-01

1

Zikri's

Zikri's

Menarik aku mampr thor

2020-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!