My Soulmate Forever

My Soulmate Forever

Prolog

Saat ini, mentari pagi yang cerah seakan tersenyum kepada seorang gadis cantik yang berniat meninggalkan tempat favoritnya di saat malam, kedua matanya merasa silau hingga memaksanya mengerjap, mencoba menyesuaikan cahaya pagi yang menerobos kamarnya melalui celah angin angin jendela...

Sejenak dirinya terduduk di tepi kasurnya sambil menatap ke sembarang arah...Entah apa yang dipikirkannya hingga cairan bening mulai menetes membasahi pipinya.

"Aku sangat merindukan nya" lirih Nayla tidak bisa menghentikan pipinya dibasahi oleh cairan bening itu.

Cukup lama ia terduduk sembari meratapi langit langit kamar, hanya keheningan yang menemaninya saat ini.. Kemudian kedua kakinya melangkah menuju tirai di jendela berwarna gray berpadu putih yang masih menghalangi cahaya mentari pagi masuk ke dalam kamarnya saat ini...

Tangan kanannya dengan lesu membuka tirai cantik itu, kini kedua matanya merasa semakin silau karena tirai yang sebelumnya masih menghalangi cahaya, telah tersibak kesamping, hingga membuat tubuh bagian depannya terbalut oleh sinar mentari pagi, ia memandangi halaman luar rumahnya cukup lama..

Kemudian dirinya berjalan kearah berlawanan arah dari tempatnya beberapa saat yang lalu, jari jari tangannya menyentuh handle klasik bertujuan untuk membuka pintu balkon pribadi miliknya...

Kedua matanya menangkap pandangan yang sama, pemandangan yang tak sedikitpun berubah dari saat dirinya pertama kali tinggal di sana.. Kakinya berjalan hingga beberapa langkah kemudian ia mendaratkan tubuhnya di salah satu dari sepasang kursi cantik berserta satu mejanya yang sudah tertata rapi disana.. Hidungnya semakin perlahan kembang kempis karena menikmati udara yang terasa masih segar segarnya di pagi hari..

Dirinya mencoba rileks seraya menyapu halus sisa sisa air matanya tadi, menikmati suasana berangin di tempat duduknya saat ini dan mengedarkan pandangannya kesegala arah.. Pandangan nya menatap ke sebuah pohon rindang yang terlihat sejuk ketika angin menerjang dedaunan pohon itu, hal itu membuat matanya semakin dimanjakan...

Namun, dahinya menjadi mengerut mencoba mengamati sesuatu yang jauh dari penglihatannya, itu terlihat tidak jelas, tapi sepertinya seseorang sedang berjalan mendekat, supaya dapat terlihat oleh Nayla..

Sedikit demi sedikit wajah orang itu semakin jelas, Nayla terus mengamati pergerakannya, hingga kedua matanya terbelalak ketika orang itu sudah terlihat jelas di pandangan nya, orang itu terus menatap ke arahnya, hingga mereka berdua beradu pandang cukup lama,

"....!! " seketika Nayla mengalihkan pandangannya, reflek dirinya langsung berlari dari sana,

Jantung nya terasa berdegup tak karuan, tidak terasa kini dirinya berada tepat didepan pintu utama rumahnya, tubuhnya ingin membukakan pintu besar itu untuk memastikan apa yang dilihatnya tadi, tetapi hatinya masih ragu dan menolak untuknya,

“Non...!” Nayla dikagetkan oleh suara wanita paruh baya yang berdiri tepat dibelakangnya, Bi Lila, dia adalah asisten rumah tangga, yang sudah berkerja kepada mereka ketika Nayla masih kecil

“Mau bukain pintu ya..?” tanya bi Lila yang sendari habis membuat serapan pagi di dapur.

“Iya bi apa diluar ada orang.. ” Nayla bertanya balik sambil merapikan piamanya yang agak sedikit berantakan, itu karena saat dia berlari dari kamarnya yang berada di lantai atas, tentu saja hal itu tak sedikitpun mengurangi kecantikannya.

"Iya Non.. Tuan itu sudah datang sejak kemarin malam non.." jawab nya sambil melepaskan apron yang dipakainya. dan itu membuat Nayla seketika mengerutkan dahi mendengar jawaban nya.

".... Kemarin malam, kenapa bibi Gak bangunin Nayla.." Nayla langsung terkaget akan perkataan pembantunya itu.

"Maaf nona Kemarin malam Bibi sudah nyoba ngetuk pintu kamar nona Nayla berkali kali, tapi nona nggak bukain, jadi bibi memberitahu Tuan itu” tutur Bi lila merasa bersalah karena tidak bisa membangunkan Nayla.

"Astaga semalam aku memakai itu" Gumam nayla dan langsung menepuk kepalanya, sebenarnya dia sedang menggunakan earphone untuk mendengarkan lagu Favorite nya.

"Ehh gitu ya, maaf ya bii, Nayla kemaren tidur gara gara kecapekan sampae gak denger suara bibi" saut Nayla berbohong, kedua matanya melirik ke arah pintu.

"Iya non gak apa tapi lain kali jangan sampe kecapekan sepelrti kemarin" tegur bibi dengan halus dan Nayla pun mengiyakannya.

"Tok tok tok" terdengar suara Ketukan pintu dari arah luar dan Bibi langsung hendak membukakan pintu tapi di hentikan oleh Nayla

"Biar Nayla aja bii.." Katanya dan bibi mengangguk kan kepalanya mengiyakan perkataan majikan nya tersebut.

Saat bejalan mendekati pintu, Nayla merasakan kalau tubuhnya sedikit bergetar dan jantungnya lagi lagi berdegup tak karuan seperti sebelumnya

.

.

"Deg"

.

.

"Deg"

.

.

"Deg"

"Ceklek" Suara handle pintu yang barusan saja dipegang oleh Nayla, ia menarik perlahan pintu itu hingga terbuka.

Terlihat seorang pria berdiri tegak tepat di hadapannya, Ekspresi wajahnya yang terkejut dapat ditebak oleh siapa saja yang menatapnya, tentu saja matanya terbelalak sempurna ketika menatap seseorang yang kini sedang berdiri di hadapanya adalah seseorang yang selalu dipikirkannya saat ini.

"Rey..!!" Ucap Nayla yang masih tak bergeming dari posisinya saat ini, bibirnya terasa bergetar, sulit baginya untuk meloloskan sebuah kalimat yang selama ini dipendam nya.

"Nayla...." Suara yang sudah lama tak didengarnya itu, kini langsung mengema dalam telinganya, hal itu kemudian jadi pemicu matanya yang berkaca kaca saat ini.

"Kamu....!!" Nayla kemudian langsung menghidar dari tatapan Rey yang kini tepat berada di hadapanya, orang itu tak jauh berbeda saat SMA dulu, tatapan mata yang tajam walaupun masih tampan dan keren

Suasana yang kala itu sedang berangin, membuat rambut Nayla yang sedang terurai menjadi berhamburan menutupi wajahnya, dan tentu saja ia mencoba menyibak kembali rambutnya... Namun, tiba tiba saja tanpa meminta ijin Rey langsung mendekap tubuh Nayla yang baru bangun tidur itu.

"Aku sangat meridukan muu.." lirih Rey mengeratkan pelukanya kepada Nayla. "Aku sudah mencarimu selama ini, akhirnya aku menemukan mu.." timpal Rey, jari jari tangannya kini menyibak kan rambutnya Nayla.

"Lepaskan....!!" ketus Nayla sambil mendorong tubuh Rey agar melepaskan pelukan saat ini.

Bukanya terlepas tapi Rey malah semakin mendekap erat tubuhnya saat ini, ingin sekali Nayla terlepas dari pelukan rey, namun jauh dalam lubuk hatinya merasa nyaman saat itu. Nayla hanya diam dan membiarkan rey memeluk tubuhnya tanpa membalas pelukan itu.

Rey yang merasa cukup puas melepas rindunya dengan memeluk gadis cantik di dekapannya itu, kini beralih menggenggam salah satu tangan Nayla, “aku ingin berbicara sesuatu denganmu” Ucapnya sambil menatap sendu mata Nayla,

“Masuk lah....” Nayla berkata sambil menepiskan tatapan kosong, kemudian genggaman dan tatapan Rey itu ditepis mentah mentah olehnya.

 .

.

.

.

.

.

•Trimakasih karena telah membaca karya saya

•mohon dukunganya 

•dengan cara klik

•LIKE, KOMEN, AND FAVORIT•°~  

 

 •Gratisss kokk:v

mon maap kalau saya masih typo dalam mengarang cerita ini, bye bye

Terpopuler

Comments

Sari Istiqomah

Sari Istiqomah

Assalamualaikum semangat berkarya thor

Aku sudah like ya, mampir yuk keceritaku

Dia Untukku. Terimah Kasih

2020-09-19

1

Muhammad Ari

Muhammad Ari

bagus thor... ijin promo ya, jgn lupa baca novel dg judul "MY CLICK GIRL" ya 🙏😇

2020-08-01

1

baBykeY

baBykeY

Semangat thoor..

aku udah mampir looo😁
jangan lupa mampir jga ke karya ku
*Pergi atau bertahan*

semnagat thoorr💪💪💪

2020-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!