Lepaskan....!!" ketus Nayla sambil mendorong tubuh Rey agar melepaskan pelukan saat ini.
Bukanya terlepas tapi Rey malah semakin mendekap erat tubuhnya saat ini, ingin sekali Nayla terlepas dari pelukan rey, namun jauh dalam lubuk hatinya merasa nyaman saat itu. Nayla hanya diam dan membiarkan rey memeluk tubuhnya tanpa membalas pelukan itu.
Rey yang merasa cukup puas melepas rindunya dengan memeluk gadis cantik di dekapannya itu, kini beralih menggenggam salah satu tangan Nayla, “aku ingin berbicara sesuatu denganmu” Ucapnya sambil menatap sendu mata Nayla,
“Masuk lah....” Nayla berkata sambil menepiskan tatapan kosong, kemudian genggaman dan tatapan Rey itu ditepis mentah mentah olehnya.
Rey terdiam sejenak karena ditepis oleh Nayla, kemudian dirinya mengiyakan tawaran Nayla saat ini...
Nayla berjalan mendahului Rey beberapa meter, dipersilahkan nya Rey untuk duduk di ruang tamu terlebih dahulu, setelah itu Nayla berpamitan untuk pergi sebentar, karena dirinya ingin Menganti pakaian yang lebih sopan terlebih dahulu.
Rey pun mengiyakannya seraya memandangi punggung wanita itu dari tempatnya saat ini, kemudian dia duduk di sofa ruang tamu yang tertata rapi beserta aksesoris ruangan disana..
Sebelum itu Nayla mampir dulu ke dapur menyuruh Bi Lila membawakan minum untuk tamunya. ia berjalan lunglai hingga dalam kamarnya, kemudian ia menutup perlahan pintu kamarnya dengan rapat,
Kini tubuhnya berdiri mebelakangi pintu kamarnya dari dalam, cairan bening yang tidak terkondisikan mulai beberapa saat yang lalu, tidak henti hentinya keluar dari matanya begitu deras hingga membasahi semua pipinya.
“Aku juga sangat merindukanmu..” lirihnya mengusap pipinya menggunakan punggung telapak tangannya, seraya mengigit bibir bawahnya.
"Kenapa kamu malah mencariku. Kalau seperti ini bagaimana bisa aku melupakanmu" ia memejamkan matanya dan menangis tanpa bersuara. "kenapa kau kembali lagii aku harus bagaimana" timpalnya sambil menyeka air matanya yang mulai terhenti.
Saat tangisanya mulai mereda Nayla langsung menuju kamar mandi dia mendudukan tubuhnya di Bath up yang sudah diberi sabun cair dan mulai membersihkan tubuh... Dirinya menatap kesembarnagan arah dengat tatapan kosong..
Mungkin itu karena dirinya bertemu dengan seseorang yang selalu di pikirkan nya selama ini, namun dirinya memutuskan untuk menghindarinya dengan cara menghilang dari kehidupan Rey,
“Tenang Nayla.. tenang kamu tidak boleh menangis lagi...” lirihnya, kemudian ia mengusap kasar wajahnya dengan air, agar mata dan hidungnya tidak terlihat memerah
Tak lama kemudian, Nayla keluar dari kamar mandi, ia langsung mengenakan sweater berwarna cream yang sekira panjangnya 10 centi dari atas lutut..
Ia membiarkan rambutnya yang agak basah tergerai panjang dan langsung keluar kamar menuju ruang tamu..
Terlihat Rey sedang duduk terlihat sibuk dengan ponselnya, Nayla tidak bisa menyangkal kalau Rey itu sangat tampan dan keren, saat ini juga gaya duduknya terlihat mempesona, dirinya kemudian memperhatikan kedatangan Nayla...
Disisi lain Nayla menarik napas panjang perlahan lahan mendudukan diri di sofa yang jaraknya cukup jauh dari tempat duduk Rey.
"Ada apa kau kemari" tanpa basa basi Nayla langsung melontarkan pertanyaan tersebut kepada Rey, walaupun hatinya sangat sesak, tapi ia tetap mengatakannya dan menyembunyikan rasa sesak itu, untuk dirinya sendiri.
Tak ada sedikitpun kata kata yang terucap dari bibir Rey, dia tak bergeming menatap Nayla hingga membuat Nayla merasa perkataannya di acuhkan. Dirinya terpana akan kecantikan Nayla saat ini, tanpa make up wajahnya terlihat sangat cantik
.
.
Sunyi..
.
.
.
Sunyi.....
.
.
.
“Baik, kalau tidak ada yang ingin kau bicarakan silahkan pergi..” Nayla beranjak berdiri hendak meninggalkan ruangan tersebut tetapi langkahnya terhenti saat terucap sebuah kata kata dari laki laki itu
“Menikahlah dengan kuu..” perkataan Rey itu langsung tersentak di dalam telinganya dan membuat matanya membulat sempurna dia memalingkan tubuhnya ke arah suara itu.
"Kalau kau ingin bercanda silahkan cari tempat lain aku tidak punya waktu untuk meladenimu" tegas nayla langsung melangkah pergi menaiki anak tangga yang berada di rumahnya itu dan lagi lagi langkah kakinya terhenti saat mendengar jawaban dari laki laki itu.
"Aku tidak bercanda" Jawab Rey
Nayla dia langsung membalikan tubuhnya dan mendudukan kembali tubuhnya di sofa itu dan tidak mau menatap kedua mata lelaki itu
"Pulanglah" Pinta Nayla dan langsung metap sembarangan arah dan meminum minuman yang telah di suguhkan oleh Bi Lila.
"Aku mencintaimu" Ungkap Rey menatap kedua mata Nayla dengan dalam
"Aku akan menunggu jawaban muu" Lelaki itu tetap menatap wajah perempuan yang duduk di hadapnya itu.
Mendengar perkataan leleki itu membuat mata Nayla berkaca kaca dan dengan keras menahan air mata yang ingin terjatuh
"Pulanglah aku tidak punya jawaban apa apa" langsung pergi meninggalkan Lelaki itu sediri di ruangan itu.
Saat melangkahkan kakinya Nayla merasa begitu berat dan membuat air matanya mengalir begitu saja membasahi pipinya.
Sampai di kamar dia merebahkan tubuhnya di kasur yang begitu empuk dan membuatnya merasa nyaman.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
•~•° Bersambung°•~
• >Terimakasih Telah membacaa<
•"Moho dukungannya dengan cara klik"
•~°•*Like and Favorit•°*~
•Gratis kok
moon maap kalau saya masih typo dalam mengarang cerita ini, bye bye
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments